Share

Part 29. Ketahuan

Sekitar pukul sepuluh malam, mereka akhirnya memutuskan pulang. Seperti yang Praba katakan kepada Sinar, hari ini adalah hari Sinar. Ke mana pun gadis itu ingin pergi, maka Praba akan mengikuti dan mengantarnya.

“Kamu yakin kuat jalan sampai ke mobil?” tanya Praba menatap Sinar dengan napas yang ikut memberat.

Mereka sedang berjalan-jalan dan menikmati keindahan kota. Sinar juga menyempatkan membeli benang rajut untuk stoknya di rumah.

“Kuat sih, Pak. Cuma jangan cepat-cepat. Perut saya agak berat dan saya rasa susah bergerak.”

Sinar tidak berbohong. Perut Sinar yang besar membatasi pergerakannya. Namun, dia tak pernah sekalipun mengeluh. Dia juga bersyukur, bayinya tak merepotkan sama sekali kecuali di awal-awal kehamilannya dulu.

Tanpa aba-aba, Praba menarik tubuh Sinar, lalu memberikan pelukan di bahunya. Lagi. Hal itu otomatis membuat Sinar harus berpacu dengan napas dan jantung yang bedebum keras.

“Bapak nggak perlu pegangi saya. Saya bisa jalan sendiri. Nggak enak kalau dilihat o
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status