Jika Naysila terang-terangan ingin mengancam Ardhan dengan menyebarkan video asusila mereka ke publiK, itu artinya Naysila memang punya niat buruk pada suaminya. Lalu memanfaatkan keadaan untuk mengambil keuntungan dari kejadian tersebut.Sebentar---Video?!Bukankah mereka sedang dijebak?Bagaimana Naysila masih punya pemikiran merekam apa yang terjadi?Beberapa saat kemudian Alea akhirnya memahami, wanita itu pasti berniat buruk pada rumah tangganya.Alea tidak seharusnya membiarkannya merasa menang dengan menunjukan rumah tangga mereka benar-benar kacau karena ulahnya. Naysila pasti besar kepala apalagi kalau mengetahui dia dan Ardhan hampir bercerai karena hal ini.Tidak bisa! Alea tidak akan membiarkan wanita itu seenak jidatnya menghancurkan rumah tangga orang.Dengan berpura-pura baru membuka pintu kamar saat Ardhan selesai menelpon, Alea menghampiri dan memeriksa keadan suaminya itu.“Kakak sudah tidak sakit lagi?&
Ardhan menepati janji dan pagi-pagi sudah bersiap mengantar Alea periksa kehamilan. Dia tidak sabar untuk melihat perkembangan bayinya. Jika saat ini sudah mulai menginjak 5 bulan kehamilan Alea. Artinya 4 bulan lagi dia akan dipanggil seorang ayah.Ardhan sama sekali tidak pernah berandai atau membayangkan menjadi seorang ayah secepat ini. Apalagi teringat pernikahannya dengan Alea di luar prediksinya. Nyatanya, saat ini hatinya berbunga-bunga dan tak sabar menunggu dengan harap cemas kedatangan sang buah hati.“Makan yang banyak, lihat kamu sudah hamil 5 bulan tapi masih kurus begini?”Ardhan mengambilkan makanan untuk Alea. Makanan yang diambilkan Ardhan hampir memenuhi piring. Alea yang melihatnya sudah kenyang saja. Mana bisa dia menghabiskan makanan sebanyak itu?“Bobotku sudah bertambah 5 kilogram sejak hamil. Itu normal lho. Mana bisa Kakak bilang aku masih kurus?”Alea tidak terima jika dibilang kurus. Sebelum hamil
Ardhan begitu resah setelah mendengar ucapan Alea bahwa Naysila datang untuk memeriksakan kandungannya. Dia benar-benar tidak akan berdaya ketika Naysila ternyata mengandung anaknya.Keluarga besarnya adalah keluarga yang paham agama dan sangat menjunjung kemanusiaan. Jika mereka mengetahui hal ini, kemungkinan besarnya adalah mereka pasti akan tetap mendesak Ardhan bertanggung jawab terlepas bahwa itu hanyalah sebuah kesalahan. Karena anak di dalam kandungan Naysila adalah darah dagingnya.Ardhan takut itu akan membuat Alea menjadi korban sekali lagi. Dia sudah cukup merasa bersalah atas apa yang selama ini dilakukannya pada gadis baik hati itu. Kepalanya jadi pening memikirkan bagaimana jika Naysila benar sedang mengandung?Dia tidak bisa tidur lalu duduk menatap istrinya yang sudah terlelap. Dia merasa harus menghubungi Pram untuk membantunya.Setelah merapikan selimut dan mencium kening Alea, dia bangkit menghubungi Pram. Ardhan tida
Alea mengumpulkan beberapa bahan untuk mengeksekusi resep yang sudah dia dapatkan dari beberapa sumber. Dia sudah beberapa pertemuan tidak mengikuti kelas memasak hingga tertinggal banyak materi. Hari ini, tiba-tiba Chef Randi memberikan tantangan untuk membuat aneka tumpeng dari aneka masakan nasi. Baginya yang memang sehari-hari memasak nasi, tidak masalah juga walau tidak mendapat banyak teori.“Apa sudah tidak masalah dengan kandunganmu?” tanya Dhea di bangku sebelah saat Alea mencuci beras di kitchen sink.“Oh, tidak!” Alea tahu pasti Devano memintakan ijin dengan alasan kehamilan Alea. Semua tahu Alea sedang hamil.“Tidak apa, materinya juga di share di grup. Kamu bisa mempelajarinya. Ibu hamil memang dikit-dikit sakit!” tukas Dhea lagi memberi semangat Alea.Alea hanya tersenyum dan berterima kasih karena Dhea sudah perhatian. Dia harus kembali ke mejanya dan memasak sedikit cepat. Sore ini dia sudah janji dengan
Alea terdiam dan merasa bahwa sepertinya dia tidak mengenal pria yang sedang berbiacara dengannya ini.Devano tidak seperti ini. Entah apa yang membuatnya berubah. Tidak mungkin hanya karena ambisi mencintainya dia sampai sebegininya. Dirinya masih ada di sini, bisa bicara dengan baik bersamanya, juga masih menjalin hubungan baik. Tidak terpikir kalau pria ini begitu rakus ingin memilikinya juga.“Devan, maafkan aku. Aku hanya tidak ingin hubungan baik kita berakhir hanya karena dugaan kau menghancurkan keluargaku!”Alea sebenarnya sudah merasa salah sikap. Seharusnya dia tidak secepat ini menuduh Devano yang merusak rumah tangganya. Kalau sudah begini, dia tidak akan mendapatkan apapaun kecuali reaksi buruk dari Devano.Alea memang tidak berbakat dalam hal misi seperti ini. Bodoh sekali dirinya karena justru membuat Devano semakin ingin menghancurkan rumah tangganya. “Kau memikirkan rumah tanggamu yang hancur?” Devano menatap Alea dengan berkaca-kaca. Antara kesal dan lelah menghara
Lama Alea mematut dirinya di depan cermin. Menatap dirinya sendiri. Seolah melihat bayangannya saat masih berseragam putih abu-abu dulu. Berlari-lari memperebutkan bola basket dengan Dina dan Valen di lapangan. Ketika Alea mendapatkan bola itu, sebisa mungkin dia ingin mengerjai teman-temannya. Dibawanya bola itu lari keluar lapangan.“Alea usil banget, sih!” Valen dan Dina berteriak mengejarnya.Seseorang datang tiba-tiba hingga mereka bertabrakan dan terjatuh berdua di lantai. Keduanya saling menatap beberapa detik. Alea yang baru sadar masih berada di atas tubuh Devano, segera bangkit dengan sangat canggung.“Ceilah, Alea…” goda Valen dan Dina menyenggol lengan Alea. Ketiganya jadi salah tingkah karena ada siswa baru yang ganteng dan manis. Dari sanalah kemudian mereka berkenalan dan lebih dekat.Devano siswa pindahan di semester kedua kelas awal SMA. Merupakan siswa penyendiri dan tidak suka bergaul dengan banyak orang.
Ardhan pergi pagi-pagi sekali bahkna tanpa sarapan terlebih dahulu. Dia sudah mengatakan pada Alea kalau ada urusan penting. Alea yang masih malas bicara hanya mengangguk saja saat Ardhan pamit keluar.Tiba-tiba dia merasa perut bagian bawahnya keram dan nyeri sekali. Alea bahkan tidak bisa berjalan karena hal itu. Dia duduk di tempat tidur berusaha menunggu hingga rasa keram di perutnya menghilang. Beberapa saat kemudian dia bangkit ke kamar mandi. Merasa lega nyeri perut bagian bawahnya mulai berkurang. Mungkin sebentar lagi juga menghilang sendiri.Selesai membersihkan diri, Alea tidak sengaja melihat celana dalamnya bernoda kemerahan. Segera dia memeriksanya dan jadi begitu cemas. Tangannya bergetar lalu segera keluar memanggil Sika. Sika dulu seorang perawat, mungkin tahu apa yang terjadi?“Mbak Sika, tolong Mbak!”Sika yang sedang mengepel lantai melihat Alea terlihat cemas lalu tergesa menghampirinya. “Ada apa, Bu?”&
Ardhan tersenyum miring lalu duduk dengan santai di sofa. Dia meminta Mario menghampirinya dengan gerakan jarinya. Ardhan tahu kelemahan pria ini. Harga dirinya sangatlah mudah dijatuhkan dengan uang.“Kau mau membuat penawaran?” Mario menyeringai, merasa ancamannya menyebarkan video itu berhasil.“Boleh” Ardhan ikut tersenyum seolah menyetujui ucapan Mario.“Hmm, kalau kau koperatif sejak awal kan semua bisa di atur!”Mario mendekati Ardhan dan hendak duduk di sampingnya. Tapi Ardhan menolaknya dan memintanya duduk di bawahnya.Tentu saja Mario terkejut. Ardhan bukan pria yang suka mempelakukan buruk orang lain. Kenapa dia memintanya duduk di lantai sementara dirinya duduk di di sofa depannya? Apa memang harga dirinya sudah begitu jatuh hingga pria ini memintanya melakukan demikian?Keterlaluan sekali Ardhan. Bagaimanapun juga dia adalah pria yang terhormat dan digilai banyak wanita di luar sana. Bagaimana kalau kekasihnya yang artis dan punya circle sesama artis mengetahui hal ini?