Beranda / Romansa / Istri Kecil Ustadz Tampan / Bab 3: Dipaksa Menikah

Share

Bab 3: Dipaksa Menikah

Penulis: Hello Cutie
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-05 21:53:43

Suara teriakan Rayyana sangat kencang membuat seisi rumah naik ke lantai dua. Mata Laila dan Aulia terbelalak saat melihat posisi Akram dan Rayyana.

Akram yang hanya menggunakan bathrobe dan berada diatas Rayyana yang sedang menangis ketakutan. Dengan cepat, Aulia berlari untuk menyingkirkan Akram dari dekat Rayyana.

"Akram! Apa yang kamu lakukan?“ tanya Aulia geram. Ia langsung memeluk dan menenangkan Rayyana.

Akram juga sama terkejutnya dengan kakak dan uminya. Sungguh, ia tidak sengaja berada diatas Rayyana. Karena tadinya, gadis itu hendak terjatuh dan menarik tangannya. Terjadilah hal yang tidak di inginkan seperti sekarang ini.

"Mbak, ini tidak seperti yang kamu lihat,“ ucap Akram berusaha menetralkan detak jantungnya.

"Sudahlah dek! Mbak gak nyangka, kamu bisa ngelakuin hal seperti itu! Mbak bakal aduin hal ini ke Abah!" cicit Aulia menatap tajam ke arah Akram.

Laila juga ikut menimpali. "Umi, kecewa sama kamu, Le. Segeralah berganti pakaian, dan turun ke bawah!" timpal Laila menunjukkan raut kecewanya pada Akram.

Laila ikut memeluk Rayyana yang masih terdiam karena shock. "Nduk, Umi minta maaf karena perilaku putra Umi.“ lirih Laila mengusap kepala Rayyana dengan lembut. Lalu, ia langsung membawa Rayyana keluar dari kamar Akram. Disusul oleh Aulia yang masih menatap tajam pada Akram.

"Mbak kecewa sama kamu, dek! Coba kamu pikirin, gimana kalau Mbak yang ada diposisi Rayyana?“ tanya Aulia menatap tajam ke arah mas keduanya itu. Lalu, ia berjalan pergi meninggalkan Akram yang sedang terdiam karena sama terkejutnya dengan mereka.

Akram menyugar rambutnya, memikirkan apa yang akan terjadi sudah membuat kepalanya pusing. "Disini akulah korbannya? Tapi kenapa mereka semua menyalahkan diriku?“ tanya Akram bertanya-tanya. Padahal gadis itu yang menyelinap masuk ke dalam kamarnya. Tapi, justru semua orang menyalahkan dirinya.

"Tapi, aku juga salah padanya karena tidak sengaja sudah menyentuhnya. Astaghfirullah, maafkanlah hamba mu ini ya Allah.“ lanjut Akram berjalan menuju lemari untuk berganti pakaian.

Senyuman Akram terbit secara alami. Bayangan wajah Rayyana terlintas di pikirannya. Cantik, itulah kesan pertama yang ia tangkap dari Rayyana.

Setelah selesai berganti pakaian, Akram menghampiri Abah dan uminya di ruang keluarga. Tatapan kedua orang tua Akram sangat kecewa pada putra yang selama ini mereka banggakan.

Tidak pernah terpikirkan sedikitpun dibenak mereka bahwa Akram bisa melakukan hal sekeji itu. Walaupun itu tidak benar, dan hanya kesalahpahaman yang terjadi disini.

"Assalamu'alaikum Abah, Umi." sapa Akram dengan ragu. Ia tau saat ini Umi dan abahnya sedang kecewa berat padanya. Padahal ini bukanlah kesalahannya ataupun kesalahan gadis itu. Karena ini murni ketidaksengajaan dan kesalahpahaman.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah, duduk!“ tegas Kyai Hasby.

Akram pun mengangguk dan duduk. Ia menundukkan pandangannya dan tidak berani menatap ke arah abahnya.

"Apa benar yang dikatakan oleh Adik dan umimu, Le?“ tanya Kyai Hasby mulai mengintimidasi putranya.

"Nggih Abah, tapi Akram tidak sengaja melakukannya. Itu murni kesalahpahaman.“ jawab Akram terus menunduk malu. Sungguh, hati Akram sakit saat melihat kedua orang tuanya, menatapnya dengan rasa kecewa.

"Kesalahpahaman bagaimana?" lanjut Kyai Hasby.

"Tadi sewaktu Akram selesai mandi, Akram keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan bathrobe. Keadaan kamar Akram memang tidak dikunci karena katanya Mas Haikal, mau ke kamar Akram, Bah. Entah bagaimana gadis itu muncul di depan Akram dan kamipun sama-sama terkejut. Waktu dia hendak mundur, kakinya terpeleset dan menarik tangan Akram. Sehingga kami berdua jatuh di lantai, yang membuat kesalahpahaman ini terjadi.“ jelas Akram dengan wajah tenangnya. Ia tidak ingin kesalahpahaman ini terus berlanjut.

Kyai Hasby manggut-manggut. "Apakah kamu menyentuhnya?“ tanyanya dan dibalas anggukan kepala oleh Akram.

"Hanya untuk menolongnya saja, Bah.“ jawab Akram dengan pasti. "Akram juga tidak mungkin menyentuh seorang wanita yang bukan mahram bagi Akram, apalagi Akram sudah bertunangan dengan Zahro, wanita yang Abah pilihkan sendiri untuk Akram.“ lanjut Akram berusaha meyakinkan kedua orang tuanya.

Netra Kyai Hasby menatap Aulia, putri bungsunya. "Aulia, panggilkan nak Rayyana kesini." perintah Kyai Hasby dan dibalas anggukan oleh Aulia.

Aulia pun memanggil Rayyana. Beberapa saat kemudian, Rayyana tiba disana dan menatap Kyai Hasby dan Ummi Laila dengan tatapan takut. Ia takut akan dihukum. Sungguh, hukuman menulis 'bismillah' dalam bahasa Arab kemarin membuat Rayyana trauma jika berhadapan dengan Kyai Hasby.

"Jangan takut nak, duduk disini." titah Kyai Hasby meminta Rayyana untuk duduk disebelah istrinya.

Dengan ragu, Rayyana duduk disebelah Ummi Laila. Ia juga melihat sekilas ke arah Akram yang terus menundukkan pandangannya.

"Abah ingin bertanya padamu, apakah Gus Akram menyakitimu?“ tanya Kyai Hasby dengan nada lembut. Namun, terkesan tegas.

Rayyana menggeleng pelan. "Tidak Abah, sebenarnya tadi Rayyana salah masuk kamar. Rayyana ingin ke kamar Kak Aulia, tapi justru ke kamar Ustadz.“ jawab Rayyana dengan polos dan jujur.

Laila masih ragu dengan jawaban gadis cantik disampingnya ini. "Jangan takut nduk, katakan jika Akram mengancammu atau menyakitimu." timpal Laila meraih tangan Rayyana dan membuat Rayyana terhentak kaget.

"Tidak Ummi, ustadz tidak menyakiti Rayyana. Karena memang Rayyana yang salah masuk kamar. Sebenarnya ini adalah kesalahan Rayyana, dan Rayyana yang harus meminta maaf pada ustadz.“ Lagi-lagi jawaban Rayyana tetap sama. Pria yang dipanggilnya ustadz itu memang tidak menyakitinya.

Melihat kejujuran Rayyana, membuat Akram berdecak kagum. Jika santriwati lain yang ada diposisi Rayyana, pasti mereka akan memutar balikkan fakta. "Abah, Umi dan Mbak Aulia sudah dengar sendirikan? Bahwa Akram tidak melakukan apapun padanya.“ ucap Akram mendongakkan kepalanya. Ia sangat berterimakasih pada gadis cantik itu, karena sudah meluruskan semuanya.

"Iya Le, tapi kalian harus tetap menikah. Karena kalian sudah bersentuhan, dan kabar ini juga sudah tersebar luas ke penjuru pesantren.“ ujar Kyai Hasby berhasil membuat Rayyana dan Akram terhentak kaget.

"Ma-maksud Abah?" tanya Akram tidak bisa berkata-kata lagi. Ini terlalu mendadak baginya.

"Iya, kamu dan Rayyana harus menikah. Abah tidak ingin ada yang menyebarkan fitnah tentang kalian berdua. Apalagi kabar ini sudah menyebar luas.“ jawab Kyai Hasby yang tidak ingin putra ketiganya dan putri dari sahabatnya difitnah oleh orang lain.

Rayyana langsung menggelengkan kepalanya. "Maaf Abah, tapi Rayyana tidak bisa. Rayyana permisi, assalamu'alaikum.“ pamit Rayyana beranjak dari tempat duduknya. Namun, langsung dihentikan oleh Ummi Laila.

"Rayyana, tidak baik pergi begitu saja jika orang tua sedang berbicara. Duduk disini,“ titah Laila menghentikan tangan Rayyana.

Rayyana pun duduk kembali karena diminta oleh Ummi Laila. Pandangannya menatap lurus kedepan. Jika pernikahan ini terjadi, maka hancurlah semua impiannya.

Netral Kyai Hasby menoleh ke arah gadis cantik yang duduk disebelah istrinya. Ia sama sekali tidak marah ataupun tersinggung dengan sikap Rayyana. Kyai Hasby dapat memaklumi sikap gadis cantik itu.

"Rayyana, Abah tau kamu masih Sekolah. Tapi, Abah tidak ingin orang-orang memanfaatkan situasi ini untuk memfitnah dirimu. Abah juga sudah menghubungi kedua orang tuamu, dan sebentar lagi mereka datang kesini.“ ucap Kyai Hasby dengan bijaksana. "Dan untuk kamu Akram, Abah tau kamu pasti bimbang karena kamu sudah bertunangan dengan Zahro bukan? Malam ini kita selesaikan semuanya disini.“ lanjut Kyai Hasby dengan tegas. Kemudian, ia beranjak dari tempat duduknya menuju masjid untuk sholat ashar berjama'ah. Disusul oleh Akram.

Di masjid, para santri berbisik-bisik membicarakan kejadian tadi siang antara Akram dan Rayyana.

"Jadi, selama ini kita salah paham. Kita kira Gus Akram yang terkenal dingin dan tegas tidak akan melakukan itu. Kasihan ya Ning Zahro.“

"Ana juga dengar kalau santriwati itu dulunya sering ke klub malam. Pasti dia perempuan gak baik, kok mau ya Gus Akram sama dia. Padahal masih baik kan Ning Zahro kemana-mana.“

Akram hanya bisa mengelus dadanya saja. Ia beristighfar untuk memohon ampun kepada Allah swt. baik untuk kejadian tadi, ataupun gunjingan dari para santrinya.

••

Waktu sudah berlalu. Malam pun tiba. Ba'da Maghrib tadi, orang tua Rayyana sudah tiba di Pesantren Al-Muhajjirin. Begitupun orang tua Ning Zahro. Saat ini mereka semua sedang duduk di ruang tamu untuk menyelesaikan masalah ini.

"Jadi begini, Saka, Yai Ilham, saya ingin membicarakan tentang apa yang saya katakan tadi sewaktu di telpon.“ ucap Kyai Hasby membuka pembicaraan.

Saka meminta maaf, karena ia tau bahwa ini adalah kesalahan putrinya. "Yai Hasby, ini semua pasti kesalahan putri saya, dan saya meminta maaf atas kesalahannya.“ ucap Saka menunduk malu. Putrinya selalu saja membuatnya malu.

"Bukan seperti itu, Saka. Ini bukan tentang siapa yang salah, tapi tentang rumor serta fitnah yang sudah tersebar luas. Saya takut, jika putrimu akan dibully. Jadi, setelah berbicara dengan keduanya, saya memutuskan untuk menikahkan mereka.“ ujar Kyai Hasby dengan wajah tegas dan bijaksana.

Kyai Ilham manggut-manggut. "Tapi, bagaimana dengan putri saya? Bukankah kita sudah memutuskan untuk menjodohkan keduanya? Bahkan mereka juga sudah bertunangan." timpal Kyai Ilham selaku orang tua Ning Zahro.

"Saya tau, setelah berbicara dengan Akram tadi, in syaa Allah, dia sanggup memiliki dua istri." tutur Kyai Hasby sukses membuat Saka dan Kyai Ilham terkejut.

Awalnya ada perdebatan diantara mereka bertiga. Sampai akhirnya, mereka memutuskan untuk memanggil putra dan putri mereka. Dengan langkah tegas dan senyuman lembut diwajahnya, Ning Zahro menghampiri abinya. Sementara, Akram melangkah dengan tegas serta menampilkan ekspresi datarnya saja.

Sedangkan, Rayyana gadis cantik itu memilih untuk tetap berada di taman belakang dengan cahaya temaram. Menurutnya, percuma saja ia hadir kesana. Karena pasti tidak akan ada yang mendengarkan dirinya.

"Ah! Aku benar-benar capek dengan semua ini! Jika saja aku bisa pergi ke tempat yang sangat jauh, mungkin aku akan melakukannya.“ gumam Rayyana menatap langit malam yang dihiasi dengan bintang-bintang dan bulan yang bersinar terang.

"Bunuh diri dosa gak ya?" tanya Rayyana terdengar ditelinga Aulia yang diminta untuk memanggil Rayyana.

Aulia terkejut mendengar perkataan Rayyana. "Astaghfirullah dek, itu dosa! Kamu ngomongin apa sih?“ ucap Aulia langsung menghampiri Rayyana yang duduk dengan pandangan kosong. Ia tidak menangis, karena sepertinya air matanya sudah habis dan tidak bisa turun lagi.

Dengan perlahan, Aulia memeriksa keadaan Rayyana. Gadis cantik itu tidak menangis, namun tatapannya kosong. "Rayyana, kamu dipanggil ke depan, dek.“ ujar Aulia menyentuh pundak Rayyana.

Rayyana menoleh sekilas. Namun, ia kembali memalingkan wajahnya dan tetap menatap lurus ke depan. "Kak Aulia pergi saja duluan, dan katakan pada papaku bahwa aku sudah tiada!“ sahut Rayyana lemas.

"Rayyana! Apa yang kamu katakan, dek? Sudah ayo kita ke depan!“ Aulia langsung menarik paksa Rayyana. Walaupun gadis itu tidak mau.

Sesampainya di ruang tamu, semua mata tertuju padanya. Walaupun sedang dalam keadaan yang terbilang kacau, Rayyana tetap memancarkan aura kecantikan alami yang ia miliki. Dengan sabar, Aulia membantu Rayyana untuk duduk.

"Nak Rayyana, apakah kamu menerima pernikahan ini?“ tanya Kyai Hasby. Walaupun keputusan mereka sudah bulat untuk tetap menikahkan Rayyana dan Akram.

Rayyana menggeleng pelan. "Tidak!“ jawabnya singkat, tapi tegas.

"Kamu harus menerimanya, Ana! Karena ini kesalahan mu!“ timpal Saka tegas.

"Jawabanku tetap sama, aku tidak menerima pernikahan ini!“

Saka mengeraskan rahangnya. "Berani berbuat, maka harus berani bertanggungjawab!“

"Aku tidak berbuat hal yang salah! Aku kesini murni karena ingin menumpang mandi, tidak lebih!" Dengan polos dan jujur Rayyana menimpali ucapan papanya.

Sungguh, Rayyana sangat polos dan cantik. Akram tidak sengaja melirik ke arah calon istrinya itu. "Dia sangat cantik," Itu kesan pertama yang Akram tangkap dari Rayyana. Aulia yang berada di sebelah Akram, langsung menyenggol lengan adiknya itu.

"Ekhem, belum halal ya dek, masih calon istri! Ingat!" peringat Aulia menatap tajam ke arah Akram.

Mereka semua masih menunggu persetujuan dari Rayyana. "Papa kenapa menginginkanku untuk segera menikah? Aku masih ingin kuliah, Pah!" Perlahan hati Rayyana mulai luluh. Walaupun jawabannya sepertinya tetap sama. Ia tidak ingin menikah dengan ustadz menyebalkan itu.

"Lagipula, ustadz itu juga sudah memiliki calon istri. Kenapa tidak menikah dengannya saja? Kenapa harus aku?“ tanya Rayyana mengerutkan dahinya.

Kini Kyai Hasby yang berbicara. Karena Rayyana memang segan dan takut pada Kyai Hasby. "Nak, kamu harus menerima pernikahan ini, suka ataupun tidak suka.“ putus Kyai Hasby final. "Pernikahan kalian akan dilaksanakan besok pagi, setelah sholat jum'at." lanjutnya tegas.

Mendengar hal itu, semakin membuat hati Zahro sakit. Padahal pernikahannya dengan Akram sudah diputuskan sebulan lagi. Tapi, malah besok siang calon suaminya harus menikah dengan santriwatinya sendiri.

***

Bab terkait

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 4: Sah

    Seperti ucapan Kyai Hasby tadi malam, hari ini pernikahan Akram dan Rayyana akan berlangsung di masjid pesantren. Senyuman memancar dari wajah tampan seorang pria yang biasanya hanya menampilkan ekspresi wajah datar dan dingin itu. Siapa lagi jika bukan Akram. Ia sedang bersiap-siap untuk memantaskan diri menikahi seorang gadis yang baru saja ia temui dua hari lalu. 'Takdir Allah memang unik' gumam Akram tersenyum tipis. Padahal baru sebulan yang lalu, ia mengkhitbah seorang Ning. Tapi, hari ini justru dirinya menikahi seorang gadis yang notebene-nya adalah santriwatinya sendiri. Aulia yang melihat adiknya sedang bercermin sambil senyum-senyum sendiri, langsung menggodanya. Kapan lagi bisa menggoda adiknya yang dingin dan datar, seperti Akram. "Masya Allah, calon pengantin bahagia banget, senyumannya gak pernah pudar sedikitpun." goda Aulia menghampiri Akram. Mendengar sang Mbak meledeknya, Akram menoleh ke belakang. "Bukan gitu mbak. Akram hanya deg-degan karena ini pertama kali

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 5: Mendidik Istri

    *Ada hal yang harus kita jaga*"Ta-tapi apa, Ustadz?" tanya Rayyana menatap was-was ke arah Akram. "Tapi kamu harus menuruti perkataan saya, selama itu tidak menyalahi aturan dari Allah dan Rasul-Nya. Kamu harus menurut pada saya, kalau tidak..." Akram sengaja menggantungkan kembali kalimatnya. "Kalau tidak apa?""Kalau tidak saya akan menghukum kamu dengan meminta hak saya atas dirimu. Walaupun kamu belum siap!“ jawab Akram membuat Rayyana bergidik ngeri. Ia pun langsung berlari kecil menuju kamar mandi untuk membersihkan diri serta berganti pakaian. Selang beberapa menit, Rayyana sudah selesai membersihkan diri. Saat ini, ia memakai piyama dan khimar instan miliknya. Pandangan Rayyana celingukan mencari keberadaan seorang ustadz yang sudah sah menjadi suaminya. Siapa lagi jika bukan Akram. Namun, entah muncul darimana, Akram mengetahui bahwa saat ini istri kecilnya sedang mencari keberadaannya. "Ada apa? Sudah kangen dengan suamimu ini?“ tanya Akram sengaja ingin menjahili gadis

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 6: Digunjing

    Mentari menyapa dengan sinarnya yang indah. Pagi itu, di pesantren disibukkan dengan para santri yang berlalu lalang untuk pergi ke madrasah. Sementara Rayyana, gadis itu sedang di dapur membantu Umi Laila menyiapkan makanan. Hari ini dirinya libur sekolah karena baru saja menikah. "Umi, kok masakannya banyak banget, ada yang mau datang?“ tanya Rayyana dengan wajah polos nan lugunya. "Sore ini, orang tua Ning Zahro akan kesini. Silaturahmi dengan keluarga kita." jawab Umi Laila membuat hati Rayyana sakit. Hatinya sangat sakit mendengar keluarga dari calon istri kedua suaminya akan datang. 'Ana, tolong sadar diri! Ini juga karena kecerobohan mu!' batinnya merutuki dirinya sendiri. Rayyana berperang dengan pikirannya sendiri."Nduk, ada apa?“ tanya Umi Laila menyenggol lengan Rayyana dan membuat gadis itu langsung tersadar dari lamunannya. Rayyana menggeleng pelan. Ia membantu memotong sayuran, lalu mencucinya. Sejujurnya Rayyana suka memasak. Tapi, ia tidak suka mencuci piring dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 7: Dilamar

    Akram mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah kotak cincin berwarna merah dengan desain yang indah. Sudut mata Rayyana melirik sekilas. Dari kotaknya saja sudah terlihat sangat indah, apalagi isinya. "Untuk siapa kak?“ tanya Rayyana penasaran. Bukan menjawab pertanyaan istrinya, Akram malah mengulas senyum simpul nya. Karena tidak dijawab, Rayyana pun menepuk dahinya sendiri. "Ah aku lupa, pasti cincin pernikahan Ustadz dengan Ning Zahro 'kan? Indah banget,“ ujar Rayyana menertawakan dirinya sendiri. Disini, ialah yang menjadi wanita pengganggu antara Akram dan Zahro. Bunga mawar berjatuhan dari atas secara tiba-tiba. Di tengah danau, ada sebuah kalimat "Ana Uhibbuki Fillah“ yang artinya aku mencintaimu karena Allah. Ditambah dengan semilir angin membuat kesana romantis tercipta disana. Tangan kekar Akram membuka kotak cincin yang sedaritadi ia pegang di depan Rayyana. "Tiada kata paling indah selain Qobiltu. Tiada hati yang paling indah selain hatimu. Aku tidak peduli dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 8: Kedatangan Orangtua Zahro

    Tubuh Rayyana masih mematung di tempat. Ia mengira Akram tidak akan bertindak sejauh ini. Bahkan, Rayyana mengira kalau Akram akan membebaskannya setelah satu tahun. Tapi, semua perkiraannya itu salah. Akram justru terpikat padanya. Entah apa yang membuat pria dewasa itu mulai menaruh hati pada Rayyana. "Kembali ke ndalem, yuk.” ajak Akram menggenggam erat tangan Rayyana. Semua perlakuan Akram begitu lembut pada Rayyana. Membuat jantung Rayyana berdetak sangat kencang setiap kali Akram menggenggam ataupun perhatian kepadanya. Pandangan Rayyana terus menatap wajah tampan Akram. Sialnya lagi, sinar mentari malah semakin menambah aura ketampanan serta wibawa seorang Muhammad Akram Al-Hasby. Mendapati istrinya yang terus memandangi wajahnya. Akram pun jahil dengan sengaja berhenti mendadak agar Rayyana menubruk tubuhnya. "Aduh...” lirih Rayyana mengusap dahinya karena dahinya menubruk tubuh atletis suaminya. Benar saja dugaan Akram. Saat ini Rayyana sudah menubruk tubuhnya, dan Akr

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-19
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 9: Keputusan kedua keluarga

    Dahi Akram berkerut. Seakan-akan ia tengah berpikir siapa orang yang telah membuat mantan tunangannya itu jatuh hati. "Siapa Yai?" tanya Akram bingung. Kyai Ilham tersenyum simpul. Sudut matanya melirik sekilas ke arah putrinya, Zahro. "Orang itu adalah Haiqal, mas sulung mu." jawab Kyai Ilham yang tentu saja membuat Akram terkejut. Bola mata Akram membulat sempurna. Seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. "M-mas Haiqal? Tapi sejak kapan?" tanya Akram lagi. Ia masih tidak menyangka kalau ternyata orang yang dicintai oleh Zahro adalah mas sulungnya. Zahro tersenyum malu. "Benar Gus, saya telah jatuh hati ke Gus Haiqal sejak pertama kali bertemu waktu saya masih kuliah di Mesir dulu. Awalnya, saya kira lelaki yang hendak dijodohkan oleh saya adalah Gus Haiqal. Ternyata dugaan saya salah, justru Gus lah yang dijodohkan kepada saya. Hati saya pun kecewa, namun perlahan-lahan saya mulai menerima perjodohan ini. Qadarullah, Allah berkehendak lain sehingga saya bisa mengutarakan isi hati

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 10: Perhatian Akram

    Kepala Rayyana terasa begitu berat dan pusing. Gadis mungil itu pun memegangi kepalanya sangking pusingnya. "Aw..." ringisnya pelan. Akram yang tengah berada di sofa sembari bekerja pun tidak sengaja mendengar ringisan sang istri. Cepat-cepat, Akram bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Rayyana. "Bagian mana yang sakit, dek?" tanya Akram menatap intens ke arah Rayyana. Rayyana mendongakkan kepalanya. Ia tidak menjawab melainkan memberi isyarat kepada Akram bahwa kepalanya terasa pusing. Akram yang paham pun langsung meminta Rayyana untuk merebahkan dirinya agar ia bisa memeriksanya. "Rebahan dulu ya, biar kakak periksa." Pinta Akram dan dibalas anggukan kecil oleh Rayyana. Lalu Akram berjalan untuk mengambil stetoskop dan juga alat tensi untuk mengecek tekanan darah Rayyana. Setelah mengambil alat medisnya, Akram berjalan kembali menghampiri Rayyana. Dengan cekatan, Akram memeriksa Rayyana. Ia terlihat begitu serius saat memeriksa istri kecilnya itu. "Kamu sudah makan? T

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 11: Merasa bosan

    Usai melaksanakan kewajibannya, Rayyana pun duduk ditepi ranjang menunggu kepulangan sang suami. Netra Rayyana menangkap sebuah buku kedokteran milik sang suami. Gadis cantik nan mungil itupun segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan untuk mengambil buku tersebut. "Anatomi manusia?" gumam Rayyana yang penasaran pada isi dari buku tersebut. Ia pun membawanya ke tepi ranjang untuk membaca buku tersebut. Satu persatu lembar buku tebal yang ada ditangannya terbuka. Gadis cantik itu membaca bukunya dengan cermat dan saksama. Hingga tanpa sadar ternyata ibu mertuanya tengah memanggilnya dari ambang pintu. "Rayyana... Umi masuk ya nak?" ucap Umi Laila yang sudah entah ke berapa kali mengetuk pintu kamar putra dan menantunya itu. Wanita cantik dengan menggunakan gamis berwarna pastel itupun membuka pintu kamar tersebut dan masuk ke dalamnya. Dilihatnya sang menantu tengah asik membaca buku. "Assalamu'alaikum Ana, dari tadi Umi panggilin kok gak dijawab, nduk?" tanya Umi Laila be

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12

Bab terbaru

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 13: Digodain Suami

    Usai melaksanakan sholat tahajjud secara berjama'ah. Akram dan Rayyana pun duduk saling berhadapan. "Sini setoran hafalan sama aku, dek. Kemarin kamu kan lagi sakit, jadi tidak setoran hafalan padaku." titah Akram sukses membuat Rayyana terkejut bukan main. Rayyana meneguk salivanya dengan kasar. Bagaimana mau setoran hafalan? Dirinya saja tidak ada menghafal apapun sejak kemarin. "Ehmm... itu... anu..." ucapan gadis itu tercekat. Ia bingung harus beralasan apalagi. "Itu apa, dek? Kenapa wajahmu terlihat begitu pucat?" tanya Akram dengan tatapan yang sangat menyeramkan dimata Rayyana. Rayyana mengernyitkan dahinya. 'Pake ditanya segala! Udah tau aku pucat karena disuruh setoran hafalan!' rutuk Rayyana di dalam hati. "Rayya..." panggilan dari Akram sukses membuat Rayyana terhentak kaget. "Ada apa? Ada yang sedang kamu pikirkan?" Lagi-lagi Akram bertanya pada istri kecilnya itu. Sedangkan yang ditanya justru semakin resah. "Hah? ehm... a-aku gak apa-apa kok, kak." jawab Rayyana g

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 12: Tidak Diakui

    Akram berjalan masuk ke dalam kamarnya. Sungguh, ia sangat kesal karena kamarnya terlihat begitu berantakan. Namun, ia tetap berusaha untuk mengatur emosinya agar tidak kelepasan. "Astaghfirullah... Akram tenang!" gumam Akram mengelus dadanya sendiri. Ia benar-benar kehabisan cara untuk mendidik istri kecilnya itu. Dengan wajah yang terlihat begitu kesal, Akram pun membereskan kamarnya. Termasuk laptop serta buku yang berantakan diatas ranjang. "Rayya, Rayya... kapan kamu akan belajar hmm..?" gumam Akram menggelengkan kepalanya saja. Pria itu lalu memunguti buku-buku miliknya yang berserakan diatas ranjang dan meletakkannya kembali ke meja kerjanya. Tak hanya itu, Akram juga meraih laptopnya. Ia terkejut saat melihat laptopnya dalam keadaan hidup dan menampilkan notifikasi bahwa ada yang sedang berusaha untuk membobol keamanannya. "Ternyata tadi Rayya berusaha untuk membuka laptopku? Tapi untuk apa dia memerlukan laptop?" gumam Akram bertanya-tanya. Lelaki berparas tampan yang mem

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 11: Merasa bosan

    Usai melaksanakan kewajibannya, Rayyana pun duduk ditepi ranjang menunggu kepulangan sang suami. Netra Rayyana menangkap sebuah buku kedokteran milik sang suami. Gadis cantik nan mungil itupun segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan untuk mengambil buku tersebut. "Anatomi manusia?" gumam Rayyana yang penasaran pada isi dari buku tersebut. Ia pun membawanya ke tepi ranjang untuk membaca buku tersebut. Satu persatu lembar buku tebal yang ada ditangannya terbuka. Gadis cantik itu membaca bukunya dengan cermat dan saksama. Hingga tanpa sadar ternyata ibu mertuanya tengah memanggilnya dari ambang pintu. "Rayyana... Umi masuk ya nak?" ucap Umi Laila yang sudah entah ke berapa kali mengetuk pintu kamar putra dan menantunya itu. Wanita cantik dengan menggunakan gamis berwarna pastel itupun membuka pintu kamar tersebut dan masuk ke dalamnya. Dilihatnya sang menantu tengah asik membaca buku. "Assalamu'alaikum Ana, dari tadi Umi panggilin kok gak dijawab, nduk?" tanya Umi Laila be

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 10: Perhatian Akram

    Kepala Rayyana terasa begitu berat dan pusing. Gadis mungil itu pun memegangi kepalanya sangking pusingnya. "Aw..." ringisnya pelan. Akram yang tengah berada di sofa sembari bekerja pun tidak sengaja mendengar ringisan sang istri. Cepat-cepat, Akram bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Rayyana. "Bagian mana yang sakit, dek?" tanya Akram menatap intens ke arah Rayyana. Rayyana mendongakkan kepalanya. Ia tidak menjawab melainkan memberi isyarat kepada Akram bahwa kepalanya terasa pusing. Akram yang paham pun langsung meminta Rayyana untuk merebahkan dirinya agar ia bisa memeriksanya. "Rebahan dulu ya, biar kakak periksa." Pinta Akram dan dibalas anggukan kecil oleh Rayyana. Lalu Akram berjalan untuk mengambil stetoskop dan juga alat tensi untuk mengecek tekanan darah Rayyana. Setelah mengambil alat medisnya, Akram berjalan kembali menghampiri Rayyana. Dengan cekatan, Akram memeriksa Rayyana. Ia terlihat begitu serius saat memeriksa istri kecilnya itu. "Kamu sudah makan? T

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 9: Keputusan kedua keluarga

    Dahi Akram berkerut. Seakan-akan ia tengah berpikir siapa orang yang telah membuat mantan tunangannya itu jatuh hati. "Siapa Yai?" tanya Akram bingung. Kyai Ilham tersenyum simpul. Sudut matanya melirik sekilas ke arah putrinya, Zahro. "Orang itu adalah Haiqal, mas sulung mu." jawab Kyai Ilham yang tentu saja membuat Akram terkejut. Bola mata Akram membulat sempurna. Seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. "M-mas Haiqal? Tapi sejak kapan?" tanya Akram lagi. Ia masih tidak menyangka kalau ternyata orang yang dicintai oleh Zahro adalah mas sulungnya. Zahro tersenyum malu. "Benar Gus, saya telah jatuh hati ke Gus Haiqal sejak pertama kali bertemu waktu saya masih kuliah di Mesir dulu. Awalnya, saya kira lelaki yang hendak dijodohkan oleh saya adalah Gus Haiqal. Ternyata dugaan saya salah, justru Gus lah yang dijodohkan kepada saya. Hati saya pun kecewa, namun perlahan-lahan saya mulai menerima perjodohan ini. Qadarullah, Allah berkehendak lain sehingga saya bisa mengutarakan isi hati

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 8: Kedatangan Orangtua Zahro

    Tubuh Rayyana masih mematung di tempat. Ia mengira Akram tidak akan bertindak sejauh ini. Bahkan, Rayyana mengira kalau Akram akan membebaskannya setelah satu tahun. Tapi, semua perkiraannya itu salah. Akram justru terpikat padanya. Entah apa yang membuat pria dewasa itu mulai menaruh hati pada Rayyana. "Kembali ke ndalem, yuk.” ajak Akram menggenggam erat tangan Rayyana. Semua perlakuan Akram begitu lembut pada Rayyana. Membuat jantung Rayyana berdetak sangat kencang setiap kali Akram menggenggam ataupun perhatian kepadanya. Pandangan Rayyana terus menatap wajah tampan Akram. Sialnya lagi, sinar mentari malah semakin menambah aura ketampanan serta wibawa seorang Muhammad Akram Al-Hasby. Mendapati istrinya yang terus memandangi wajahnya. Akram pun jahil dengan sengaja berhenti mendadak agar Rayyana menubruk tubuhnya. "Aduh...” lirih Rayyana mengusap dahinya karena dahinya menubruk tubuh atletis suaminya. Benar saja dugaan Akram. Saat ini Rayyana sudah menubruk tubuhnya, dan Akr

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 7: Dilamar

    Akram mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah kotak cincin berwarna merah dengan desain yang indah. Sudut mata Rayyana melirik sekilas. Dari kotaknya saja sudah terlihat sangat indah, apalagi isinya. "Untuk siapa kak?“ tanya Rayyana penasaran. Bukan menjawab pertanyaan istrinya, Akram malah mengulas senyum simpul nya. Karena tidak dijawab, Rayyana pun menepuk dahinya sendiri. "Ah aku lupa, pasti cincin pernikahan Ustadz dengan Ning Zahro 'kan? Indah banget,“ ujar Rayyana menertawakan dirinya sendiri. Disini, ialah yang menjadi wanita pengganggu antara Akram dan Zahro. Bunga mawar berjatuhan dari atas secara tiba-tiba. Di tengah danau, ada sebuah kalimat "Ana Uhibbuki Fillah“ yang artinya aku mencintaimu karena Allah. Ditambah dengan semilir angin membuat kesana romantis tercipta disana. Tangan kekar Akram membuka kotak cincin yang sedaritadi ia pegang di depan Rayyana. "Tiada kata paling indah selain Qobiltu. Tiada hati yang paling indah selain hatimu. Aku tidak peduli dengan

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 6: Digunjing

    Mentari menyapa dengan sinarnya yang indah. Pagi itu, di pesantren disibukkan dengan para santri yang berlalu lalang untuk pergi ke madrasah. Sementara Rayyana, gadis itu sedang di dapur membantu Umi Laila menyiapkan makanan. Hari ini dirinya libur sekolah karena baru saja menikah. "Umi, kok masakannya banyak banget, ada yang mau datang?“ tanya Rayyana dengan wajah polos nan lugunya. "Sore ini, orang tua Ning Zahro akan kesini. Silaturahmi dengan keluarga kita." jawab Umi Laila membuat hati Rayyana sakit. Hatinya sangat sakit mendengar keluarga dari calon istri kedua suaminya akan datang. 'Ana, tolong sadar diri! Ini juga karena kecerobohan mu!' batinnya merutuki dirinya sendiri. Rayyana berperang dengan pikirannya sendiri."Nduk, ada apa?“ tanya Umi Laila menyenggol lengan Rayyana dan membuat gadis itu langsung tersadar dari lamunannya. Rayyana menggeleng pelan. Ia membantu memotong sayuran, lalu mencucinya. Sejujurnya Rayyana suka memasak. Tapi, ia tidak suka mencuci piring dan

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 5: Mendidik Istri

    *Ada hal yang harus kita jaga*"Ta-tapi apa, Ustadz?" tanya Rayyana menatap was-was ke arah Akram. "Tapi kamu harus menuruti perkataan saya, selama itu tidak menyalahi aturan dari Allah dan Rasul-Nya. Kamu harus menurut pada saya, kalau tidak..." Akram sengaja menggantungkan kembali kalimatnya. "Kalau tidak apa?""Kalau tidak saya akan menghukum kamu dengan meminta hak saya atas dirimu. Walaupun kamu belum siap!“ jawab Akram membuat Rayyana bergidik ngeri. Ia pun langsung berlari kecil menuju kamar mandi untuk membersihkan diri serta berganti pakaian. Selang beberapa menit, Rayyana sudah selesai membersihkan diri. Saat ini, ia memakai piyama dan khimar instan miliknya. Pandangan Rayyana celingukan mencari keberadaan seorang ustadz yang sudah sah menjadi suaminya. Siapa lagi jika bukan Akram. Namun, entah muncul darimana, Akram mengetahui bahwa saat ini istri kecilnya sedang mencari keberadaannya. "Ada apa? Sudah kangen dengan suamimu ini?“ tanya Akram sengaja ingin menjahili gadis

DMCA.com Protection Status