Share

Wanita Penggoda

Penulis: Young Lady
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Aw!” Naomi spontan meringis ketika pinggangnya menabrak pinggiran wastafel. Lantai yang agak licin membuatnya hampir kehilangan keseimbangan jika tidak berpegangan pada tembok di sampingnya.

Setelah kembali berdiri tegak, Naomi mengangkat kepala. Menatap orang gila yang tiba-tiba datang, mendorong dan mengatainya. Keningnya mengerut, ia merasa tak mengenal wanita berpakaian minim namun glamor yang berdiri di depannya.

Firasat Naomi mengatakan jika wanita di hadapannya ini tidak jauh berbeda dengan wanita yang tiba-tiba mendatanginya di pesta ulang tahun anak Alex. Ia tidak menyangka akan bertemu lagi dengan wanita seperti ini di saat suasana hatinya sedang buruk.

Naomi sedang tak ingin bertemu dengan siapa pun. Apalagi dengan orang-orang yang berpotensi memancing emosinya. Ia pergi ke toilet untuk menenangkan diri sejenak dan menghindari tatapan-tatapan penuh kebencian itu. Namun, malah bertemu orang tak waras di sini.

“Kenapa kamu menatapku seperti itu? Tidak terima?” tantang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
nor Ain
loh kok jd mnginap? kasihan sekali isterinya. udah tau ngak nyaman, udah tau lagi hamil, d ajak lawan emosi. dasar suami ggrrrrrr
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Perusak Suasana

    “Oke. Aku akan pulang sendiri. Permisi, Tuan,” tutur Naomi seraya melepas genggaman Alister. Kemudian melangkah pergi. Naomi tidak mau lagi berlama-lama di rumah ini. Kalau bisa ia tak ingin lagi menginjakkan kaki di tempat ini lagi. Wanita itu sudah tidak tahan. Lagipula, untuk apa juga berlama-lama di sini jika sang pemilik rumah bahkan ingin dirinya segera pergi. Alister kontan bergerak dan menghalangi langkah Naomi. Kembali mencengkram tangan wanita itu agar tidak bisa pergi ke mana-mana. “Tidak bisa. Sekarang sudah malam. Bagaimana kalau ada apa-apa di jalan? Kamu tidak boleh pulang sendiri. Kita menginap di sini.”Alister selalu saja keras kepala. Naomi yang sudah muak kini mulai berkaca-kaca. Rasanya ia ingin menangis karena sudah sangat lelah. Namun, Alister tak mengerti maksudnya. Naomi tidak suka dipaksa, apalagi jelas-jelas tak ada yang menerimanya. “Aku tidak mau!” jawab Naomi tegas. “Lepaskan aku, Tuan! Aku bisa pulang sendiri. Biasanya juga seperti itu dan aku baik-ba

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Membalas, Seperti yang Dilakukannya

    Mendengar suara lelaki idamannya, Pamela yang berada di ruang tamu kontan melangkah keluar. Wanita itu tidak menyadari hawa permusuhan yang menguar. Pamela melangkah anggun melewati beberapa sepupunya yang telah lebih dulu keluar. “Kenapa pagi-pagi sudah mencari—”Plak!Tamparan amat keras dari Alister membuat wajah Pamela terlempar ke samping dan wanita itu jatuh tersungkur. Kedua lututnya yang bergesekan dengan paving blok terluka dan mengeluarkan darah segar. Manik matanya berkaca-kaca, menatap Alister dengan sorot tak percaya. Naomi yang tadinya masih berada di mobil spontan keluar. Ia tidak menyangka Alister akan melakukan tindakan kasar seperti itu. Naomi pikir Alister hanya akan menegur Pamela. Meskipun Pamela memang bersalah, dia tetaplah seorang wanita.Beberapa sepupu Alister dan Pamela hanya berani menyaksikan dari kejauhan. Tidak ada yang berani mendekat dan mencari masalah dengan Alister. Sebab, itu sama saja seperti menggali lubang kubur mereka sendiri. Semuanya hanya

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Sengaja Menjauh

    Amara tiba-tiba datang dan menghadang jalan Alister dan Naomi. Sebagai salah satu anggota ‘keluarga’ Hardikusuma, ia juga masuk ke grup w******p keluarga konglomerat itu. Amara telah melihat rekaman yang Alister kirimkan di sana. Wanita itu mengetahui apa yang terjadi dari segelintir percakapan sepupu Alister dalam grup tersebut. “Apa kamu baru saja memeriksakan setiap inchi tubuh istri barumu itu, Sayang? Sejak kapan kamu sangat perhatian padanya? Padahal kalau aku lihat-lihat, sepertinya dia baik-baik saja.” Amara melipat kedua tangan di depan dada sembari menelisik Naomi dari atas sampai bawah. Tak ada lagi sorot lembut dan bersahabat dari tatapan Amara. Hanya tersisa sorot penuh perhitungan Suasana sekitar yang sepi sangat mendukung untuk dirinya berbicara serius. Sangat serius karena ingin menyangkut keberlangsungan hidupnya di masa depan. “Kamu mengikuti kami?” sahut Alister dengan mata memicing. Amara tergelak dan maju selangkah. “Untuk apa aku mengikuti kalian? Urusanku

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Sebatas Tempat Singgah

    Meskipun Naomi mengabaikan panggilan Amara, wanita itu tampak tak menyerah dan terus menghubunginya hingga ke-5 kalinya. Kegiatan membaca Naomi benar-benar terganggu karena wanita itu. Entah apa yang Amara inginkan sebenarnya sampai menghubunginya berkali-kali. Akhirnya, Naomi pun mengalah dan mengangkat telepon tersebut. Sebab, sepertinya Amara tidak akan puas sebelum ia mengangkat telepon dari wanita itu. “Ada apa?” tanya Naomi tanpa basa-basi setelah menggeser ikon hijau pada layar ponselnya. [“Wah, sepertinya kamu semakin berani padaku? Sengaja mengabaikan telponku? Jangan berlagak seperti orang penting yang sibuk!”] Suara Amara yang halus, kini terdengar sangat sinis. Helaan napas pelan lolos dari bibir Naomi. “Aku tidak selalu memegang ponselku, Nyonya. Meski aku tidak sibuk seperti dirimu, aku juga punya kegiatan. Kalau Nyonya merasa menghubungi menyita waktu, kenapa tidak mengirim pesan saja? Aku pasti membalasnya.” [“Lancang sekali kamu menjawab seperti itu! Dengar,

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Orang Ketiga

    Beberapa foto candid Naomi dan Akister di berbagai tempat terpampang. Termasuk foto mereka di rumah sakit kemarin. Saat Amara tiba-tiba datang. Itu seakan menunjukkan jika Alister tengah berselingkuh dan dilabrak oleh istri sahnya. Alister memang mengenakan masker san topi yang menutupi sebagian wajah lelaki itu. Sedangkan dirinya, wajahnya terpampang meskipun tidak terlalu jelas. Namun, kemungkinan orang-orang yang sering melihatnya akan mengenalinya. Tangan Naomi yang sedang memegang remote pun kontan gemetar. Ia tak menyangka selama ini ada yang memotret mereka secara diam-diam. Dan sekarang sengaja meng-upload di media sosial hingga menjadi berita hangat sampai ke berita gosip di televisi juga.‘Alister Hardikusuma beberapa kali terlihat memasuki sebuah gedung apartemen mewah bersama seorang wanita. Mereka juga sering bersama di beberapa kesempatan. Hingga di sebuah rumah sakit, Amara tampak menghampiri Alister dan seorang wanita. Terlihat mereka sedang bertengkar hebat.’‘Belum

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Ingatlah, Siapa Dirimu

    Naomi mengerutkan kening. Entah dengan siapa Alister berbicara sampai marah-marah seperti itu. Sebelum suaminya menyadari dirinya telah terjaga, ia pun kembali memejamkan mata. Berpura-pura tidur, namun menajamkan pendengarannya. “Jangan pernah mencoba membongkarnya! Ingat perjanjian kita! Kamu tidak bisa mengancamku dengan cara nurahan seperti ini!” Suara Alister yang penuh peringatan kembali terdengar. Nadanya sangat menusuk, sarat akan ancaman yang pekat. Naomi pikir Alister akan pergi keluar kamar. Namun, ternyata lelaki itu melanjutkan pembicaraan alotnya di sini. Sepertinya Alister mengira dirinya masih tertidur pulas. Sekarang memang masih pagi-pagi buta. Naomi terbangun karena berpikir lelaki itu pergi meninggalkannya. “Jangan lupa kalau seluruh hidupmu masih bergantung padaku! Tanpa aku, kamu tidak akan bisa bersenang-senang tanpa memikirkan bagaimana uang itu datang!” sembur Alister dengan amarah yang semakin meluap-luap. Namun, ia masih menjaga intonasi bicaranya tetap r

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Aku Salah Apa?

    [Hanya makanan seperti itu saja kamu minta padaku? Kamu pikir aku hanya mengurusimu saja?] [Jangan karena aku bersikap baik padamu, kamu bisa memerintahku seenaknya. Ingatlah siapa dirimu! Jangan terlalu manja!] Deg! Naomi tidak menyangka akan mendapat jawaban menohok seperti itu dari suaminya. Tak masalah jika lelaki itu keberatan memenuhi keinginannya. Namun, apa tidak ada jawaban lain yang lebih halus? Ia akan mengerti dan tak memaksa lagi. Naomi berusaha menarik sudut bibirnya, namun hanya terbentuk senyum kecut. Jawaban Alister menyadarkannya jika selama ini ia terlalu bersikap manja dan lupa diri. Sepertinya lelaki itu sudah muak dengan sikap tidak tahu dirinya. Tak apa, setelah ini ia tidak akan mengulanginya. “Abaikan saja permintaanku. Aku akan membuatnya sendiri. Maaf mengganggu waktumu, Tuan.” Ketik Naomi sebagai balasan. Wanita itu mematikan ponselnya dan membuka apron yang terpasang di tubuhnya. Kemudian, bergegas beranjak pergi dari dapur sembari membawa cheeseca

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Mendadak Amnesia

    “Kamu marah? Aku salah apa?”Ingin sekali Naomi berteriak di depan wajah Alister. Meluapkan kekesalannya seharian ini. Namun, tentu saja ia tidak bisa. Tanpa sadar sorot mata Naomi berubah tajam. Setelah membuatnya sedih seharian ini. Suaminya itu masih bisa bertanya begitu. Seolah-olah Alister benar-benar lupa dengan pesan balasan yang dikirimnya beberapa jam lalu. Lelaki itu mungkin lupa, atau lebih tepatnya berpura-pura lupa. Namun, Naomi tidak akan melupakan pesan menohok yang membuatnya sadar untuk tak merepotkan lelaki itu. Seharusnya, tadi ia berpesan pada Attar agar tidak mengizinkan Alister masuk. Namun, itu akan membuat adiknya curiga. Naomi pun tak menyangka Alister akan menyusulnya kemari. Apalagi dengan membawa makanan yang diinginkannya sebagai sogokan. Sayangnya, ia tak menginginkan makanan itu lagi. “Kenapa aku harus marah, Tuan? Aku tidak marah,” jawab Naomi pada akhirnya. “Aku sudah ngantuk dan ingin istirahat. Tuan pulang saja. Supaya besok tidak terlambat bekerj

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Big Secret

    Naomi mengenal sapu tangan itu. Sapu tangan itu memang miliknya. Lebih tepatnya peninggalan ibunya yang telah hilang beberapa tahun lalu. Ia sempat menangis saat mengetahui sapu tangan itu hilang. Sebab, baginya sapu tangan tersebut adalah benda keberuntungannya. Sapu tangan itu membuat Naomi merasa dekat dengan ibunya yang telah tiada. Ia selalu membawa sapu tangan iru ke mana pun dirinya pergi. Oleh karena itu, ketika sapu tangannya hilang entah ke mana, Naomi sangat merasa bersalah dan sedih. Naomi tidak pernah mengira jika sapu tangan itu berada di tangan Alister. Lebih tidak percaya lagi lelaki itu masih menyimpannya sampai sekarang. Padahal benda itu sudah terlihat lusuh. Orang sekelas Alister pasti menganggapnya seperti sampah. “Kamu tidak sengaja menumpahkan kopi di kemejaku dan kamu memberikan sapu tangan itu untuk membersihkannya. Kamu ingat? Kalau di pikir-pikir lagi, perbuatanmu waktu itu sangat tidak sopan,” ucap Alister sembari terkekeh. “Kamu ingin mengembalikannya

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Karena Aku Menyukaimu

    Hawa dingin yang menerpa punggungnya membuat Naomi menggeliat pelan dan akhirnya terbangun. Seketika saja ia mengingat apa yang terjadi beberapa jam lalu. Wajahnya langsung bersemu. Namun, ranjang di sampingnya malah kosong. “Tidurlah, sekarang masih malam,” ucap Alister yang berdiri di sudut ruangan. Naomi spontan mengalihkan pandangan. Wanita itu mengira dirinya ditinggalkan di sini. Dalam cahaya remang-remang, ia dapat melihat siluet Alister di sudut kamar yang sedang menggendong Arkana. Mereka masih berada di kamar hotel Alister tadi. Naomi tidak tahu sejak kapan Arkana berada di sini. Ia tidak enak pada Attar jika adiknya yang membawa Arkana kemari. Ia telah mengganggu waktu istirahat pemuda itu dengan meminta dia menemani Arkana. Apalagi dirinya berjanji hanya pergi sebentar. Naomi tidak menyesal telah memaksakan jauh-jauh datang. Meskipun awalnya dibuat salah paham, setidaknya sekarang dirinya sudah lebih lega. Jika tidak begini, ia tidak akan tahu apa-apa. Walaupun masih b

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Tak Pernah Tidur Bersama

    Seharusnya, Naomi merasa baik-baik saja. Namun, entah ke mana matanya tiba-tiba memburam dan memanas. Kedua tangan yang berada di samping tubuhnya pun gemetar. Ia tidak tahu apa yang terjadi, namun otaknya seolah ingin menyimpulkan sendiri. Amara menatap Naomi dengan senyum miring, kemudian berjalan melewati wanita itu. Dengan sengaja Amara menyenggol Naomi hingga wanita itu nyaris terhuyung. Senyum miring Amara kian mengembang setelah melewati Naomi. Cukup lama Naomi membeku di tempat. Alister pun tampak terkejut melihat kedatangannya. Setelah tersadar dari lamunannya, Naomi lantas berbalik bersiap melangkah pergi dari sana. Namun, Alister bergerak lebih cepat dan menahannya. “Kenapa kamu ada di sini?” tanya Alister pada Naomi. Naomi berdecih sinis. “Bukannya Tuan yang menyuruhku datang?” Bisa-bisanya Alister bertanya seperti itu seolah tidak tahu apa-apa. Padahal sudah jelas-jelas lelaki itu sendiri yang memintanya datang. Ternyata, ia diminta datang hanya untuk menyaksikan Ali

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Bercerai Setahun Lalu

    Alister menunjukkan bukti perceraiannya dengan Amara satu tahun lalu pada awak media. Seluruh wartawan langsung memotret bukti perceraian tersebut dari dekat hingga seluruh keterangan yang tertera di sana benar-benar terlihat. Dan tanggal perceraian itu tepat seminggu setelah Alister menikah dengan Naomi. Naomi terkejut bukan main. Yang ia tahu Alister dan Amara bercerai baru-baru ini. Bahkan, sebelumnya pun mereka masih tinggal bersama. Naomi tidak menyangka jika sejak lama Alister dan Amara telah berpisah. Bahkan, sebelum dirinya hamil. “Kami sudah lama berpisah dan perpisahan ini tidak ada kaitannya dengan Naomi. Istriku yang sekarang. Dia salah satu karyawanku dan kami menikah karena saling mencintai. Sedangkan hubunganku dan Amara sudah selesai,” papar Alister di depan seluruh awak media. “Kuharap di antara kalian tidak ada lagi yang berpikir kalau Naomi yang menghancurkan hubunganku dengan Amara. Dan satu lagi, istriku tidak suka terekspos. Jadi, tolong jangan terlalu mengg

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Serahkan Semua Padaku

    “Aku akan menyelesaikannya,” tutur Alister yang kini sudah duduk di samping Naomi. Naomi berjingkat kaget dan spontan menoleh ke samping. Ia tak menyadari sejak kapan Alister terbangun. Apalagi sampai sudah mengintip ponselnya juga. Ia berdecak kesal seraya mematikan ponselnya dan meletakkan benda tersebut di atas meja kecil di dekat ranjangnya. Seperti biasa, Alister selalu menghadapi masalah dengan santai. Seakan-akan yang terjadi saat ini bukanlah masalah besar. Padahal permasalahan ini dapat sangat berpengaruh pada lelaki itu. Berbanding terbalik dengan Naomi yang sedari tadi sudah panik. “Tidak semudah itu, Tuan! Semuanya sudah menyebar. Orang-orang tidak akan mudah percaya,” jawab Naomi agak kesal. “Oh ya, sekalian aku juga ingin mengingatkan kalau aku adalah putri dari seseorang yang pernah menipu Tuan habis-habisan. Harusnya Tuan menjauhiku sebelum aku menguras harta Tuan juga. Aku bisa melakukannya kapan pun aku mau,” lanjut Naomi. Naomi tidak habis pikir kenapa Alister

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Rahasia Besar yang Terbongkar

    Naomi tidak pernah merasa syok dan malu separah ini sebelumnya. Sampai-sampai ia tidak tahu harus melakukan apa dan hanya bisa duduk kaku di tempat duduknya. Sebab, untuk beranjak pergi pun tak mungkin meski dirinya benar-benar merasa tak nyaman. Naomi berusaha memaklumi Alister yang tiba-tiba membawanya ke tempat ini tanpa penjelasan di awal. Namun, seakan tak puas membuatnya syok, lelaki itu kembali berulah dan kali ini sangat fatal. Seakan sengaja ingin membuatnya menjadi bulan-bulanan semua orang. Wanita itu memberi isyarat pada suaminya akan berhenti atau meralat kalimat sebelumnya. Namun, lelaki itu bersikap masa bodoh dan terus melanjutkan pidato tanpa memedulikan dirinya. Padahal atmosfer yang melingkupi ruangan ini sudah tidak bersahabat. “Naomi bukan penyebab berakhirnya hubunganku dengan Amara. Sudah sejak lama aku dan Amara tidak cocok. Makanya, akhirnya kami memilih berpisah. Tapi, perpisahan kami baru terekspos akhir-akhir ini. Perpisahan itu tidak ada sangkut pautnya

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Pengakuan di Depan Publik

    “Kamu belum siap-siap?” tanya Alister ketika melihat Naomi malah sudah berbaring di ranjang dengan Arkana menggunakan baju tidur. Bahkan, sekarang sudah sedikit terlambat dari waktu janjian mereka karena Alister terjebak kemacetan di jalan. Namun, setelah sampai di sini, Naomi malah belum siap-siap. Lebih tepatnya memang tidak akan bersiap-siap karena wanita itu tidak mau pergi dengan Alister. Kemarin-kemarin Naomi sudah memberi kelonggaran pada Alister untuk berbuat seenaknya. Sekarang tidak lagi. Seharusnya sekarang proses perceraian mereka sudah berjalan. Dan pasangan yang akan berpisah tidak mungkin masih pergi ke mana-mana bersama. “Aku sudah makan. Tuan berangkat sendiri saja,” jawab Naomi seraya memejamkan mata. Padahal belum mengantuk sama sekali.Sekarang baru jam tujuh malam. Biasanya Naomi masih beraktivitas jam segini. Tentu saja ia belum mengantuk. Namun, ia sengaja menyelesaikan pekerjaan rumahnya lebih awal agar bisa bersiap tidur lebih awal juga. Supaya tidak perlu

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Tak Ada Perceraian

    “Jangan kerja dulu hari ini. Tuan harus istirahat supaya benar-benar pulih. Tapi, kalau Tuan mau pulang sekarang, silakan. Tuan bisa meminta supir menjemput,” tutur Naomi setelah mengecek suhu tubuh Alister menggunakan punggung tangannya. “Sekarang Tuan makan dulu.” Naomi membantu Alister mengubah posisi menjadi bersandar di tembok dengan bantal menjadi menopang. Naomi sudah membuatkan bubur untuk Alister. Tadinya ia ingin membeli saja agar lebih praktis. Namun, Naomi ingat jika Alister agak sensitif terhadap makanan saat sakit. Daripada lelaki itu tidak mau makan, lebih baik ia yang membuatkan bubur. Meski belum tentu juga rasanya enak. Naomi menyadari seharusnya dirinya tidak perlu repot-repot melakukan ini. Namun, ia tidak bisa berpura-pura tak peduli. Apalagi melihat kondisi lelaki itu yang terlihat sangat mengkhawatirkan. Naomi semakin tidak bisa menutup mata dan diam saja. Alister menerima suapan yang Naomi berikan tanpa membuka suara. Walaupun demam yang lelaki itu alami

  • Istri Kesayangan Bos Arogan   Pertimbangkan Demi Aku

    Naomi berdeham pelan, lalu tersenyum kaku. Wanita itu berkedip pelan, benar-benar tak menyangka mertuanya sudi menginjakkan kaki di rumah sempitnya ini. Meskipun ia juga belum mengetahui apa tujuan kedatangan Miranda sebenarnya. “Maaf, Nyonya. Aku hanya terkejut. Silakan masuk.” Naomi membuka pintu lebih lebar, membiarkan Alister masuk dan mempersilakan Miranda untuk masuk juga. Naomi menatap Alister, bertanya lewat isyarat kenapa lelaki itu mengajak Miranda kemari. Bukannya Naomi antipati terhadap mertuanya sendiri. Tetapi, seharusnya sebelumnya Alister mengatakan jika akan mengajak Miranda juga agar Naomi bisa mempersiapkan sesuatu. Naomi tidak memiliki hidangan yang bisa disuguhkan. Ia hanya memasak sedikit untuk makan malamnya dengan Attar nanti. Seandainya Alister terus terang, dirinya pasti membeli sesuatu untuk disuguhkan. Dan yang sekarang bisa ia suguhkan hanya secangkir teh hangat dan kopi. Justru, malah Miranda dan Alister yang membawakan banyak makanan. Itu malah membu

DMCA.com Protection Status