Share

Sebuah Pilihan

Author: Salim
last update Last Updated: 2023-09-03 11:00:02

Hampir setengah jam aku pingsan. Saat sadarkan diri, tanganku sudah diperban menggunakan daun. Aku disandarkan ke pohon di belakang pohon keempat.

Tanah yang bergerigi di hadapanku sudah menghilang. Aku melirik Rai, meminta jawaban.

"Gerigi besi masuk kembali ke tanah, sedangkan yang di atas jatuh." Rai menunjuk ke sampingku.

Gerigi besi itu tergeletak tak bergerak di sampingku, noda darah masih terlihat di sana.

Tanganku sulit mengepal, jemari kram dan terasa nyeri. Daun-daun hijau berubah merah terkena darah segar yang keluar tidak bisa kehentikan.

"Terima kasih, Indra." kata Rai.

"Untuk apa?" tanyaku.

"Kamu sudah menahan gerigi besi itu dan kamu sangat percaya dengan aku."

"Karena aku tahu kamu bisa melakukannya, Rai. Same membuat jebakan ini sebab dia yakin kita bisa menyelesaikannya, dia tahu kemampuan kita."

"Kita sudah sangat terlambat menyelesaikan tantangan ini. Apakah Same akan marah?"

<
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    Pria Miserius

    Kami mengikat kelima pohon itu menggunakan tambang, kemudian menariknya bersama. Tidak terlalu berat sebab Rai sudah memotong daun dari pohon-pohon itu, sebagian diambil untuk membuat atap.Aku dan Rai langsung merebahkan tubuh kami ke atas rumput halaman rumah Same, melihat langit jingga. Seharian berlatih hampir membuat kami kehilangan nyawa, bertahan hidup dengan susah payah, akhirnya kami bisa kembali ke rumah ini. Rasanya sangat melegakan dan damai sekali, tetapi keindahan itu tidak kunjung lama. Risau badak jelek itu mengganggu kami."Lama sekali kalian, cepat buat rumah, aku ingin tidur." Risau menyungkur-nyungur aku dengan tanduknya.Rai tahu apa maksud Risau, dia segera menarik kedua pedangnya dan memotong-motong pohon itu menjadi kayu-kayu panjang."Kita harus cepat menyelesaikannya sebelum Same kembali." kata Rai.Aku mengangguk dan segera mengambil perlengkapan.30 menit kami berhasil membuat kandang untuk Risau. Ruma

    Last Updated : 2023-09-04
  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    Jarot

    "Same, pelindung Kerajaan Manggo. Kenapa aku bisa bertemu denganmu di hutan ini?" Wajah pria itu kecewa."Seharusnya saya yang bertanya denganmu, Jarot. Kenapa malam-malam kamu bertamu ke rumah saya?" Wajah Same sangat santai, dia seakan bicara dengan teman yang sudah lama tidak bertemu."Ah, sial. Aku masuk ke kandang harimau." Pria itu kembali menyesali tindakannya."Kamu menganggap saya harimau." Same berdiri.Jarut mengeluarkan pisau dari balik bajunya. Pisau itu mempunyai dua mata."Kamu semangat sekali, Jarot. Malam ini saya tidak ingin bertarung. Kamu saya serahkan pada mereka." Same menunjukku dan Rai.Aku melirik Same. Dia ingin aku melawan pembunuh berdarah dingin ini. Aku baru saja menyelesaikan latihan berat yang dia berikan, sekarang harus berlatih lagi dengan seorang pembunuh. Dia benar-benar ingin menyingkirkan kami dengan berbagai cara latihannya."Ini latihan terakhir kalian." ucap Same.Rai seg

    Last Updated : 2023-09-05
  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    Mencari Madam Layla

    Rai keluar rumah dengan pakaian rapi, rambut putihnya tersisir, kerutan di wajahnya terlihat jelas saat dia tersenyum. "Selamat pagi." ucapnya menyapa kami."Same, Jarot menghilang." Aku langsung mengatakan apa yang aku lihat pagi ini. Sangat mengejutkan, buronan seharga 3000 Griel, lawan yang sangat sulit kami taklukan, dia melarikan diri."Aku tidak peduli soal uang, Same. Aku hanya takut dia melakukan pekerjaannya lagi, membunuh para keluarga bangsawan. Indra sudah memberikan Jarot padamu, aku kecewa sebab hadiah untukmu hilang." ucap Rai."Kalian tidak perlu mencemaskannya. Saya sudah membawanya ke istana tadi malam, dia sudah dimasukkan ke penjara." Same menjelaskan, dia melangkah menuruni tangga, mengelus kepala Risau."Kamu serius?" Aku menatap Same tidak yakin. "Jarak kota Seed dengan istana cukup jauh, tidak mungkin kamu melakukan perjalanan ke istana dalam satu malam." Aku tidak percaya, itu pasti bercanda.

    Last Updated : 2023-09-05
  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    Dia yang di Tunggu

    "Mereka sangat senang, seseorang yang ditunggu-tunggu dalam waktu lama sekali, kini sudah kembali bereinkarnasi. Sesuai dengan ramalan Dewa Petir beribu-ribu tahun lalu. Seseorang yang akan memberantas para iblis, penyelamat dunia. Sosok itu ada di dalam tubuhmu." Ibu itu memberikan gelas berisi air teh untuk kami."Minum dulu, Tuan. Aku hanya bisa menjamu kamu dengan teh ini." Ibu itu duduk di kursi depan kami."Sekarang ibu memanggilku Tuan. Ini aneh sekali." Aku masih belum mengerti, ucapan ibu itu tadi menambah pusing kepalaku."Tuan tidak tahu ramalan lengenda itu?" Ibu itu menatapku aneh."Ramalan apa Rai, kamu pasti tahu kan?" Aku bertanya pada Rai."Ramalan Dewa Petir. Bahwa akan ada seseorang keturunan ras paling hebat dan keturunan murni Godfather. Dia akan mewarisi kekuatan Para Dewa, Reinkarnasi dari jiwa-jiwa mereka." Rai menjelaskan."Bagaimana kalian percaya dengan ramalan yang sudah lama sekali. Itu belum tentu be

    Last Updated : 2023-09-06
  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    Lembah dengan Pohon Aneh

    "Tuan Indra Reinkarnasi Dewa, dia tidak mungkin menghancurkan Istana Manggo." ucap salah satu pria."Iya, Tuan Indra tidak mungkin menghancurkan Kerajaan Manggo, dia akan melindunginya, membebaskan kita dari Bangsa Iblis." Gadis seusiaku membela."Kau pasti salah, Madam Layla." Madam Layla mendekatiku, dia membidik wajahku. "Ramalanku tidak pernah salah. Aku mengenal wajahnya. Dia yang akan menghancurkan bukit Saler." "Ini pertama kalinya kau salah dalam meramal seseorang, Madam." Rai berbicara. "Bagaimana mungkin Indra menghancurkan bukit sebesar itu?""Dia menciptakan monster untuk menghancurkannya." jawab Madam Layla."Sekarang ucapan kamu semakin ngelantur, Madam." Pria berkecamata berbicara. "Maaf Tuan, Madam Layla selalu seperti ini kalau kelelahan. Pasiennya hari ini sangat banyak, Madam belum beristirahat." Pria itu asisten Madam Layla, dia yang menerima uang pembayaran.Aku tidak tahu apa yang dimaksud Madam L

    Last Updated : 2023-09-06
  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    Markas Keluarga Robber

    Risau menuruni bukit, dia menciptakan satu tanduknya di punggung supaya Rai bisa berpegangan erat. Risau melompati batu-batu, menerobos semak-semak. Aku sesekali menunjuk jika ada batang pohon yang menjalar.Kami sampai di lembah. Aku tidak tahu apa nama pohon unik ini. Batangnya kurus tumbuh tinggi, daunnya merupakan daun teh. Buah bulat kecil-kecil yang tersusun menyerupai rambut kepang itu buah kopi. Buah panjang berwarna hijau tumbuh berkelompok membentuk layaknya mahkota itu merupakan cengkeh.Sedangkan Palawija adalah sayuran yang bermacam-macam jenisnya, ada kacang panjang yang tumbuh menjuntai sangat panjang seperti tali berwarna hijau, jagung tumbuh di ujung-ujung dahan, tubuh dahan itu terlilit akar hijau dan berbuah mentimun."Pohon serba ada, macam toko." Rai celetuk.Air berwarna hijau merendam daratan setinggi mata kaki. Keadaan semakin gelap, matahari menghilang digantikan langit biru luas, tidak ada bintang, sed

    Last Updated : 2023-09-07
  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    Menyelinap masuk

    "Ini semua salah kamu, Indra." Risau tidak mau di salahkan."Yang benar saja, kau yang bodoh tidak mampu membuatnya pingsan, badak jelek." Aku balas berseru.Andai saja aku yang menyerangnya tadi. Kami tidak mungkin ketahuan, misi ini akan berhasil sempurna. Namun, badak itu malah menggagalkannya."Kalian bisa diam, kita bisa ketahuan." Rai bersembunyi di dalam semak, aku berada di atas pohon, sedangkan Risau jauh di sebrang, dia bersembunyi di balik pohon.Kami sudah menumbangkan tiga dari mereka, tersisa tujuh belas penjaga malam, mereka mengepung kami, mamasuki hutan. Aku berharap mereka tidak memberitahu orang yang berada di dalam markas."Cari mereka, jangan biarkan mereka lolos." Ketua penjaga malam berteriak, menyuruh bawahannya berpencar."Tersisa 17 orang, mereka berpencar, kita tumbangkan mereka satu persatu dalam senyap. Apa kamu bisa, Rai." Rai di bawah mengangguk.Satu orang datang. Risau di sana i

    Last Updated : 2023-09-07
  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    Teknik Baru Risau

    Kami terlalu percaya diri, bagaimana mungkin kelompok sehebat Robber bisa dengan lengah membiarkan lawannya menyelinap masuk ke markasnya.Ternyata sejak awal mereka sudah menyadarinya. Tayangan sebuah gambar menyorot kami saat pertama kali menuruni bukit, mereka juga menangkap gambar kami saat menyelinap.Tidak ada yang bisa menemukan Markas Keluarga Robber, kami yang pertama dan yang hampir berhasil.Mereka menanyangi gambar-gambar orang yang pernah mencari markasnya, mereka selalu gagal, tidak menemukan letak markas ini.Kami tertangkap jaring tambang, mereka menggantung kami sambil tertawa puas. Komandan S Three membawa senjata api, benda itu kecil tetapi sangat berbahaya. Dia menyodorkannya kearah kami."Apa tadi kalian sangat senang bisa mengalahkan 20 anggota kami? Apa kalian sangat bangga." ucap Komandan S Three."Mereka hanya umpan agar kalian tidak menyadari perangkap kami." Pemimpin pasukan elit memberitahu."

    Last Updated : 2023-09-08

Latest chapter

  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    Masalah Baru

    Pagi-pagi sekali dikalah orang-orang masih tertidur lelap. Kami pergi ke tokoh Paman Linchi membawa uang yang dia butuhkan. Sekarang peraturan Kota Tree sudah diperbarui setelah Sadam kalah, mereka sedang sibuk membangun sekolah sihir menyebar ke seluruh penjuru kota. Sekolah harus tutup sore hari, tidak boleh buka sampai malam.Meskipun Sadam sudah tidak ada, mereka tetap mematikan setengah lampu saat malam hari, tidur malam. Tidak boleh ada toko yang buka 24 jam.Setiap satu hari dalam seminggu diberlakukan hari libur. Hari ini kami bertepatan pada hari libur, jalan gantung yang biasanya ramai menyadi lenggang.Paman Linchi membuka toko di rumahnya. Saat ini rumahnya masih tertutup. Harchi menekan tombol belnya. Dalam beberapa menit tidak ada jawab dari penghuni rumah, Harchi memutuskan menekan bel itu lagi. Kami masih menunggu, lalu ada tetangga melintas."Paman Linchi tadi aku lihat dia terburu-buru pergi kearah sana. Aku tidak tahu

  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    Gagal

    Aku kembali ketempat pertarungan panco, kali ini aku yang terlambat, mereka menungguku, duduk di atas balai."Aku pikir kau tidak akan datang," ucap salah satu dari kelima orang tersebut."Ini pemenang pertarungan kemarin?" tanya satu orang anak baru. Aku baru melihatnya hari ini.Mereka mengangguk."Baguslah kau datang, aku ingin sekali bertarung denganmu," ucap anak baru itu."Hei, kau saja belum tentu mengalahkan kami.""Iya. Aku hampir menang kemarin, kali ini tidak akan aku biarkan kalian semua mengalahkanku. Cepat keluarkan uang taruhannya."Aku mengeluarkan uang 100 Greal. Mereka menoleh kiri-kanan. "100 lagi taruhannya?" tanya orang yang kemarin hampir menang."Aku takut kalian kalah lagi. 100 Greal sebagai percobaan, bagaimana?""Baiklah kalau takut kalah, lagi pula ada anak baru di sini, dia pasti kaget." "Enak saja, aku pernah memenangkan 5 kali pertandingan ini sebelumnya."

  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    1500 Greal

    Paginya kami berpisah untuk mencari uang sesuai dengan yang sudah ditentukan kemarin. Aruna, Rai, dan Harchi pergi kepasar, Warchi menjaga rumah dan aku pergi ketempat pertandingan panco.Tempat ini masih sepi, mungkin aku datang terlalu pagi, mereka belum pada sampai. Aku duduk di dahan pohon, menguncang-uncang kaki. Para warga berlalu-lalang, tidak memperdulikan ku, sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.Aku melirik pergelangan tangan, ini sudah 30 menit aku menunggu, mereka belum sampai juga ke lokasi, apa kmhati ini pertarungan panci diliburkan?"Hei, ngapain kamu di sana," ucap seorang pria, kepalanya menengadah memandangku.Aku melompat ke lantai balai. "Aku pikir kalian tidak datang. Aku ingin bertarung panco lagi dengan kalian.""Kamu bertaruh berapa?" tanya orang itu."Aku hanya ada 100 Greal." "100 doang, itu terlalu kecil." "Pertandingan pertama kita bertaruh 100 Greal dulu, kalau aku menang, uang

  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    Mengumpulkan Uang

    Paman Linchi sibuk melayani para pembeli yang recet agar pesanannya segera dibuatkan. Paman Linchi menyuruh kami menunggunya di dalam rumah. Sampai sore hari Paman Linchi baru menghampiri kami, dia mengendurkan urat-uratnya. "Hari ini ramai sekali, aku tidak bisa beristirahat dari pagi sampai sore." Paman Linchi menarik kursi, dia duduk dihadapan kami."Maafkan aku telah mengganggu waktu istirahatmu, Paman Linchi," ucap Harchi sopan."Tidak masalah, Harchi, warungku ramai ini semua karena Narchi yang telah mengalahkan Sadam. Mereka sangat senang dan merayakannya dengan meminum madu. Kamu ingin bicara apa, Harchi, sepertinya sangat penting?""Tadi pagi aku dan mereka pergi ke pohon itu, paman, aku ingin menggunakan alat itu, tetapi waktu kami sampai benda itu sudah hancur. Gubuk Paman Linchi juga roboh.""Pemerintah kota yang menghancurkannya, mereka tidak ingin siapapun yang menggunakannya."Wajah Paman Linchi berubah menjadi te

  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    Paman Linchi

    "Lelah sekali, apakah masih jauh?" tanya Aruna, dia mengatur napasnya, keringatnya tidak dapat dihindari, mengalir deras terjun bebas ke bawah.Pagi-pagi sekali kami mengikuti Harchi memanjat pohon paling tinggi di kota ini. Dia bilang jalan satu-satunya agar keluar dari kota ini adalah dengan memanjat pohon ini, dia sana ada benda terlarang yang bisa melontarkan kami."Kenapa harus pagi-pagi sekali sih, aku masih ngantuk tahu, kemarin kita pulang sangat malam." Aruna masih mengomel dibawah sana. Aku dengannya beda dua dahan. Rai di samping Aruna, mendampinginya agar dia tidak pingsan."Karena itu watu yang cocok untuk ke atas sana, sebab jika ada orang yang melihat mereka akan melapor ke pemimpin kota dan kita akan dipenjara." Harchi berteriak, dia sudah sangat tinggi di atas kami."Kenapa dipenjara? Kita hanya memanjat saja kan, lagian siapa juga orang yang ingin memanjat pohon ini, cuma kita berempat." Aruna melihat kebawa, wajahnya pucat. "Tin

  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    Pemakaman

    Sebagian lampu-lampu mulai dipadamkan, pasir yang berada di tabung atas semakin sedikit, para warga memasuki rumah, menutup jendela dan pintu rapat-rapat.Aku menggendong Rai dipunggung, melompat dari dahan ke dahan. Harchi menggendong Aruna, dia dalam kantong bajunya terdapat sisa buku Narchi, dia sempat mengambilnya sebelum mengeluarkan teknik besar itu.Mereka tidak mengetahui bahwa Sadam sudah mati, kami belum mengumumkannya. Bagaimana kami bisa sempat memberitahu mereka jika kami saja bingung harus bagaimana memberitahu Warchi tentang Narchi. Dia sudah tua, aku takut Warchi akan terkejut dan menyusul Narchi.Sore ini kami bisa melompati dahan tanpa terburu-buru, tanpa berjaga-jaga dan khawatir Sadam akan datang. Malam ini telingaku tidak akan pernah mendengar suara jelek Sadam lagi."Kenapa Narchi, seharusnya aku saja." Warchi menghela napas ketika Harchi memberitahu dan memberikan sisa bulu Narchi kepada Warchi. "Besok pagi kita akan memakam

  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    Target Selanjutnya, Rai

    Kami semua terpaku. Narchi dimakan sekali lahap. Sadam melakukannya di depan kami. Aku sangat terkejut, bagaimana perasaan Harchi sekarang.Harchi memukul-mukul tanah, air matanya mengalir deras. "Maafkan aku …. Maafkan aku sebab tidak bisa melindungimu. Maafkan aku, Narchi …." Harchi menangis terisak-isak."Ini lezat sekali, tapi aku belum kencang." Sadam melirik Rai. "Selanjutnya pendekar itu." katanya.Aruna memeluk Rai, kepalanya menggeleng, matanya berkaca, bibirnya tertarik kebawah, dia memohon agar Sadam tidak mengambil Rai dari pelukannya.Aku tidak akan membiarkan Sadam memakan Rai, itu tidak boleh terjadi, bagaimanapun caranya aku harus menyelamatkan. Kalau Rai sampai dimakan, aku sangat bersalah dan hari ini merupakan hari yang sangat terburuk dalam hidupku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan temanku, aku tidak berguna. Aku berusaha menarik tubuhku, aku harus menyelamatkan Rai, apapun resikonya, walaupun kulitk

  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    Lepaskan Adikku

    Rai tidak berdaya, perutnya tertusuk. Aruna dan Narchi sedang mengobatinya. Harchi tidak bisa bertarung lagi, bulu emas Sadam membuatnya tertancap di dinding gua. Hanya aku harapan mereka, aku harus melakukannya.Sampai di tengah perjalanan, aku harap Sadam tidak menyadarinya, dia sedang menyembuhkan sayap emasnya.Senyap. Sadam tidak menyerang, dia juga kelelahan. Harchi menatapku penuh harapan, dia tidak mampu menarik tubuhnya keluar dari buku emas."Eh! Kau! Mau ngapain, anak muda!" Sadam melihatku, dia perlahan berdiri.Aruna dan Narchi terkejut, mereka yang sejak tadi tegang menyaksikanku."Kau tidak akan bisa menghancurkan gua ini!" Sadam menyerangku dengan satu bulu emasnya, sepertinya energinya mulai belum pulih.Aku menarik tubuhku, memanjat tambang dengan cepat, tetapi gerakan bulu emas Sadam lebih cepat, bulu itu menancap pahaku.Aku menyerngit, menahan sakit, pergerakan ku melambat. Namun, aku belum menyerah,

  • Indra, Reinkarnasi Para Dewa    Hanya Aku Harapan Mereka

    Bukkk"Au." Aruna mengaduh.Rencana kami gagal, Sadam sudah mengetahuinya. Aruna dan Narchi berdiri, mereka menyeka bajunya, perlahan mundur ketika Sadam mendekatinya."Berani-beraninya kau menipuku!" Sadam mengarahkan sayapnya ke arah Aruna dan Narchi.TengggRai menahannya.Aku berlari, kemudian menarik kakinya. Sadam terjatuh. Harchi melompat dia mengeluarkan tekniknya."Ball Magic. Hancurkan!" BummmBola sihir berwarna merah itu tidak terlalu besar, tapi ledakannya membuat bumi bergetar."Cepat lari!" Rai berteriak.Kami berhamburan, berlari keluar gua."Kalian tidak bisa lari dari sini!" Bulu besi Sadam memotong tali. Sebuah batu besar menggelinding menutup mulut gua.Sadam tertawa. "Aku bukan kalian saja yang bisa bertarung dengan licik, aku juga bisa melakukannya. Kalian akan mati disini!"Sadam melesat menyerang kami. Aruna dan Narchi bersembunyi di

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status