Beranda / Romansa / Istri Eksklusif sang CEO / Bab 41. Aku Menyukai Marvin

Share

Bab 41. Aku Menyukai Marvin

Penulis: Lucy Amadeus
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-02 23:58:44

"Apa yang sedang kau pikirkan?" selidik Lee ketika berhasil menangkap bayang-bayang senyuman di wajah Charlene, meski saat itu mereka berada dalam kegelapan malam. Namun, cahaya dari lentera membuat Lee bisa melihat wajah Charlene dengan cukup jelas. Alunan musik yang diputar, berhasil menciptakan atmosfer yang menenangkan dan terasa romantis.

Sungguh merupakan sebuah makan malam yang sempurna bagi sepasang kekasih. Sayangnya, Charlene dan Lee bukanlah pasangan, apa lagi jika harus bersikap romantis. Keduanya tidak bertengkar saja sudah merupakan sebuah keajaiban.

"Tidak ada," dusta Charlene.

Ia tidak mungkin memuji Lee karena bosnya pasti akan menjadi besar kepala. Meskipun selama beberapa jam terakhir, sikap Lee jelas sangat berbeda, tetapi Charlene merasa jika dirinya masih harus bertindak dengan hati-hati.

Charlene sendiri tidak tahu apakah Lee mempercayai apa yang ia katakan atau tidak. Namun, pria itu tidak menanggapi jawabannya. Lee justru meraih tangkai gelas yang berisi wi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 42. Punya Kekasih atau tidak?

    "Hmm ... dia baik." "Hanya itu?" Charlene mengerling ke atas seraya meletakkan jari telunjuk di tengah bibirnya, memikirkan hal apa lagi yang membuat dirinya menyukai Marvin. "Hmm ... orangnya setia." "Setia?" Sebagai jawaban, Charlene mengangguk dengan cepat ke arah Lee. "Maksudmu, kau dan dia menjalin hubungan?" Lee menipiskan matanya. "Eh, bukan seperti itu. Tidak mungkin aku menjalin hubungan asmara dengan Marvin, tepat di saat aku memiliki hubungan dengan pria lain," sungut Charlene yang menatap tanpa tujuan ke arah teluk. "Aku bukan wanita yang suka berselingkuh." Ada penegasan terselubung dalam kalimat terakhir yang Charlene ucapkan. Ia memang enggan mengatakan secara eksplisit bahwa hal ini berkaitan dengan kejadian tadi malam. Namun, Charlene berharap Lee menangkap maksud dari kata-kata yang ia lontarkan. Tidur dengan Lee jelas merupakan sebuah kesalahan yang tidak ia sengaja. Dan bagi Charlene, hal itu tidak bisa dimasukkan ke dalam kategori berselingkuh karena ia me

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 43. Menyempurnakan Kencan Kita

    Lee menarik salah satu sudut bibirnya ke atas. Senyum yang mengandung keangkuhan. Begitulah pendapat Charlene setiap kali ia melihat senyum itu."Kalau kau tidak ingin mendapat masalah, kusarankan agar kau mengatakan yang sebenarnya." Charlene tetap bungkam. Namun, bukan Lee namanya jika tidak memiliki cara lain untuk membuat Charlene bicara. "Kau dan informanmu tidak akan mendapat masalah jika kau memberitahuku sekarang." Charlene menghela napas, memejamkan mata sebentar, kemudian membukanya lagi. Ia mengerling ke arah teluk sebelum menatap Lee. "Kau benar-benar menjamin jika tidak akan menyulitkan orang yang memberitahuku?" "Apa perlu aku membuat kontraknya sekarang agar kau yakin dengan ucapanku?" sarkas Lee. "Heuh ... salahmu sendiri karena sering tidak menepati janji." Charlene cukup trauma karena Lee sering membohonginya. "Awalnya bilang A, setelah itu berubah jadi B. Seharusnya sebagai seorang pria apa lagi bos besar, yang dipegang adalah kata-katanya," kritik Charlene.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 44. Berdansa dengan Lee

    "Eh?" Lee menggerakkan salah satu matanya hingga lebih terbuka, lalu memberi anggukan samar sebagai isyarat agar Charlene menerima ajakannya. "Tetapi aku tidak bisa berdansa," aku Charlene.Lee bisa melihat keraguan melalui tatapan mata gadis itu."Aku akan memandumu," pungkas Lee, meyakinkan Charlene. Charlene memperlihatkan lagi ekspresi ragunya itu dengan menatap tangan Lee, lalu berpindah ke netra pria itu. Beberapa saat kemudian, ia pun memutuskan untuk meletakkan tangannya di atas tangan Lee, kemudian beranjak dari kursinya. Lee lantas menuntun Charlene ke arah pagar pembatas yang menjadi pemisah antara restoran dan teluk.Lee melangkah di depan Charlene dengan tangan yang terjulur ke belakang, menggandeng gadis itu. Pandangan Charlene terpaku pada punggung lebar Lee. Ia seakan terhipnotis karenanya.Tidak bisa Charlene pungkiri, jika bosnya itu memang sangat gagah. Lee lantas menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Charlene tanpa melepaskan genggaman tangannya. Keduan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 45. Kencan Telah Berakhir

    "Aku sungguh tidak sengaja." Charlene menundukkan kepala sebagai tanda kesungguhan atas permohonan maafnya.Gadis itu lantas kembali menegakkan kepalanya dan menatap Lee. Lee tidak menemukan rasa takut dalam paras Charlene. Yang ia rasakan justru gadis itu mencemaskan kondisinya. Hal itu justru membuat Lee tersenyum lebar. "Tidak apa-apa. Untuk orang yang tidak bisa berdansa, kau sudah cukup lumayan," sanjung Lee.Charlene tersenyum dengan canggung. "Kakimu benar-benar tidak apa-apa?" "Aku tidak apa-apa dan terima kasih karena sudah mencemaskanku." "Eh? Aku hanya bertanya saja. Siapa bilang aku mencemaskanmu?" elak Charlene sembari melemparkan pandangannya ke arah seberang dengan salah tingkah. Beruntung pertunjukan Spectacular di seberang sana belum berakhir, sehingga ia bisa berpura-pura seakan sedang melihat pertunjukkan itu. Walau sebenarnya pertunjukan itu tidak tampak begitu jelas, karena jaraknya terlalu jauh. Yang tertangkap oleh indra penglihatannya hanya cahaya yang berwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 46. Wanita Murahan

    Charlene berdiri mematung, tidak menjawab sapaan dari wanita yang tengah berdiri di hadapannya itu. Charlene tahu jika itu hanyalah pertanyaan basa-basi semata. Mana mungkin wanita itu peduli dengan kabarnya."Apa mendadak kau menjadi bisu?" Nada bicaranya terdengar angkuh dan yang jelas, ucapannya sangat menusuk.Kalau Charlene ingat-ingat lagi, wanita itu memang tidak pernah bersikap baik padanya. Begitu juga dengan saat ini. Charlene yang masih membisu, justru membuat wanita itu memiliki kesempatan untuk meninjau penampilan Charlene.Dari atas sampai ke bawah, lalu ke atas lagi. Wanita itu lantas menarik salah satu sudut bibirnya sehingga tercipta sebuah senyuman yang sangat merendahkan. Ia lantas menarik langkah mendekati Charlene. "Well, jadi sekarang kau menjajakan diri? Apakah uang dari Axel tidak cukup, sehingga kau harus menjual diri?" tuding wanita yang tak lain adalah ibu Axel itu.Mata wanita itu memicing tak suka. "Jangan-jangan dugaanku selama ini memang benar. Kau ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 47. Merasa Malu

    Lee tidak tahu alasan pasti, kenapa dia sampai menugaskan Charlene mencarikan teman kencan untuknya. Ia juga tidak tahu kenapa dia marah saat Charlene menyanggupi perintahnya. Jadi, begitu tiba di depan Universe Hotel and Apartments, ia langsung menuju ke penthouse-nya tanpa menunggu gadis itu. Lee pikir Charlene akan tiba tidak lama sesudah dirinya sampai di penthouse. Jadi, dia sengaja menunggu di pantry dan sesekali menatap ke arah lorong menuju lift. Namun, gadis itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. "Ke mana dia?" Lee bermonolog. "Apa langsung naik lift ke atas?" Lee pikir Charlene langsung menggunakan lift menuju ke lantai 2 penthouse, karena kamar mereka berada di sana. Apa lagi sepertinya kaki Charlene terkilir. Lee menyadari hal itu tadi, ketika Charlene berjalan dengan setengah menyeret kakinya keluar dari resort menuju ke mobil. Namun, saat itu Lee berpura-pura tidak tahu. Lee membuang napas berat setelah mengingat kejadian tadi. Ia lantas menuju ke lantai 2 untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 48. Kau Yakin tidak Ingin Mandi Berdua?

    Beberapa orang yang berada di lobi, tampak kembali memperhatikan Charlene yang kini berada dalam gendongan Lee, sedangkan sebagian lagi tampak acuh tak acuh, sisanya memilih untuk tidak peduli. Begitu pula dengan Lee dan Charlene yang tidak menghiraukan orang-orang yang sedang memperhatikan mereka. Atensi keduanya hanya terfokus pada satu sama lain. "Diamlah, kecuali kau lebih suka jalan sendiri dengan kondisi kaki seperti ini?" Charlene lantas mencebikkan bibir karena merasa tidak ada gunanya ia menolak kebaikan hati Lee. Hah! Kebaikan hati. Mendadak ia menjepit bibirnya untuk menahan senyum yang hampir menyebar di wajahnya. Ya, kalau dipikir-pikir, ternyata Lee juga memiliki sisi baik. "Berpeganganlah," titah pria itu. Charlene memperlihatkan keraguan yang timbul di wajahnya. "Kalau kau jatuh atau merasa tidak nyaman, maka jangan salahkan aku," ucap Lee ketika Charlene tak kunjung juga menuruti perintahnya.Charlene kemudian mengangkat kedua tangannya. Namun, ia masih tampak ra

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 49. Keraguan Charlene

    Wajah Charlene memerah bagaikan ketiping rebus. "Tidak, terima kasih." Ia memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan mata pria itu."Berhentilah bersikap malu-malu. Bukankah sudah kukatakan kalau aku telah—." "Stop!" Charlene mengarahkan telapak tangannya ke arah Lee. Hal itu membuatnya terpaksa kembali melakukan kontak mata dengan sang CEO"Jangan dilanjutkan lagi." Charlene terdiam sesaat karena sedang mencari alasan untuk mengusir pria itu dari kamarnya "Ini sudah malam.Aku rasa sebaiknya Anda kembali ke kamar Anda. Bukankah besok kita harus bekerja?" "Aku bosnya. Kalau besok tidak bekerja, tentu tidak masalah bagiku." "Dan aku hanyalah seorang karyawan. Aku bisa mendapat masalah jika sampai terlambat masuk kerja atau boros." Charlene sengaja menyindir pria itu karena selama ini, Lee memang sering memperlakukan dirinya dengan semena-mena. Siapa yang bisa menjamin jika pria itu tidak akan memberi hukuman pada Charlene?"Well, dan aku adalah atasanmu. Aku rasa kau tidak lupa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11

Bab terbaru

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 112. Memelukku Jauh Lebih Menghangatkan

    Lee membuka pintu kamarnya dan menemukan Charlene berdiri di hadapannya. Gadis itu sedang memeluk laptop dan memegang ponselnya. "Ada apa?" tanya Lee. "Nggg ... tidak. Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin menanyakan apakah kau butuh sesuatu," kilah Charlene. Sejujurnya, bukan itu tujuannya menghampiri kamar Lee. Setelah pembicaraan mereka tadi pagi, malam ini ia berpikir untuk tetap tidur di kamar Lee—sesuai permintaan pria itu. Namun, begitu Lee telah berdiri di hadapannya saat ini, ia justru tidak sanggup mengatakan bahwa ia menerima tawaran pria itu dan mulai malam ini ia akan tidur seranjang dengan Lee."Tidak, aku tidak membutuhkan apa-apa," balas Lee.Charlene mengangguk. "Baiklah, kalau begitu, selamat malam." Charlene memutar tubuhnya 90 derajat, berniat kembali ke kamarnya.Namun, tangan Lee bergerak dengan cepat meraih lengan atas gadis itu. Langkah Charlene pun terhenti."Ada apa? Kau teringat jika membutuhkan sesuatu?" Giliran Charlene yang bertanya."Iya.""Kau lapar? in

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 111. Jatuh Cinta

    "A-aku ...." Charlene tidak tahu harus menjawab apa. Ini sangat aneh untuknya.Lee terkadang sangat berbeda. Tidak, bukan berbeda. Sikap pria itu memang agak berubah dan Charlene tidak tahu apa yang menyebabkan pria itu menjadi seperti saat ini. "Kenapa kau ingin aku tidur di sini? Jangan bilang kalau kau jatuh cinta padaku." Antara ingin mencari penjelasan sekaligus mencairkan situasi yang terasa begitu canggung baginya saat ini.Mengenai Lee yang jatuh cinta padanya, jelas tidak mungkin. Charlene tidak memiliki jawabannya. Hanya saja memang mustahil jika Lee jatuh cinta padanya. "Apakah berdosa jika aku jatuh cinta padamu?"Deg!Seketika, keyakinannya tadi goyah setelah mendengar apa yang Lee katakan selanjutnya. Tidak! Tidak!Lee mungkin hanya mengerjainya saja. Pria itu pasti sedang bercanda. Setelah itu, seperti biasanya, Lee pasti akan mengeluarkan kata-kata yang mencemooh atau apa pun itu."Tidak. Kau berdosa jika hanya berniat mengejekku," ucap Charlene."Siapa bilang aku se

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 110. Permintaan Lee

    Charlene ingin menarik dirinya mundur. Namun, Lee mencegahnya dengan mempererat pelukannya. Ya! Posisi mereka saat ini sedang berbaring sambil berpelukan. "Lepas, Lee." Charlene mendorong dada pria itu. "Tidak, sampai kau tenang dulu." Lee tetap menahannya. Charlene masih terus menggeliat. Tidak mengacuhkan apa yang Lee katakan. "Teruslah melawan, tetapi kau harus tahu kalau aku tidak ingin melukaimu." Ucapan Lee seketika itu sukses menghentikan serangan yang Charlene lakukan. Gadis itu berusaha mengumpulkan udara setelah tadi mengeluarkan cukup banyak tenaga agar bisa terlepas dari belenggu Lee. Charlene harus mendongak untuk bisa menatap netra pria itu. "Kau janji akan melepaskanku, bukan? Kenapa belum dilepaskan juga?" tuntut Charlene. "Akan kulepaskan asalkan kau tidak menyerangku lagi," tawar Lee. Charlene memejamkan matanya untuk mengatur emosinya. Ia lantas kembali membuka matanya untuk menatap mata Lee. "Aku janji tidak akan menyerangmu. Jadi tolong lepaskan ak

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 109. Genap 2000

    "Aturannya masih tetap sama. Jangan melewati batas yang telah aku buat," ujar Charlene. Ia lantas mengempaskan bokongnya ke atas tempat tidur Lee disusul dengan menghela napas. "Aku merasa belakangan ini ibumu terlalu sering menginap di sini." "Kenapa? Kau keberatan?" lontar Lee yang tengah bersandar pada kepala tempat tidur dengan tablet di tangan. Ia sedang sibuk mengerjakan sesuatu yang tidak Charlene ketahui. Namun, kini ia tengah mengalihkan tatapan dari tabletnya ke arah Charlene. "Tidak. Kenapa harus keberatan?" Charlene balik bertanya. "Ini rumahmu. Wajar jika ibumu datang dan menginap.""Kalau tidak keberatan, kenapa mengeluh?" tuding Lee."Aku tidak mengeluh," bantah Charlene.Ia bukan memang bukan mengeluh, tetapi hanya merasa ada sesuatu yang janggal dengan apa yang Hana lakukan."Apa yang kau pikirkan?" selidik Lee kala mendapati Charlene seperti sedang memikirkan sesuatu. "Tidak. Tidak ada." "Jangan berbohong. Kalau aku memaksamu untuk berkata jujur, nanti kau akan

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 108. Jawabanku adalah 'Iya'

    Charlene menggeleng. "Kalau begitu, ayo kita makan siang bersama." Lee menawarkan tangannya. Charlene hampir tidak berani bergerak, tetapi ia mengerling ke arah rekan kerjanya. Tidak perlu waktu yang lama baginya untuk memutuskan menyambut tangan Lee. Lebih cepat, lebih baik sebelum teman-temannya itu terkena masalah.Sebab, Charlene merasa Lee sedang marah. Hal itu membuatnya yakin jika Lee cukup banyak mendengar pembicaraan mereka. Lee pun menariknya pergi setelah tangan Charlene berada di dalam genggamannya.Charlene sempat menoleh ke arah rekan-rekan kerjanya hanya untuk melempar senyuman sembari memberi isyarat 'oke' dengan jari-jarinya, agar mereka tidak cemas. Lee lantas membawa Charlene menuju ke depan gedung kantor. Di sana sudah ada Marvin yang tampak stand by di samping mobil Lee. Mereka masuk ke dalam mobil dan Marvin pun melajukan mobilnya di tengah kepadatan lalu lintas di siang hari. Setelah beberapa saat berlalu, Charlene diam-diam melirik ke arah Lee yang duduk di

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 107. Pengecut

    "Kenapa dia terlihat lesu?" tanya Charlene kala bergabung dengan rekan sekantornya di salah satu kafe kantor."Dia sedang patah hati karena akhirnya kau menikah dengan bos," terang Beatrice."Padahal dari awal aku sudah katakan padanya kalau dia bukanlah saingan bos," timpal Victor.Wajah Charlene menunjukkan tanda tidak nyaman dan serba salah."Kalian ini, jangan sembarangan bicara. Ronald hanya mengganggapku sebagai teman."Sementara itu, Ronald yang sedari tadi menjadi topik pembicaraan mereka, sama sekali tidak memberikan komentar. Charlene pun menarik kursi yang ada di hadapan pria itu. "Kau tahu, kami cukup kesal karena kau tidak berkata jujur pada kami saat pertama kali bekerja di sini," tukas Rebecca yang duduk di sebelah Ronald. "Kenapa kau tidak terus terang mengatakan bahwa kau memang punya hubungan dengan bos?"Charlene menjadi semakin tidak enak. Teman-temannya menjadi salah paham dan ia sendiri tidak tahu harus bagaimana menjelaskan pada mereka bahwa dirinya memang tida

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 106. Ingin Punya Berapa Anak?

    Charlene menatap Lee dengan mata menipis. Ia memang telah dibohongi Lee. Ugh! Harus terlihat romantis di depan Hana? Justru mertuanya itu jadi merasa mengganggu mereka. Charlene lalu membalikkan tubuhnya menghadap ke Hana. Ekspresinya yang gusar kini telah berganti dengan senyuman. "Tidak, sama sekali tidak mengganggu." Hana tersenyum balik. "Apa kau sudah selesai mengupas kentangnya? Aku sudah menyajikan steak-nya ke atas meja makan," jelas Hana. Senyum Charlene mendadak lenyap. Ia melirik tajam ke arah Lee yang berdiri di belakangnya. Lee menatap balik ke arahnya tanpa rasa bersalah. Satu lagi kebohongan pria itu. Well, dia akan membuat perhitungan dengan suaminya nanti. "Belum. Sebentar lagi. Aku akan meminta Lee untuk membantuku," ujar Charlene. "Baiklah, kalau begitu aku akan memanggil Pieter dulu." Hana kemudian meninggalkan Charlene dan Lee di dapur. "Kau menipuku." Itu bukan pertanyaan dan Charlene bahkan belum menoleh ke arah Lee karena tatapannya masih tertuju ke amb

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 105. Tertipu

    Charlene sedang menyiapkan makan malam di dapur bersama dengan Hana. Baru dua hari lalu, Charlene menikah dengan Lee, tetapi Hana sudah datanf untuk menginap. Bukannya Charlene merasa tidak nyaman dengan kehadiran Hana ataupun merasa keberatan. Ia justru sangat senang karena bisa mengobrol banyak hal dengan wanita paruh baya itu. Hanya saja, Charlene merasa sedikit aneh. Apakah Hana memang sengaja menginap di sana untuk memata-matai Charlene dan Lee? "Makan apa kita malam ini?" tanya Lee. Kemunculan Lee yang mendadak, sebenarnya tidak akan membuat Charlene terkejut seandainya pria itu tidak tiba-tiba memeluk tubuh Charlene dari belakang dan kemudian mengecup pelipis Charlene. Sontak saja sekujur tubuh Charlene terasa meremang. Ia melirik Lee dengan keberadaan wajah pria itu yang begitu dekat dengan wajahnya. Lee tersenyum menggoda. Menilai dari ekspresi pria itu, sepertinya Lee memang sengaja mengambil kesempatan itu agar dapat memeluk dan mencium Charlene. Charlene ingin marah, t

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 104. Pasrah di Bawah Tubuh Lee

    Charlene tidak tahu sejak kapan Lee menanggalkan penutup dada yang ia kenakan karena terlalu sibuk memikirkan hal lain tadi. Namun, setelah menyadari apa yang tengah Lee lakukan padanya saat ini, membuat darah Charlene seakan bergejolak di dalam sana. Tubuhnya terasa panas dan tanpa ia inginkan, bagian bawah tubuhnya terasa sangat hangat.Lee mengisap bongkahan kenyal itu sambil memainkan puncak berwarna pink merona yang berada di dalam mulutnya, dengan menggunakan lingualnya. Sesekali Lee mengisapnya dengan sangat kuat, membuat tubuh Charlene menegang karena rasa nikmat. Kali lainnya, pria itu memindahkan bibirnya pada bagian bongkahan hanya untuk meninggalkan tanda kepemilikan di sana.Satu tangan Lee memilin puncak yang lainnya, mempermainkannya. Charlene merasa sangat basah. Hanya desahan dan lenguhan yang keluar dari bibirnya tanpa adanya penolakan."Lee ...," lirih Charlene. Tidak ada pria mana pun yang pernah menyentuhnya seintim ini, termasuk Axel. Namun, bukan berarti ia pol

DMCA.com Protection Status