Beranda / Romansa / Istri Kecil Ustadz Tampan / Bab 1: Dipaksa Masuk Pesantren

Share

Istri Kecil Ustadz Tampan
Istri Kecil Ustadz Tampan
Penulis: Hello Cutie

Bab 1: Dipaksa Masuk Pesantren

Penulis: Hello Cutie
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-11 15:33:58

Malam kian larut. Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Namun, gadis belia dari keluarga Mumtaaz belum menunjukkan batang hidungnya sedikitpun.

Sampai akhirnya, ada suara bel yang berasal dari Ana, begitulah semua orang memanggilnya. Padahal namanya adalah Rayyana Althafunnisa Mumtaaz.

Pria tampan bertubuh atletis dan berahang keras itu, langsung melayangkan tatapan tajamnya ke arah putri semata wayangnya. "Bagus! Kurang malam pulangnya!“ gertaknya dengan tatapan tajam dan wajah dinginnya. Siapa lagi, jika bukan Andrasaka Mumtaaz.

Saka menarik putrinya untuk masuk ke dalam rumah dengan kasar. Membuat Rayyana meringis kecil.

"Mulai besok, kamu akan Papa pindahkan ke Pesantren!“ ucap Saka melirik tajam ke arah Rayyana.

Merasa ditatap demikian, Rayyana menundukkan pandangannya. Saat ini tatapan papanya sangat mematikan.

Mia, Ibunda Rayyana langsung menghampiri dan memeluk putri semata wayangnya itu. "Sudahlah mas, mungkin ada tugas kelompok,mengingat putri kita akan segera lulus dari SMA. Tidak perlu dimarahin seperti itu.“ ucap Mia menenangkan Saka.

"Justru hari pertama di sekolah, kita harus menegurnya! Ini bukan pertama kalinya anak kamu keluar malam! Dia sudah sering keluar malam!“ teriak Saka mengeram keras. "Dan apa kata kamu? Tugas kelompok? Tugas kelompok dari mana!? Dia ke klub dan berpesta dengan teman-temannya! Apa kamu mau, Ana menjadi seperti mu? Tidakkan!?“ lanjutnya menatap tajam ke arah istrinya.

Dahulu, Mia adalah seorang wanita liar yang sering ke klub dan mabuk-mabukan, sebelum bertemu dengan Saka yang notebennya adalah pria dari kalangan terhormat. Tapi, semua masa lalu Mia, sudah dilupakan oleh Saka. Ia pun tidak ingin mengungkit hal itu lagi.

Saka berjalan meninggalkan ibu dan anak itu. Tapi, sebelum pergi, Saka menatap keduanya tajam.

"Bersiaplah! Besok kamu akan Papa antarkan ke Pesantren tempat teman Papa! Dan ingat, Papa tidak menerima PENOLAKAN!" ucap Saka tegas. Ia menekan kata akhir di kalimatnya.

Lalu, Saka berjalan meninggalkan keduanya menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Saat snag Papa sudah pergi, Rayyana menangis sesenggukan di pelukan bundanya.

"Bun, aku gak mau ke Pesantren! Bunda tau kan, cita-cita aku mau jadi dokter? Aku gak bisa kesana, lagipula enam bulan lagi aku lulus.“ lirih Rayyana sendu.

Mia tak kuasa menahan air matanya. Ia bingung harus memihak siapa. Disatu sisi, suaminya dan disisi lain, anaknya. Ia hanya bisa memeluk dan menenangkan Rayyana saja. "Yaudah sekarang kamu mandi, terus ganti baju dan tidur. Bunda akan coba untuk membujuk papamu.“ titah Mia dengan senyuman yang dipaksakan.

Rayyana pun menurut. Ia berjalan menuju kamarnya dan berganti pakaian. Setelah itu, ia mengambil ponselnya dan menghubungi Malvin, teman sekaligus orang yang ia anggap sebagai abangnya sendiri.

Rayyana: kak Malvin, mau cerita hiks

Rayyana: boleh aku call?

Selang beberapa menit, Malvin membalas pesan dari Rayyana.

Malvin si paling baik: silahkan dek

Mendapat balasan tersebut, senyum Rayyana mengembang. Seolah-olah semua bebannya hilang begitu saja. Dengan senang hati, Rayyana menelpon Malvin.

Mereka berdua bercerita, sampai tanpa sadar, Rayyana ketiduran dengan telpon yang masih menyala.

Sementara itu, di kamar Saka dan Mia. Pria dengan wajah tampan dan tatapan dingin itu sedang memijat pelipisnya pelan, dan wanita cantik di sebelahnya berusaha untuk mengubah keputusan sang suami.

"Mas, kasihan Ana, jika dia masuk Pesantren. Tolong, maafkan Ana untuk kali ini saja." bujuk Mia. Namun, ditolak mentah-mentah oleh Saka.

"Tidak! Keputusan ku sudah bulat, besok pagi, aku sendiri yang akan mengantarkannya ke Pesantren! Sekarang sudah malam, tidurlah!“ tolaknya melirik tajam ke arah Mia.

Tak ingin perdebatan itu berlangsung lagi, Mia pun memutuskan untuk menuruti perintah suaminya. Sangat sulit membujuk Saka, jika dirinya sedang dalam mode emosi.

Keesokan harinya, seperti ucapannya tadi malam. Saka membawa Rayyana untuk masuk ke Pesantren. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju Pesantren Al-Muhajjirin, tempat sahabat lamanya tinggal.

Di dalam mobil, hanya keheningan saja. Tidak ada yang berani membuka suaranya. Sampai akhirnya, Rayyana yang sudah tidak tahan dengan semua kekangan dari sang Papa pun memberanikan diri untuk membantah.

"Pah! Ini hidup aku! Bukan hidup Papa! Jadi, stop urusin aku! Aku gak mau masuk ke Pesantren! Aku mau jadi dokter, bukan ustadzah!" bantah Rayyana dengan air mata yang turun di pipinya.

Mendengar hal itu, Saka menghentikan mobilnya secara mendadak.

Ciiit.

Tatapannya sangat dingin dan tajam. Ia turun dari mobil dan membuka pintu bagian penumpang, dimana Rayyana berada. "Turunlah! Ini hidup kamu bukan? Kita lihat apa yang akan terjadi!“ gertak Saka menarik paksa putrinya. Namun, karena dicegah oleh Mia, Rayyana tidak jadi turun.

"Ana sayang, turutin permintaan papamu kali ini saja ya? Bunda janji, Bunda akan berusaha untuk merubah keputusan papamu, nak.“ cegah Mia memeluk Rayyana. Ia sangat menyayangi dan mencintai putrinya. Mungkin, karena kasih sayangnya yang teramat dalam, membuat Rayyana jauh dari Tuhan-Nya. Rayyana jauh dari agama, dan sering pergi ke klub untuk berpesta dengan teman sebayanya.

Walaupun begitu, itu semua tidaklah murni kesalahan dari Rayyana. Karena kedua orang tuanya yang sibuk bekerja, membuat gadis cantik bermata hazel nan indah itu merasa kesepian dan akhirnya terjerumus dalam pergaulan bebas.

Rayyana berpikir panjang. Akhirnya, ia mau menuruti permintaan bundanya. "Baiklah, aku akan menuruti permintaan Bunda.“ putus Rayyana pasrah.

"Bagus! Papa harap kamu tidak mempermalukan kami!" tegas Saka melirik tajam ke arah Rayyana. Ia langsung masuk kembali dan duduk dibalik kemudi.

Saka melajukan mobilnya kembali. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang.

Akhirnya mereka tiba di pesantren yang akan menjadi tempat bagi Rayyana menempuh pendidikannya.

Mereka semua pun turun dari mobil dan menghampiri Kyai Hasby, selaku pemimpin pondok pesantren itu dan juga merupakan teman Saka. Mereka berbincang ringan, dan saling menyapa satu sama lain.

Waktu berlalu begitu saja. Kini tibalah, Saka dan Mia harus pulang ke rumah mereka kembali. Mia memeluk putrinya yang terlihat menangis, namun berusaha disembunyikan itu.

Rayyana memang gadis yang sangat pandai menyembunyikan kesedihannya. Ia jarang menangis di depan kedua orang tuanya. Hanya Malvin lah satu-satunya orang yang bisa melihat Rayyana terpuruk.

Setelah berpamitan pada semuanya, Saka dan Mia masuk ke dalam mobil dan pulang ke rumah mereka. Sedangkan, Rayyana diantar menuju kamar di asrama putri yang akan menjadi kamarnya selama menempuh pendidikan di pesantren ini.

"Ini kamar kamu, oh iya nama kamu siapa?" tanya Aulia teman satu kamar Rayyana. Umur Aulia lebih tua dua belas tahun, dibandingkan Rayyana.

Rayyana mendongakkan kepalanya. "Semua orang memanggilku Ana, kalau nama lengkap ku Rayyana Althafunnisa Mumtaaz. Kakak bisa panggil aku Ana, Rayyana atau apapun itu!" jawab Rayyana dengan malas. Ia masuk ke dalam kamar yang akan ia tempati.

Pandangan pertama yang ia lihat adalah kamar dengan ukuran kecil dan ada dua kasur yang berukuran tidak terlalu besar. Rayyana memutar bola matanya malas. Kalau tidak karena bundanya yang meminta dirinya, mungkin ia tidak akan masuk ke dalam penjara ini.

'Sekarang aku tinggal mikirin gimana caranya kabur dari sini!' batin Rayyana tersenyum smirk. Kalau urusan kabur, Rayyana lah spesialis nya. Ia sering kabur dari rumah, dan pergi ke klub. Dirinya juga sering bolos sekolah. Walaupun begitu, ia selalu mendapatkan juara umum dan selalu memenangkan Olimpiade apapun yang ia ikuti.

**

Satu minggu kemudian, Rayyana mulai berdamai dengan keadaan. Karena terakhir kali ia mencoba kabur, dirinya dihukum oleh seorang ustadz tampan dengan wajah dingin dan nyebelin. Ia dihukum untuk menulis kalimat 'bismillah' dalam Bahasa Arab sebanyak lima ratus kali dan itu membuat Rayyana jera.

Sampai sekarangpun tangannya masih pegal karena disuruh menulis sebanyak itu. Pagi ini, Rayyana bersiap-siap menuju kelasnya. Ia melirik ke arah jam dinding yang ada disana.

'Mampus! Bentar lagi masuk! Ini gara-gara tuh orang!' umpat Rayyana kesal. Pasalnya, tadi dirinya sudah mengantri lebih dulu di kamar mandi. Namun, tiba-tiba ada orang yang menyerobot nya dan berkata bahwa dia adalah seorang pengurus.

Jika tidak dihentikan oleh Aulia tadi, mungkin Rayyana sudah bertengkar dengan wanita yang songong dan sok berkuasa itu. Setelah selesai bersiap-siap, Rayyana berlari dengan tergesa-gesa menuju kelasnya.

Ia melirik sekilas ke arah jam tangan yang ia kenakan. 'Duh mampus!' batinnya terus berlari karena ia sudah sangat telat.

Saat Rayyana sedang berlari, ia tidak sengaja menabrak seorang ustadz tampan dengan wajah dingin dan tegasn yang datang dari arah berlawananb. "Astaghfirullah,“ ucapnya karena terkejut ditabrak oleh seorang santriwati.

Rayyana mendongakkan kepalanya. 'Duh dia lagi!' batinnya takut jika dirinya akan dihukum lagi.

"Ehm... anu... maaf ustadz, a-aku ga-gak sengaja." ucap Rayyana getir. Sungguh, tangannya masih pegal. Wajar saja tangannya masih terasa pegal, karena dirinya baru kemarin menyelesaikan hukumannya.

Sang ustadz pun mendongakkan kepalanya sejenak. Hampir tidak ada ekspresi apapun diwajahnya. Detik berikutnya, ia pun kembali menundukkan pandangannya. "Ya.“ jawabnya singkat. Hanya itu yang keluar dari mulutnya, lalu ia pun pergi meninggalkan Rayyana seorang diri.

Rayyana hanya mengedikkan bahunya. Lalu, ia kembali berlari menuju kelasnya sembari mendumel. "Dasar ustadz aneh! Singkat banget jawabannya! Aaargh... kalau gak takut dihukum lagi, udah aku pites tuh ustadz!“ dumel Rayyana kelewat kesal dengan ustadz yang ia tabrak tadi. Ralat, tidak sengaja tertabrak.

Sesampainya di kelas, seperti biasa, ia selalu menjadi sorotan oleh teman-temannya. Karena wajahnya yang cantik, sifatnya yang periang dan juga cerdas, membuat teman-temannya menyukai Rayyana.

"Assalamu'alaikum.“ sapa Rayyana ketus. Ia langsung duduk di tempat duduknya tanpa menunggu teman-temannya menjawab salam darinya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah, kenapa cemberut gitu, Nis?“ tanya Intan teman sebangku Rayyana. Di pesantren, teman-temannya memanggilnya dengan sebutan 'Nisa'.

Namun, belum sempat Rayyana menjawab pertanyaan temannya. Ustadz yang akan mengajar di kelas mereka tiba. Ternyata ustadz yang ditabrak oleh Rayyana tadi juga seorang Gus.

'Jadi, dia Gus? Tapi apa itu Gus? Kenapa mereka memanggilnya dengan sebutan itu?' pikir Rayyana penasaran. 'Ah lupakan aja! Lagipula aku masih kesal sama tuh orang!' lanjutnya menatap tajam ke arah sang ustadz.

***

Bab terkait

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 2: Ustadz, Kok Dingin?

    Pandangan Rayyana fokus pada papan tulis. Hari ini adalah pelajaran bahasa Arab, dan ia harus menulis Arab lagi. "Kapan penderitaan ini berakhir?" tanyanya mengerucutkan bibirnya. Intan yang mendengar keluhan temannya hanya menggelengkan kepalanya saja. Ia tetap fokus pada pelajaran, ralat lebih tepatnya pada ustadz tampan di depan mereka saat ini. "Baiklah, siapa yang bisa memberikan contoh pengaplikasian dalam ilmu Sharf ini?“ tanya Akram dengan wajah dinginnya. Hampir tidak ada ekspresi diwajahnya. Tanpa sengaja, Rayyana mengangkat tangannya. "Saya Ustadz," jawab Rayyana singkat. "Na'am, tafadhol Ukhty.“ timpal Akram menganggukkan kepalanya. Rayyana terdiam. "Ustadz, apa itu tafadhol?“ tanyanya dengan wajah polosnya. Mendengar hal itu, Akram tersenyum tipis. Walaupun ekspresi datarnya menutupi senyuman diwajahnya. "Jadi, anti tidak tau apa itu tafadhol?“ tanya Akram intens. Rayyana menggeleng pelan. "Gak tau ustadz, emangnya itu apa?“ Dengan polos Rayyana menjawab pertanyaa

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-11
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 3: Dipaksa Menikah

    Suara teriakan Rayyana sangat kencang membuat seisi rumah naik ke lantai dua. Mata Laila dan Aulia terbelalak saat melihat posisi Akram dan Rayyana. Akram yang hanya menggunakan bathrobe dan berada diatas Rayyana yang sedang menangis ketakutan. Dengan cepat, Aulia berlari untuk menyingkirkan Akram dari dekat Rayyana. "Akram! Apa yang kamu lakukan?“ tanya Aulia geram. Ia langsung memeluk dan menenangkan Rayyana. Akram juga sama terkejutnya dengan kakak dan uminya. Sungguh, ia tidak sengaja berada diatas Rayyana. Karena tadinya, gadis itu hendak terjatuh dan menarik tangannya. Terjadilah hal yang tidak di inginkan seperti sekarang ini. "Mbak, ini tidak seperti yang kamu lihat,“ ucap Akram berusaha menetralkan detak jantungnya. "Sudahlah dek! Mbak gak nyangka, kamu bisa ngelakuin hal seperti itu! Mbak bakal aduin hal ini ke Abah!" cicit Aulia menatap tajam ke arah Akram. Laila juga ikut menimpali. "Umi, kecewa sama kamu, Le. Segeralah berganti pakaian, dan turun ke bawah!" timpal La

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 4: Sah

    Seperti ucapan Kyai Hasby tadi malam, hari ini pernikahan Akram dan Rayyana akan berlangsung di masjid pesantren. Senyuman memancar dari wajah tampan seorang pria yang biasanya hanya menampilkan ekspresi wajah datar dan dingin itu. Siapa lagi jika bukan Akram. Ia sedang bersiap-siap untuk memantaskan diri menikahi seorang gadis yang baru saja ia temui dua hari lalu. 'Takdir Allah memang unik' gumam Akram tersenyum tipis. Padahal baru sebulan yang lalu, ia mengkhitbah seorang Ning. Tapi, hari ini justru dirinya menikahi seorang gadis yang notebene-nya adalah santriwatinya sendiri. Aulia yang melihat adiknya sedang bercermin sambil senyum-senyum sendiri, langsung menggodanya. Kapan lagi bisa menggoda adiknya yang dingin dan datar, seperti Akram. "Masya Allah, calon pengantin bahagia banget, senyumannya gak pernah pudar sedikitpun." goda Aulia menghampiri Akram. Mendengar sang Mbak meledeknya, Akram menoleh ke belakang. "Bukan gitu mbak. Akram hanya deg-degan karena ini pertama kali

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 5: Mendidik Istri

    *Ada hal yang harus kita jaga*"Ta-tapi apa, Ustadz?" tanya Rayyana menatap was-was ke arah Akram. "Tapi kamu harus menuruti perkataan saya, selama itu tidak menyalahi aturan dari Allah dan Rasul-Nya. Kamu harus menurut pada saya, kalau tidak..." Akram sengaja menggantungkan kembali kalimatnya. "Kalau tidak apa?""Kalau tidak saya akan menghukum kamu dengan meminta hak saya atas dirimu. Walaupun kamu belum siap!“ jawab Akram membuat Rayyana bergidik ngeri. Ia pun langsung berlari kecil menuju kamar mandi untuk membersihkan diri serta berganti pakaian. Selang beberapa menit, Rayyana sudah selesai membersihkan diri. Saat ini, ia memakai piyama dan khimar instan miliknya. Pandangan Rayyana celingukan mencari keberadaan seorang ustadz yang sudah sah menjadi suaminya. Siapa lagi jika bukan Akram. Namun, entah muncul darimana, Akram mengetahui bahwa saat ini istri kecilnya sedang mencari keberadaannya. "Ada apa? Sudah kangen dengan suamimu ini?“ tanya Akram sengaja ingin menjahili gadis

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 6: Digunjing

    Mentari menyapa dengan sinarnya yang indah. Pagi itu, di pesantren disibukkan dengan para santri yang berlalu lalang untuk pergi ke madrasah. Sementara Rayyana, gadis itu sedang di dapur membantu Umi Laila menyiapkan makanan. Hari ini dirinya libur sekolah karena baru saja menikah. "Umi, kok masakannya banyak banget, ada yang mau datang?“ tanya Rayyana dengan wajah polos nan lugunya. "Sore ini, orang tua Ning Zahro akan kesini. Silaturahmi dengan keluarga kita." jawab Umi Laila membuat hati Rayyana sakit. Hatinya sangat sakit mendengar keluarga dari calon istri kedua suaminya akan datang. 'Ana, tolong sadar diri! Ini juga karena kecerobohan mu!' batinnya merutuki dirinya sendiri. Rayyana berperang dengan pikirannya sendiri."Nduk, ada apa?“ tanya Umi Laila menyenggol lengan Rayyana dan membuat gadis itu langsung tersadar dari lamunannya. Rayyana menggeleng pelan. Ia membantu memotong sayuran, lalu mencucinya. Sejujurnya Rayyana suka memasak. Tapi, ia tidak suka mencuci piring dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 7: Dilamar

    Akram mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah kotak cincin berwarna merah dengan desain yang indah. Sudut mata Rayyana melirik sekilas. Dari kotaknya saja sudah terlihat sangat indah, apalagi isinya. "Untuk siapa kak?“ tanya Rayyana penasaran. Bukan menjawab pertanyaan istrinya, Akram malah mengulas senyum simpul nya. Karena tidak dijawab, Rayyana pun menepuk dahinya sendiri. "Ah aku lupa, pasti cincin pernikahan Ustadz dengan Ning Zahro 'kan? Indah banget,“ ujar Rayyana menertawakan dirinya sendiri. Disini, ialah yang menjadi wanita pengganggu antara Akram dan Zahro. Bunga mawar berjatuhan dari atas secara tiba-tiba. Di tengah danau, ada sebuah kalimat "Ana Uhibbuki Fillah“ yang artinya aku mencintaimu karena Allah. Ditambah dengan semilir angin membuat kesana romantis tercipta disana. Tangan kekar Akram membuka kotak cincin yang sedaritadi ia pegang di depan Rayyana. "Tiada kata paling indah selain Qobiltu. Tiada hati yang paling indah selain hatimu. Aku tidak peduli dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 8: Kedatangan Orangtua Zahro

    Tubuh Rayyana masih mematung di tempat. Ia mengira Akram tidak akan bertindak sejauh ini. Bahkan, Rayyana mengira kalau Akram akan membebaskannya setelah satu tahun. Tapi, semua perkiraannya itu salah. Akram justru terpikat padanya. Entah apa yang membuat pria dewasa itu mulai menaruh hati pada Rayyana. "Kembali ke ndalem, yuk.” ajak Akram menggenggam erat tangan Rayyana. Semua perlakuan Akram begitu lembut pada Rayyana. Membuat jantung Rayyana berdetak sangat kencang setiap kali Akram menggenggam ataupun perhatian kepadanya. Pandangan Rayyana terus menatap wajah tampan Akram. Sialnya lagi, sinar mentari malah semakin menambah aura ketampanan serta wibawa seorang Muhammad Akram Al-Hasby. Mendapati istrinya yang terus memandangi wajahnya. Akram pun jahil dengan sengaja berhenti mendadak agar Rayyana menubruk tubuhnya. "Aduh...” lirih Rayyana mengusap dahinya karena dahinya menubruk tubuh atletis suaminya. Benar saja dugaan Akram. Saat ini Rayyana sudah menubruk tubuhnya, dan Akr

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-19
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 9: Keputusan kedua keluarga

    Dahi Akram berkerut. Seakan-akan ia tengah berpikir siapa orang yang telah membuat mantan tunangannya itu jatuh hati. "Siapa Yai?" tanya Akram bingung. Kyai Ilham tersenyum simpul. Sudut matanya melirik sekilas ke arah putrinya, Zahro. "Orang itu adalah Haiqal, mas sulung mu." jawab Kyai Ilham yang tentu saja membuat Akram terkejut. Bola mata Akram membulat sempurna. Seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. "M-mas Haiqal? Tapi sejak kapan?" tanya Akram lagi. Ia masih tidak menyangka kalau ternyata orang yang dicintai oleh Zahro adalah mas sulungnya. Zahro tersenyum malu. "Benar Gus, saya telah jatuh hati ke Gus Haiqal sejak pertama kali bertemu waktu saya masih kuliah di Mesir dulu. Awalnya, saya kira lelaki yang hendak dijodohkan oleh saya adalah Gus Haiqal. Ternyata dugaan saya salah, justru Gus lah yang dijodohkan kepada saya. Hati saya pun kecewa, namun perlahan-lahan saya mulai menerima perjodohan ini. Qadarullah, Allah berkehendak lain sehingga saya bisa mengutarakan isi hati

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03

Bab terbaru

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 13: Digodain Suami

    Usai melaksanakan sholat tahajjud secara berjama'ah. Akram dan Rayyana pun duduk saling berhadapan. "Sini setoran hafalan sama aku, dek. Kemarin kamu kan lagi sakit, jadi tidak setoran hafalan padaku." titah Akram sukses membuat Rayyana terkejut bukan main. Rayyana meneguk salivanya dengan kasar. Bagaimana mau setoran hafalan? Dirinya saja tidak ada menghafal apapun sejak kemarin. "Ehmm... itu... anu..." ucapan gadis itu tercekat. Ia bingung harus beralasan apalagi. "Itu apa, dek? Kenapa wajahmu terlihat begitu pucat?" tanya Akram dengan tatapan yang sangat menyeramkan dimata Rayyana. Rayyana mengernyitkan dahinya. 'Pake ditanya segala! Udah tau aku pucat karena disuruh setoran hafalan!' rutuk Rayyana di dalam hati. "Rayya..." panggilan dari Akram sukses membuat Rayyana terhentak kaget. "Ada apa? Ada yang sedang kamu pikirkan?" Lagi-lagi Akram bertanya pada istri kecilnya itu. Sedangkan yang ditanya justru semakin resah. "Hah? ehm... a-aku gak apa-apa kok, kak." jawab Rayyana g

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 12: Tidak Diakui

    Akram berjalan masuk ke dalam kamarnya. Sungguh, ia sangat kesal karena kamarnya terlihat begitu berantakan. Namun, ia tetap berusaha untuk mengatur emosinya agar tidak kelepasan. "Astaghfirullah... Akram tenang!" gumam Akram mengelus dadanya sendiri. Ia benar-benar kehabisan cara untuk mendidik istri kecilnya itu. Dengan wajah yang terlihat begitu kesal, Akram pun membereskan kamarnya. Termasuk laptop serta buku yang berantakan diatas ranjang. "Rayya, Rayya... kapan kamu akan belajar hmm..?" gumam Akram menggelengkan kepalanya saja. Pria itu lalu memunguti buku-buku miliknya yang berserakan diatas ranjang dan meletakkannya kembali ke meja kerjanya. Tak hanya itu, Akram juga meraih laptopnya. Ia terkejut saat melihat laptopnya dalam keadaan hidup dan menampilkan notifikasi bahwa ada yang sedang berusaha untuk membobol keamanannya. "Ternyata tadi Rayya berusaha untuk membuka laptopku? Tapi untuk apa dia memerlukan laptop?" gumam Akram bertanya-tanya. Lelaki berparas tampan yang mem

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 11: Merasa bosan

    Usai melaksanakan kewajibannya, Rayyana pun duduk ditepi ranjang menunggu kepulangan sang suami. Netra Rayyana menangkap sebuah buku kedokteran milik sang suami. Gadis cantik nan mungil itupun segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan untuk mengambil buku tersebut. "Anatomi manusia?" gumam Rayyana yang penasaran pada isi dari buku tersebut. Ia pun membawanya ke tepi ranjang untuk membaca buku tersebut. Satu persatu lembar buku tebal yang ada ditangannya terbuka. Gadis cantik itu membaca bukunya dengan cermat dan saksama. Hingga tanpa sadar ternyata ibu mertuanya tengah memanggilnya dari ambang pintu. "Rayyana... Umi masuk ya nak?" ucap Umi Laila yang sudah entah ke berapa kali mengetuk pintu kamar putra dan menantunya itu. Wanita cantik dengan menggunakan gamis berwarna pastel itupun membuka pintu kamar tersebut dan masuk ke dalamnya. Dilihatnya sang menantu tengah asik membaca buku. "Assalamu'alaikum Ana, dari tadi Umi panggilin kok gak dijawab, nduk?" tanya Umi Laila be

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 10: Perhatian Akram

    Kepala Rayyana terasa begitu berat dan pusing. Gadis mungil itu pun memegangi kepalanya sangking pusingnya. "Aw..." ringisnya pelan. Akram yang tengah berada di sofa sembari bekerja pun tidak sengaja mendengar ringisan sang istri. Cepat-cepat, Akram bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Rayyana. "Bagian mana yang sakit, dek?" tanya Akram menatap intens ke arah Rayyana. Rayyana mendongakkan kepalanya. Ia tidak menjawab melainkan memberi isyarat kepada Akram bahwa kepalanya terasa pusing. Akram yang paham pun langsung meminta Rayyana untuk merebahkan dirinya agar ia bisa memeriksanya. "Rebahan dulu ya, biar kakak periksa." Pinta Akram dan dibalas anggukan kecil oleh Rayyana. Lalu Akram berjalan untuk mengambil stetoskop dan juga alat tensi untuk mengecek tekanan darah Rayyana. Setelah mengambil alat medisnya, Akram berjalan kembali menghampiri Rayyana. Dengan cekatan, Akram memeriksa Rayyana. Ia terlihat begitu serius saat memeriksa istri kecilnya itu. "Kamu sudah makan? T

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 9: Keputusan kedua keluarga

    Dahi Akram berkerut. Seakan-akan ia tengah berpikir siapa orang yang telah membuat mantan tunangannya itu jatuh hati. "Siapa Yai?" tanya Akram bingung. Kyai Ilham tersenyum simpul. Sudut matanya melirik sekilas ke arah putrinya, Zahro. "Orang itu adalah Haiqal, mas sulung mu." jawab Kyai Ilham yang tentu saja membuat Akram terkejut. Bola mata Akram membulat sempurna. Seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. "M-mas Haiqal? Tapi sejak kapan?" tanya Akram lagi. Ia masih tidak menyangka kalau ternyata orang yang dicintai oleh Zahro adalah mas sulungnya. Zahro tersenyum malu. "Benar Gus, saya telah jatuh hati ke Gus Haiqal sejak pertama kali bertemu waktu saya masih kuliah di Mesir dulu. Awalnya, saya kira lelaki yang hendak dijodohkan oleh saya adalah Gus Haiqal. Ternyata dugaan saya salah, justru Gus lah yang dijodohkan kepada saya. Hati saya pun kecewa, namun perlahan-lahan saya mulai menerima perjodohan ini. Qadarullah, Allah berkehendak lain sehingga saya bisa mengutarakan isi hati

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 8: Kedatangan Orangtua Zahro

    Tubuh Rayyana masih mematung di tempat. Ia mengira Akram tidak akan bertindak sejauh ini. Bahkan, Rayyana mengira kalau Akram akan membebaskannya setelah satu tahun. Tapi, semua perkiraannya itu salah. Akram justru terpikat padanya. Entah apa yang membuat pria dewasa itu mulai menaruh hati pada Rayyana. "Kembali ke ndalem, yuk.” ajak Akram menggenggam erat tangan Rayyana. Semua perlakuan Akram begitu lembut pada Rayyana. Membuat jantung Rayyana berdetak sangat kencang setiap kali Akram menggenggam ataupun perhatian kepadanya. Pandangan Rayyana terus menatap wajah tampan Akram. Sialnya lagi, sinar mentari malah semakin menambah aura ketampanan serta wibawa seorang Muhammad Akram Al-Hasby. Mendapati istrinya yang terus memandangi wajahnya. Akram pun jahil dengan sengaja berhenti mendadak agar Rayyana menubruk tubuhnya. "Aduh...” lirih Rayyana mengusap dahinya karena dahinya menubruk tubuh atletis suaminya. Benar saja dugaan Akram. Saat ini Rayyana sudah menubruk tubuhnya, dan Akr

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 7: Dilamar

    Akram mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah kotak cincin berwarna merah dengan desain yang indah. Sudut mata Rayyana melirik sekilas. Dari kotaknya saja sudah terlihat sangat indah, apalagi isinya. "Untuk siapa kak?“ tanya Rayyana penasaran. Bukan menjawab pertanyaan istrinya, Akram malah mengulas senyum simpul nya. Karena tidak dijawab, Rayyana pun menepuk dahinya sendiri. "Ah aku lupa, pasti cincin pernikahan Ustadz dengan Ning Zahro 'kan? Indah banget,“ ujar Rayyana menertawakan dirinya sendiri. Disini, ialah yang menjadi wanita pengganggu antara Akram dan Zahro. Bunga mawar berjatuhan dari atas secara tiba-tiba. Di tengah danau, ada sebuah kalimat "Ana Uhibbuki Fillah“ yang artinya aku mencintaimu karena Allah. Ditambah dengan semilir angin membuat kesana romantis tercipta disana. Tangan kekar Akram membuka kotak cincin yang sedaritadi ia pegang di depan Rayyana. "Tiada kata paling indah selain Qobiltu. Tiada hati yang paling indah selain hatimu. Aku tidak peduli dengan

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 6: Digunjing

    Mentari menyapa dengan sinarnya yang indah. Pagi itu, di pesantren disibukkan dengan para santri yang berlalu lalang untuk pergi ke madrasah. Sementara Rayyana, gadis itu sedang di dapur membantu Umi Laila menyiapkan makanan. Hari ini dirinya libur sekolah karena baru saja menikah. "Umi, kok masakannya banyak banget, ada yang mau datang?“ tanya Rayyana dengan wajah polos nan lugunya. "Sore ini, orang tua Ning Zahro akan kesini. Silaturahmi dengan keluarga kita." jawab Umi Laila membuat hati Rayyana sakit. Hatinya sangat sakit mendengar keluarga dari calon istri kedua suaminya akan datang. 'Ana, tolong sadar diri! Ini juga karena kecerobohan mu!' batinnya merutuki dirinya sendiri. Rayyana berperang dengan pikirannya sendiri."Nduk, ada apa?“ tanya Umi Laila menyenggol lengan Rayyana dan membuat gadis itu langsung tersadar dari lamunannya. Rayyana menggeleng pelan. Ia membantu memotong sayuran, lalu mencucinya. Sejujurnya Rayyana suka memasak. Tapi, ia tidak suka mencuci piring dan

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 5: Mendidik Istri

    *Ada hal yang harus kita jaga*"Ta-tapi apa, Ustadz?" tanya Rayyana menatap was-was ke arah Akram. "Tapi kamu harus menuruti perkataan saya, selama itu tidak menyalahi aturan dari Allah dan Rasul-Nya. Kamu harus menurut pada saya, kalau tidak..." Akram sengaja menggantungkan kembali kalimatnya. "Kalau tidak apa?""Kalau tidak saya akan menghukum kamu dengan meminta hak saya atas dirimu. Walaupun kamu belum siap!“ jawab Akram membuat Rayyana bergidik ngeri. Ia pun langsung berlari kecil menuju kamar mandi untuk membersihkan diri serta berganti pakaian. Selang beberapa menit, Rayyana sudah selesai membersihkan diri. Saat ini, ia memakai piyama dan khimar instan miliknya. Pandangan Rayyana celingukan mencari keberadaan seorang ustadz yang sudah sah menjadi suaminya. Siapa lagi jika bukan Akram. Namun, entah muncul darimana, Akram mengetahui bahwa saat ini istri kecilnya sedang mencari keberadaannya. "Ada apa? Sudah kangen dengan suamimu ini?“ tanya Akram sengaja ingin menjahili gadis

DMCA.com Protection Status