Beranda / Romansa / Istri Kecil Ustadz Tampan / Bab 10: Perhatian Akram

Share

Bab 10: Perhatian Akram

Penulis: Hello Cutie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-04 17:08:12

Kepala Rayyana terasa begitu berat dan pusing. Gadis mungil itu pun memegangi kepalanya sangking pusingnya. "Aw..." ringisnya pelan.

Akram yang tengah berada di sofa sembari bekerja pun tidak sengaja mendengar ringisan sang istri. Cepat-cepat, Akram bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Rayyana.

"Bagian mana yang sakit, dek?" tanya Akram menatap intens ke arah Rayyana.

Rayyana mendongakkan kepalanya. Ia tidak menjawab melainkan memberi isyarat kepada Akram bahwa kepalanya terasa pusing.

Akram yang paham pun langsung meminta Rayyana untuk merebahkan dirinya agar ia bisa memeriksanya. "Rebahan dulu ya, biar kakak periksa." Pinta Akram dan dibalas anggukan kecil oleh Rayyana.

Lalu Akram berjalan untuk mengambil stetoskop dan juga alat tensi untuk mengecek tekanan darah Rayyana. Setelah mengambil alat medisnya, Akram berjalan kembali menghampiri Rayyana.

Dengan cekatan, Akram memeriksa Rayyana. Ia terlihat begitu serius saat memeriksa istri kecilnya itu.

"Kamu sudah makan? Tekanan darahmu rendah banget loh, dek." ucap Akram membuka stetoskop yang berada di telinganya. Pandangannya tertuju pada Rayyana.

Sorot mata Rayyana mengamati mata teduh milik sang suami. Bohong jika Rayyana tidak kagum pada Akram. Meskipun terkadang dirinya kesal pada suaminya itu.

"Dek..." panggil Akram membuat Rayyana tersadar dari lamunannya.

Gadis mungil itu menggelengkan kepalanya. "Belum kak, aku gak laper." jawab Rayyana pelan.

"Gak laper gimana? Bukankah belajar juga memerlukan energi? Kalau kamu gak makan, gimana mau dapet energi dan fokus? Yang ada kamu malah sakit seperti ini!" omel Akram tidak habis pikir dengan jalan pikiran sang istri.

Rayyana melirik tajam ke arah Akram. "Gak usah sok perhatian!" celetuk Rayyana kesal.

"Siapa yang sok perhatian, dek? Saya benar-benar khawatir akan kesehatan mu." ucap Akram menatap intens ke arah Rayyana. "Sudahlah lupakan saja! Hari ini saya bebaskan kamu dari hafalan, tapi kamu harus menurut pada saya dan meminum obat mu! Paham hmmm?" sambung Akram merendahkan suaranya.

Terdengar begitu lembut di telinga Rayyana. Entah mengapa detak jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. "I-iya!" sahut Rayyana berdecak kesal.

Lalu, pandangan Rayyana turun mengamati tubuhnya sendiri. Kalau ia tidak salah, terakhir kali dirinya sedang berada di dalam kamar mandi. Lantas mengapa ia sudah berada di tempat tidur dan juga sudah memakai piyama?

"Aarrrrrghhh...." teriak Rayyana menutupi wajahnya menggunakan selimut tebalnya.

Teriakan Rayyana tentu saja membuat Akram terkejut bukan main. "Kenapa dek? Ada yang sakit lagi?" tanyanya khawatir. Lelaki tampan itu langsung berjalan menghampiri Rayyana lagi.

Padahal, tadi Akram sedang membereskan perlengkapan medisnya.

"Jangan mendekat!" peringat Rayyana meminta Akram untuk tidak dekat-dekat dengannya.

Dahi Akram berkerut. Ia tidak mengerti mengapa istrinya bertingkah aneh seperti ini. "Tapi kenapa, dek? Saya ada salah?" tanya Akram bingung.

Wajar saja jika Akram bingung. Pasalnya baru beberapa detik yang lalu Rayyana masih menurut padanya. Lantas mengapa gadis itu berubah drastis seperti ini? Entahlah Akram tidak tau akan hal itu.

"Pokoknya jangan mendekat! Aku benci ustadz! Aku benci!" umpat Rayyana disertai dengan isak tangisnya.

"Tapi kenapa dek? Apa alasannya?" Akram berusaha untuk mencari tau kenapa istrinya terlihat begitu kesal padanya.

Diraihnya tubuh mungil sang istri. Lalu ia dekap dengan lembut. Akram juga membuka selimut yang menutupi wajah cantik sang istri.

Awalnya Rayyana memberontak dan terus memukuli dada bidang Akram untuk melampiaskan kekesalannya. Namun lama kelamaan, tenaganya habis ditambah kepalanya yang terasa begitu pusing.

"Istighfar dek, istighfar." titah Akram dengan nada lembut.

"Astaghfirullah," ucap Rayyana mengikuti arahan dari sang suami.

Setelah Rayyana tenang, barulah Akram melepaskan dekapannya. Ia membingkai wajah mungil sang istri menggunakan tangannya.

"Sebenarnya ada apa hmm? Kenapa kamu tiba-tiba membenci saya? Salah saya apa, dek?" tanya Akram lembut. Ia tidak pernah meninggikan suaranya terhadap Rayyana. Meskipun terkadang ucapannya dingin, namun tidak terkesan membentak.

Rayyana menatap tajam ke arah Akram. "Aku benci sama ustadz!" umpat Rayyana bersungut-sungut. Terlihat jelas kilatan amarah dimata Rayyana.

"Tapi kenapa? Kasih saya alasannya, agar saya tau apa alasan kamu membenci saya." tutur Akram begitu sabar menghadapi istri kecilnya itu.

Tatapan Rayyana menatap tajam ke arah Akram. Seakan-akan sedang menatap musuh bebuyutannya saja.

"Karena ustadz sudah melanggar janji ustadz!" celetuk Rayyana kesal.

"Janji? Janji apa dek?" tanya Akram bingung. Seingatnya, ia tidak berjanji apa-apa pada Rayyana kecuali janji untuk tidak menyentuhnya sebelum gadis mungil itu siap.

"Janji kalau kamu gak akan menyentuh ku sampai aku siap! Tapi buktinya kamu malah menyentuh ku, kak!" tukas Rayyana kembali meneteskan air matanya.

Akram mengernyitkan dahinya. "Hah? Kapan aku menyentuhmu? Aku tidak melakukan apapun, dek! Percayalah." ujar Akram bingung dengan apa yang dituduhkan oleh istrinya kepadanya.

"Lantas ini apa kak? Seingatku tadi terakhir kali aku berada di kamar mandi! Terus kenapa sekarang aku disini? Pasti kamu yang membawa ku kesini 'kan? Iya kan?"

Akram mengangguk pelan. Memang dirinya lah yang membawa Rayyana dari kamar mandi ke tempat tidur. Karena gadis itu pingsan tadi.

"Iya dek, memang saya yang membawa mu kesini. Tapi itu juga karena kamu tadi..." belum sempat Akram menjelaskan semuanya. Ucapannya sudah dipotong oleh Rayyana.

"Sudahlah kak! Aku tau kalau kamu memang dari awal tidak mau menepati janji mu! Dasar pembohong!" celetuk Rayyana menepis tangan Akram yang masih setia membingkai wajahnya yang mungil.

"Rayya!" Akram meninggikan suaranya, namun tetap terkesan lembut di telinga Rayyana. Tidak seperti orang yang sedang membentak.

"Apa kak!?" tanya Rayyana menatap sinis ke arah Akram.

Satu tangan Akram membungkam mulut Rayyana. "Dengarkan penjelasan saya dulu," ucap Akram menatap intens manik mata indah milik istrinya.

"Saya memang memindahkan mu dari kamar mandi ke tempat tidur karena tadi kamu pingsan saat sedang berendam di bathup. Jadi, saya tidak melanggar janji saya." jelas Akram menceritakan kejadian yang terjadi tadi.

Bola mata Rayyana membulat sempurna saat mendengar penjelasan dari sang suami. "J-jadi... ustadz sudah..." suara Rayyana tercekat sangking malunya. Ia tidak pernah berpikir bahwa suaminya akan melihatnya sedang berendam di bathup.

"Tenanglah, saya tidak melihat semuanya. Lagipula yang menggantikan pakaian mu adalah mbak Aulia, bukan saya." ucap Akram kembali menjelaskan agar tidak ada kesalahpahaman diantara mereka.

"Berarti ada yang ustadz lihat?" tanyanya panik.

Akram tersenyum simpul. "Pertama, berhenti manggil saya dengan sebutan ustadz! Karena kamu adalah istri saya, bukan murid saya! Kedua, saya akui saya memang melihatnya. Tapi kamu tenang saja, saya tidak mungkin melakukan apapun sebelum kamu mengizinkannya dan siap untuk melakukan hal yang seharusnya terjadi. Tidak perlu terburu-buru, karena hal yang dilakukan dengan terburu-buru maka hasilnya tidak akan baik." kata Akram sembari membelai lembut kepala Rayyana.

"Lain kali, jangan suudzon sama suami sendiri ya dek? Gak baik!" sambung Akram.

Rayyana menundukkan kepalanya sangking malunya. Bisa-bisanya ia berpikiran buruk tentang Akram. Padahal, Akram begitu menghormatinya seperti ini.

"I-iya kak, maaf--” ucap Rayyana lirih.

"Sudah tidak apa-apa." sahut Akram tidak mempermasalahkan tentang tuduhan Rayyana. Wajar jika Rayyana bersikap seperti itu, karena usianya masih sangat belia dan juga belum dewasa. "Saya mau ke masjid, kamu sendiri disini gak apa-apa?" tanya Akram selalu menatap mata Rayyana ketika dirinya sedang berbicara.

"Aku ikut, boleh?"

Akram terdiam sejenak. "Kamu lagi sakit, dek. Sholat disini aja ya?"

"Tapi petugas keamanan..." Rayyana tidak jadi melanjutkan ucapannya karena satu jari Akram menempel di bibir tipisnya.

"Ssssttt... kamu jangan khawatir tentang mereka, nanti saya yang akan mengatakan kepada mereka bahwa kamu sedang sakit. Lagipula, kamu ini istri saya! Tidak ada yang berani memarahi mu kecuali saya! Paham hmm?" pungkas Akram dan dibalas anggukan kecil oleh Rayyana.

"Oh iya, nanti saya akan meminta Umi untuk mengantarkan makanan untukmu." sambung Akram lagi.

Rayyana menyingkirkan jari Akram. "Aku bisa ngambil sendiri, ka---”

"Adek..." Akram menghentikan ucapan Rayyana dengan memanggilnya.

"Iya nurut!" celetuk Rayyana menggembungkan pipinya sangking kesalnya.

*****

Bab terkait

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 11: Merasa bosan

    Usai melaksanakan kewajibannya, Rayyana pun duduk ditepi ranjang menunggu kepulangan sang suami. Netra Rayyana menangkap sebuah buku kedokteran milik sang suami. Gadis cantik nan mungil itupun segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan untuk mengambil buku tersebut. "Anatomi manusia?" gumam Rayyana yang penasaran pada isi dari buku tersebut. Ia pun membawanya ke tepi ranjang untuk membaca buku tersebut. Satu persatu lembar buku tebal yang ada ditangannya terbuka. Gadis cantik itu membaca bukunya dengan cermat dan saksama. Hingga tanpa sadar ternyata ibu mertuanya tengah memanggilnya dari ambang pintu. "Rayyana... Umi masuk ya nak?" ucap Umi Laila yang sudah entah ke berapa kali mengetuk pintu kamar putra dan menantunya itu. Wanita cantik dengan menggunakan gamis berwarna pastel itupun membuka pintu kamar tersebut dan masuk ke dalamnya. Dilihatnya sang menantu tengah asik membaca buku. "Assalamu'alaikum Ana, dari tadi Umi panggilin kok gak dijawab, nduk?" tanya Umi Laila be

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 12: Tidak Diakui

    Akram berjalan masuk ke dalam kamarnya. Sungguh, ia sangat kesal karena kamarnya terlihat begitu berantakan. Namun, ia tetap berusaha untuk mengatur emosinya agar tidak kelepasan. "Astaghfirullah... Akram tenang!" gumam Akram mengelus dadanya sendiri. Ia benar-benar kehabisan cara untuk mendidik istri kecilnya itu. Dengan wajah yang terlihat begitu kesal, Akram pun membereskan kamarnya. Termasuk laptop serta buku yang berantakan diatas ranjang. "Rayya, Rayya... kapan kamu akan belajar hmm..?" gumam Akram menggelengkan kepalanya saja. Pria itu lalu memunguti buku-buku miliknya yang berserakan diatas ranjang dan meletakkannya kembali ke meja kerjanya. Tak hanya itu, Akram juga meraih laptopnya. Ia terkejut saat melihat laptopnya dalam keadaan hidup dan menampilkan notifikasi bahwa ada yang sedang berusaha untuk membobol keamanannya. "Ternyata tadi Rayya berusaha untuk membuka laptopku? Tapi untuk apa dia memerlukan laptop?" gumam Akram bertanya-tanya. Lelaki berparas tampan yang mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 13: Digodain Suami

    Usai melaksanakan sholat tahajjud secara berjama'ah. Akram dan Rayyana pun duduk saling berhadapan. "Sini setoran hafalan sama aku, dek. Kemarin kamu kan lagi sakit, jadi tidak setoran hafalan padaku." titah Akram sukses membuat Rayyana terkejut bukan main. Rayyana meneguk salivanya dengan kasar. Bagaimana mau setoran hafalan? Dirinya saja tidak ada menghafal apapun sejak kemarin. "Ehmm... itu... anu..." ucapan gadis itu tercekat. Ia bingung harus beralasan apalagi. "Itu apa, dek? Kenapa wajahmu terlihat begitu pucat?" tanya Akram dengan tatapan yang sangat menyeramkan dimata Rayyana. Rayyana mengernyitkan dahinya. 'Pake ditanya segala! Udah tau aku pucat karena disuruh setoran hafalan!' rutuk Rayyana di dalam hati. "Rayya..." panggilan dari Akram sukses membuat Rayyana terhentak kaget. "Ada apa? Ada yang sedang kamu pikirkan?" Lagi-lagi Akram bertanya pada istri kecilnya itu. Sedangkan yang ditanya justru semakin resah. "Hah? ehm... a-aku gak apa-apa kok, kak." jawab Rayyana g

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-28
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 1: Dipaksa Masuk Pesantren

    Malam kian larut. Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Namun, gadis belia dari keluarga Mumtaaz belum menunjukkan batang hidungnya sedikitpun. Sampai akhirnya, ada suara bel yang berasal dari Ana, begitulah semua orang memanggilnya. Padahal namanya adalah Rayyana Althafunnisa Mumtaaz. Pria tampan bertubuh atletis dan berahang keras itu, langsung melayangkan tatapan tajamnya ke arah putri semata wayangnya. "Bagus! Kurang malam pulangnya!“ gertaknya dengan tatapan tajam dan wajah dinginnya. Siapa lagi, jika bukan Andrasaka Mumtaaz. Saka menarik putrinya untuk masuk ke dalam rumah dengan kasar. Membuat Rayyana meringis kecil. "Mulai besok, kamu akan Papa pindahkan ke Pesantren!“ ucap Saka melirik tajam ke arah Rayyana. Merasa ditatap demikian, Rayyana menundukkan pandangannya. Saat ini tatapan papanya sangat mematikan. Mia, Ibunda Rayyana langsung menghampiri dan memeluk putri semata wayangnya itu. "Sudahlah mas, mungkin ada tugas kelompok,mengingat putri kita akan segera lu

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-11
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 2: Ustadz, Kok Dingin?

    Pandangan Rayyana fokus pada papan tulis. Hari ini adalah pelajaran bahasa Arab, dan ia harus menulis Arab lagi. "Kapan penderitaan ini berakhir?" tanyanya mengerucutkan bibirnya. Intan yang mendengar keluhan temannya hanya menggelengkan kepalanya saja. Ia tetap fokus pada pelajaran, ralat lebih tepatnya pada ustadz tampan di depan mereka saat ini. "Baiklah, siapa yang bisa memberikan contoh pengaplikasian dalam ilmu Sharf ini?“ tanya Akram dengan wajah dinginnya. Hampir tidak ada ekspresi diwajahnya. Tanpa sengaja, Rayyana mengangkat tangannya. "Saya Ustadz," jawab Rayyana singkat. "Na'am, tafadhol Ukhty.“ timpal Akram menganggukkan kepalanya. Rayyana terdiam. "Ustadz, apa itu tafadhol?“ tanyanya dengan wajah polosnya. Mendengar hal itu, Akram tersenyum tipis. Walaupun ekspresi datarnya menutupi senyuman diwajahnya. "Jadi, anti tidak tau apa itu tafadhol?“ tanya Akram intens. Rayyana menggeleng pelan. "Gak tau ustadz, emangnya itu apa?“ Dengan polos Rayyana menjawab pertanyaa

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-11
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 3: Dipaksa Menikah

    Suara teriakan Rayyana sangat kencang membuat seisi rumah naik ke lantai dua. Mata Laila dan Aulia terbelalak saat melihat posisi Akram dan Rayyana. Akram yang hanya menggunakan bathrobe dan berada diatas Rayyana yang sedang menangis ketakutan. Dengan cepat, Aulia berlari untuk menyingkirkan Akram dari dekat Rayyana. "Akram! Apa yang kamu lakukan?“ tanya Aulia geram. Ia langsung memeluk dan menenangkan Rayyana. Akram juga sama terkejutnya dengan kakak dan uminya. Sungguh, ia tidak sengaja berada diatas Rayyana. Karena tadinya, gadis itu hendak terjatuh dan menarik tangannya. Terjadilah hal yang tidak di inginkan seperti sekarang ini. "Mbak, ini tidak seperti yang kamu lihat,“ ucap Akram berusaha menetralkan detak jantungnya. "Sudahlah dek! Mbak gak nyangka, kamu bisa ngelakuin hal seperti itu! Mbak bakal aduin hal ini ke Abah!" cicit Aulia menatap tajam ke arah Akram. Laila juga ikut menimpali. "Umi, kecewa sama kamu, Le. Segeralah berganti pakaian, dan turun ke bawah!" timpal La

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 4: Sah

    Seperti ucapan Kyai Hasby tadi malam, hari ini pernikahan Akram dan Rayyana akan berlangsung di masjid pesantren. Senyuman memancar dari wajah tampan seorang pria yang biasanya hanya menampilkan ekspresi wajah datar dan dingin itu. Siapa lagi jika bukan Akram. Ia sedang bersiap-siap untuk memantaskan diri menikahi seorang gadis yang baru saja ia temui dua hari lalu. 'Takdir Allah memang unik' gumam Akram tersenyum tipis. Padahal baru sebulan yang lalu, ia mengkhitbah seorang Ning. Tapi, hari ini justru dirinya menikahi seorang gadis yang notebene-nya adalah santriwatinya sendiri. Aulia yang melihat adiknya sedang bercermin sambil senyum-senyum sendiri, langsung menggodanya. Kapan lagi bisa menggoda adiknya yang dingin dan datar, seperti Akram. "Masya Allah, calon pengantin bahagia banget, senyumannya gak pernah pudar sedikitpun." goda Aulia menghampiri Akram. Mendengar sang Mbak meledeknya, Akram menoleh ke belakang. "Bukan gitu mbak. Akram hanya deg-degan karena ini pertama kali

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 5: Mendidik Istri

    *Ada hal yang harus kita jaga*"Ta-tapi apa, Ustadz?" tanya Rayyana menatap was-was ke arah Akram. "Tapi kamu harus menuruti perkataan saya, selama itu tidak menyalahi aturan dari Allah dan Rasul-Nya. Kamu harus menurut pada saya, kalau tidak..." Akram sengaja menggantungkan kembali kalimatnya. "Kalau tidak apa?""Kalau tidak saya akan menghukum kamu dengan meminta hak saya atas dirimu. Walaupun kamu belum siap!“ jawab Akram membuat Rayyana bergidik ngeri. Ia pun langsung berlari kecil menuju kamar mandi untuk membersihkan diri serta berganti pakaian. Selang beberapa menit, Rayyana sudah selesai membersihkan diri. Saat ini, ia memakai piyama dan khimar instan miliknya. Pandangan Rayyana celingukan mencari keberadaan seorang ustadz yang sudah sah menjadi suaminya. Siapa lagi jika bukan Akram. Namun, entah muncul darimana, Akram mengetahui bahwa saat ini istri kecilnya sedang mencari keberadaannya. "Ada apa? Sudah kangen dengan suamimu ini?“ tanya Akram sengaja ingin menjahili gadis

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07

Bab terbaru

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 13: Digodain Suami

    Usai melaksanakan sholat tahajjud secara berjama'ah. Akram dan Rayyana pun duduk saling berhadapan. "Sini setoran hafalan sama aku, dek. Kemarin kamu kan lagi sakit, jadi tidak setoran hafalan padaku." titah Akram sukses membuat Rayyana terkejut bukan main. Rayyana meneguk salivanya dengan kasar. Bagaimana mau setoran hafalan? Dirinya saja tidak ada menghafal apapun sejak kemarin. "Ehmm... itu... anu..." ucapan gadis itu tercekat. Ia bingung harus beralasan apalagi. "Itu apa, dek? Kenapa wajahmu terlihat begitu pucat?" tanya Akram dengan tatapan yang sangat menyeramkan dimata Rayyana. Rayyana mengernyitkan dahinya. 'Pake ditanya segala! Udah tau aku pucat karena disuruh setoran hafalan!' rutuk Rayyana di dalam hati. "Rayya..." panggilan dari Akram sukses membuat Rayyana terhentak kaget. "Ada apa? Ada yang sedang kamu pikirkan?" Lagi-lagi Akram bertanya pada istri kecilnya itu. Sedangkan yang ditanya justru semakin resah. "Hah? ehm... a-aku gak apa-apa kok, kak." jawab Rayyana g

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 12: Tidak Diakui

    Akram berjalan masuk ke dalam kamarnya. Sungguh, ia sangat kesal karena kamarnya terlihat begitu berantakan. Namun, ia tetap berusaha untuk mengatur emosinya agar tidak kelepasan. "Astaghfirullah... Akram tenang!" gumam Akram mengelus dadanya sendiri. Ia benar-benar kehabisan cara untuk mendidik istri kecilnya itu. Dengan wajah yang terlihat begitu kesal, Akram pun membereskan kamarnya. Termasuk laptop serta buku yang berantakan diatas ranjang. "Rayya, Rayya... kapan kamu akan belajar hmm..?" gumam Akram menggelengkan kepalanya saja. Pria itu lalu memunguti buku-buku miliknya yang berserakan diatas ranjang dan meletakkannya kembali ke meja kerjanya. Tak hanya itu, Akram juga meraih laptopnya. Ia terkejut saat melihat laptopnya dalam keadaan hidup dan menampilkan notifikasi bahwa ada yang sedang berusaha untuk membobol keamanannya. "Ternyata tadi Rayya berusaha untuk membuka laptopku? Tapi untuk apa dia memerlukan laptop?" gumam Akram bertanya-tanya. Lelaki berparas tampan yang mem

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 11: Merasa bosan

    Usai melaksanakan kewajibannya, Rayyana pun duduk ditepi ranjang menunggu kepulangan sang suami. Netra Rayyana menangkap sebuah buku kedokteran milik sang suami. Gadis cantik nan mungil itupun segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan untuk mengambil buku tersebut. "Anatomi manusia?" gumam Rayyana yang penasaran pada isi dari buku tersebut. Ia pun membawanya ke tepi ranjang untuk membaca buku tersebut. Satu persatu lembar buku tebal yang ada ditangannya terbuka. Gadis cantik itu membaca bukunya dengan cermat dan saksama. Hingga tanpa sadar ternyata ibu mertuanya tengah memanggilnya dari ambang pintu. "Rayyana... Umi masuk ya nak?" ucap Umi Laila yang sudah entah ke berapa kali mengetuk pintu kamar putra dan menantunya itu. Wanita cantik dengan menggunakan gamis berwarna pastel itupun membuka pintu kamar tersebut dan masuk ke dalamnya. Dilihatnya sang menantu tengah asik membaca buku. "Assalamu'alaikum Ana, dari tadi Umi panggilin kok gak dijawab, nduk?" tanya Umi Laila be

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 10: Perhatian Akram

    Kepala Rayyana terasa begitu berat dan pusing. Gadis mungil itu pun memegangi kepalanya sangking pusingnya. "Aw..." ringisnya pelan. Akram yang tengah berada di sofa sembari bekerja pun tidak sengaja mendengar ringisan sang istri. Cepat-cepat, Akram bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Rayyana. "Bagian mana yang sakit, dek?" tanya Akram menatap intens ke arah Rayyana. Rayyana mendongakkan kepalanya. Ia tidak menjawab melainkan memberi isyarat kepada Akram bahwa kepalanya terasa pusing. Akram yang paham pun langsung meminta Rayyana untuk merebahkan dirinya agar ia bisa memeriksanya. "Rebahan dulu ya, biar kakak periksa." Pinta Akram dan dibalas anggukan kecil oleh Rayyana. Lalu Akram berjalan untuk mengambil stetoskop dan juga alat tensi untuk mengecek tekanan darah Rayyana. Setelah mengambil alat medisnya, Akram berjalan kembali menghampiri Rayyana. Dengan cekatan, Akram memeriksa Rayyana. Ia terlihat begitu serius saat memeriksa istri kecilnya itu. "Kamu sudah makan? T

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 9: Keputusan kedua keluarga

    Dahi Akram berkerut. Seakan-akan ia tengah berpikir siapa orang yang telah membuat mantan tunangannya itu jatuh hati. "Siapa Yai?" tanya Akram bingung. Kyai Ilham tersenyum simpul. Sudut matanya melirik sekilas ke arah putrinya, Zahro. "Orang itu adalah Haiqal, mas sulung mu." jawab Kyai Ilham yang tentu saja membuat Akram terkejut. Bola mata Akram membulat sempurna. Seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. "M-mas Haiqal? Tapi sejak kapan?" tanya Akram lagi. Ia masih tidak menyangka kalau ternyata orang yang dicintai oleh Zahro adalah mas sulungnya. Zahro tersenyum malu. "Benar Gus, saya telah jatuh hati ke Gus Haiqal sejak pertama kali bertemu waktu saya masih kuliah di Mesir dulu. Awalnya, saya kira lelaki yang hendak dijodohkan oleh saya adalah Gus Haiqal. Ternyata dugaan saya salah, justru Gus lah yang dijodohkan kepada saya. Hati saya pun kecewa, namun perlahan-lahan saya mulai menerima perjodohan ini. Qadarullah, Allah berkehendak lain sehingga saya bisa mengutarakan isi hati

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 8: Kedatangan Orangtua Zahro

    Tubuh Rayyana masih mematung di tempat. Ia mengira Akram tidak akan bertindak sejauh ini. Bahkan, Rayyana mengira kalau Akram akan membebaskannya setelah satu tahun. Tapi, semua perkiraannya itu salah. Akram justru terpikat padanya. Entah apa yang membuat pria dewasa itu mulai menaruh hati pada Rayyana. "Kembali ke ndalem, yuk.” ajak Akram menggenggam erat tangan Rayyana. Semua perlakuan Akram begitu lembut pada Rayyana. Membuat jantung Rayyana berdetak sangat kencang setiap kali Akram menggenggam ataupun perhatian kepadanya. Pandangan Rayyana terus menatap wajah tampan Akram. Sialnya lagi, sinar mentari malah semakin menambah aura ketampanan serta wibawa seorang Muhammad Akram Al-Hasby. Mendapati istrinya yang terus memandangi wajahnya. Akram pun jahil dengan sengaja berhenti mendadak agar Rayyana menubruk tubuhnya. "Aduh...” lirih Rayyana mengusap dahinya karena dahinya menubruk tubuh atletis suaminya. Benar saja dugaan Akram. Saat ini Rayyana sudah menubruk tubuhnya, dan Akr

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 7: Dilamar

    Akram mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah kotak cincin berwarna merah dengan desain yang indah. Sudut mata Rayyana melirik sekilas. Dari kotaknya saja sudah terlihat sangat indah, apalagi isinya. "Untuk siapa kak?“ tanya Rayyana penasaran. Bukan menjawab pertanyaan istrinya, Akram malah mengulas senyum simpul nya. Karena tidak dijawab, Rayyana pun menepuk dahinya sendiri. "Ah aku lupa, pasti cincin pernikahan Ustadz dengan Ning Zahro 'kan? Indah banget,“ ujar Rayyana menertawakan dirinya sendiri. Disini, ialah yang menjadi wanita pengganggu antara Akram dan Zahro. Bunga mawar berjatuhan dari atas secara tiba-tiba. Di tengah danau, ada sebuah kalimat "Ana Uhibbuki Fillah“ yang artinya aku mencintaimu karena Allah. Ditambah dengan semilir angin membuat kesana romantis tercipta disana. Tangan kekar Akram membuka kotak cincin yang sedaritadi ia pegang di depan Rayyana. "Tiada kata paling indah selain Qobiltu. Tiada hati yang paling indah selain hatimu. Aku tidak peduli dengan

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 6: Digunjing

    Mentari menyapa dengan sinarnya yang indah. Pagi itu, di pesantren disibukkan dengan para santri yang berlalu lalang untuk pergi ke madrasah. Sementara Rayyana, gadis itu sedang di dapur membantu Umi Laila menyiapkan makanan. Hari ini dirinya libur sekolah karena baru saja menikah. "Umi, kok masakannya banyak banget, ada yang mau datang?“ tanya Rayyana dengan wajah polos nan lugunya. "Sore ini, orang tua Ning Zahro akan kesini. Silaturahmi dengan keluarga kita." jawab Umi Laila membuat hati Rayyana sakit. Hatinya sangat sakit mendengar keluarga dari calon istri kedua suaminya akan datang. 'Ana, tolong sadar diri! Ini juga karena kecerobohan mu!' batinnya merutuki dirinya sendiri. Rayyana berperang dengan pikirannya sendiri."Nduk, ada apa?“ tanya Umi Laila menyenggol lengan Rayyana dan membuat gadis itu langsung tersadar dari lamunannya. Rayyana menggeleng pelan. Ia membantu memotong sayuran, lalu mencucinya. Sejujurnya Rayyana suka memasak. Tapi, ia tidak suka mencuci piring dan

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 5: Mendidik Istri

    *Ada hal yang harus kita jaga*"Ta-tapi apa, Ustadz?" tanya Rayyana menatap was-was ke arah Akram. "Tapi kamu harus menuruti perkataan saya, selama itu tidak menyalahi aturan dari Allah dan Rasul-Nya. Kamu harus menurut pada saya, kalau tidak..." Akram sengaja menggantungkan kembali kalimatnya. "Kalau tidak apa?""Kalau tidak saya akan menghukum kamu dengan meminta hak saya atas dirimu. Walaupun kamu belum siap!“ jawab Akram membuat Rayyana bergidik ngeri. Ia pun langsung berlari kecil menuju kamar mandi untuk membersihkan diri serta berganti pakaian. Selang beberapa menit, Rayyana sudah selesai membersihkan diri. Saat ini, ia memakai piyama dan khimar instan miliknya. Pandangan Rayyana celingukan mencari keberadaan seorang ustadz yang sudah sah menjadi suaminya. Siapa lagi jika bukan Akram. Namun, entah muncul darimana, Akram mengetahui bahwa saat ini istri kecilnya sedang mencari keberadaannya. "Ada apa? Sudah kangen dengan suamimu ini?“ tanya Akram sengaja ingin menjahili gadis

DMCA.com Protection Status