Home / CEO / Istri Boneka Sang Presdir / BAB 4 : Janji Yang Tak Diharapkan

Share

BAB 4 : Janji Yang Tak Diharapkan

Author: Shafazana
last update Last Updated: 2022-09-07 18:50:54

“Jangan sedih, Ayah akan sering-sering mengirim pesan ke Thumbelina. Meski kamu sudah menikah, Ayah pasti tidak akan melupakan Thumbelina.”

Setelah mengucapkan kata-kata manis, intonasi Aditya tiba-tiba saja berubah dingin. “Berusahalah untuk mendapatkan perhatian dan harta dari suamimu itu. Kalau kamu gagal menaikkan karirmu, maka kamu sudah tahu konsekuensinya.”

Gemetar di tubuh Hanna semakin kuat hingga dia juga merasa menggigil. Aditya selalu seperti itu, memperlakukan Hanna dengan manis pada awalnya, kemudian akan menghukumnya apabila Hanna gagal memenuhi ekspektasi yang dia buat.

Seandainya pernikahan Hanna tidak menghasilkan apa-apa, maka Aditya pasti akan memaksanya bercerai dan memberikan hukuman berat kepadanya.

“Thumbelina mengerti Ayah,” bisik Hanna. “Kira-kira, kapan Ayah akan mengunjungiku?”

“Hmm … sayangnya Ayah tidak bisa mengunjungimu dalam waktu dekat. Beberapa minggu ke depan Ayah ada pekerjaan di luar negeri, jadi mungkin hanya bisa mengirim pesan kepadamu.”

Seketika kedua mata Hanna berbinar, jika Aditya pergi dari Indonesia, maka artinya dia tidak harus berhadapan dengan pria itu selama beberapa minggu.

“Aku pasti akan menantikan pesan dari Ayah,” ujar Hanna sebelum akhirnya memutuskan panggilan.

Begitu panggilannya dengan Aditya terputus, Hanna lekas berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.

Perlahan Hanna mengangkat kepalanya, kemudian menatap pantulan wajahnya sendiri yang ada di cermin. Segala senyuman serta raut kebahagiaan telah luntur saat tak ada orang lain di sekelilingnya.

Hanna mengusap sudut bibirnya yang kotor menggunakan tangan, kemudian berkumur dengan cairan pembersih mulut supaya rongga mulutnya tetap harum.

“Memuakkan,” bisik Hanna kepada dirinya sendiri.

Dia merasa muak karena harus selalu berpura-pura menjadi boneka manis di hadapan Aditya, sang ayah tiri.

• • •

Pada siang hari, Hanna sudah selesai berkemas dan menunggu supir yang dikirimkan oleh Aditya. Tangan kirinya memutar-mutar kartu kredit yang berkilauan, sementara tangan kanannya sedang mencari barang-barang branded di ponselnya.

Karena Arsenio sudah mengambil keuntungan darinya kemarin, maka hari ini saatnya Hanna yang mengeruk keuntungan dari Arsenio.

Jari-jarinya bergerak cepat saat menekan tombol ‘beli’. Setelah memesan sekitar sepuluh barang-barang branded, akhirnya Hanna berhenti berbelanja dan mulai berselancar di sosial media.

Kemudian dia melihat ke postingan foto pernikahannya dengan Arsenio yang sudah mempunyai tiga juta komentar dalam kurun waktu satu hari.

[Huhuhu, boneka kita yang manis sekarang sudah menikah.]

[Thumbelina sangat beruntung karena bisa dapetin Presdir Arsenio.]

[Arsen keliatan sempurna banget! Sudah tampan, kaya, sekarang dapat istri yang cantik dan terkenal.]

[Hari ini adalah hari patah hati sedunia.]

Ketika Hanna menggulir layar semakin ke bawah, dia juga menemukan ada banyak komentar negatif.

[Idih, dia pasti mau nikahin Arsen biar bisa dipromosiin gratis.]

[Si Thumbelina ‘kan sering banget kena skandal sama cowok, kok Arsen mau sih nikah sama dia.]

[Kenapa sih banyak yang bilang Thumbelina kayak boneka prancis, bukannya dia malah kayak boneka santet ya?]

"Brak!" Hanna langsung membanting ponselnya ke tempat tidur usai membaca komentar-komentar negatif itu. Rasa kesal membanjiri hatinya sampai Hanna ingin membalas komentar buruk itu dengan balasan yang pedas.

Tapi, dia berusaha keras untuk menahan diri supaya pesonanya sebagai wanita yang manis dan lemah lembut tidak hilang di mata masyarakat.

"Tok! Tok! Tok!" Suara ketukan pintu langsung mengalihkan perhatian Hanna. Dia buru-buru membuka pintu dan mendapati seorang pria separuh baya tengah berdiri di depan pintu sambil tersenyum.

“Nyonya Hanna, perkenalkan nama saya Anton. Saya adalah supir yang akan mengantarkan Nyonya ke rumah Tuan Arsen.”

Hanna berusaha mengangkat senyumnya. “Salam kenal, Pak Anton.”

Hanna kemudian mengambil barang-barangnya di kamar hotel, tapi ditahan oleh Anton. “Biar saya saja yang membawanya, Nyonya.”

Setelah membawa semua barang-barang ke mobil, Anton segera mengantar Hanna ke kediaman Arsenio yang ada di salah satu perumahan elit di Jakarta Pusat.

Di sepanjang perjalanan, dia tidak bisa berhenti memikirkan kedua adik perempuan Arsenio yang sepertinya juga tinggal di rumah yang sama dengan Arsenio.

Kalau satu ipar wanita saja sudah cukup untuk merusak mental, apalagi kalau ada dua. Mungkin tinggal bersama mereka bisa membuat Hanna merasa tertekan.

Related chapters

  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 5 : Bertemu Adik Ipar

    “Thumbelina! Akhirnya kamu sampai juga. Aku sudah menunggu-nunggu kamu dari pagi, aku pikir kamu tidak jadi datang hari ini.”Hanna lumayan terkejut saat salah satu adik Arsenio langsung berlari keluar rumah begitu Hanna sampai di kediaman Arsenio.Ketika Hanna perhatikan lebih lanjut, Hanna menebak bahwa wanita di hadapannya adalah Karina Tanya Ganendra, adik terakhir dari Arsenio yang memiliki wajah secantik mutiara.“Maaf, aku terlambat. Tadi jalanannya sangat macet,” kata Hanna seraya tersenyum, berusaha agar terlihat baik di hadapan Karina.Karina segera mengibaskan tangannya. “Jangan khawatir, kamu nggak perlu minta maaf. Aku cuman tidak sabar buat ketemu kamu! Kemarin kita tidak sempat ngobrol karena pestanya sangat ramai, bahkan aku susah mendekati kamu saat kamu selalu jadi pusat perhatian di pesta.”Hanna, “Ah, itu kesalahanku. Seharusnya aku lebih memperhatikan adik ipar di pesta daripada tamu yang lain.”“Eh? Aku tidak mengatakan itu untuk membuat kamu merasa tidak enak. S

    Last Updated : 2022-09-07
  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 6 : Tidur Di Kamar Yang Sama

    Pada hampir tengah malam, suara mobil Arsenio terdengar di depan rumah. Hanna lantas mengintip dari jendela kamarnya, dan mengamati sosok Arsenio yang baru saja keluar dari mobil, menampakkan wajah tampannya yang sempat membuat Hanna terpana selama beberapa detik.Jika saja pernikahannya dengan Arsenio tidak mengandung pemaksaan, mungkin saja Hanna bisa jatuh cinta dengan pria itu. Sayangnya mereka sudah terikat kontrak untuk tidak jatuh cinta.Berselang beberapa saat kemudian, Arsenio masuk ke dalam kamarnya dan menampakkan wajah terkejut begitu melihat Hanna.“Apa yang kamu lakukan di kamarku?” tanya Arsenio.Hanna menjawab dengan acuh. “Sekarang aku adalah istrimu, wajar jika aku tidur bersamamu.”Arsenio, “Kita hanya pasangan pura-pura, jadi untuk apa tidur bersama? Siapa yang memperbolehkanmu masuk ke dalam kamarku?”“Adikmu, Karina. Dia bahkan bilang aku boleh mendekorasi kamar ini sesuka hatiku.”Arsenio sontak berjalan ke hadapan Hanna dan menampakkan wajah dinginnya seperti b

    Last Updated : 2022-09-08
  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 7 : Malam Panas Yang Panjang

    Arsenio mengedipkan kelopak matanya beberapa kali, tidak menyangka bila Hanna akan protes dengan kelakuannya tadi pagi.“Maaf, tadi pagi aku buru-buru, sehingga tidak sempat membantumu bersih-bersih.”Seketika Hanna terkesiap. Sama sekali tak terbersit di dalam pikiran Hanna bila pria yang selalu tampak dingin itu bisa mengucapkan kata maaf.“Asal kamu tidak mengulanginya lagi … maka aku tidak akan mempermasalahkan hal itu lagi,” bisik Hanna.Saat ini, Hanna benar-benar tidak bisa menebak isi pikiran Arsenio. Pria itu berulang kali menegaskan kalau dia membenci Hanna dan hanya menikahinya karena tuntutan dari ayahnya. Namun, pada kenyataannya Arsenio tidak pernah mengasarinya. Jangankan memukul Hanna, pria itu bahkan masih berusaha membuat Hanna menikmati kegiatan panas mereka kemarin malam.Jika saja kata-kata yang keluar dari mulur Arsenio tidak tajam, mungkin Hanna tidak akan tahu kalau pria itu membencinya.“Kamu sudah siap?” tanya Arsenio.Hanna mengangguk pasrah. “Ya, aku akan

    Last Updated : 2022-09-08
  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 8 : Wanita Lain

    Awalnya, Hanna berpikir mungkin suasana hangat yang sempat mereka ciptakan kemarin berhasil meluluhkan hati Arsenio. Namun, wanita itu salah besar, karena Arsenio tetap mempertahankan sikap acuhnya keesokan harinya.Walaupun pria itu memenuhi janjinya untuk membersihkan tubuh Hanna setelah mereka selesai bermain-main. Arsenio tetap saja tidak mau bicara banyak dengan Hanna, bahkan suaminya itu cenderung mengabaikan Hanna.‘Apa ini yang dirasakan oleh para wanita penghibur di luar sana? Saat malam dipuji-puji, lalu akan dibuang begitu pagi hari datang,’ keluh Hanna di dalam benaknya.Hanna menghela napasnya, kemudian duduk di tempat tidur, sementara Arsenio sedang mengenakan dasinya dan bersiap-siap pergi ke kantor walau matahari belum terbit.“Kamu sudah mau berangkat kerja?” tanya Hanna.“Ya, ada rapat penting hari ini.”Entah mengapa, Hanna merasa sepertinya Arsenio sengaja berangkat pagi-pagi bukan karena pekerjaannya, melainkan karena ingin menghindar dari Hanna.“Tidak ingin sara

    Last Updated : 2022-09-08
  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 9 : Dicemooh Oleh Wanita Lain

    Semenjak selesai sarapan, dia terus berjalan mondar-mandir di dalam kamar seraya menggigit ujung jarinya.Hari ini Karina sedang pergi ke kampusnya, sehingga Hanna akan merasa sangat canggung bila ditinggal bersama Vanessa dan Tiana. Terlebih Vanessa bukan tipe orang yang bisa memecahkan suasana dengan mudah.Terus memikirkan hal itu malah membuatnya bertambah cemas.Hanna memang seperti itu, dia selalu mempunyai kecemasan tinggi apabila diharuskan berkenalan dengan orang baru.Jika hanya berkenalan dengan rekan kerja, Hanna masih bisa menahan kecemasannya. Tapi kalau sudah berurusan dengan kenalan pribadi, maka Hanna selalu takut akan ada hal buruk yang menimpanya.Ketika hati Hanna masih diliputi kegelisahan, tiba-tiba saja Vanessa memanggilnya dari luar ruangan.“Hanna, Tiana baru saja datang. Apa kamu udah sehatan?” tanya Vanessa.Hanna terkejut, tidak menyangka Tiana akan datang lebih pagi dari perkiraan.Dia ingin melarikan diri tapi takut mempunyai kesan yang buruk di hadapan t

    Last Updated : 2022-09-19
  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 10 : Memasak Untuk Presdir

    Sesaat usai Vanessa kembali, Hanna buru-buru minta izin untuk beristirahat di kamar karena merasa perutnya tidak nyaman. Vanessa tentu saja mengizinkannya pergi karena merasa khawatir.Padahal, sebenarnya Hanna hanya tidak tahan ada di dekat Happy yang semakin lama ingin mendekatinya dan bahkan terlihat meminta elusan.Selain itu, entah mengapa Hanna juga tidak terlalu senang berada di sekitar Tiana. Sebagai orang yang biasa memalsukan sikap di depan media, tentu Hanna bisa tahu apakah seseorang bersikap asli atau tidak di depannya.Menurut Hanna, sikap Tiana itu terlihat palsu, sehingga membuat Hanna tidak tahan.Mungkin perasaan itulah yang dirasakan oleh Arsenio setiap kali melihat Hanna.Sayangnya, kepalsuan Tiana terlihat sangat alami, sehingga dia tidak membuat Arsenio merasa muak.“Tapi setidaknya dia kasih saran kepadaku,” kata Hanna di dalam hati.“Apa sebaiknya aku mulai belanja bahan hari ini biar besok tinggal masak?”Ketika Hanna sedang berpikir sambil berjalan ke dapur u

    Last Updated : 2022-09-19
  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 11 : Usaha Yang Sia-Sia

    Tepat di jam makan siang, Hanna sampai di gedung agensi GND Entertainment. Seluruh karyawan di agensi sudah mengetahui hubungan antara Arsenio dan Hanna, sehingga tidak ada yang berani melarang tatkala Namri pergi ke ruangan Arsenio yang ada di lantai teratas.“Apa Arsen ada di dalam?” tanya Hanna kepada resepsionis yang ada di depan ruangan Arsenio.Resepsionis itu buru-buru merapikan penampilannya begitu dia melihat Hanna. “Pak Arsenio ada di dalam, beliau baru saja selesai rapat.”Hanna menggigit bagian dalam mulutnya, kemudian berkata dengan suara kecil. “Aku belum buat janji dengannya. Kalau aku masuk, apakah dia akan marah?”Resepsionis dengan name tag ‘Rania’ agak terkejut saat mendengar pertanyaan Hanna, tetapi dia berusaha menyembunyikkan ekspresinya.“Tentu Pak Arsenio tidak akan marah, beliau mungkin akan senang bila dikunjungi oleh istrinya saat bekerja.”Hanna, “Jadi aku boleh masuk?”Rania segera berjalan m

    Last Updated : 2022-09-20
  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 12 : Menangis di Elevator

    Hanna menggigit bibir bawahnya, mungkin sudah menjadi kebiasaan bagi Hanna untuk meminta maaf walau dirinya tidak melakukan kesalahan.“Ambilah, jangan sungkan.” Pria itu lantas memaksa Hanna untuk mengambil sapu tangan itu.“Terima kasih.” Hanna dengan cepat menyeka air matanya dan menundukkan kepala karena berusaha menghindari tatapan pria itu.Meski begitu, rasa penasaran menghantui Hanna sehingga dia sesekali mencuri pandang untuk melihat sosok pria di hadapannya dengan jelas. Hanna tersentak selama beberapa saat, karena merasa sepertinya pernah melihat pria itu di suatu tempat. Pria itu mempunyai wajah yang lumayan tampan, tidak setampan Arsenio tapi cukup menarik untuk membuat para wanita tergila-gila.Dari pakaian yang ia kenakan, Hanna mampu menebak bahwa pria itu bukanlah orang sembarangan. Ia mengenakan setelan jas dari merk ternama dan juga jam tangan rolex yang Hanna tahu harganya begitu tinggi.“Maaf, apa kita pernah bertemu?” tanya Hanna d

    Last Updated : 2022-09-20

Latest chapter

  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 26 : Wahana Ekstrim

    Hanna mengangguk dengan antusias. Dia berpikir kalau ajakan kencan itu adalah kesempatan mereka supaya menjadi lebih dekat, sehingga Hanna bisa memanfaatkan Arsenio dengan lebih mudah di masa depan.Ya, Hanna hanya ingin memanfaatkan pria itu, bukannya senang karena diajak kencan.Setidaknya itu yang dia pikirkan.Namun, entah mengapa jantung Hanna berdetak dua kali lebih cepat saat mendengar ajakan Arsenio, seolah-olah dia memang sudah menantikan hal itu.“Bagaimana kalau kita pergi ke taman bermain?”Arsenio mengerutkan keningnya. “Kamu yakin? Tempat itu ramai dan mungkin aja ada banyak orang yang akan ngenalin kamu.”Sebagai artis yang wajahnya sering muncul di televisi, masyarakat pasti mampu mengenali Hanna dengan mudah dan pastinya akan berbondong-bodong ingin meminta foto serta tanda tangan.Hanna tampak berpikir sejenak, kemudian mengusulkan, “Kita bisa pakai masker dan topi untuk menyamarkan identitas kita.”Arsenio tertawa. “Bukannya kamu sering melakukan itu dan tetap terta

  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 25: Kebiasaan Arsenio

    “Retno, aku ingin kamu caritahu semua hal tentang masa lalu istri saya. Mulai dari orang tua kandungnya sampai panti asuhan tempatnya tinggal dulu.”Arsenio menyandarkan punggungnya ke kursi sambil berkata, “Cepat hubungi saya kalau kamu nemuin sesuatu yang janggal."Setelah menutup sambungan telepon dengan orang kepercayaannya, Arsenio menghembuskan napas panjang. Bekas luka di punggung Hanna masih tercetak jelas di dalam ingatannya.Dia tidak ingin bertanya lebih jauh, karena tampaknya Hanna merasa sangat tidak nyaman saat Arsenio membawa topik tersebut. Karena itu, Arsenio lebih memilih untuk mencari tahu sendiri dan menunggu sampai Hanna siap untuk menceritakan semua masa lalunya kepada Arsenio.Usai mengetahui luka itu, akhirnya Arsenio mengerti alasan Hanna meminta perlindungan darinya. Namun, Arsenio tidak tahu apakah orang yang menyakiti Hanna masih berkeliaran atau tidak.“Arsen.” Hanna membuka pintu balkon dan langsung menghembuskan napas lega

  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 24 : Bekas Luka

    “Kamu yakin tidak berlebihan untukmu?” tanya Arsenio memastikan.Hanna mengangguk. “Mmm … aku tidak apa-apa.”Lagipula, dia sudah biasa bermain keras dengan Arsenio, sehingga permainan lembut akan susah membuatnya mencapai puncak.Setelah mendapatkan persetujuan Hanna, Arsenio mulai menggerakan pinggulnya dengan cepat. Setiap hentakannya mampu menyentuh titik terdalam Hanna, membuat wanita itu hampir berteriak karena dilanda kenikmatan.Arsenio menekukkan kaki Hanna sampai menyentuh dada wanita itu, sehingga kini dia mampu melihat bagian inti istrinya dengan lebih jelas.Setelah Arsenio terus memompa kejantanannya dalam posisi seperti itu. Keduanya sama-sama merasa hampir mencapai puncak. Arsenio mempercepat gerakannya, sementara Hanna melingkarkan kakinya di belakang pinggul Arsenio, memaksa pria itu memperdalam penyatuan mereka.“Ahh!”Hanna mendesah keras, bersamaan dengan geraman rendah Arsenio. Mereka saling berpelu

  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 23 : Do it Faster!

    Brak!Arsenio menutup pintu kamar hotel menggunakan kakinya, sementara kedua tangannya mengangkat tubuh Hanna dan melumat bibir wanita itu.Mereka bahkan belum melepaskan sepatu mereka, tapi keduanya sama-sama merasa tidak sabar untuk mengecap bibir satu sama lain. Ciuman yang awalnya ringan itu membawa candu dan terasa memabukkan, sehingga lama kelamaan berubah menjadi penuh lumatan penuh nafsu yang menggebu-gebu.“Kamu yakin pintunya sudah terkunci?” tanya Hanna di sela-sela ciuman mereka. Napas wanita itu masih terengah-engah, tapi dia masih memikirkan hal lain.“Ini adalah kamar suite. Walau tidak dikunci, tidak akan ada orang yang berani masuk sembarangan,” jawab Arsenio.Ketika Arsenio ingin mencium bibir Hanna lagi, wanita itu menahan kepala suaminya. “Tetap saja, lebih baik pastikan sudah terkunci. Aku tidak mau kena skandal.”Arsenio akhirnya menjawab dengan serius, “Tenanglah, pintunya otomatis terkunci saat tertutup. J

  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 22 : Ciuman Pertama

    “Bersama siapa biasanya kamu pergi ke pantai?” tanya Arsenio, memecahkan keheningan di antara mereka.“Sendiri.” Hembusan angin laut menerpa rambut panjang Hanna, membuat Arsenio mampu melihat ekspresi sedih istrinya dengan jelas. “Tidak ada yang bisa kuajak pergi, jadi aku selalu pergi sendiri.”Ekspresi sedih itu entah mengapa membuat Arsenio merasa tidak nyaman, seolah-olah kesedihan Hanna merupakan hal yang tabu untuknya.Dia seharusnya tidak memperdulikan hal itu, mengingat kontrak pernikahan mereka melarang keduanya untuk bermain-main dengan perasaan.Namun, malam ini, rasanya Arsenio sudah melupakan isi dari kontrak tersebut dan ingin menggali kehidupan Hanna lebih dalam lagi.Tampaknya, lepasnya topeng bahagia yang selalu dikenakan Hanna telah berhasil mendobrak dinding yang ada di hati Arsenio.“Jika aku sedang tidak sibuk, mungkin aku bisa menemanimu pergi ke pantai,” kata Arsenio.Perkataan Arsenio sontak membuat Hanna terkejut, wanita itu bahkan diam-diam mencubit tanganny

  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 21 : Pergi Ke Pantai

    “Maaf, aku membuat bajumu kotor,” kata Hanna seraya berusaha menghapus air mata di wajahnya.“Maaf, sudah membuatmu repot malam-malam begini, Arsen.”Arsen berdecak. “Sekali lagi kata maaf keluar dari mulutmu, aku akan menyuruhmu pulang jalan kaki.”Dengan wajah cemberut, Hanna membalas pelan, “Tapi nanti kakiku sakit.”Arsenio membeku. Hanna sepertinya masih agak mabuk, sehingga membalas dengan jawaban polos. Namun, sikap mabuknya itu malah terlihat menggemaskan di mata Arsenio, sampai-sampai membuat pria itu salah tingkah.“Aku tidak serius Hanna,” Arsenio berkata, “Tapi sungguh, tolong berhenti minta maaf, karena kamu sama sekali tidak salah.”Hanna, “Maaf, aku akan berhenti.”Arsenio meringis saat mendengar Hanna masih menggunakan kata maaf. “Hanna ….”Hanna akhirnya tidak membalas lagi, karena merasa takut akan mengucapka

  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 20 : Kamu Tidak Bersalah

    BUK! BUK!Tanpa memberikan ampun, Arsenio memukuli wajah Wahyu sampai pria paruh baya itu babak belur. Tidak hanya itu, dia turut menginjak tangan Wahyu yang sempat menyentuh Hanna beberapa saat yang lalu.“Bisa-bisanya aku memperkerjakan seorang predator sepertimu di perusahaanku.” Arsenio menendang perut Wahyu. “Dan berani-beraninya kau menyentuh istriku dengan tangan kotormu. Jangan harap kau masih bisa hidup damai setelah ini.”Keributan yang Arsenio dan Wahyu lakukan akhirnya memancing para karyawan untuk datang ke parkiran. Alangkah terkejutnya mereka saat melihat Arsenio yang biasanya bersikap tenang dan jarang menunjukkan emosi tiba-tiba saja menganiaya salah satu karyawan terbaik dari agensi mereka.“Pak! Pak Arsen tolong berhenti!” beberapa karyawan akhirnya menarik Arsenio dari Wahyu setelah melihat Wahyu sudah berbaring di tanah dengan mulut yang tidak berhenti memuntahkan darah.“Ada apa ini?!” satpam restoran juga akhirnya berbondong-bondong datang ke parkiran.Arsenio m

  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 19 : Dia Istriku!

    Rasa mabuk menyerang Hanna setelah dia terus-menerus menenggak alkohol tanpa henti. Akan tetapi, ketika dia sepenuhnya mabuk, Hanna jadi tidak ingin berhenti minum dan malah sengaja terus mengambil alkohol.Dia juga merasa bila semua masalah yang ada di kepalanya tiba-tiba aja menguap seperti asap, sehingga membuat pikirannya menjadi ringan.“Thumbelina, apa kau baik-baik saja?” sebuah suara yang Hanna kenali terdengar, sehingga membuat Hanna mendongakkan kepalanya ke atas.Samar-samar, Hanna melihat sosok produser musik yang tadi siang dia temui di ruang rapat. Produser itu tampak seperti pria paruh baya berumur empat puluhan, bahkan terdapat sedikit uban di kepalanya yang hampir botak.“Aku .., baik-baik saja,” jawab Hanna dengan sedikit terbata-bata. Mata wanita itu kemudian bergerak ke kanan dan ke kiri, mencari sosok Elisa yang sebelumnya selalu berada di sampingnya. “Di mana Elisa?”“Elisa? Oh, apa maksudmu manajermu? Tadi dia bilang harus segera pulang karena ada urusan di ruma

  • Istri Boneka Sang Presdir   BAB 18 : Pesta Perayaan

    Satu minggu kemudian, manajer dan semua staff Hanna akhirnya sudah diganti dengan orang-orang baru. Saat pemilihan staff, Arsenio memperbolehkan Hanna untuk memilih orang-orangnya sendiri, sehingga wanita itu bisa mencocokkan diri dengan cepat.Hanna sesungguhnya bukanlah orang yang pemilih, jadi ketika pelamar itu mempunyai kualifikasi yang dia butuhkan dan tidak ada hubungan dengan Aditya, maka Hanna langsung memilihnya.Pergantian itu berjalan dengan lancar, tapi Hanna juga khawatir Aditya akan marah kepada Arsenio karena sudah mengganti staff Hanna tiba-tiba.Hanna bahkan tidak bisa berhenti menatap ponselnya karena takut Aditya akan menghubunginya.Akan tetapi, walau menunggu selama mungkin, Aditya sama sekali tidak menghubunginya, bahkan juga tidak mengirim pesan.“Ada apa, Hanna? Kamu sedang menunggu telepon dari seseorang?” tanya Arsenio saat melihat Hanna terus melihat ponselnya dengan ekspresi gusar.Hanna dengan cepat menggeleng. “Tidak ada, aku hanya ingin melihat jam.”Ka

DMCA.com Protection Status