Share

Part 20. Ulah Talita

“Siapkan makan siang!”

Praba baru saja sampai di kantor dan bejalan melewati meja sekretarisnya ketika memberikan perintah. Lina yang cepat tanggap itu segera berdiri dan mengikuti Praba dari belakang. Setelah Praba duduk di singgasananya, barulah perempuan bertanya.

“Makan siang apa yang Bapak ingin makan?” tanya Lina dengan sopan. Sebuah tablet sudah ada di tangannya dan sepertinya ada banyak hal yang perlu Praba kerjakan hari ini.

Diam-diam, Praba mendesah kesal. Suasana hatinya sedang tidak baik dan dia ingin menghindari apa pun. Namun, dia tidak ingin menyulitkan Lina dengan membuat ulang jadwalnya.

“Apa jadwal saya hari ini?” tanya Praba alih-alih menjawab pertanyaan Lina.

Segera, sederet jadwal yang sudah tersusun itu segera Lina bacakan. Seharusnya pagi tadi dia juga ada sebuah pertemuan penting yang harus dihadiri. Sayangnya, Praba tidak bisa dihubungi dan membuat Lina harus kalang kabut untuk reschedule.

Satu tarikan napas panjang keluar dari mulut Praba. Rasa lelah itu tiba-
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status