Share

11. Semakin Tercekik

"Mas Dewa," gumam Shafana.

"Saya tidak pernah menyukai orang lemah."

Mencelos, mata Shafana berkaca-kaca. Mudah bagi Dewa untuk mengatakan itu, tapi tidak mungkin baginya untuk melawan Putri dan Rania. Di sini dilah yang salah.

"Mas Dewa," panggil Shafana. Dia berdiri di depan suaminya. "Mas, mungkin besok aku harus pergi ke suatu tempat, aku akan terlambat ke perusahaan, aku---."

"Tidak ada yang membutuhkanmu," katanya dingin. Kembali Shafana hanya bisa tersenyum. Setidaknya dia sudah meminta izin.

"Aku anggap Mas Dewa sudah memberikan izin," kata Shafana dengan nada ceria. Roy yang mendorong kursi roda Dewa tersenyum, dia senang karena Shafana tidak menyerah pada Dewananda.

** **

Suara ketukan di pintu kamar Shafana terdengar, padahal saat itu dia sudah bersiap pergi ke kamar mandi untuk tidur.

"Maaf, Non." Roy tersenyum setelah Shafana membuka pintu kamar. "Waktu itu, Tuan Muda meminta saya untuk mencarikan ini." Roy memberikan laptop lama Shafana.

"Alhamdulillah, i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Evi Erviani
itu si Rania kaya jelangkung ajh ...
goodnovel comment avatar
yuelan
rania di mana-mana...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status