Share

Tuan Putri itu Ternya

Pagi harinya, Narchi berteriak, kami semua terkejut, terbangun. Rai bergegas mencari kedua pedangnya, dia sudah memasang kuda-kuda. Harchi berlari keluar kamar, dia masih memakai baju tidurnya. Aku tersentak duduk.

"Ada apa?" Warchi membuka pintu kamar.

"I-itu, tuan putri." Narchi bergetar menunjuk Aruna.

"Aruna sudah sadar." Aku dan Rai mendekatinya.

Aruna meringkuk ke pojok ruangan, tubuhnya bergetar. "Kalian siapa?" Aruna memberanikan diri untuk bertanya.

"Aruna kamu tidak perlu takut, mereka orang baik," ucapku.

Warchi berjalan mendekati Aruna. "Tuan putri sudah sehat? Apa masih ada yang sakit?" Tubuhnya yang bungkuk berjalan dibantu dengan tongkat kayu.

"Aaa!" Aruna berteriak. Bumi bergetar, daun-daun berguguran, jembatan gantung bergoyang hebat, para pejalan kaki berlarian. Di luar sana keadaan sangat kacau, mereka pikir akan ada bencana besar.

Aruna menimpah Warchi dengan bantal. "Jangan mendekat, aku be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status