Share

Part 22. Ciuman Pertama

“Maaf, tapi sepertinya Bapak salah paham.” Lelaki itu segera bersuara untuk menjelaskan. “Saya Galih, Pak. Saya pemilik toko buku. Kebetulan, Mbak Sinar waktu itu mencari buku yang stoknya sudah tidak ada. Jadi saya mengirimkan setelah saya mendapatkannya.”

Beberapa hari tidak melihat Praba, entah kenapa tiba-tiba saja membuat Sinar merasa ada debaran aneh di hatinya. Ada sebuah lonjakan kebahagiaan yang muncul dengan cepat. Tidak ada yang berubah dari wajah Praba, lelaki itu masih tetap tampan dan berwibawa.

Sayangnya, Praba terlalu menyebalkan. Lihat saja sekarang, dia bahkan tidak menjawab ucapan Galih sama sekali. Agar Galih tidak merasa tersinggung, maka Sinar yang akhirnya mengambil alih untuk menjawab.

“Terima kasih, Mas Galih. Nanti kalau pesanan buku saya yang lain sudah datang, langsung antarkan saja.” Galih yang tadinya terlihat sedikit canggung itu akhirnya kembali santai.

“Tidak perlu.” Praba bersuara untuk menjawab Sinar. “Biar nanti supir atau Bibi yang ambil bukunya di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status