Share

Bab 6: Digunjing

Penulis: Hello Cutie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-09 15:46:08

Mentari menyapa dengan sinarnya yang indah. Pagi itu, di pesantren disibukkan dengan para santri yang berlalu lalang untuk pergi ke madrasah. Sementara Rayyana, gadis itu sedang di dapur membantu Umi Laila menyiapkan makanan. Hari ini dirinya libur sekolah karena baru saja menikah.

"Umi, kok masakannya banyak banget, ada yang mau datang?“ tanya Rayyana dengan wajah polos nan lugunya.

"Sore ini, orang tua Ning Zahro akan kesini. Silaturahmi dengan keluarga kita." jawab Umi Laila membuat hati Rayyana sakit.

Hatinya sangat sakit mendengar keluarga dari calon istri kedua suaminya akan datang. 'Ana, tolong sadar diri! Ini juga karena kecerobohan mu!' batinnya merutuki dirinya sendiri. Rayyana berperang dengan pikirannya sendiri.

"Nduk, ada apa?“ tanya Umi Laila menyenggol lengan Rayyana dan membuat gadis itu langsung tersadar dari lamunannya.

Rayyana menggeleng pelan. Ia membantu memotong sayuran, lalu mencucinya. Sejujurnya Rayyana suka memasak. Tapi, ia tidak suka mencuci piring dan ke pasar.

Dari arah ruang makan, Akram melihat gadis kecil yang sudah menjadi istrinya itu. Tanpa sadar, senyuman terbit di wajah tampannya. Pemuda itu, berjalan ke dapur. Berpura-pura mengambil air minum. Padahal, Akram ingin mencuri pandang ke arah Rayyana.

"Akram, ngapain nak?“ tanya Laila menyadari bahwa putranya sedang berada di dapur dan diam-diam mengamati gadis cantik disebelahnya yang sedang asik memasak.

Mendengar nama ustadz yang sudah menjadi suaminya disebut, Rayyana langsung mengedarkan pandangannya dan mencari keberadaan Akram.

Pandangan keduanya bertemu. Mata hazel milik Rayyana bertemu dengan mata elang nan tajam milik Akram. Sangat indah.

Umi Laila menyadari anak dan menantunya saling bertatapan. Ia pun langsung berdeham untuk menyadarkan keduanya. "Ekhem...“

Rayyana dan Akram tersadar dan memalingkan wajahnya ke arah lain. "Iya Umi?“ tanya keduanya serentak.

"Akram, kamu ngapain?“ tanya Umi Laila pada Akram.

"Itu Umi... ehm... ambil minum," jawab Akram gelagapan.

"Ambil minum atau merhatiin Rayyana?“ goda Umi Laila pada sepasang pengantin baru itu.

Akram menggeleng. "Ambil minum, Umi. Yaudah, Akram pamit, assalamu'alaikum.“ pamit Akram berjalan ke luar dapur. Ia tau saat ini pasti telinganya sedang memerah karena malu ketahuan sudah mencuri pandang ke arah istrinya.

Umi Laila tertawa kecil. "Wa'alaikumussalam warahmatullah, oh iya nak, nanti sore orang tua Ning Zahro akan kemari. Kamu gak ke rumah sakit 'kan?“ tanya Umi Laila menghentikan langkah Akram yang baru saja mencapai pintu.

Akram membalikkan tubuhnya, dan menggelengkan kepalanya. "Enggak Umi,“ jawabnya singkat. Sudut matanya menangkap istri kecilnya tampak melamun. Entah apa yang dipikirkan oleh gadis itu.

"Umi, Akram boleh pinjam Rayyana sebentar?“ tanya Akram ragu. Sungguh, ia penasaran dengan apa yang ada dipikiran istri kecilnya itu.

Umi Laila mengulas senyum simpul. "Loh kok izin ke Umi, kan Rayyana istrimu.“ timpal Umi Laila tertawa kecil. Kemudian, Umi Laila menoleh ke arah Rayyana dan menyuruhnya untuk ikut bersama dengan Akram. "Rayyana, ikut dengan suamimu, nak.“ titah Umi Laila dan dibalas anggukan kecil oleh Rayyana.

"Baik Umi,“ jawab Rayyana berjalan mengikuti langkah Akram.

Saat hendak menaiki tangga, tiba-tiba Akram berhenti dan membuat Rayyana menubruk tubuh atletis suaminya. "Aw, kebiasaan banget! Berhenti tiba-tiba!“ gerutu Rayyana mengusap dahinya.

Akram berbalik dan menatap intens ke arah istri kecilnya. Entah dorongan darimana, Akram tiba-tiba mencium bibir mungil Rayyana. "Sekarang masih sakit?“ tanya Akram lembut.

Tubuh Rayyana menegang seketika. Ini pertama kalinya bibirnya dicium. "Yang sakit dahi ku, bukan bibirku!“ cicitnya kesal.

Akram tertawa kecil. "Hehe, aseef jiddan ya Zaujati.“ ucap Akram lembut. Lalu, ia menggandeng tangan Rayyana dan membawanya berkeliling pesantren.

Tadinya, niat Akram ingin membawa Rayyana ke kamar. Tapi, ia teringat ada sebuah tempat yang ingin ia tunjukkan pada istrinya.

"Mau kemana?“ tanya Rayyana mendongakkan kepalanya agar bisa menatap wajah tampan suaminya.

"Ikut saja, ada tempat yang ingin aku tunjukkan padamu.“ jawab Akram dengan wajah tanpa ekspresi. Namun, dari nada bicaranya terkesan sangat lembut.

Mereka berdua berjalan berdampingan. Semua mata santri dan santriwati menatap tajam ke arah keduanya. Ralat bukan keduanya, lebih tepatnya ke arah Rayyana.

"Lihat deh, gak tau malu banget! Pantesan deketin Ning Aulia, ternyata mau jebak Gus Akram." gunjing para santriwati saat Rayyana dan Akram lewat di depan mereka.

"Ada udang dibalik batu ternyata! Katanya gak suka sama yang alim, eh taunya jebak Gus sendiri!" timpal yang lainnya.

Gunjingan-gunjingan sari para santri membuat hati Rayyana sakit. Walaupun, ia terkenal bandel, tapi ia juga seorang wanita biasa yang memiliki sebuah perasaan.

"Kasihan ya Gus Akram, harus menikah dengan gadis gak bener! Ana denger, dulunya dia sering ke klub malam loh!“ sahut para santriwati terus saja menggunjing Rayyana disepanjang langkahnya.

Langkah Akram terhenti saat mendengar kalimat terakhir dari santriwati nya. Otomatis, Rayyana pun ikut berhenti. Tatapan mata tajam serta wajah tegas membuat Akram tampak berwibawa.

"Jangan pernah menghakimi seseorang dari masa lalunya! Ingat, kalian juga memiliki masa lalu yang kelam. Baik disengaja, maupun tidak.“ ucap Akram tegas. Wajah datar dan dinginnya, membuat para santri menundukkan kepalanya.

"Ketahuilah bahwa yang sedang kalian gunjing adalah istri saya! Jika kalian menyakiti hatinya, otomatis kalian juga ikut menyakiti hati saya. Dan satu lagi, jangan menyebarkan berita yang kalian sendiripun tidak tau kebenarannya. Sesungguhnya, fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan." lanjut Akram menggenggam tangan Rayyana dengan sangat erat dan membawanya pergi darisana.

Akram sangat tidak suka ada orang yang membicarakan tentang orang lain. Terlebih lagi, pembicaraan itu bisa saja menimbulkan fitnah.

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya mereka berdua berhenti di salah satu kolam buatan yang berada di perbatasan antara asrama putra dan asrama putri.

Mereka berdua pun duduk di tepinya. Sudut mata Akram menangkap istrinya yang sedaritadi diam saja. Pasalnya, ia tidak melihat air mata di pipi Rayyana. Biasanya, wanita akan menangis setelah mendapatkan ujaran kebencian seperti tadi.

"Dek, ada apa?“ tanya Akram, lalu dibalas gelengan kepala oleh Rayyana.

Entah sejak kapan, gadis cantik nan polos itu berubah menjadi pendiam. Ia tidak banyak bicara, melainkan hanya diam dan menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.

Tangan kekar Akram meraih kepala Rayyana dan meletakkannya di pundaknya. "Kamu sedih dengan perkataan mereka tadi?“ tanya Akram mencoba untuk mencari tau isi hati istri kecilnya ini.

Rayyana kembali menggeleng. "Aku gak sedih kok, sudah biasa.“ jawab Rayyana terkekeh pelan.

Menjadi putri tunggal dari keluarga kaya raya tidak membuat Rayyana hidup dengan bahagia dan damai. Ia merasa kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya yang sibuk bekerja dan meninggalkannya seorang diri di Mansion besar.

Membuat gadis cantik itu sering keluar malam untuk mencari ketenangan. Jauh dari agama, membuat Rayyana melakukan hal itu. Semata-mata untuk memuaskan batinnya yang mengharapkan sebuah kasih sayang dan kehangatan keluarga.

Sampai suatu hari, Rayyana bertemu dengan Malvin, yang ternyata adalah kakak kelasnya di sekolah. Malvin lebih tua dua tahun dari Rayyana dan saat ini sudah berkuliah di Universitas swasta.

Mereka berdua sering melakukan kegiatan sosial. Suatu malam, Rayyana dan Malvin pergi ke klub untuk menyelamatkan seorang wanita yang merupakan teman Malvin, wanita tersebut bernama Cyra.

Cyra dijebak oleh teman-temannya untuk menjadi wanita malam. Karena di kampusnya, Cyra adalah mahasiswi tercerdas dan kesayangan para dosen. Membuat para teman-temannya merasa iri akan dirinya.

Niat Rayyana baik, ia ingin membantu Malvin membebaskan teman wanitanya. Namun, ada seseorang yang memotret nya keluar bersama dengan Malvin dan memberitakan yang tidak-tidak tentang dirinya.

Ditambah, pakaian yang dikenakan oleh Rayyana waktu itu sangat minim. Ia hanya memakai dress selutut. Sehingga mengekspos kaki putih yang tidak terlalu tinggi itu.

Makanya, papanya sangat marah saat mendengar kabar itu. Rayyana sempat dibully di sekolahnya, bahkan hampir terancam dikeluarkan.

Tidak ada yang mengetahui niat Rayyana keluar malam adalah untuk berbagi makanan dengan anak-anak jalanan. Orang-orang diluar sana, bahkan papanya sendiri mencap dirinya sebagai anak bandel dan tidak tau diri.

"Jika orang sudah tidak suka pada kita, mau dikasih tau kebenarannya pun tetap tidak akan suka. Karena awal pandangannya terhadap kita sudah buruk, sekalipun itu tidak benar. Orang-orang akan mencap kita begitu seumur hidup.“ ujar Rayyana tanpa sadar. Air matanya sudah kering karena keseringan menangis. Ia lebih suka menatap kosong ke depan untuk mengekspresikan kesedihannya.

Akram menoleh ke arah Rayyana. Ia melihat ada kesedihan mendalam di mata istrinya. "Dek, jika kamu belum bisa menganggap saya suamimu. Anggaplah saya teman atau sahabatmu, kamu bisa menceritakan seluruh isi hatimu kepadaku. Sekalipun itu hal-hal random. Jangan dipendam sendiri, gak baik.“ ucap Akram dengan nada yang sangat lembut.

Baru kali ini, Rayyana mendapatkan seseorang yang berbicara lembut padanya. Walaupun, Malvin baik padanya, tapi nada bicara Malvin tidak selembut Akram.

******

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Anin Tohari
seru kak ..Tp jngn ada poligami2 kak..
goodnovel comment avatar
Allya Andra
aku akhirnya bsa hadir dsni krna penasaran sma gus akram...
goodnovel comment avatar
Najwa Hidayah
next!!!!!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 7: Dilamar

    Akram mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah kotak cincin berwarna merah dengan desain yang indah. Sudut mata Rayyana melirik sekilas. Dari kotaknya saja sudah terlihat sangat indah, apalagi isinya. "Untuk siapa kak?“ tanya Rayyana penasaran. Bukan menjawab pertanyaan istrinya, Akram malah mengulas senyum simpul nya. Karena tidak dijawab, Rayyana pun menepuk dahinya sendiri. "Ah aku lupa, pasti cincin pernikahan Ustadz dengan Ning Zahro 'kan? Indah banget,“ ujar Rayyana menertawakan dirinya sendiri. Disini, ialah yang menjadi wanita pengganggu antara Akram dan Zahro. Bunga mawar berjatuhan dari atas secara tiba-tiba. Di tengah danau, ada sebuah kalimat "Ana Uhibbuki Fillah“ yang artinya aku mencintaimu karena Allah. Ditambah dengan semilir angin membuat kesana romantis tercipta disana. Tangan kekar Akram membuka kotak cincin yang sedaritadi ia pegang di depan Rayyana. "Tiada kata paling indah selain Qobiltu. Tiada hati yang paling indah selain hatimu. Aku tidak peduli dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 8: Kedatangan Orangtua Zahro

    Tubuh Rayyana masih mematung di tempat. Ia mengira Akram tidak akan bertindak sejauh ini. Bahkan, Rayyana mengira kalau Akram akan membebaskannya setelah satu tahun. Tapi, semua perkiraannya itu salah. Akram justru terpikat padanya. Entah apa yang membuat pria dewasa itu mulai menaruh hati pada Rayyana. "Kembali ke ndalem, yuk.” ajak Akram menggenggam erat tangan Rayyana. Semua perlakuan Akram begitu lembut pada Rayyana. Membuat jantung Rayyana berdetak sangat kencang setiap kali Akram menggenggam ataupun perhatian kepadanya. Pandangan Rayyana terus menatap wajah tampan Akram. Sialnya lagi, sinar mentari malah semakin menambah aura ketampanan serta wibawa seorang Muhammad Akram Al-Hasby. Mendapati istrinya yang terus memandangi wajahnya. Akram pun jahil dengan sengaja berhenti mendadak agar Rayyana menubruk tubuhnya. "Aduh...” lirih Rayyana mengusap dahinya karena dahinya menubruk tubuh atletis suaminya. Benar saja dugaan Akram. Saat ini Rayyana sudah menubruk tubuhnya, dan Akr

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-19
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 9: Keputusan kedua keluarga

    Dahi Akram berkerut. Seakan-akan ia tengah berpikir siapa orang yang telah membuat mantan tunangannya itu jatuh hati. "Siapa Yai?" tanya Akram bingung. Kyai Ilham tersenyum simpul. Sudut matanya melirik sekilas ke arah putrinya, Zahro. "Orang itu adalah Haiqal, mas sulung mu." jawab Kyai Ilham yang tentu saja membuat Akram terkejut. Bola mata Akram membulat sempurna. Seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. "M-mas Haiqal? Tapi sejak kapan?" tanya Akram lagi. Ia masih tidak menyangka kalau ternyata orang yang dicintai oleh Zahro adalah mas sulungnya. Zahro tersenyum malu. "Benar Gus, saya telah jatuh hati ke Gus Haiqal sejak pertama kali bertemu waktu saya masih kuliah di Mesir dulu. Awalnya, saya kira lelaki yang hendak dijodohkan oleh saya adalah Gus Haiqal. Ternyata dugaan saya salah, justru Gus lah yang dijodohkan kepada saya. Hati saya pun kecewa, namun perlahan-lahan saya mulai menerima perjodohan ini. Qadarullah, Allah berkehendak lain sehingga saya bisa mengutarakan isi hati

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 10: Perhatian Akram

    Kepala Rayyana terasa begitu berat dan pusing. Gadis mungil itu pun memegangi kepalanya sangking pusingnya. "Aw..." ringisnya pelan. Akram yang tengah berada di sofa sembari bekerja pun tidak sengaja mendengar ringisan sang istri. Cepat-cepat, Akram bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Rayyana. "Bagian mana yang sakit, dek?" tanya Akram menatap intens ke arah Rayyana. Rayyana mendongakkan kepalanya. Ia tidak menjawab melainkan memberi isyarat kepada Akram bahwa kepalanya terasa pusing. Akram yang paham pun langsung meminta Rayyana untuk merebahkan dirinya agar ia bisa memeriksanya. "Rebahan dulu ya, biar kakak periksa." Pinta Akram dan dibalas anggukan kecil oleh Rayyana. Lalu Akram berjalan untuk mengambil stetoskop dan juga alat tensi untuk mengecek tekanan darah Rayyana. Setelah mengambil alat medisnya, Akram berjalan kembali menghampiri Rayyana. Dengan cekatan, Akram memeriksa Rayyana. Ia terlihat begitu serius saat memeriksa istri kecilnya itu. "Kamu sudah makan? T

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 11: Merasa bosan

    Usai melaksanakan kewajibannya, Rayyana pun duduk ditepi ranjang menunggu kepulangan sang suami. Netra Rayyana menangkap sebuah buku kedokteran milik sang suami. Gadis cantik nan mungil itupun segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan untuk mengambil buku tersebut. "Anatomi manusia?" gumam Rayyana yang penasaran pada isi dari buku tersebut. Ia pun membawanya ke tepi ranjang untuk membaca buku tersebut. Satu persatu lembar buku tebal yang ada ditangannya terbuka. Gadis cantik itu membaca bukunya dengan cermat dan saksama. Hingga tanpa sadar ternyata ibu mertuanya tengah memanggilnya dari ambang pintu. "Rayyana... Umi masuk ya nak?" ucap Umi Laila yang sudah entah ke berapa kali mengetuk pintu kamar putra dan menantunya itu. Wanita cantik dengan menggunakan gamis berwarna pastel itupun membuka pintu kamar tersebut dan masuk ke dalamnya. Dilihatnya sang menantu tengah asik membaca buku. "Assalamu'alaikum Ana, dari tadi Umi panggilin kok gak dijawab, nduk?" tanya Umi Laila be

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 12: Tidak Diakui

    Akram berjalan masuk ke dalam kamarnya. Sungguh, ia sangat kesal karena kamarnya terlihat begitu berantakan. Namun, ia tetap berusaha untuk mengatur emosinya agar tidak kelepasan. "Astaghfirullah... Akram tenang!" gumam Akram mengelus dadanya sendiri. Ia benar-benar kehabisan cara untuk mendidik istri kecilnya itu. Dengan wajah yang terlihat begitu kesal, Akram pun membereskan kamarnya. Termasuk laptop serta buku yang berantakan diatas ranjang. "Rayya, Rayya... kapan kamu akan belajar hmm..?" gumam Akram menggelengkan kepalanya saja. Pria itu lalu memunguti buku-buku miliknya yang berserakan diatas ranjang dan meletakkannya kembali ke meja kerjanya. Tak hanya itu, Akram juga meraih laptopnya. Ia terkejut saat melihat laptopnya dalam keadaan hidup dan menampilkan notifikasi bahwa ada yang sedang berusaha untuk membobol keamanannya. "Ternyata tadi Rayya berusaha untuk membuka laptopku? Tapi untuk apa dia memerlukan laptop?" gumam Akram bertanya-tanya. Lelaki berparas tampan yang mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 13: Digodain Suami

    Usai melaksanakan sholat tahajjud secara berjama'ah. Akram dan Rayyana pun duduk saling berhadapan. "Sini setoran hafalan sama aku, dek. Kemarin kamu kan lagi sakit, jadi tidak setoran hafalan padaku." titah Akram sukses membuat Rayyana terkejut bukan main. Rayyana meneguk salivanya dengan kasar. Bagaimana mau setoran hafalan? Dirinya saja tidak ada menghafal apapun sejak kemarin. "Ehmm... itu... anu..." ucapan gadis itu tercekat. Ia bingung harus beralasan apalagi. "Itu apa, dek? Kenapa wajahmu terlihat begitu pucat?" tanya Akram dengan tatapan yang sangat menyeramkan dimata Rayyana. Rayyana mengernyitkan dahinya. 'Pake ditanya segala! Udah tau aku pucat karena disuruh setoran hafalan!' rutuk Rayyana di dalam hati. "Rayya..." panggilan dari Akram sukses membuat Rayyana terhentak kaget. "Ada apa? Ada yang sedang kamu pikirkan?" Lagi-lagi Akram bertanya pada istri kecilnya itu. Sedangkan yang ditanya justru semakin resah. "Hah? ehm... a-aku gak apa-apa kok, kak." jawab Rayyana g

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-28
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 1: Dipaksa Masuk Pesantren

    Malam kian larut. Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Namun, gadis belia dari keluarga Mumtaaz belum menunjukkan batang hidungnya sedikitpun. Sampai akhirnya, ada suara bel yang berasal dari Ana, begitulah semua orang memanggilnya. Padahal namanya adalah Rayyana Althafunnisa Mumtaaz. Pria tampan bertubuh atletis dan berahang keras itu, langsung melayangkan tatapan tajamnya ke arah putri semata wayangnya. "Bagus! Kurang malam pulangnya!“ gertaknya dengan tatapan tajam dan wajah dinginnya. Siapa lagi, jika bukan Andrasaka Mumtaaz. Saka menarik putrinya untuk masuk ke dalam rumah dengan kasar. Membuat Rayyana meringis kecil. "Mulai besok, kamu akan Papa pindahkan ke Pesantren!“ ucap Saka melirik tajam ke arah Rayyana. Merasa ditatap demikian, Rayyana menundukkan pandangannya. Saat ini tatapan papanya sangat mematikan. Mia, Ibunda Rayyana langsung menghampiri dan memeluk putri semata wayangnya itu. "Sudahlah mas, mungkin ada tugas kelompok,mengingat putri kita akan segera lu

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-11

Bab terbaru

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 13: Digodain Suami

    Usai melaksanakan sholat tahajjud secara berjama'ah. Akram dan Rayyana pun duduk saling berhadapan. "Sini setoran hafalan sama aku, dek. Kemarin kamu kan lagi sakit, jadi tidak setoran hafalan padaku." titah Akram sukses membuat Rayyana terkejut bukan main. Rayyana meneguk salivanya dengan kasar. Bagaimana mau setoran hafalan? Dirinya saja tidak ada menghafal apapun sejak kemarin. "Ehmm... itu... anu..." ucapan gadis itu tercekat. Ia bingung harus beralasan apalagi. "Itu apa, dek? Kenapa wajahmu terlihat begitu pucat?" tanya Akram dengan tatapan yang sangat menyeramkan dimata Rayyana. Rayyana mengernyitkan dahinya. 'Pake ditanya segala! Udah tau aku pucat karena disuruh setoran hafalan!' rutuk Rayyana di dalam hati. "Rayya..." panggilan dari Akram sukses membuat Rayyana terhentak kaget. "Ada apa? Ada yang sedang kamu pikirkan?" Lagi-lagi Akram bertanya pada istri kecilnya itu. Sedangkan yang ditanya justru semakin resah. "Hah? ehm... a-aku gak apa-apa kok, kak." jawab Rayyana g

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 12: Tidak Diakui

    Akram berjalan masuk ke dalam kamarnya. Sungguh, ia sangat kesal karena kamarnya terlihat begitu berantakan. Namun, ia tetap berusaha untuk mengatur emosinya agar tidak kelepasan. "Astaghfirullah... Akram tenang!" gumam Akram mengelus dadanya sendiri. Ia benar-benar kehabisan cara untuk mendidik istri kecilnya itu. Dengan wajah yang terlihat begitu kesal, Akram pun membereskan kamarnya. Termasuk laptop serta buku yang berantakan diatas ranjang. "Rayya, Rayya... kapan kamu akan belajar hmm..?" gumam Akram menggelengkan kepalanya saja. Pria itu lalu memunguti buku-buku miliknya yang berserakan diatas ranjang dan meletakkannya kembali ke meja kerjanya. Tak hanya itu, Akram juga meraih laptopnya. Ia terkejut saat melihat laptopnya dalam keadaan hidup dan menampilkan notifikasi bahwa ada yang sedang berusaha untuk membobol keamanannya. "Ternyata tadi Rayya berusaha untuk membuka laptopku? Tapi untuk apa dia memerlukan laptop?" gumam Akram bertanya-tanya. Lelaki berparas tampan yang mem

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 11: Merasa bosan

    Usai melaksanakan kewajibannya, Rayyana pun duduk ditepi ranjang menunggu kepulangan sang suami. Netra Rayyana menangkap sebuah buku kedokteran milik sang suami. Gadis cantik nan mungil itupun segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan untuk mengambil buku tersebut. "Anatomi manusia?" gumam Rayyana yang penasaran pada isi dari buku tersebut. Ia pun membawanya ke tepi ranjang untuk membaca buku tersebut. Satu persatu lembar buku tebal yang ada ditangannya terbuka. Gadis cantik itu membaca bukunya dengan cermat dan saksama. Hingga tanpa sadar ternyata ibu mertuanya tengah memanggilnya dari ambang pintu. "Rayyana... Umi masuk ya nak?" ucap Umi Laila yang sudah entah ke berapa kali mengetuk pintu kamar putra dan menantunya itu. Wanita cantik dengan menggunakan gamis berwarna pastel itupun membuka pintu kamar tersebut dan masuk ke dalamnya. Dilihatnya sang menantu tengah asik membaca buku. "Assalamu'alaikum Ana, dari tadi Umi panggilin kok gak dijawab, nduk?" tanya Umi Laila be

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 10: Perhatian Akram

    Kepala Rayyana terasa begitu berat dan pusing. Gadis mungil itu pun memegangi kepalanya sangking pusingnya. "Aw..." ringisnya pelan. Akram yang tengah berada di sofa sembari bekerja pun tidak sengaja mendengar ringisan sang istri. Cepat-cepat, Akram bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Rayyana. "Bagian mana yang sakit, dek?" tanya Akram menatap intens ke arah Rayyana. Rayyana mendongakkan kepalanya. Ia tidak menjawab melainkan memberi isyarat kepada Akram bahwa kepalanya terasa pusing. Akram yang paham pun langsung meminta Rayyana untuk merebahkan dirinya agar ia bisa memeriksanya. "Rebahan dulu ya, biar kakak periksa." Pinta Akram dan dibalas anggukan kecil oleh Rayyana. Lalu Akram berjalan untuk mengambil stetoskop dan juga alat tensi untuk mengecek tekanan darah Rayyana. Setelah mengambil alat medisnya, Akram berjalan kembali menghampiri Rayyana. Dengan cekatan, Akram memeriksa Rayyana. Ia terlihat begitu serius saat memeriksa istri kecilnya itu. "Kamu sudah makan? T

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 9: Keputusan kedua keluarga

    Dahi Akram berkerut. Seakan-akan ia tengah berpikir siapa orang yang telah membuat mantan tunangannya itu jatuh hati. "Siapa Yai?" tanya Akram bingung. Kyai Ilham tersenyum simpul. Sudut matanya melirik sekilas ke arah putrinya, Zahro. "Orang itu adalah Haiqal, mas sulung mu." jawab Kyai Ilham yang tentu saja membuat Akram terkejut. Bola mata Akram membulat sempurna. Seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. "M-mas Haiqal? Tapi sejak kapan?" tanya Akram lagi. Ia masih tidak menyangka kalau ternyata orang yang dicintai oleh Zahro adalah mas sulungnya. Zahro tersenyum malu. "Benar Gus, saya telah jatuh hati ke Gus Haiqal sejak pertama kali bertemu waktu saya masih kuliah di Mesir dulu. Awalnya, saya kira lelaki yang hendak dijodohkan oleh saya adalah Gus Haiqal. Ternyata dugaan saya salah, justru Gus lah yang dijodohkan kepada saya. Hati saya pun kecewa, namun perlahan-lahan saya mulai menerima perjodohan ini. Qadarullah, Allah berkehendak lain sehingga saya bisa mengutarakan isi hati

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 8: Kedatangan Orangtua Zahro

    Tubuh Rayyana masih mematung di tempat. Ia mengira Akram tidak akan bertindak sejauh ini. Bahkan, Rayyana mengira kalau Akram akan membebaskannya setelah satu tahun. Tapi, semua perkiraannya itu salah. Akram justru terpikat padanya. Entah apa yang membuat pria dewasa itu mulai menaruh hati pada Rayyana. "Kembali ke ndalem, yuk.” ajak Akram menggenggam erat tangan Rayyana. Semua perlakuan Akram begitu lembut pada Rayyana. Membuat jantung Rayyana berdetak sangat kencang setiap kali Akram menggenggam ataupun perhatian kepadanya. Pandangan Rayyana terus menatap wajah tampan Akram. Sialnya lagi, sinar mentari malah semakin menambah aura ketampanan serta wibawa seorang Muhammad Akram Al-Hasby. Mendapati istrinya yang terus memandangi wajahnya. Akram pun jahil dengan sengaja berhenti mendadak agar Rayyana menubruk tubuhnya. "Aduh...” lirih Rayyana mengusap dahinya karena dahinya menubruk tubuh atletis suaminya. Benar saja dugaan Akram. Saat ini Rayyana sudah menubruk tubuhnya, dan Akr

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 7: Dilamar

    Akram mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah kotak cincin berwarna merah dengan desain yang indah. Sudut mata Rayyana melirik sekilas. Dari kotaknya saja sudah terlihat sangat indah, apalagi isinya. "Untuk siapa kak?“ tanya Rayyana penasaran. Bukan menjawab pertanyaan istrinya, Akram malah mengulas senyum simpul nya. Karena tidak dijawab, Rayyana pun menepuk dahinya sendiri. "Ah aku lupa, pasti cincin pernikahan Ustadz dengan Ning Zahro 'kan? Indah banget,“ ujar Rayyana menertawakan dirinya sendiri. Disini, ialah yang menjadi wanita pengganggu antara Akram dan Zahro. Bunga mawar berjatuhan dari atas secara tiba-tiba. Di tengah danau, ada sebuah kalimat "Ana Uhibbuki Fillah“ yang artinya aku mencintaimu karena Allah. Ditambah dengan semilir angin membuat kesana romantis tercipta disana. Tangan kekar Akram membuka kotak cincin yang sedaritadi ia pegang di depan Rayyana. "Tiada kata paling indah selain Qobiltu. Tiada hati yang paling indah selain hatimu. Aku tidak peduli dengan

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 6: Digunjing

    Mentari menyapa dengan sinarnya yang indah. Pagi itu, di pesantren disibukkan dengan para santri yang berlalu lalang untuk pergi ke madrasah. Sementara Rayyana, gadis itu sedang di dapur membantu Umi Laila menyiapkan makanan. Hari ini dirinya libur sekolah karena baru saja menikah. "Umi, kok masakannya banyak banget, ada yang mau datang?“ tanya Rayyana dengan wajah polos nan lugunya. "Sore ini, orang tua Ning Zahro akan kesini. Silaturahmi dengan keluarga kita." jawab Umi Laila membuat hati Rayyana sakit. Hatinya sangat sakit mendengar keluarga dari calon istri kedua suaminya akan datang. 'Ana, tolong sadar diri! Ini juga karena kecerobohan mu!' batinnya merutuki dirinya sendiri. Rayyana berperang dengan pikirannya sendiri."Nduk, ada apa?“ tanya Umi Laila menyenggol lengan Rayyana dan membuat gadis itu langsung tersadar dari lamunannya. Rayyana menggeleng pelan. Ia membantu memotong sayuran, lalu mencucinya. Sejujurnya Rayyana suka memasak. Tapi, ia tidak suka mencuci piring dan

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 5: Mendidik Istri

    *Ada hal yang harus kita jaga*"Ta-tapi apa, Ustadz?" tanya Rayyana menatap was-was ke arah Akram. "Tapi kamu harus menuruti perkataan saya, selama itu tidak menyalahi aturan dari Allah dan Rasul-Nya. Kamu harus menurut pada saya, kalau tidak..." Akram sengaja menggantungkan kembali kalimatnya. "Kalau tidak apa?""Kalau tidak saya akan menghukum kamu dengan meminta hak saya atas dirimu. Walaupun kamu belum siap!“ jawab Akram membuat Rayyana bergidik ngeri. Ia pun langsung berlari kecil menuju kamar mandi untuk membersihkan diri serta berganti pakaian. Selang beberapa menit, Rayyana sudah selesai membersihkan diri. Saat ini, ia memakai piyama dan khimar instan miliknya. Pandangan Rayyana celingukan mencari keberadaan seorang ustadz yang sudah sah menjadi suaminya. Siapa lagi jika bukan Akram. Namun, entah muncul darimana, Akram mengetahui bahwa saat ini istri kecilnya sedang mencari keberadaannya. "Ada apa? Sudah kangen dengan suamimu ini?“ tanya Akram sengaja ingin menjahili gadis

DMCA.com Protection Status