Share

Part 25. Musibah

Praba berdiri menimbulkan kursi beroda yang didudukinya itu terdorong ke belakang. Rahangnya mengetat dan ekpresinya dingin luar biasa. Seseorang yang tengah berbicara di depan itu seketika berhenti.

“Maaf, apa Bapak membutuhkan sesuatu?” sekretaris Praba mendekat untuk memastikan sesuatu.

“Lanjutkan saja meetingnya!” Hanya itu yang dikatakan sebelum dia berlari keluar dari ruangan tersebut membuat semua orang yang ada di dalam sana terdiam tak bisa mengatakan apa pun.

Praba memacu mobilnya dengan cepat berharap dia bisa segera sampai di rumah sakit tempat Sinar dirawat. Dalam hati dia bertanya, seberapa parah luka yang didapat Sinar? Apakah gadis itu baik-baik saja? Lalu bagaimana dengan janin yang ada di dalam kandungannya?

Praba sungguh tak bisa tenang sampai dia bisa melihat keadaan Sinar secara langsung. Mengutuk jarak yang ditempuh harus membutuhkan berjam-jam perjalanan. Tiba-tiba saja pikirannya memunculkan ide, akan lebih baik kalau Sinar tetap berada di kota sehingga akan mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status