Benda itu seharusnya adalah alat penyadap yang baru saja dirusak. Tadi Yuna diam-diam memperhatikan, dan benar bahwa segala perangkat seperti penyadap yang ada di dalam kamar ini semuanya sudah dirusak, bahkan lampu kamera CCTV juga sudah tidak menyala lagi. Ricky tidak berbohong, tetapi apa alasan dia berbuat begini?“Yang bisa kusampaikan, sudah kusampaikan semuanya. Aku nggak ngerti apa lagi yang mau kamu dengar dariku?” tanya Yuna sambil mengangkat gelasnya, tetapi karena sudah tidak terlalu panas, Yuna sedikit membungkuk ke depan untuk merasakan panasnya. Melihat hal itu, Shane segera datang menambahkan air panas untuknya.“Terima kasih,” sahut Yuna, lalu dia meminumnya sampai setengah gelas untuk melegakan tenggorokannya.Ricky dari tadi tidak bersuara dan hanya mengamati setiap tindakan mereka dengan tenang, hingga akhirnya Yuna selesai minum, barulah dia berbicara, “Dengan hubungan kalian berdua yang sedekat ini, aku nggak percaya kalau kalian berdua nggak merencanakan sesuatu
“Aku nggak terlibat langsung dengan penelitian atau eksperimen kalian, tapi aku tahu obat ini sudah berjalan untuk waktu yang sangat lama,” tutur Ricky lugas. “Aku nggak peduli kamu berhasil atau nggak, atau kamu sengaja cari alasan untuk mengulur waktu, tapi aku nggak punya kesabaran untuk itu. Besok aku mau hasil akhir dari penelitian obat ini,” kata Ricky dengan tatapan matanya yang dingin, dan sebelum Yuna menjawab, dia sudah melanjutkan, “Nggak usah cari-cari alasan, selesai atau nggak, aku nggak peduli, pokoknya aku mau tahu hasilnya besok.”“Jadi yang kamu mau itu cuma hasil dari eksperimennya, tapi mau cari alasan yang masuk akal untuk membunuhku, begitu? Mana mungkin keburu besok.”“Aku nggak butuh alasan apa pun untuk membunuhmu. Kalau memang aku mau, aku bisa membunuh kamu kapan saja. Kamu harus tahu yang aku minta itu obatnya, barangnya! Eksperimen ini sudah terlalu lama diundur-undur, dan aku rasa sudah waktunya diselesaikan.” pokoknya besok aku mau sudah ada hasilnya, soa
“Aku punya solusinya,” tutur Shane. “Waktu baru pindah ke sini, banyak banget yang aku kerjakan, jadi aku lumayan familier dengan jalan dan sistem pengawasan di sini. Ada satu jalan yang ….”“Sebenarnya kita nggak perlu repot-repot,” ujar Yuna menyela, seolah dia menyadari sesuatu.“Apa maksudnya?”Dengan dagunya Yuna menunjuk ke arah kamera CCTV yang sudah tidak berfungsi, lalu melepas perangkat pengacau sinyalnya dan berkata, “Apa kamu nggak pernah berpikir, apa yang Ricky lakukan di depan kita barusan bisa saja memberi tahu bahwa setiap tindakan kita berada dalam pengawasan dia. Sebenarnya semua perangkat ini nggak ada gunanya. Dan juga, maksud ucapan dia apa mungkin mengindikasikan bahwa mereka sudah mengabaikan orang yang mereka sebut sebagai ‘Bos’ itu?”“Mengabaikan?”Sedari dulu Shane bekerja di organisasi ini, setiap komunikasi selalu dia lakukan dengan pria pendek dan buruk rupa itu. Memang betul bahwa di belakang organisasi ini masih ada sekelompok orang misterius yang sangat
Yuna tidak sedang bertaruh ataupun membuat situasi makin parah, karena sebenarnya eksperimennya sudah selesai, hanya saja dia tidak memberi tahu itu kepada siapa pun.Tepat dua hari yang lalu, dari batch eksperimen baru-baru ini, dia telah berhasil membuat benda yang selama ini dia cari. Namun itu masih belum stabil karena baru saja tercipta, apalagi dia tidak ingin benar-benar memberikannya kepada organisasi ini, makanya dia tidak mengatakannya kepada siapa pun, termasuk Shane.Tingkah laku Ricky hari ini membuat Yuna bertanya-tanya. Sikap dan perintahnya itu seolah mengatakan kalau dia pun sudah tahu bahwa eksperimennya telah berhasil. Pertanyaannya, dia tahu dari mana? Atau dia sebenarnya tidak tahu, tetapi hanya ultimatum saja?Menghadapi tatapan curiga dari Shane, Yuna tersenyum membalasnya, “Aku cuma bilang hari ini aku bakal fokus penuh ke eksperimen ini. Kebetulan masih ada satu batch terakhir yang bakal keluar hasilnya besok. Begitu besok tiba, mau berhasil atau nggak, kasih s
Yuna mengangguk sebagai bentuk persetujuan terhadap pernyataan yang Shane buat. Awalnya Shane tidak begitu mengerti, tetapi setelah mengetahuinya, dia jadi bisa lebih memahami hubungan sebab akibat yang terjadi dalam keseluruhan kejadian ini.“Sekarang aku punya satu solusi,” kata Shane dengan serius.”“Apa itu?”“Menurut kamu, apa perasaan dia kalau tahu ternyata dia cuma dijadikan pion?”Shane berkata dengan suara lirih, tetapi mulutnya seperti menunjukkan senyum culas yang sangat samar, membuat dia terlihat lebih cerdik daripada biasanya. Namun harus diakui, ide Shane itu kebetulan sekali sama seperti apa yang Yuna pikirkan.“Aku rasa itu ide yang bagus,” jawab Yuna.“Kalau begitu sekarang juga aku urus semuanya. Cari akau saja kalau ada apa-apa!” ***Seharian itu Brandon terus melakukan kegiatan di dalam rumahnya Juan. Aktivitas kesehariannya jadi melambat secara tiba-tiba, dan ini adalah sesuatu yang sudah lama sekali tidak Brandon rasakan. Meskipun telepon masih terus masuk tiad
“Jangan mendekat!” seru Chermiko. Wajahnya pucat pasti dengan keringat membasahi seluruh keningnya. Dari satu tangan yang dia uluran ke depan terlihat bekas darah yang sangat jelas. Di pergelangan tangan Juan dan Chermiko terlihat bekas luka sayatan, dan Chermiko menempelkan lukanya itu dengan erat ke pergelangan tangannya Juan.“Kamu sudah gila?!” seru Brandon. Namun saat dia hendak melaju, dia mendengar Chermiko berteriak padanya, “Sudah kubilang jangan mendekat!”Berteriak-teriak dan terluka cukup parah membuat tubuh Chermiko gemetar hebat. Brandon pun menghentikan langkah kakinya dan tak lagi mendekat melihat emosi Chermiko yang sedang tidak stabil.“Tapi kamu begini ….”“Sudah nggak ada jalan lain. Benar-benar sudah nggak ada jalan lain lain,” kata Chermiko. Brandon tertegun oleh perkataan Chermiko dan spontan mengalihkan pandangannya kepada Juan. Di sana dia melihat sesuatu yang begitu mengagetkan. Di tubuh Juan muncul banyak benjolan besar. Setiap benjolan itu mencuat keluar sep
Belum lagi bicara soal banyaknya orang yang juga tertular di luar sana. Apakah Chermiko berniat untuk memancing semua cacing itu kembali ke tubuhnya? Walau begitu Brandon tidak tahu bagaimana bisa menghentikannya. Jika Brandon menghentikannya mereka secara paksa, akankah itu menimbulkan akibat yang lebih serius?Di tengah situasi tegang itu, Juan yang tadinya masih setengah sadar sepertinya mulai siuman dan berusaha untuk mengangkat tangan dengan segenap tenaga yang dia miliki.Chermiko tampak kaget tapi juga senang melihat kakeknya akhirnya sadar, dan dia pun segera berkata, “Kakek, jangan gerak dulu! Sebentar lagi selesai, sebentar lagi aku bisa menghilangkan rasa sakit Kakek!”Chermiko sudah dikendalikan oleh emosinya, tetapi Juan tentu saja lebih emosi lagi melihat cucunya melakukan hal seberbahaya itu. Dia pun mengangkat tangannya dan langsung menampar wajah Chermiko dengan keras. Namun karena tubuhnya terlalu lemah, rasanya hanya seperti sedang mengelus wajah Chermiko. Namun demi
Benjolan kecil yang ada di tubuh dan tangan Juan mulai perlahan menghilang satu per satu, tetapi ini bukan sesuatu yang patut disyukuri, karena mereka masih bisa melihat adanya sesuatu yang tipis bergerak-gerak di bawah permukaan kulit. Gerakannya sangat cepat dan bukan hanya satu atau dua saja. Makhluk itu bergerak seperti saluran pembuluh darah.“Kakek, ini ….”Juan mengerutkan keningnya karena kesakitan. Dia sudah menahannya sebisa mungkin sampai menggigit bibirnya sendiri, tetapi akhirnya dia tidak kuat juga dan mulai merintih kesakitan.“Kita harus gimana?” tanya Brandon. Dia tahu Chermiko juga tidak bisa berbuat apa-apa. Namun ini pun bukan salahnya karena tidak mungkin pula dia bisa menemukan jawabannya hanya dengan mencari-cari di buku kedokteran dalam waktu yang begitu singkat. Sekarang satu-satunya harapan yang ada adalah Juan sendiri. Mungkin saja dia punya solusi atau paling tidak bisa mengulur waktu sampai Yuna kembali untuk memeriksa Juan dan mencari jalan yang lebih baik