Share

Bab 7: Dilamar

Author: Hello Cutie
last update Last Updated: 2023-01-11 09:41:55

Akram mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah kotak cincin berwarna merah dengan desain yang indah.

Sudut mata Rayyana melirik sekilas. Dari kotaknya saja sudah terlihat sangat indah, apalagi isinya.

"Untuk siapa kak?“ tanya Rayyana penasaran.

Bukan menjawab pertanyaan istrinya, Akram malah mengulas senyum simpul nya.

Karena tidak dijawab, Rayyana pun menepuk dahinya sendiri. "Ah aku lupa, pasti cincin pernikahan Ustadz dengan Ning Zahro 'kan? Indah banget,“ ujar Rayyana menertawakan dirinya sendiri. Disini, ialah yang menjadi wanita pengganggu antara Akram dan Zahro.

Bunga mawar berjatuhan dari atas secara tiba-tiba. Di tengah danau, ada sebuah kalimat "Ana Uhibbuki Fillah“ yang artinya aku mencintaimu karena Allah. Ditambah dengan semilir angin membuat kesana romantis tercipta disana.

Tangan kekar Akram membuka kotak cincin yang sedaritadi ia pegang di depan Rayyana.

"Tiada kata paling indah selain Qobiltu. Tiada hati yang paling indah selain hatimu. Aku tidak peduli dengan apa yang terjadi di masa lalumu. Yang terpenting bagiku adalah kamu mau berubah dan memperbaiki hidupmu.“ ucap Akram membuat Rayyana terbelalak dan salah tingkah. Namun, ia berusaha menyembunyikan perasaannya.

'Paling cuma latihan untuk melamar Ning Zahro!' hatinya membatin.

"Althafunnisa Rayyana Harrison, maukah kamu menjadi partner di dalam hidupku? Bukan hanya sebatas suami dan istri, saya mau kamu menjadi teman serta sahabat surgaku. Saya tau, saya bukanlah manusia yang paling sempurna di dunia ini. Karena kesempurnaan semata-mata hanya milik Allah SWT. Izinkan saya untuk membimbingmu. Izinkan saya untuk menjadi imam di dalam hidupmu, ya Zaujati.“ lanjut Akram dengan lembut seraya meraih tangan mungil Rayyana.

Rayyana terdiam. Ini pertama kalinya ia mendapatkan lamaran secara tiba-tiba. Ia bingung harus menjawab apa.

Tanpa sepengetahuan keduanya, diam-diam Zahro mengamati dari balik pohon. Hatinya terasa diremas-remas. Sungguh, itu sangat menyakitkan. Melihat pria yang ia cintai duduk berdua bersama kekasih halalnya. Seharusnya, dirinya lah yang mendapatkan perlakuan itu dari Akram. Tapi, justru Rayyana yang mendapatkannya.

'Aku tidak sanggup dipoligami, ya Allah. Melihatnya tersenyum dan melamar wanita lain saja membuat hatiku sakit dan tidak ridho. Apalagi, kelak aku akan menjadi madunya' batin Zahro meremas ujung hijabnya.

Tak tahan melihat pemandangan di depannya, Zahro langsung pergi darisana dan menghubungi kedua orang tuanya. Ia ingin membatalkan rencana pernikahannya dengan Akram.

Kembali pada Rayyana, gadis itu masih terdiam dan bergelut dengan pikirannya sendiri. Sampai akhirnya, Akram berdeham dan menyadarkan Rayyana dari lamunannya.

"Ekhem... bagaimana dek? Tanganku sudah pegal nih!" ucapnya terkekeh pelan.

"Ja-jadi ini untukku? Bukan untuk Ning Zahro? Tapi mengapa? Bukankah setelah satu tahun, kita akan berpisah?“ cerca Rayyana melayangkan beberapa pertanyaan pada Akram.

"Siapa yang bilang kalau setelah satu tahun kita akan berpisah?“ tanya Akram balik. Ia masih dengan posisi yang sama, yaitu memegang cincin permata yang sangat indah dan unik. Sepertinya, hanya ada satu di dunia.

"Aku!“ jawab Rayyana singkat.

"Bukan saya 'kan? Saya menikahi mu untuk seumur hidup saya, kalau bisa sampai ke Jannah-Nya. Bukan hanya satu tahun, lagipula saya tidak ada pikiran seperti itu." timpal Akram menjelaskan.

"Tapi, aku sudah membuat perjanjian diatas kertas. Disana tertulis setelah setahun, kita akan berpisah!“ sahut Rayyana kesal.

Memang benar, tadi malam sebelum tidur. Rayyana memberikan sebuah surat pada Akram. Namun, Akram tidak menandatanganinya. Jangankan ditandatangani, dibaca saja tidak olehnya.

Senyuman simpul terbit diwajah tampannya. "Maksud kamu kertas ini? Lihatlah tidak ada tandatangan saya disana.“ ucap Akram dengan santainya. Bahkan, ia menyobek kertas tersebut menjadi kecil dan melemparnya ke tempat sampah.

"Sudah jelas bukan? Saya tidak menerima pernikahan kontrak, lagipula ketika saya mengucapkan kata 'Qobiltu' saya memiliki tanggungjawab terhadapmu. Dan itu berlaku SELAMANYA!“ lanjut Akram menekankan kata terakhirnya.

Rayyana terkejut. Ia mengira bahwa Akram akan menceraikannya dan memilih untuk bersama Ning Zahro. Tapi, ternyata Akram justru memilih dirinya. "Lantas bagaimana dengan Ning Zahro?“ tanya Rayyana penasaran.

"Ning Zahro? Beliau bisa memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya." jawab Akram dengan wajah datar, namun terkesan santai.

"Kalau boleh jujur, aku ingin melanjutkan pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi. Cita-cita ku ingin menjadi seorang dokter, apakah Ustadz akan mengizinkanku untuk menggapainya?“ tanya Rayyana memberanikan diri untuk menatap mata elang suaminya.

Akram terdiam. Di keluarganya, jika seorang wanita sudah menikah, mereka tidak boleh mengejar pendidikan di kelas umum. Dengan kata lain, bercampur antara laki-laki dan perempuan.

Melihat suaminya terdiam, kini Rayyana mengerti bahwa ia tidak diizinkan untuk mengejar cita-cita nya. "Tidak boleh 'kan? Konyol sekali diriku yang berharap lebih!" tukas Rayyana menertawakan dirinya sendiri.

"Saya izinkan, tapi ada syaratnya.“ ucap Akram membuat Rayyana tersenyum riang.

"Serius Ustadz? Apa syaratnya?" tanya Rayyana dengan sangat antusias.

Melihat istrinya begitu menggemaskan membuat Akram tertawa kecil. "Pertama, jangan panggil saya Ustadz, panggil dengan 'kak'. Kedua, terimalah cincin ini sebagai simbol pernikahan kita. Ketiga, jika kamu mau melanjutkan pendidikan dokter, maka kamu harus menjadi hafidzoh terlebih dahulu, ditambah harus hafal seribu hadis dan tidak boleh berkhalwat!Bagaimana, kamu sanggup melaksanakan tiga syarat itu?“ tanya Akram menaikkan sebelah alis tebalnya.

Mata Rayyana membulat sempurna mendengar syarat ketiga dari suaminya. "Bagaimana aku bisa melakukannya dalam waktu enam bulan? Sedangkan aku masih baru di pesantren ini!" tanya Rayyana bingung disertai wajah polos yang amat menggemaskan.

Sungguh, wajah polos Rayyana membuat Akram gemas sendiri. "Untuk apa ada suamimu ini dek? Saya bisa membimbingmu. Setelah kelas berakhir, kamu harus setoran kepadaku, minimal tiga lembar ditambah satu hadis, perhari!“ jawab Akram membuat Rayyana bergidik ngeri.

Mendingan dirinya setoran kepada Umi Laila atau kak Aulia, daripada bersama dengan suaminya ini. Awalnya, Rayyana mengira bahwa Akram akan dingin kepadanya seperti waktu itu. Tapi, dugaannya sepenuhnya salah.

"Kalau aku gak bisa?“ tanyanya lagi.

Akram tersenyum smirk. "Maka saya akan mengambil hakku satu persatu!" jawabnya santai sembari menyematkan cincin dijari manis istrinya.

Rayyana bergidik ngeri mendengar jawaban Akram. "Aku setoran ke Umi atau Mbak Aulia aja deh!" timpal Rayyana dengan wajah pucat pasi.

"Maka, saya tidak akan mengizinkanmu untuk berkuliah di kedokteran! Syaratnya harus setoran ke saya atau tidak sama sekali?“ sahut Akram mengedikkan bahunya.

"Wajib?“

"Iya!“ jawab Akram singkat.

"Boleh dikurangi gak, kak? Satu kembar gitu?“ tawar Rayyana menautkan jemarinya.

"Tidak! Minimal tiga lembar, boleh lebih, tidak boleh kurang!“ jawab Akram menggelengkan kepalanya.

"Terus kalau kakak sibuk bagaimana?“ tanya Rayyana lagi. Ia masih memikirkan cara agar Akram mau mengurangi setorannya.

"Sesibuk apapun diriku, saya pasti akan menyempatkan waktu untukmu." jawab Akram menatap intens istrinya. "Yasudah, mari kembali ke ndalem. Takutnya, Umi akan mencari kita berdua." ajak Akram menggenggam kembali tangan istrinya.

*****

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Kholilah
kapan lanjut kak
goodnovel comment avatar
Rieke Nazlatul uzma
lanjut dong kak
goodnovel comment avatar
Nuriyah Alfina
lanjut dong kak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 8: Kedatangan Orangtua Zahro

    Tubuh Rayyana masih mematung di tempat. Ia mengira Akram tidak akan bertindak sejauh ini. Bahkan, Rayyana mengira kalau Akram akan membebaskannya setelah satu tahun. Tapi, semua perkiraannya itu salah. Akram justru terpikat padanya. Entah apa yang membuat pria dewasa itu mulai menaruh hati pada Rayyana. "Kembali ke ndalem, yuk.” ajak Akram menggenggam erat tangan Rayyana. Semua perlakuan Akram begitu lembut pada Rayyana. Membuat jantung Rayyana berdetak sangat kencang setiap kali Akram menggenggam ataupun perhatian kepadanya. Pandangan Rayyana terus menatap wajah tampan Akram. Sialnya lagi, sinar mentari malah semakin menambah aura ketampanan serta wibawa seorang Muhammad Akram Al-Hasby. Mendapati istrinya yang terus memandangi wajahnya. Akram pun jahil dengan sengaja berhenti mendadak agar Rayyana menubruk tubuhnya. "Aduh...” lirih Rayyana mengusap dahinya karena dahinya menubruk tubuh atletis suaminya. Benar saja dugaan Akram. Saat ini Rayyana sudah menubruk tubuhnya, dan Akr

    Last Updated : 2023-03-19
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 9: Keputusan kedua keluarga

    Dahi Akram berkerut. Seakan-akan ia tengah berpikir siapa orang yang telah membuat mantan tunangannya itu jatuh hati. "Siapa Yai?" tanya Akram bingung. Kyai Ilham tersenyum simpul. Sudut matanya melirik sekilas ke arah putrinya, Zahro. "Orang itu adalah Haiqal, mas sulung mu." jawab Kyai Ilham yang tentu saja membuat Akram terkejut. Bola mata Akram membulat sempurna. Seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. "M-mas Haiqal? Tapi sejak kapan?" tanya Akram lagi. Ia masih tidak menyangka kalau ternyata orang yang dicintai oleh Zahro adalah mas sulungnya. Zahro tersenyum malu. "Benar Gus, saya telah jatuh hati ke Gus Haiqal sejak pertama kali bertemu waktu saya masih kuliah di Mesir dulu. Awalnya, saya kira lelaki yang hendak dijodohkan oleh saya adalah Gus Haiqal. Ternyata dugaan saya salah, justru Gus lah yang dijodohkan kepada saya. Hati saya pun kecewa, namun perlahan-lahan saya mulai menerima perjodohan ini. Qadarullah, Allah berkehendak lain sehingga saya bisa mengutarakan isi hati

    Last Updated : 2024-01-03
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 10: Perhatian Akram

    Kepala Rayyana terasa begitu berat dan pusing. Gadis mungil itu pun memegangi kepalanya sangking pusingnya. "Aw..." ringisnya pelan. Akram yang tengah berada di sofa sembari bekerja pun tidak sengaja mendengar ringisan sang istri. Cepat-cepat, Akram bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Rayyana. "Bagian mana yang sakit, dek?" tanya Akram menatap intens ke arah Rayyana. Rayyana mendongakkan kepalanya. Ia tidak menjawab melainkan memberi isyarat kepada Akram bahwa kepalanya terasa pusing. Akram yang paham pun langsung meminta Rayyana untuk merebahkan dirinya agar ia bisa memeriksanya. "Rebahan dulu ya, biar kakak periksa." Pinta Akram dan dibalas anggukan kecil oleh Rayyana. Lalu Akram berjalan untuk mengambil stetoskop dan juga alat tensi untuk mengecek tekanan darah Rayyana. Setelah mengambil alat medisnya, Akram berjalan kembali menghampiri Rayyana. Dengan cekatan, Akram memeriksa Rayyana. Ia terlihat begitu serius saat memeriksa istri kecilnya itu. "Kamu sudah makan? T

    Last Updated : 2024-01-04
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 11: Merasa bosan

    Usai melaksanakan kewajibannya, Rayyana pun duduk ditepi ranjang menunggu kepulangan sang suami. Netra Rayyana menangkap sebuah buku kedokteran milik sang suami. Gadis cantik nan mungil itupun segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan untuk mengambil buku tersebut. "Anatomi manusia?" gumam Rayyana yang penasaran pada isi dari buku tersebut. Ia pun membawanya ke tepi ranjang untuk membaca buku tersebut. Satu persatu lembar buku tebal yang ada ditangannya terbuka. Gadis cantik itu membaca bukunya dengan cermat dan saksama. Hingga tanpa sadar ternyata ibu mertuanya tengah memanggilnya dari ambang pintu. "Rayyana... Umi masuk ya nak?" ucap Umi Laila yang sudah entah ke berapa kali mengetuk pintu kamar putra dan menantunya itu. Wanita cantik dengan menggunakan gamis berwarna pastel itupun membuka pintu kamar tersebut dan masuk ke dalamnya. Dilihatnya sang menantu tengah asik membaca buku. "Assalamu'alaikum Ana, dari tadi Umi panggilin kok gak dijawab, nduk?" tanya Umi Laila be

    Last Updated : 2024-01-12
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 12: Tidak Diakui

    Akram berjalan masuk ke dalam kamarnya. Sungguh, ia sangat kesal karena kamarnya terlihat begitu berantakan. Namun, ia tetap berusaha untuk mengatur emosinya agar tidak kelepasan. "Astaghfirullah... Akram tenang!" gumam Akram mengelus dadanya sendiri. Ia benar-benar kehabisan cara untuk mendidik istri kecilnya itu. Dengan wajah yang terlihat begitu kesal, Akram pun membereskan kamarnya. Termasuk laptop serta buku yang berantakan diatas ranjang. "Rayya, Rayya... kapan kamu akan belajar hmm..?" gumam Akram menggelengkan kepalanya saja. Pria itu lalu memunguti buku-buku miliknya yang berserakan diatas ranjang dan meletakkannya kembali ke meja kerjanya. Tak hanya itu, Akram juga meraih laptopnya. Ia terkejut saat melihat laptopnya dalam keadaan hidup dan menampilkan notifikasi bahwa ada yang sedang berusaha untuk membobol keamanannya. "Ternyata tadi Rayya berusaha untuk membuka laptopku? Tapi untuk apa dia memerlukan laptop?" gumam Akram bertanya-tanya. Lelaki berparas tampan yang mem

    Last Updated : 2024-03-28
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 13: Digodain Suami

    Usai melaksanakan sholat tahajjud secara berjama'ah. Akram dan Rayyana pun duduk saling berhadapan. "Sini setoran hafalan sama aku, dek. Kemarin kamu kan lagi sakit, jadi tidak setoran hafalan padaku." titah Akram sukses membuat Rayyana terkejut bukan main. Rayyana meneguk salivanya dengan kasar. Bagaimana mau setoran hafalan? Dirinya saja tidak ada menghafal apapun sejak kemarin. "Ehmm... itu... anu..." ucapan gadis itu tercekat. Ia bingung harus beralasan apalagi. "Itu apa, dek? Kenapa wajahmu terlihat begitu pucat?" tanya Akram dengan tatapan yang sangat menyeramkan dimata Rayyana. Rayyana mengernyitkan dahinya. 'Pake ditanya segala! Udah tau aku pucat karena disuruh setoran hafalan!' rutuk Rayyana di dalam hati. "Rayya..." panggilan dari Akram sukses membuat Rayyana terhentak kaget. "Ada apa? Ada yang sedang kamu pikirkan?" Lagi-lagi Akram bertanya pada istri kecilnya itu. Sedangkan yang ditanya justru semakin resah. "Hah? ehm... a-aku gak apa-apa kok, kak." jawab Rayyana g

    Last Updated : 2024-04-28
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 1: Dipaksa Masuk Pesantren

    Malam kian larut. Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Namun, gadis belia dari keluarga Mumtaaz belum menunjukkan batang hidungnya sedikitpun. Sampai akhirnya, ada suara bel yang berasal dari Ana, begitulah semua orang memanggilnya. Padahal namanya adalah Rayyana Althafunnisa Mumtaaz. Pria tampan bertubuh atletis dan berahang keras itu, langsung melayangkan tatapan tajamnya ke arah putri semata wayangnya. "Bagus! Kurang malam pulangnya!“ gertaknya dengan tatapan tajam dan wajah dinginnya. Siapa lagi, jika bukan Andrasaka Mumtaaz. Saka menarik putrinya untuk masuk ke dalam rumah dengan kasar. Membuat Rayyana meringis kecil. "Mulai besok, kamu akan Papa pindahkan ke Pesantren!“ ucap Saka melirik tajam ke arah Rayyana. Merasa ditatap demikian, Rayyana menundukkan pandangannya. Saat ini tatapan papanya sangat mematikan. Mia, Ibunda Rayyana langsung menghampiri dan memeluk putri semata wayangnya itu. "Sudahlah mas, mungkin ada tugas kelompok,mengingat putri kita akan segera lu

    Last Updated : 2022-10-11
  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 2: Ustadz, Kok Dingin?

    Pandangan Rayyana fokus pada papan tulis. Hari ini adalah pelajaran bahasa Arab, dan ia harus menulis Arab lagi. "Kapan penderitaan ini berakhir?" tanyanya mengerucutkan bibirnya. Intan yang mendengar keluhan temannya hanya menggelengkan kepalanya saja. Ia tetap fokus pada pelajaran, ralat lebih tepatnya pada ustadz tampan di depan mereka saat ini. "Baiklah, siapa yang bisa memberikan contoh pengaplikasian dalam ilmu Sharf ini?“ tanya Akram dengan wajah dinginnya. Hampir tidak ada ekspresi diwajahnya. Tanpa sengaja, Rayyana mengangkat tangannya. "Saya Ustadz," jawab Rayyana singkat. "Na'am, tafadhol Ukhty.“ timpal Akram menganggukkan kepalanya. Rayyana terdiam. "Ustadz, apa itu tafadhol?“ tanyanya dengan wajah polosnya. Mendengar hal itu, Akram tersenyum tipis. Walaupun ekspresi datarnya menutupi senyuman diwajahnya. "Jadi, anti tidak tau apa itu tafadhol?“ tanya Akram intens. Rayyana menggeleng pelan. "Gak tau ustadz, emangnya itu apa?“ Dengan polos Rayyana menjawab pertanyaa

    Last Updated : 2022-10-11

Latest chapter

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 13: Digodain Suami

    Usai melaksanakan sholat tahajjud secara berjama'ah. Akram dan Rayyana pun duduk saling berhadapan. "Sini setoran hafalan sama aku, dek. Kemarin kamu kan lagi sakit, jadi tidak setoran hafalan padaku." titah Akram sukses membuat Rayyana terkejut bukan main. Rayyana meneguk salivanya dengan kasar. Bagaimana mau setoran hafalan? Dirinya saja tidak ada menghafal apapun sejak kemarin. "Ehmm... itu... anu..." ucapan gadis itu tercekat. Ia bingung harus beralasan apalagi. "Itu apa, dek? Kenapa wajahmu terlihat begitu pucat?" tanya Akram dengan tatapan yang sangat menyeramkan dimata Rayyana. Rayyana mengernyitkan dahinya. 'Pake ditanya segala! Udah tau aku pucat karena disuruh setoran hafalan!' rutuk Rayyana di dalam hati. "Rayya..." panggilan dari Akram sukses membuat Rayyana terhentak kaget. "Ada apa? Ada yang sedang kamu pikirkan?" Lagi-lagi Akram bertanya pada istri kecilnya itu. Sedangkan yang ditanya justru semakin resah. "Hah? ehm... a-aku gak apa-apa kok, kak." jawab Rayyana g

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 12: Tidak Diakui

    Akram berjalan masuk ke dalam kamarnya. Sungguh, ia sangat kesal karena kamarnya terlihat begitu berantakan. Namun, ia tetap berusaha untuk mengatur emosinya agar tidak kelepasan. "Astaghfirullah... Akram tenang!" gumam Akram mengelus dadanya sendiri. Ia benar-benar kehabisan cara untuk mendidik istri kecilnya itu. Dengan wajah yang terlihat begitu kesal, Akram pun membereskan kamarnya. Termasuk laptop serta buku yang berantakan diatas ranjang. "Rayya, Rayya... kapan kamu akan belajar hmm..?" gumam Akram menggelengkan kepalanya saja. Pria itu lalu memunguti buku-buku miliknya yang berserakan diatas ranjang dan meletakkannya kembali ke meja kerjanya. Tak hanya itu, Akram juga meraih laptopnya. Ia terkejut saat melihat laptopnya dalam keadaan hidup dan menampilkan notifikasi bahwa ada yang sedang berusaha untuk membobol keamanannya. "Ternyata tadi Rayya berusaha untuk membuka laptopku? Tapi untuk apa dia memerlukan laptop?" gumam Akram bertanya-tanya. Lelaki berparas tampan yang mem

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 11: Merasa bosan

    Usai melaksanakan kewajibannya, Rayyana pun duduk ditepi ranjang menunggu kepulangan sang suami. Netra Rayyana menangkap sebuah buku kedokteran milik sang suami. Gadis cantik nan mungil itupun segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan untuk mengambil buku tersebut. "Anatomi manusia?" gumam Rayyana yang penasaran pada isi dari buku tersebut. Ia pun membawanya ke tepi ranjang untuk membaca buku tersebut. Satu persatu lembar buku tebal yang ada ditangannya terbuka. Gadis cantik itu membaca bukunya dengan cermat dan saksama. Hingga tanpa sadar ternyata ibu mertuanya tengah memanggilnya dari ambang pintu. "Rayyana... Umi masuk ya nak?" ucap Umi Laila yang sudah entah ke berapa kali mengetuk pintu kamar putra dan menantunya itu. Wanita cantik dengan menggunakan gamis berwarna pastel itupun membuka pintu kamar tersebut dan masuk ke dalamnya. Dilihatnya sang menantu tengah asik membaca buku. "Assalamu'alaikum Ana, dari tadi Umi panggilin kok gak dijawab, nduk?" tanya Umi Laila be

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 10: Perhatian Akram

    Kepala Rayyana terasa begitu berat dan pusing. Gadis mungil itu pun memegangi kepalanya sangking pusingnya. "Aw..." ringisnya pelan. Akram yang tengah berada di sofa sembari bekerja pun tidak sengaja mendengar ringisan sang istri. Cepat-cepat, Akram bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Rayyana. "Bagian mana yang sakit, dek?" tanya Akram menatap intens ke arah Rayyana. Rayyana mendongakkan kepalanya. Ia tidak menjawab melainkan memberi isyarat kepada Akram bahwa kepalanya terasa pusing. Akram yang paham pun langsung meminta Rayyana untuk merebahkan dirinya agar ia bisa memeriksanya. "Rebahan dulu ya, biar kakak periksa." Pinta Akram dan dibalas anggukan kecil oleh Rayyana. Lalu Akram berjalan untuk mengambil stetoskop dan juga alat tensi untuk mengecek tekanan darah Rayyana. Setelah mengambil alat medisnya, Akram berjalan kembali menghampiri Rayyana. Dengan cekatan, Akram memeriksa Rayyana. Ia terlihat begitu serius saat memeriksa istri kecilnya itu. "Kamu sudah makan? T

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 9: Keputusan kedua keluarga

    Dahi Akram berkerut. Seakan-akan ia tengah berpikir siapa orang yang telah membuat mantan tunangannya itu jatuh hati. "Siapa Yai?" tanya Akram bingung. Kyai Ilham tersenyum simpul. Sudut matanya melirik sekilas ke arah putrinya, Zahro. "Orang itu adalah Haiqal, mas sulung mu." jawab Kyai Ilham yang tentu saja membuat Akram terkejut. Bola mata Akram membulat sempurna. Seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. "M-mas Haiqal? Tapi sejak kapan?" tanya Akram lagi. Ia masih tidak menyangka kalau ternyata orang yang dicintai oleh Zahro adalah mas sulungnya. Zahro tersenyum malu. "Benar Gus, saya telah jatuh hati ke Gus Haiqal sejak pertama kali bertemu waktu saya masih kuliah di Mesir dulu. Awalnya, saya kira lelaki yang hendak dijodohkan oleh saya adalah Gus Haiqal. Ternyata dugaan saya salah, justru Gus lah yang dijodohkan kepada saya. Hati saya pun kecewa, namun perlahan-lahan saya mulai menerima perjodohan ini. Qadarullah, Allah berkehendak lain sehingga saya bisa mengutarakan isi hati

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 8: Kedatangan Orangtua Zahro

    Tubuh Rayyana masih mematung di tempat. Ia mengira Akram tidak akan bertindak sejauh ini. Bahkan, Rayyana mengira kalau Akram akan membebaskannya setelah satu tahun. Tapi, semua perkiraannya itu salah. Akram justru terpikat padanya. Entah apa yang membuat pria dewasa itu mulai menaruh hati pada Rayyana. "Kembali ke ndalem, yuk.” ajak Akram menggenggam erat tangan Rayyana. Semua perlakuan Akram begitu lembut pada Rayyana. Membuat jantung Rayyana berdetak sangat kencang setiap kali Akram menggenggam ataupun perhatian kepadanya. Pandangan Rayyana terus menatap wajah tampan Akram. Sialnya lagi, sinar mentari malah semakin menambah aura ketampanan serta wibawa seorang Muhammad Akram Al-Hasby. Mendapati istrinya yang terus memandangi wajahnya. Akram pun jahil dengan sengaja berhenti mendadak agar Rayyana menubruk tubuhnya. "Aduh...” lirih Rayyana mengusap dahinya karena dahinya menubruk tubuh atletis suaminya. Benar saja dugaan Akram. Saat ini Rayyana sudah menubruk tubuhnya, dan Akr

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 7: Dilamar

    Akram mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah kotak cincin berwarna merah dengan desain yang indah. Sudut mata Rayyana melirik sekilas. Dari kotaknya saja sudah terlihat sangat indah, apalagi isinya. "Untuk siapa kak?“ tanya Rayyana penasaran. Bukan menjawab pertanyaan istrinya, Akram malah mengulas senyum simpul nya. Karena tidak dijawab, Rayyana pun menepuk dahinya sendiri. "Ah aku lupa, pasti cincin pernikahan Ustadz dengan Ning Zahro 'kan? Indah banget,“ ujar Rayyana menertawakan dirinya sendiri. Disini, ialah yang menjadi wanita pengganggu antara Akram dan Zahro. Bunga mawar berjatuhan dari atas secara tiba-tiba. Di tengah danau, ada sebuah kalimat "Ana Uhibbuki Fillah“ yang artinya aku mencintaimu karena Allah. Ditambah dengan semilir angin membuat kesana romantis tercipta disana. Tangan kekar Akram membuka kotak cincin yang sedaritadi ia pegang di depan Rayyana. "Tiada kata paling indah selain Qobiltu. Tiada hati yang paling indah selain hatimu. Aku tidak peduli dengan

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 6: Digunjing

    Mentari menyapa dengan sinarnya yang indah. Pagi itu, di pesantren disibukkan dengan para santri yang berlalu lalang untuk pergi ke madrasah. Sementara Rayyana, gadis itu sedang di dapur membantu Umi Laila menyiapkan makanan. Hari ini dirinya libur sekolah karena baru saja menikah. "Umi, kok masakannya banyak banget, ada yang mau datang?“ tanya Rayyana dengan wajah polos nan lugunya. "Sore ini, orang tua Ning Zahro akan kesini. Silaturahmi dengan keluarga kita." jawab Umi Laila membuat hati Rayyana sakit. Hatinya sangat sakit mendengar keluarga dari calon istri kedua suaminya akan datang. 'Ana, tolong sadar diri! Ini juga karena kecerobohan mu!' batinnya merutuki dirinya sendiri. Rayyana berperang dengan pikirannya sendiri."Nduk, ada apa?“ tanya Umi Laila menyenggol lengan Rayyana dan membuat gadis itu langsung tersadar dari lamunannya. Rayyana menggeleng pelan. Ia membantu memotong sayuran, lalu mencucinya. Sejujurnya Rayyana suka memasak. Tapi, ia tidak suka mencuci piring dan

  • Istri Kecil Ustadz Tampan   Bab 5: Mendidik Istri

    *Ada hal yang harus kita jaga*"Ta-tapi apa, Ustadz?" tanya Rayyana menatap was-was ke arah Akram. "Tapi kamu harus menuruti perkataan saya, selama itu tidak menyalahi aturan dari Allah dan Rasul-Nya. Kamu harus menurut pada saya, kalau tidak..." Akram sengaja menggantungkan kembali kalimatnya. "Kalau tidak apa?""Kalau tidak saya akan menghukum kamu dengan meminta hak saya atas dirimu. Walaupun kamu belum siap!“ jawab Akram membuat Rayyana bergidik ngeri. Ia pun langsung berlari kecil menuju kamar mandi untuk membersihkan diri serta berganti pakaian. Selang beberapa menit, Rayyana sudah selesai membersihkan diri. Saat ini, ia memakai piyama dan khimar instan miliknya. Pandangan Rayyana celingukan mencari keberadaan seorang ustadz yang sudah sah menjadi suaminya. Siapa lagi jika bukan Akram. Namun, entah muncul darimana, Akram mengetahui bahwa saat ini istri kecilnya sedang mencari keberadaannya. "Ada apa? Sudah kangen dengan suamimu ini?“ tanya Akram sengaja ingin menjahili gadis

DMCA.com Protection Status