Home / Romansa / Istri Kecil Ustadz Tampan / Bab 9: Keputusan kedua keluarga

Share

Bab 9: Keputusan kedua keluarga

Author: Hello Cutie
last update Last Updated: 2024-01-03 00:16:31

Dahi Akram berkerut. Seakan-akan ia tengah berpikir siapa orang yang telah membuat mantan tunangannya itu jatuh hati. "Siapa Yai?" tanya Akram bingung.

Kyai Ilham tersenyum simpul. Sudut matanya melirik sekilas ke arah putrinya, Zahro. "Orang itu adalah Haiqal, mas sulung mu." jawab Kyai Ilham yang tentu saja membuat Akram terkejut.

Bola mata Akram membulat sempurna. Seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. "M-mas Haiqal? Tapi sejak kapan?" tanya Akram lagi. Ia masih tidak menyangka kalau ternyata orang yang dicintai oleh Zahro adalah mas sulungnya.

Zahro tersenyum malu. "Benar Gus, saya telah jatuh hati ke Gus Haiqal sejak pertama kali bertemu waktu saya masih kuliah di Mesir dulu. Awalnya, saya kira lelaki yang hendak dijodohkan oleh saya adalah Gus Haiqal. Ternyata dugaan saya salah, justru Gus lah yang dijodohkan kepada saya. Hati saya pun kecewa, namun perlahan-lahan saya mulai menerima perjodohan ini. Qadarullah, Allah berkehendak lain sehingga saya bisa mengutarakan isi hati saya kepada abah saya dan memutuskan pertunangan kita." jawab Zahro menjelaskan.

Tidak ada rasa benci sedikitpun dihati Zahro, baik kepada Akram maupun Rayyana. Ia justru merasa senang, karena merekalah dirinya bisa mengungkapkan isi hatinya kepada semua orang.

Akram manggut-manggut. "Alhamdulillah kalau memang seperti itu, Ning. Saya turut senang mendengarnya," timpal Akram ikut bahagia karena akhirnya masalah ini selesai.

Akram tidak perlu menduakan Rayyana, dan ia pun bisa fokus untuk mendidik istrinya. Hati Akram kini sudah lega. Tidak ada yang perlu ia khawatirkan lagi saat ini.

Sudut mata Zahro beralih ke arah Rayyana. "Nisa, selamat atas pernikahan mu dengan Gus Akram ya? Maaf karena saya belum sempat mengucapkan selamat atas pernikahan kalian berdua." ucap Zahro memberikan selamat kepada Rayyana.

Rayyana pun mengangguk kecil. "T-tidak apa-apa, Ning." sahut Rayyana gugup. Entah mengapa gadis itu merasa gugup dan takut.

Zahro yang mengetahui bahwa Rayyana tengah gugup pun hanya menggelengkan kepalanya saja. "Nisa, lain kali kalau lagi ngobrol bareng saya, jangan gugup lagi ya?" ucap Zahro mencairkan suasana.

Mendengar ucapan Zahro. Tentu saja membuat Rayyana hanya tersenyum kikuk saja. "I-iya Ning," sahut Rayyana masih terlihat gugup.

Semua orang yang ada di ruang tamu pun hanya tersenyum tipis saja melihat tingkah Rayyana yang begitu polos. Termasuk Kyai Hasby yang hanya menggelengkan kepalanya saja melihat menantunya.

"Alhamdulillah masalah ini sudah selesai. Akram tidak perlu poligami, dan Zahro juga tidak tersakiti." ucap Kyai Hasby senang karena akhirnya masalah ini terselesaikan dan kedua belah pihak tidak ada yang tersakiti.

"Iya Alhamdulillah, Yai." timpal Kyai Ilham selaku ayah dari Zahro.

Kyai Hasby dan Kyai Ilham pun berbicara mengenai pertunangan serta pernikahan antara Zahro dan Haiqal. Sementara Akram, mengajak Rayyana untuk ke kamarnya.

"Kak, kenapa kamu ngajak aku ke kamar? Kan Abah sama Yai Ilham belum selesai ngobrolnya? Kasihan tau Ning Zahro gak ada temennya." protes Rayyana menarik-narik lengan baju yang dikenakan oleh Akram.

"Kamu jangan khawatir. Ning Zahro sudah ditemani oleh Umi dan mas Haiqal." sahut Akram dengan santainya. Lalu, Akram pun berbalik ke arah Rayyana. "Nah giliran kamu yang menemani saya." sambung Akram mencibir hidung Rayyana.

"Kak..." gadis cantik yang memiliki mata hazel itu hendak protes. Namun, sudah keduluan ditarik oleh Akram.

"Sudah ayo! Jangan protes lagi!" pungkas Akram langsung menarik Rayyana untuk menuju ke kamarnya.

Rayyana hanya bisa menghembuskan napas kasarnya. Daripada dirinya harus berdebat dengan sang suami dan berujung mendapatkan hukuman. Lebih baik ia menuruti keinginan suaminya saja.

Sesampainya di kamar. Akram menutup pintu kamarnya dan menguncinya. Hal itu tentu saja menimbulkan kecurigaan di benak Rayyana.

"K-kakak jangan macem-macem ya..." ucap Rayyana sudah berprasangka buruk terlebih dahulu ke suaminya.

Mendengar perkataan sang istri, membuat Akram berbalik menatapnya serta mengerutkan dahinya. "Maksud kamu apa, dek?" tanya Akram bingung.

Pria itu pun berjalan menghampiri Rayyana yang tengah menatap tajam ke arahnya. Lalu, Akram mendongakkan kepala Rayyana agar dirinya bisa leluasa menatap istri kecilnya itu.

"K-kak..." suara Rayyana tercekat sangking takut dan gugupnya.

Akram yang melihat raut wajah istrinya itu pun tak sanggup menahan tawanya. "Haha... kamu lucu banget sih! Tenang saja, saya tidak akan macem-macem kok! Lagipula saya sudah berjanji denganmu bukan? Saya tidak akan mengingkari janji saya, kecuali..." Akram sengaja menggantungkan ucapannya karena ingin menjahili istri kecilnya itu.

Tatapan Rayyana terlihat kebingungan. Gadis kecil itu sampai mengerutkan dahinya sangking bingungnya. "Kecuali apa kak?" tanya Rayyana bingung.

Akram mengikis jarak diantara keduanya. Lalu, ia menatap lekat manik mata hazel milik istri kecilnya itu. "Kecuali kalau kamu tidak menuruti apa perintah saya dan juga kalau saya khilaf." jawab Akram merendahkan suaranya. "Are you understand?" sambung Akram lagi.

Rayyana mengangguk kecil. "I-iya kak," sahutnya gelagapan.

Kemudian, Akram menjauhkan dirinya dari Rayyana. "Sudahlah, ini sudah sore! Lebih baik kamu mandi dan siap-siap untuk ke masjid. Nanti malam jangan lupa setoran hafalan 3 lembar ditambah satu hadis! Boleh lebih gak boleh kurang!" tukas Akram tegas, namun terkesan santai.

Rayyana menghembuskan napas kasarnya. Lalu, ia berjalan menuju ke kamar mandi dengan raut wajah kesalnya. Mau tidak mau, ia harus menurut pada suaminya. Daripada sang suami meminta haknya atas dirinya. Mendingan ia menuruti semua perintah sang suami.

"Dasar ustadz ngeselin! Udah dingin! Suka merintah lagi! Dikira hafalan tiga lembar itu mudah apa? Mana ditambah satu hadis plus maknanya!" sungut Rayyana mengomel sendiri.

Sialnya lagi, Akram justru mendengar ocehan sang istri. "Dek... gak baik loh ngomongin suami di belakang!" tegur Akram menatap ke arah Rayyana.

Rayyana hanya melirii tajam ke arah Akram. Lalu, ia cepat-cepat masuk ke dalam kamar mandi. Ia sedang malas untuk berdebat dengan sang suami.

Di dalam kamar mandi, Rayyana menatap dirinya di depan cermin. "Jadi aku tetap akan menjadi istrinya ustadz ngeselin itu? Tapi... meskipun dia ngeselin, tapi dia juga belain aku waktu dibully sama santriwati lain." gumam Rayyana berbicara pada dirinya sendiri di depan cermin.

"Dia sih baik, cuma..." detik berikutnya Rayyana menepuk-nepuk pipinya pelan. "Gak Ana! Kamu gak boleh suka sama tuh ustadz ngeselin!" ucapnya langsung menepis semua pikirannya tentang Akram.

Gadis cantik itupun mulai melakukan ritual mandinya. Ia sengaja berendam terlebih dahulu karena ingin meregangkan otot-ototnya serta menenangkan pikirannya.

Tanpa sadar, Rayyana pun tertidur. Entah berapa lama gadis mungil itu tertidur hingga membuat Akram gelisah karena sang istri tak kunjung keluar dari kamar mandi.

"Kenapa Rayya lama sekali? Apa terjadi sesuatu padanya?" gumam Akram mondar-mandir di depan pintu kamar mandi.

"Apa aku masuk saja ya?" pikir Akram memandang ke arah pintu kamar mandi yang ada di depannya. "Ah tidak! Bagaimana kalau Rayya berpikir yang tidak-tidak?" Akram pun dibuat bingung oleh spekulasi nya sendiri.

Disatu sisi, ia khawatir pada Rayyana. Namun, disisi lain ia juga tidak mau membuat sang istri kesal padanya.

"Aku harus masuk dan memastikan bahwa Rayya baik-baik saja!" putus Akram yang akhirnya memilih untuk mendobrak pintu kamar mandi dan melihat keadaan sang istri.

Betapa terkejutnya Akram saat mendapati Rayyana tertidur didalam bathup hanya dengan menggunakan kain tipis yang menutupi tubuhnya.

Melihat hal itu. Akram sontak menundukkan pandangannya. Jantungnya berdebar hebat. Tidak biasanya Akram merasa seperti ini.

Cukup lama Akram diam mematung. Ini pertama kalinya ia melihat aurat seorang wanita. Meskipun wanita yang ada di depannya adalah istrinya. Tapi tetap saja, Akram harus menahan syahwatnya atas Rayyana. Ia tidak mau mengingkari janjinya kepada gadis itu.

Akram mengusap dadanya berulangkali dan juga beristighfar di dalam hati. 'Ya Allah, maafkan hamba-Mu ini' batin Akram memejamkan matanya untuk menetralkan detak jantungnya.

Setelah dirasa tenang, Akram pun berjalan menuju bathup dimana Rayyana berada. Ia menepuk-nepuk pelan pipi Rayyana.

"Dek..." panggil Akram lembut. Ia juga menyentuh dahi Rayyana dan memastikan bahwa istrinya baik-baik saja. "Kenapa tubuhnya dingin sekali?" gumam Akram sembari mengerutkan dahinya.

Tanpa basa-basi. Akram langsung menggendong Rayyana dan membawanya keluar dari kamar mandi. Ia juga mengambil handuk dan mengeringkan tubuh Rayyana. Ia lalu menelpon sang kakak dan memintanya untuk membantunya dalam menggantikan pakaian Rayyana.

"Halo assalamu'alaikum, mbak. Mbak, Akram butuh bantuan mbak. Sekarang mbak bisa ke kamar Akram?" tanya Akram saat sambungan telponnya terhubung.

Dari nada bicara Akram, Aulia bisa menebak bahwa saat ini adeknya sedang memerlukan bantuan yang sangat penting. "Wa'alaikumussalam warahmatullah, kenapa dek? Bantuan apa? Mbak lagi di asrama ini." tanya Aulia dari sebrang sana.

"Hmm... anu... mbak... itu..." Akram bingung harus bagaimana mengatakannya. Jujur saja, ia sangat malu.

"Ngomong itu yang jelas! Jangan itu... anu... kan mbak bukan cenayang! Mana mbak tau kamu butuh bantuan apa! Kalau kamu gak ngomong!" omel Aulia kesal sendiri pada Akram.

Akram menghela napas kasarnya. "Mbak bisa bantu Akram untuk gantiin pakaian Rayya? Soalnya saat ini Rayya sedang pingsan dan Akram gak bisa ngelakuin hal itu." ucap Akram dengan polosnya.

Aulia yang mendengar permintaan Akram pun hanya bisa menggelengkan kepalanya saja. "Kenapa gak bisa, dek? Kan kamu suaminya!"

"Pokoknya Akram gak bisa ngelakuin itu, mbak! Akram mohon, bantu Akram sekali ini saja ya mbak? Tolong...." pinta Akram dengan nada memelas. Baru kali ini Akram bertingkah seperti ini.

"Ya sudah, ini mbak balik ke ndalem. Tunggu sebentar ya." putus Aulia yang tidak tega menolak permintaan sang adik.

*****

Related chapters

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 10: Perhatian Akram

    Kepala Rayyana terasa begitu berat dan pusing. Gadis mungil itu pun memegangi kepalanya sangking pusingnya. "Aw..." ringisnya pelan. Akram yang tengah berada di sofa sembari bekerja pun tidak sengaja mendengar ringisan sang istri. Cepat-cepat, Akram bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Rayyana. "Bagian mana yang sakit, dek?" tanya Akram menatap intens ke arah Rayyana. Rayyana mendongakkan kepalanya. Ia tidak menjawab melainkan memberi isyarat kepada Akram bahwa kepalanya terasa pusing. Akram yang paham pun langsung meminta Rayyana untuk merebahkan dirinya agar ia bisa memeriksanya. "Rebahan dulu ya, biar kakak periksa." Pinta Akram dan dibalas anggukan kecil oleh Rayyana. Lalu Akram berjalan untuk mengambil stetoskop dan juga alat tensi untuk mengecek tekanan darah Rayyana. Setelah mengambil alat medisnya, Akram berjalan kembali menghampiri Rayyana. Dengan cekatan, Akram memeriksa Rayyana. Ia terlihat begitu serius saat memeriksa istri kecilnya itu. "Kamu sudah makan? T

    Last Updated : 2024-01-04
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 11: Merasa bosan

    Usai melaksanakan kewajibannya, Rayyana pun duduk ditepi ranjang menunggu kepulangan sang suami. Netra Rayyana menangkap sebuah buku kedokteran milik sang suami. Gadis cantik nan mungil itupun segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan untuk mengambil buku tersebut. "Anatomi manusia?" gumam Rayyana yang penasaran pada isi dari buku tersebut. Ia pun membawanya ke tepi ranjang untuk membaca buku tersebut. Satu persatu lembar buku tebal yang ada ditangannya terbuka. Gadis cantik itu membaca bukunya dengan cermat dan saksama. Hingga tanpa sadar ternyata ibu mertuanya tengah memanggilnya dari ambang pintu. "Rayyana... Umi masuk ya nak?" ucap Umi Laila yang sudah entah ke berapa kali mengetuk pintu kamar putra dan menantunya itu. Wanita cantik dengan menggunakan gamis berwarna pastel itupun membuka pintu kamar tersebut dan masuk ke dalamnya. Dilihatnya sang menantu tengah asik membaca buku. "Assalamu'alaikum Ana, dari tadi Umi panggilin kok gak dijawab, nduk?" tanya Umi Laila be

    Last Updated : 2024-01-12
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 12: Tidak Diakui

    Akram berjalan masuk ke dalam kamarnya. Sungguh, ia sangat kesal karena kamarnya terlihat begitu berantakan. Namun, ia tetap berusaha untuk mengatur emosinya agar tidak kelepasan. "Astaghfirullah... Akram tenang!" gumam Akram mengelus dadanya sendiri. Ia benar-benar kehabisan cara untuk mendidik istri kecilnya itu. Dengan wajah yang terlihat begitu kesal, Akram pun membereskan kamarnya. Termasuk laptop serta buku yang berantakan diatas ranjang. "Rayya, Rayya... kapan kamu akan belajar hmm..?" gumam Akram menggelengkan kepalanya saja. Pria itu lalu memunguti buku-buku miliknya yang berserakan diatas ranjang dan meletakkannya kembali ke meja kerjanya. Tak hanya itu, Akram juga meraih laptopnya. Ia terkejut saat melihat laptopnya dalam keadaan hidup dan menampilkan notifikasi bahwa ada yang sedang berusaha untuk membobol keamanannya. "Ternyata tadi Rayya berusaha untuk membuka laptopku? Tapi untuk apa dia memerlukan laptop?" gumam Akram bertanya-tanya. Lelaki berparas tampan yang mem

    Last Updated : 2024-03-28
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 13: Digodain Suami

    Usai melaksanakan sholat tahajjud secara berjama'ah. Akram dan Rayyana pun duduk saling berhadapan. "Sini setoran hafalan sama aku, dek. Kemarin kamu kan lagi sakit, jadi tidak setoran hafalan padaku." titah Akram sukses membuat Rayyana terkejut bukan main. Rayyana meneguk salivanya dengan kasar. Bagaimana mau setoran hafalan? Dirinya saja tidak ada menghafal apapun sejak kemarin. "Ehmm... itu... anu..." ucapan gadis itu tercekat. Ia bingung harus beralasan apalagi. "Itu apa, dek? Kenapa wajahmu terlihat begitu pucat?" tanya Akram dengan tatapan yang sangat menyeramkan dimata Rayyana. Rayyana mengernyitkan dahinya. 'Pake ditanya segala! Udah tau aku pucat karena disuruh setoran hafalan!' rutuk Rayyana di dalam hati. "Rayya..." panggilan dari Akram sukses membuat Rayyana terhentak kaget. "Ada apa? Ada yang sedang kamu pikirkan?" Lagi-lagi Akram bertanya pada istri kecilnya itu. Sedangkan yang ditanya justru semakin resah. "Hah? ehm... a-aku gak apa-apa kok, kak." jawab Rayyana g

    Last Updated : 2024-04-28
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 1: Dipaksa Masuk Pesantren

    Malam kian larut. Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Namun, gadis belia dari keluarga Mumtaaz belum menunjukkan batang hidungnya sedikitpun. Sampai akhirnya, ada suara bel yang berasal dari Ana, begitulah semua orang memanggilnya. Padahal namanya adalah Rayyana Althafunnisa Mumtaaz. Pria tampan bertubuh atletis dan berahang keras itu, langsung melayangkan tatapan tajamnya ke arah putri semata wayangnya. "Bagus! Kurang malam pulangnya!“ gertaknya dengan tatapan tajam dan wajah dinginnya. Siapa lagi, jika bukan Andrasaka Mumtaaz. Saka menarik putrinya untuk masuk ke dalam rumah dengan kasar. Membuat Rayyana meringis kecil. "Mulai besok, kamu akan Papa pindahkan ke Pesantren!“ ucap Saka melirik tajam ke arah Rayyana. Merasa ditatap demikian, Rayyana menundukkan pandangannya. Saat ini tatapan papanya sangat mematikan. Mia, Ibunda Rayyana langsung menghampiri dan memeluk putri semata wayangnya itu. "Sudahlah mas, mungkin ada tugas kelompok,mengingat putri kita akan segera lu

    Last Updated : 2022-10-11
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 2: Ustadz, Kok Dingin?

    Pandangan Rayyana fokus pada papan tulis. Hari ini adalah pelajaran bahasa Arab, dan ia harus menulis Arab lagi. "Kapan penderitaan ini berakhir?" tanyanya mengerucutkan bibirnya. Intan yang mendengar keluhan temannya hanya menggelengkan kepalanya saja. Ia tetap fokus pada pelajaran, ralat lebih tepatnya pada ustadz tampan di depan mereka saat ini. "Baiklah, siapa yang bisa memberikan contoh pengaplikasian dalam ilmu Sharf ini?“ tanya Akram dengan wajah dinginnya. Hampir tidak ada ekspresi diwajahnya. Tanpa sengaja, Rayyana mengangkat tangannya. "Saya Ustadz," jawab Rayyana singkat. "Na'am, tafadhol Ukhty.“ timpal Akram menganggukkan kepalanya. Rayyana terdiam. "Ustadz, apa itu tafadhol?“ tanyanya dengan wajah polosnya. Mendengar hal itu, Akram tersenyum tipis. Walaupun ekspresi datarnya menutupi senyuman diwajahnya. "Jadi, anti tidak tau apa itu tafadhol?“ tanya Akram intens. Rayyana menggeleng pelan. "Gak tau ustadz, emangnya itu apa?“ Dengan polos Rayyana menjawab pertanyaa

    Last Updated : 2022-10-11
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 3: Dipaksa Menikah

    Suara teriakan Rayyana sangat kencang membuat seisi rumah naik ke lantai dua. Mata Laila dan Aulia terbelalak saat melihat posisi Akram dan Rayyana. Akram yang hanya menggunakan bathrobe dan berada diatas Rayyana yang sedang menangis ketakutan. Dengan cepat, Aulia berlari untuk menyingkirkan Akram dari dekat Rayyana. "Akram! Apa yang kamu lakukan?“ tanya Aulia geram. Ia langsung memeluk dan menenangkan Rayyana. Akram juga sama terkejutnya dengan kakak dan uminya. Sungguh, ia tidak sengaja berada diatas Rayyana. Karena tadinya, gadis itu hendak terjatuh dan menarik tangannya. Terjadilah hal yang tidak di inginkan seperti sekarang ini. "Mbak, ini tidak seperti yang kamu lihat,“ ucap Akram berusaha menetralkan detak jantungnya. "Sudahlah dek! Mbak gak nyangka, kamu bisa ngelakuin hal seperti itu! Mbak bakal aduin hal ini ke Abah!" cicit Aulia menatap tajam ke arah Akram. Laila juga ikut menimpali. "Umi, kecewa sama kamu, Le. Segeralah berganti pakaian, dan turun ke bawah!" timpal La

    Last Updated : 2022-11-05
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 4: Sah

    Seperti ucapan Kyai Hasby tadi malam, hari ini pernikahan Akram dan Rayyana akan berlangsung di masjid pesantren. Senyuman memancar dari wajah tampan seorang pria yang biasanya hanya menampilkan ekspresi wajah datar dan dingin itu. Siapa lagi jika bukan Akram. Ia sedang bersiap-siap untuk memantaskan diri menikahi seorang gadis yang baru saja ia temui dua hari lalu. 'Takdir Allah memang unik' gumam Akram tersenyum tipis. Padahal baru sebulan yang lalu, ia mengkhitbah seorang Ning. Tapi, hari ini justru dirinya menikahi seorang gadis yang notebene-nya adalah santriwatinya sendiri. Aulia yang melihat adiknya sedang bercermin sambil senyum-senyum sendiri, langsung menggodanya. Kapan lagi bisa menggoda adiknya yang dingin dan datar, seperti Akram. "Masya Allah, calon pengantin bahagia banget, senyumannya gak pernah pudar sedikitpun." goda Aulia menghampiri Akram. Mendengar sang Mbak meledeknya, Akram menoleh ke belakang. "Bukan gitu mbak. Akram hanya deg-degan karena ini pertama kali

    Last Updated : 2022-11-11

Latest chapter

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 13: Digodain Suami

    Usai melaksanakan sholat tahajjud secara berjama'ah. Akram dan Rayyana pun duduk saling berhadapan. "Sini setoran hafalan sama aku, dek. Kemarin kamu kan lagi sakit, jadi tidak setoran hafalan padaku." titah Akram sukses membuat Rayyana terkejut bukan main. Rayyana meneguk salivanya dengan kasar. Bagaimana mau setoran hafalan? Dirinya saja tidak ada menghafal apapun sejak kemarin. "Ehmm... itu... anu..." ucapan gadis itu tercekat. Ia bingung harus beralasan apalagi. "Itu apa, dek? Kenapa wajahmu terlihat begitu pucat?" tanya Akram dengan tatapan yang sangat menyeramkan dimata Rayyana. Rayyana mengernyitkan dahinya. 'Pake ditanya segala! Udah tau aku pucat karena disuruh setoran hafalan!' rutuk Rayyana di dalam hati. "Rayya..." panggilan dari Akram sukses membuat Rayyana terhentak kaget. "Ada apa? Ada yang sedang kamu pikirkan?" Lagi-lagi Akram bertanya pada istri kecilnya itu. Sedangkan yang ditanya justru semakin resah. "Hah? ehm... a-aku gak apa-apa kok, kak." jawab Rayyana g

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 12: Tidak Diakui

    Akram berjalan masuk ke dalam kamarnya. Sungguh, ia sangat kesal karena kamarnya terlihat begitu berantakan. Namun, ia tetap berusaha untuk mengatur emosinya agar tidak kelepasan. "Astaghfirullah... Akram tenang!" gumam Akram mengelus dadanya sendiri. Ia benar-benar kehabisan cara untuk mendidik istri kecilnya itu. Dengan wajah yang terlihat begitu kesal, Akram pun membereskan kamarnya. Termasuk laptop serta buku yang berantakan diatas ranjang. "Rayya, Rayya... kapan kamu akan belajar hmm..?" gumam Akram menggelengkan kepalanya saja. Pria itu lalu memunguti buku-buku miliknya yang berserakan diatas ranjang dan meletakkannya kembali ke meja kerjanya. Tak hanya itu, Akram juga meraih laptopnya. Ia terkejut saat melihat laptopnya dalam keadaan hidup dan menampilkan notifikasi bahwa ada yang sedang berusaha untuk membobol keamanannya. "Ternyata tadi Rayya berusaha untuk membuka laptopku? Tapi untuk apa dia memerlukan laptop?" gumam Akram bertanya-tanya. Lelaki berparas tampan yang mem

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 11: Merasa bosan

    Usai melaksanakan kewajibannya, Rayyana pun duduk ditepi ranjang menunggu kepulangan sang suami. Netra Rayyana menangkap sebuah buku kedokteran milik sang suami. Gadis cantik nan mungil itupun segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan untuk mengambil buku tersebut. "Anatomi manusia?" gumam Rayyana yang penasaran pada isi dari buku tersebut. Ia pun membawanya ke tepi ranjang untuk membaca buku tersebut. Satu persatu lembar buku tebal yang ada ditangannya terbuka. Gadis cantik itu membaca bukunya dengan cermat dan saksama. Hingga tanpa sadar ternyata ibu mertuanya tengah memanggilnya dari ambang pintu. "Rayyana... Umi masuk ya nak?" ucap Umi Laila yang sudah entah ke berapa kali mengetuk pintu kamar putra dan menantunya itu. Wanita cantik dengan menggunakan gamis berwarna pastel itupun membuka pintu kamar tersebut dan masuk ke dalamnya. Dilihatnya sang menantu tengah asik membaca buku. "Assalamu'alaikum Ana, dari tadi Umi panggilin kok gak dijawab, nduk?" tanya Umi Laila be

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 10: Perhatian Akram

    Kepala Rayyana terasa begitu berat dan pusing. Gadis mungil itu pun memegangi kepalanya sangking pusingnya. "Aw..." ringisnya pelan. Akram yang tengah berada di sofa sembari bekerja pun tidak sengaja mendengar ringisan sang istri. Cepat-cepat, Akram bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Rayyana. "Bagian mana yang sakit, dek?" tanya Akram menatap intens ke arah Rayyana. Rayyana mendongakkan kepalanya. Ia tidak menjawab melainkan memberi isyarat kepada Akram bahwa kepalanya terasa pusing. Akram yang paham pun langsung meminta Rayyana untuk merebahkan dirinya agar ia bisa memeriksanya. "Rebahan dulu ya, biar kakak periksa." Pinta Akram dan dibalas anggukan kecil oleh Rayyana. Lalu Akram berjalan untuk mengambil stetoskop dan juga alat tensi untuk mengecek tekanan darah Rayyana. Setelah mengambil alat medisnya, Akram berjalan kembali menghampiri Rayyana. Dengan cekatan, Akram memeriksa Rayyana. Ia terlihat begitu serius saat memeriksa istri kecilnya itu. "Kamu sudah makan? T

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 9: Keputusan kedua keluarga

    Dahi Akram berkerut. Seakan-akan ia tengah berpikir siapa orang yang telah membuat mantan tunangannya itu jatuh hati. "Siapa Yai?" tanya Akram bingung. Kyai Ilham tersenyum simpul. Sudut matanya melirik sekilas ke arah putrinya, Zahro. "Orang itu adalah Haiqal, mas sulung mu." jawab Kyai Ilham yang tentu saja membuat Akram terkejut. Bola mata Akram membulat sempurna. Seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. "M-mas Haiqal? Tapi sejak kapan?" tanya Akram lagi. Ia masih tidak menyangka kalau ternyata orang yang dicintai oleh Zahro adalah mas sulungnya. Zahro tersenyum malu. "Benar Gus, saya telah jatuh hati ke Gus Haiqal sejak pertama kali bertemu waktu saya masih kuliah di Mesir dulu. Awalnya, saya kira lelaki yang hendak dijodohkan oleh saya adalah Gus Haiqal. Ternyata dugaan saya salah, justru Gus lah yang dijodohkan kepada saya. Hati saya pun kecewa, namun perlahan-lahan saya mulai menerima perjodohan ini. Qadarullah, Allah berkehendak lain sehingga saya bisa mengutarakan isi hati

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 8: Kedatangan Orangtua Zahro

    Tubuh Rayyana masih mematung di tempat. Ia mengira Akram tidak akan bertindak sejauh ini. Bahkan, Rayyana mengira kalau Akram akan membebaskannya setelah satu tahun. Tapi, semua perkiraannya itu salah. Akram justru terpikat padanya. Entah apa yang membuat pria dewasa itu mulai menaruh hati pada Rayyana. "Kembali ke ndalem, yuk.” ajak Akram menggenggam erat tangan Rayyana. Semua perlakuan Akram begitu lembut pada Rayyana. Membuat jantung Rayyana berdetak sangat kencang setiap kali Akram menggenggam ataupun perhatian kepadanya. Pandangan Rayyana terus menatap wajah tampan Akram. Sialnya lagi, sinar mentari malah semakin menambah aura ketampanan serta wibawa seorang Muhammad Akram Al-Hasby. Mendapati istrinya yang terus memandangi wajahnya. Akram pun jahil dengan sengaja berhenti mendadak agar Rayyana menubruk tubuhnya. "Aduh...” lirih Rayyana mengusap dahinya karena dahinya menubruk tubuh atletis suaminya. Benar saja dugaan Akram. Saat ini Rayyana sudah menubruk tubuhnya, dan Akr

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 7: Dilamar

    Akram mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah kotak cincin berwarna merah dengan desain yang indah. Sudut mata Rayyana melirik sekilas. Dari kotaknya saja sudah terlihat sangat indah, apalagi isinya. "Untuk siapa kak?“ tanya Rayyana penasaran. Bukan menjawab pertanyaan istrinya, Akram malah mengulas senyum simpul nya. Karena tidak dijawab, Rayyana pun menepuk dahinya sendiri. "Ah aku lupa, pasti cincin pernikahan Ustadz dengan Ning Zahro 'kan? Indah banget,“ ujar Rayyana menertawakan dirinya sendiri. Disini, ialah yang menjadi wanita pengganggu antara Akram dan Zahro. Bunga mawar berjatuhan dari atas secara tiba-tiba. Di tengah danau, ada sebuah kalimat "Ana Uhibbuki Fillah“ yang artinya aku mencintaimu karena Allah. Ditambah dengan semilir angin membuat kesana romantis tercipta disana. Tangan kekar Akram membuka kotak cincin yang sedaritadi ia pegang di depan Rayyana. "Tiada kata paling indah selain Qobiltu. Tiada hati yang paling indah selain hatimu. Aku tidak peduli dengan

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 6: Digunjing

    Mentari menyapa dengan sinarnya yang indah. Pagi itu, di pesantren disibukkan dengan para santri yang berlalu lalang untuk pergi ke madrasah. Sementara Rayyana, gadis itu sedang di dapur membantu Umi Laila menyiapkan makanan. Hari ini dirinya libur sekolah karena baru saja menikah. "Umi, kok masakannya banyak banget, ada yang mau datang?“ tanya Rayyana dengan wajah polos nan lugunya. "Sore ini, orang tua Ning Zahro akan kesini. Silaturahmi dengan keluarga kita." jawab Umi Laila membuat hati Rayyana sakit. Hatinya sangat sakit mendengar keluarga dari calon istri kedua suaminya akan datang. 'Ana, tolong sadar diri! Ini juga karena kecerobohan mu!' batinnya merutuki dirinya sendiri. Rayyana berperang dengan pikirannya sendiri."Nduk, ada apa?“ tanya Umi Laila menyenggol lengan Rayyana dan membuat gadis itu langsung tersadar dari lamunannya. Rayyana menggeleng pelan. Ia membantu memotong sayuran, lalu mencucinya. Sejujurnya Rayyana suka memasak. Tapi, ia tidak suka mencuci piring dan

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 5: Mendidik Istri

    *Ada hal yang harus kita jaga*"Ta-tapi apa, Ustadz?" tanya Rayyana menatap was-was ke arah Akram. "Tapi kamu harus menuruti perkataan saya, selama itu tidak menyalahi aturan dari Allah dan Rasul-Nya. Kamu harus menurut pada saya, kalau tidak..." Akram sengaja menggantungkan kembali kalimatnya. "Kalau tidak apa?""Kalau tidak saya akan menghukum kamu dengan meminta hak saya atas dirimu. Walaupun kamu belum siap!“ jawab Akram membuat Rayyana bergidik ngeri. Ia pun langsung berlari kecil menuju kamar mandi untuk membersihkan diri serta berganti pakaian. Selang beberapa menit, Rayyana sudah selesai membersihkan diri. Saat ini, ia memakai piyama dan khimar instan miliknya. Pandangan Rayyana celingukan mencari keberadaan seorang ustadz yang sudah sah menjadi suaminya. Siapa lagi jika bukan Akram. Namun, entah muncul darimana, Akram mengetahui bahwa saat ini istri kecilnya sedang mencari keberadaannya. "Ada apa? Sudah kangen dengan suamimu ini?“ tanya Akram sengaja ingin menjahili gadis

DMCA.com Protection Status