Home / Rumah Tangga / Ibu tiriku sang pelakor / 06. Bu Amilia curhat~

Share

06. Bu Amilia curhat~

Author: Ambu Abbas
last update Huling Na-update: 2023-08-28 11:45:03

Setiba di depan rumah Jerry, Rosita turun dari mobil pak Deden. Tak lama kemudian mobil pak Deden pergi, dan baru saja Rosita hendak membuka pintu rumah.

“Hei Ros.. saya mau bicara sama kamu,” kata bu Amilia yang tiba-tiba berdiri di jalan depan rumah. Rupanya tanpa setahu pak Deden, bu Amilia mengikuti mobil suaminya, dari kejauhan.

Rosita kaget,

“Ibu?”

“Jangan panggil ibu, saya bukan ibumu..”

Rosita tercekat,

“Ada apa ya tante…? Masuk dulu, kita bicara didalam saja”

"Gak perlu. Saya cuma mau tanya, sejak kapan kamu menggoda suami saya?"

“Menggoda?. Saya tidak merasa menggoda suami tante.. Dia mungkin yang tergoda pada saya..?”

Bu Amilia terpukul oleh kalimat yang keluar dari mulut Rosita.

“Tidak mungkin kamu tidak menggodanya, itu bayi siapa?”

“Ini bayi saya bu…”

“Iya saya tahu, pasti hasil selingkuh dengan suami saya kan..?”

“Terserah tante mau ngomong apa, percuma tante marah-marah disini, kenapa tante gak marahi suami tante saja..?”

Rosita melihat Bu Tari tetangga terdekat disitu, terlihat mengintip dari balik gordein jendela rumahnya, lalu keluar dari rumah.

“Apa tante mau tetangga disini keluar semua menonton kemarahan tante soal kesalahan suami tante sendiri..”

Bu Amilia menengok ke arah bu Tari yang tampak keluar dari rumah. Ia lalu mengancam Rosita.

“Awas kamu Ros, kalau sampai saya lihat kamu masih jalan dengan suami saya. Pokoknya saya gak peduli, siapa kamu,” kata bu Amilia sambil pergi meninggalkan Rosita yang masih berdiri di depan pintu rumah.

Beruntung bagi Rosita pada saat itu, bapaknya belum pulang ke rumah. Ibunya masih sibuk membantu di rumah tetangga, sedangkan adik-adiknya, sedang belajar mengaji di Mushola dekat rumah.

Rosita langsung masuk kedalam rumah.

**

Ia menidurkan Maya diatas kasur. Kemudian membersihkan wajahnya di depan meja rias, lalu berganti pakaian tidur. Ia pun langsung merebahkan tubuhnya di samping Maya yang sudah tertidur pulas. 

Sambil menatap langit-langit kamarnya yang sudah usang, pikirannya menerawang. Rosita bingung, bagaimana nasibnya nanti kalau ia terus berhubungan dengan pak Deden, dan bu Amilia akan selalu mencecarnya dengan makian, atau pun fitnahan. Menurut pandangannya, Pak Deden terlalu baik, tapi apakah dia bisa melindungi Rosita dari serangan isterinya?.

Tiba-tiba Rosita dikejutkan oleh suara bapaknya,

“Ros, kamu sudah tidur belum? Bapak bawa bu Lastri yang bisa bantu kamu jaga bayi,”

Rosita tersentak dari lamunannya. Ia lalu bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamar.

Di ruang tamu tampak bu Lastri mengenalkan dirinya. Wanita itu usianya jauh lebih muda daripada ibunya. Tubuhnya pendek, kurus, rambut sebahu yang diikat kebelakang. Wajahnya ayu. Dari sorot matanya yang tajam menatap Rosita, ia bisa menyimpulkan bahwa wanita dihadapannya memang benar-benar butuh pekerjaan.

“Ini adiknya teman bapak, masnya juga petugas Satpam di perumahan, ”

Rosita menyambut uluran tangan bu Lastri yang mengajaknya bersalaman.

“Bu Lastri sudah pernah merawat bayi,?”

“Sudah, tapi anak saya sendiri,”

“Trus, anaknya sudah usia berapa sekarang? Apa dapat ijin dari suaminya untuk bekerja?”

“Anak saya sudah di SMP, dan saya sudah dapat ijin dari suami untuk jadi baby sitter,” kata bu Lastri sambil menoleh kearah Jerry, lalu kembali menatap Rosita.

“Ooh ya sudah.. kalau ga ada masalah. Tapi bu Lastri tidak menginap ya?. Rumahnya dimana, kalau saya boleh tahu..”

“Di belakang komplek perumahan non,”

“Waah, lumayan jauh ya..”

Bu Lastri menoleh ke Jerry, 

“Ga apa-apa Ros, kan bisa diantar dan dijemput sama masnya atau sama bapak. Nanti disesuaikan sama shift tugas bapak saja,”

“Bapak ga keberatan gitu?”

“Iya ga apa-apa.. kan bisa gantian sama masnya,”

Rosita menatap bapaknya, lalu menoleh ke arah bu Lastri.

“Ooh.. ya sudah kalau begitu, bu Lastri bisa mulai kerja besok ya. Tapi, pagi sudah kesini, soalnya saya kerja pagi dari jam 10 pagi sampai jam 8 malam,”

“Baik non. Kalau begitu saya permisi dulu..”

Bu Lastri keluar dari ruang tamu diantar oleh bapaknya. Rosita hanya mengintip dari balik gordein Jerry yang membonceng bu Lastri menjauh. 

**

Sementara itu di tempat lain. Bu Amilia tidak langsung pulang ke rumah, ia mampir ke rumah adiknya, Satria Irawan, pemilik usaha tempat pak Deden bekerja.

Di ruang tamu ini terlihat perabotan yang mewah, buffet kayu jati yang berkaca, didalamnya berisi souvenir-souvenir piring-piring, patung kecil-kecil buatan luar negeri.  Bu Amilia tampak duduk di sofa empuk dengan lapisan beludru berwarna biru tua, dan bantal-bantal kecil berwarna pastel, dipadu dengan karpet bulu warna coklak susu dibawah meja. Bu Amilia terlihat gelisah, hatinya masih galau, ia ingin menumpahkan semua isi hati kepada adik kandungnya. Dari arah dalam, Pembantu rumahtangga menaruh cangkir berisi teh manis hangat, sesuai pesanannya tadi.

"Terimakasih bi.."

"Iya bu, silakan.." sahut pembantu itu lalu kembali masuk ke ruang belakang.

Bu Amilia langsung mengambil cangkir dan meneguk air hangatnya. Rasa haus langsung hilang saat teh hangat manis meluncur kedalam tenggorokannya.

Selang beberapa saat, Satria Irawan keluar dari arah pintu kamar depan. Laki-laki tampan berusia 38 tahun dengan sikapnya yang tampak dewasa, sudah mapan. Tubuhnya putih bersih, hidung mancung, dan bibir bawahnya ada belahan yang samar-samar, hanya terlihat bila dia tertawa terbahak-bahak. 

Satria Irawan langsung duduk di depan bu Amilia, kakaknya.

"Ada apa teh.. tumben malam-malam kesini?"

"Teteh mau curhat Sat,"

"Euleuh-euleuh si teteh, curhatnya bisa ditunda ga? besok aja gitu teh.. hahaha" Satria Irawan terkekeh.

"Ah kamu mah becanda, ini serius Sat.. Soal kang Deden,"

"Kenapa kang Deden teh?" Satria Irawan penasaran.

"Dia main cewek lagi Sat.."

"Duuh laris nya kang Deden teh.."

"Serius atuh Sat," ucap bu Amilia rada kesal.

"Iyah ini juga serius, kan emang kenyataan dari dulu juga kang Deden mah lebih laku daripada saya. Padahal gantengan saya kan teh?" Satria kembali terkekeh-kekeh.

Bu Amilia diam, ia hanya menatap tajam pada adiknya. Bu Amilia sangat butuh saran, atau sedikitnya jalan keluar dari masalahnya, dan Satria sepertinya sudah tahu tentang itu.

"Ya udah, terus teteh maunya gimana? apa yang mesti Satria lakukan buat tetehku yang cantik ini?,"

"Pecat saja kang Deden dari kantor kamu..,"

"Itu mah ga bisa saya lakukan teh... soalnya rekam jejak kang Deden bagus, tidak ada cacat sama sekali. Orangnya selalu on time,"

Bu Amilia memotong omongan adiknya.

"Iya dia mah emang gercep, satset.. apalagi kalau soal uang, tapi ya itu.. gampang kegoda sama perempuan,"

Dahi Satria Irawan mengernyit, dia mencari kata yang tepat supaya kakaknya bisa lebih legowo.

"gimana kalau teteh berdamai saja dengan perempuan itu."

"Berdamai gimana maksudnya Sat?"

"Ya berbagi suami teh.."

"Ga mau ah, jijik bekas perempuan lain,"

"Iya, namanya juga laki-laki teh... Wajar aja, laki-laki kan ga bisa hamil. Nah itu yang ketahuan sama teteh, yang ga ketahuan emang ga teteh hitung? ya sama juga udah banyak bekas perempuan lain.Terus teteh mau cerai saja dengan kang Deden, gitu?"

"Ga juga sih..."

"Naah, berarti teteh masih cinta, teteh sadar atas kelemahan teteh yang tidak mampu memberinya keturunan, karena rahim teteh yang bermasalah itu kan?. "

Bu Amilia terdiam. Semua kata-kata yang diucapkan adiknya adalah sebuah kenyataan yang tak bisa ditolak.

"Ya sudah teh, berdamai saja dengan masalah. Gak perlu ngikutin ego sendiri. Perempuan itu kebanyakan egois, maunya suami cuma untuk dirinya sendiri, padahal kalau suami minta pas lagi merah, kan ga bisa dipake juga, ups.. maaf ya teh.."

Bu Amilia termenung, ia masih bingung, apakah sanggup berdamai dengan perempuan muda yang bernama Rosita itu?.

"Eeh, jangan ngelamun atuh teh.. ayoo putuskan sekarang juga. Mau berdamai dengan perempuan itu atau nggak?"

"Iya deh Sat.. tapi caranya gimana?

Satria Irawan sejenak berpikir,

"Kang Deden ketemu dimana sama perempuan itu?"

"Ga tau Sat, itu mah urusan dia, teteh ga mau tahu,"

"Maksudnya biar saya bisa perkirakan, kang Deden arahnya kemana, gitu teh maksudnya.."

Pembicaraan mereka semakin malam tambah serius. Satria Irawan seperti seorang motivator yang memberi contoh terbaik kepada kakaknya. Bu Amilia tampak hanya mengangguk-angguk tanda meng-iyakan saran yang disampaikan oleh Satria Irawan. Sampai akhirnya bu Amilia terlihat pamit dari rumah mewah itu.

**

 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Ibu tiriku sang pelakor   07. Pertengkaran pak Deden dan isterinya.

    Jam di dinding menunjukkan pukul 21.00 sebelum Pak Deden tertidur di sofa ruang keluarga, dan terbangun pukul 24.20, karena mendengar suara mesin mobil isterinya masuk ke garasi. Dia sengaja mematikan lampu ruang tengah. Ketika isterinya masuk, Pak Deden langsung menegurnya, “Mamah darimana sih? hari gini baru pulang?” Bu Amilia terkejut, ia tak menyangka suaminya menunggu di ruang tengah, tapi ia berusaha tenang, dan menjawabnya dengan jujur. “Tadi mampir ke rumah Satria,”“Oh, ya ga apa-apa.. tapi kenapa ga kabarin papah dulu. Mamah curhat lagi yah ke Satria.. ?”“Iya pah.. soalnya papah udah ga punya waktu buat dengerin curhatan mamah, pagi-pagi sudah pergi, pulang malam langsung tidur. Udah gitu gak tidur di dalam, malah tidur di paviliun. Kapan waktu buat mamah ngobrol sama papah?”“Ya kalau papah masuk ke kamar, nanti mamah malah keganggu tidurnya. Jadi ceritanya mamah masih mau ngobrol sama papah,”“Iya dong, mamah kan masih isteri papah” Pak Deden diam,“Trus sekarang mamah

    Huling Na-update : 2023-09-06
  • Ibu tiriku sang pelakor   08. Rumah baru

    Matahari mulai naik memancarkan panas teriknya ke halaman sempit rumah Jerry. Dari kejauhan, suara adzan mulai berkumandang. Pintu ruang tamu terbuka lebar, disitu Rosita terlihat duduk memeluk Maya yang tidur pulas dalam dekapannya. Rosita gelisah, sesekali menoleh kearah jalan di depan rumah itu. Ia tak yakin kalau pak Deden tidak datang, karena tadi malam dia janji bakal menjemputnya.Bu Lastri duduk di depannya. Ia hanya menatap kearah Rosita, entah apa yang ada dalam pikirannya, Rosita tak ambil pusing."Bu Lastri mau sholat..? Di kamar saya ada keranjang merah, ada sajadah dan mukena disitu, cari aja""Iya non.."Bu Lastri lalu jalan menuju ke kamar mandi untuk berwudhu. Sementara itu, Rosita makin gelisah menunggu pak Deden datang menjemput. Didalam benaknya, "apakah tadi malam pak Deden bertengkar dengan isterinya, lalu bu Amilia melarangnya untuk menemui Rosita?. Kalau saja memang seperti itu yang terjadi, Rosita berniat, hanya akan menunggunya hari ini sampai sore hari nanti

    Huling Na-update : 2023-09-15
  • Ibu tiriku sang pelakor   09. Nyaris dipecat.

    Kehangatan suasana baru di rumah baru, meski hanya sebuah rumah kontrakan; membuat seluruh persoalan hidup sebelumnya, nyaris hilang dalam sekejap. "Mang Ujang, kalau mau istirahat, silakan.. nanti selesai shalat ashar kita jalan,""Iya pak..""Bu Lastri juga boleh istirahat dulu,"Mang Ujang jalan menuju ke tangga, dan bu Lastri menggendong Maya masuk ke kamarnya.Tiba-tiba handphone pak Deden berdering.."Naah, naah.." ucap Ricky senyum-senyum."Ssssttt.." seru pak Deden sambil menaruh telunjuknya didepan bibir.Rosita tersenyum kecil, karena kurang paham pada situasi saat itu."Assalammu'alaikum kang Satria,""wa alaikum salam kang Den, Bisa ketemu saya hari ini ?""Besok ajalah kang.. saya masih sibuk disini,"Tiba-tiba Maya menangis, Rosita masuk ke kamar lalu membawanya keluar rumah, tapi suara tangisannya terdengar oleh Satria Irawan."Itu bayi kang Den..?""Iya kang.. siteteh udah curhat semua kemaren kan..?""iya sudah kang Den, besok jam sepuluh pagi saya tunggu di kantor ya

    Huling Na-update : 2023-09-20
  • Ibu tiriku sang pelakor   10. Rosita oh Rosita

    Pak Deden membawa Rosita ke ruang kerja admin di lantai bawah. Ruang kerja yang terbuka, dengan sekat-sekat pembatas bagi setiap pegawai yang terlihat serius sedang mengerjakan tugasnya masing-masing. Pak Deden mengenalkan Rosita pada mbak Nenny, lalu meninggalkan mereka berdua saling berbicara.Beberapa saat kemudian, bu Amilia tampak masuk ke lobby kantor itu. Ketika melewati ruang admin, bu Amilia melihat Rosita disitu sedang berdiri mengobrol dengan mbak Nenny. Hatinya langsung panas, mendidih, dorongan emosinya yang menggelegak, membuat bu Amilia menghampiri Rosita,"Heh! ngapain kamu disini?. Perempuan gak tau malu.. Keluar kamu !!" bu Amilia dengan suara lantang.Para pegawai spontan menoleh semuanya berbarengan kearah Rosita dan bu Amilia.Baju Rosita diseret kasar oleh Bu Amilia kearah ruang lobby, diikuti tatapan mata seluruh pegawai disitu. Melihat hal itu, mbak Nenny panik, langsung telpon ke ruang Satria Irawan."Pak, itu.. ituuu.. ibu Amilia marah-marah ke perempuan yang

    Huling Na-update : 2023-09-21
  • Ibu tiriku sang pelakor   11. Konflik baru

    Kaki Rosita melangkah memasuki pagar, lalu menutupnya kembali. Di teras rumah itu, ia melihat pak Deden sudah menunggu. Rosita bingung, harus bersikap bagaimana kepada lelaki itu?. Pertemuan dengannya seperi sebuah pelarian yang tidak diduga sebelumnya, akan berbuah pahit seperti ini.Bagaimanapun pak Deden adalah orang baik dimata Rosita. Ia lalu duduk disampingnya."Bu Lastri sudah pulang?""Sudah, tadi diantar mang Ujang, Maya juga sudah tidur."Ekspresi wajah pak Deden pun tampak bingung, dia tak tahu bagaimana perasaan Rosita terhadapnya saat ini. Namun dia berusaha menutupi dengan senyum pada Rosita. Meski pak Deden tahu suara mesin mobil yang berhenti di pinggir jalan yang mengantar Rosita tadi, adalah mobil adik iparnya, Satria Irawan. Dan bukan hal yang tidak mungkin, pembicaraan antara Rosita dengan adik iparnya itu tidak membicarakan masalah tentang dirinya."Ros diantar pak Satria ya..""Iya pak Den...""Kemana aja tadi, sampai berapa jam saya tunggu kamu disini,""Apa pert

    Huling Na-update : 2023-09-24
  • Ibu tiriku sang pelakor   12. Modal usaha

    Setiba di rumah, Jerry langsung mengantar bu Lastri dengan motor bututnya. "Bapak antar bu Lastri dulu Ros,""Iya pak.." sahut Rosita malas.Jerry berubah sikap serta tutur katanya terhadap Rosita, karena sekarang sudah makin jelas terlihat didepan matanya, bahwa Rosita bisa dijadikan modal untuk membantu tambahan keuangan keluarga. Mestinya Jerry tidak boleh berpikir seperti itu, karena Rosita adalah putrinya, perempuan yang harus dijaga kehormatannya. Karena kalau sampai Rosita berbuat dosa zina, maka Jerry juga harus mempertanggung jawabkan perbuatan dosa tersebut, di dunia dan di akhirat nanti.Seharian ini Rosita merasa lelah sekali. Masalah yang tiba-tiba melibatkan dirinya seolah-olah tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Namun Rosita yang sudah terbiasa memperhatikan sikap dan cara bicara orang lain, membuat sikap dirinya jadi terbentuk dengan sendiri. Rosita sudah dibekali sifat penyabar, tapi ia harus punya sikap tegas, karena dalam menghadapi orang lain dalam aksi dan reaksi

    Huling Na-update : 2023-10-09
  • Ibu tiriku sang pelakor   Bab 13. Bu Minah cemburu

    Pak Deden menutup pintu pagar, melangkah menuju teras, mengunci pintu depan, lalu kembali ke dalam kamarnya. Dia merebahkan tubuhnya diatas sofa bed, yang masih meninggalkan bau harum yang tertinggal dari bekas tubuhnya Rosita. Pak Deden salah satu laki-laki yang paling suka pada bau khas dari tubuh wanita. Akan tetapi dengan hadirnya Rosita, mungkin, dia harus siap bersaing dengan adik iparnya, Satria Irawan.Pak Deden teringat kembali pada bu Amilia, istri yang belum diceraikannya. Benarkah berita yang baru saja disampaikan oleh Satria Irawan, bahwa istrinya sudah hamil?. Dengan siapa istrinya berselingkuh? Apakah ini perbuatan balas dendam dari Amilia kepada dirinya, karena sering ketahuan berselingkuh?. Padahal tujuan pak Deden selingkuh itu justru ingin agar istrinya sadar dan berubah perilakunya, tidak cerewet dan arogan lagi, eeh malah semakin menjadi-jadi. Dia berusaha melupakan semua, tapi tentu saja tidak bisa. Semua itu ada dalam kenyataan hidupnya yang sekarang, saat ini.

    Huling Na-update : 2023-10-12
  • Ibu tiriku sang pelakor   Bab 14. Kencan pertama

    Bu Minah sedih, airmatanya bercucuran tak mampu ia bendung lagi. Ia melepaskan rasa kecewanya sendirian, di rumah majikannya, ibu Sugih.Rumah besar tetangganya ini kosong, siang hari mereka keluar rumah, dengan kesibukannya masing-masing. Bu Sugih mempunyai putra satu-satunya, Gilang, wajahnya biasa saja, tapi dia baik hati dan pekerja keras. Pak Sugih buka kantor ekspedisi yang berupa paket pengiriman barang ke antar pulau. Kantor itulah yang saat ini dilanjutkan pekerjaannya oleh Gilang, karena pak Sugih telah meninggal dunia akibat kecelakaan beberapa tahun silam.Dulu, Gilang satu gedung sekolah dengan Rosita, hanya beda kelas. Mereka berdua bersahabat, akrab, pergi dan pulang sekolah selalu jalan bersama, itu sebabnya bu Sugih tidak menganggap bu Minah sebagai pembantu, tapi lebih kepada saudaranya sendiri saja.Tiba-tiba bu Minah mencium bau gosong,"Astaghfirullah.." bu Minah spontan.Ia tersentak, kaget melihat apa yang terjadi.Kemeja Gilang yang sedang disetrikanya gosong, a

    Huling Na-update : 2023-11-02

Pinakabagong kabanata

  • Ibu tiriku sang pelakor   35. Jerry dan bu Lastri sibuk.

    Grompyang.... Saat suara panci yang ikut terjatuh ke lantai, membuat bu Lastri tersenyum kecil dengan ekspresi wajah nyinyir, "Rasain !" umpat hatinya. Di dalam kamar Rosita, disamping tubuh Maya, tampak bu Lastri bangkit dari ranjang, lalu jalan ke luar menuju ke dapur.Ia melihat bu Minah tergeletak di lantai dapur dalam keadaan pingsan."Waduh, nyusahin aja jadinya si ibu... saya gak kuat ngangkat badannya, gimana ya?. Kalau diseret dari sini ke kamar, jadinya kayak film horor...hehe" bu Lastri ngoceh sendiri sambil senyum-senyum.Tiba-tiba suara motor Jerry terdengar masuk ke halaman rumah."Wah kebetulan sibapak sudah datang..."Bu Lastri keluar dari dapur langsung menghampiri Jerry yang baru saja masuk ke ruang tamu."Pak.. pak.. ibu jatuh di dapur...""Hah?" Jerry kaget, dia bergegas masuk, melempar tas ranselnya ke kursi ruang makan, langsung menuju ke dapur."Astaghfirullah.. Minah.. Minah.. bangun Minah.." ucap Jerry sambil menggoyang-goyangkan tubuh istrinya.Bu Lastri b

  • Ibu tiriku sang pelakor   34. Ulah bu Lastri.

    Kesibukan Rosita di Butik menjadikan kebebasan bagi bu Lastri menjalin hubungannya dengan pak Deden.Beberapa kali Ricky memergoki Maya (bayinya Rosita) yang dibawa ke rumah kontrakan itu yang nyaris hampir disetiap pagi. Hingga pada suatu pagi, bu Lastri berpapasan kepergok oleh Ricky. "Maaf mas, terganggu tidurnya ya?" sapa bu Lastri berlagak ramah.Ricky menatap ke arah wajah bu Lastri, dia tidak kaget karena dia tahu persis bahwa perempuan itu sudah sering datang kesitu, dari aroma tubuh yang dihirupnya. Justru bu Lastri yang jadi salah tingkah, karena ia tidak tahu kalau Ricky yang menatapnya tajam itu, buta."Oh gak apa-apa.. tapi mbak siapa ya?""Mmm.. anu.. anu saya pengasuh bayinya non Rosita,"Degh ! Ricky kaget, tapi dia bisa sembunyikan ekspresinya. Baginya perempuan ini bukan perempuan baik-baik, yang seenaknya mendatangi papah angkatnya, dan entah apa yang mereka lakukan berduaan di dalamkamar itu."Ada urusan apa ya dengan papah saya?"Bu Lastri kebingungan mencari j

  • Ibu tiriku sang pelakor   33. Harga sebuah hutang budi.

    Hutang budi, memang sulit untuk dilupakan begitu saja. hal tersebut dirasakan oleh orang yang berhati tulus dan baik hati. Sedangkan bu Amalia bukanlah type orang yang tulus, ia berbaik hati terhadap orang lain, dengan tujuan sebuah imbalan yang saling menguntungkan. hanya itu! Bu Amalia merasa sedikit lega, dengan rencana Lina bersedia datang ke kantor Satria Irawan. Wajahnya terlihat amat bersemangat. Ia lalu teringat pada Ricky, bagaimana keadaan anak muda yang cacat matanya, yang pernah diurusnya selama bertahun-tahun itu. Benarkah Satria Irawan telah menemukan pendonor mata bagi Ricky?. Tiba-tiba ia merasa kangen pada anak itu. Bukan rasa rindu seorang ibu terhadap anaknya, tapi rasa rindu atas segala kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh adiknya, disaat bu Amalia butuh uang. ** Beberapa hari kemudian, Satria Irawan mendengar laporan dari kang Deden. "Kang Sat, kemarin pagi ada berita Erna sudah meninggal dunia. Saya langsung berangkat ke rumah sakit bersama Ricky, dengan

  • Ibu tiriku sang pelakor   32. Curahan hati Lina

    Selesai membisikkan sesuatu di telinganya, Lina menatap lekat ke wajah bu Amalia, dahinya mengernyit, terlihat ia sedang berpikir.Bu Amalia bingung menafsirkan tatapan Lina, ia jadi salah tingkah dan kehilangan gaya."Emmhm, maksudnya gini Lin.."Lina memotong,"Enggak teh, Lina gak berani pake begitu-begituan.. iya kalau bisa kena beneran, kalau gak.. nanti Lina malah diapain lagi gitu.. kayak dulu, kang Satria pernah KDRT ke Lina,""KDRT..?""Eeh, emang teteh belum tahu ceritanya ya? ""Maksudnya KDRT itu apa?" tanya bu Amalia."Itu singkatan, Kekerasan Dalam Rmah Tangga teh.."Bu Amalia mengangguk-angguk pelan."Oooh.. Gimana ceritanya..."Lina menarik nafas panjang,"Waktu itu, Lina sempat melaporkan ke pengadilan bahwa kang Satria telah menganiaya Lina.""Ah, masa sih?... emang kamu dipukul gitu?" Bu Amalia tidak percaya, dan penasaran.Lina menatap ke arah lain, pikirannya teringat kembali ketika terjadi pertengkaran pada hari itu."Enggak teh.. bukan dipukul. Kejadiannya sewa

  • Ibu tiriku sang pelakor   31. Bu Amalia temui Lina.

    Bu Amalia mengemudikan mobilnya keluar dari halaman rumah Satria Irawan. Membelok lalu melaju di jalan raya. Cahaya matahari pagi yang mulai mengeringkan embun pada rerumput dan dedaunan; membasuh mata Bu Amalia dalam perasaan yang kering, kosong, dan hampa. Entah apalagi yang harus diperjuangkan pada sisa usia yang semakin menua. Namun ia tak kehabisan akal liciknya, ia teringat sesuatu. Lina. Ya, Lina, mantan istri Satria Irawan yang mengurus anak perempuannya bernama Sherly. Sekarang usianya sekitar lima tahun. Sebenarnya Sherly bukan anak biologis Satria Irawan, tapi hasil perselingkuhan Lina dengan Robert. Lelaki bermental gigolo yang hanya bermodalkan rayuan pulau kelapa, untuk manfaatkan fasilitas, uang dan kenikmatan lain dari Lina. Setelah ketahuan, Robert menghilang begitu saja, tinggalkan Lina. Barangkali dalam benak Robert, dia merasa aman... karena Lina punya suami. Jadi kalaupun Lina hamil anaknya, tentu ada seorang bapak yang bakal mengurusnya. Seperti itulah ter

  • Ibu tiriku sang pelakor   30. Tentang Ricky

    Ricky memejamkan matanya kembali, dia pikir itu suara bayi tetangga sebelah yang memang kadang mengganggu tidurnya. Tak lama kemudian, dia merasa hendak ke toilet untuk buang air kecil. Ricky keluar dari kamar paviliun, bersamaan dengan bu Lastri yang keluar dari kamar karena mendengar tangisan Maya yang tak berhenti. Bu Lastri terkesima melihat ketampanan wajah Ricky yang terlihat dari samping, dan postur tubuhnya yang membelakangi, tapi Ricky tak menggubrisnya. Bu Lastri tidak tahu bahwa Ricky tak bisa melihatnya karena matanya buta. Beruntungnya Ricky sudah masuk ke dalam toilet, jadi mereka tidak sempat berpapasan. Bu Lastri buru-buru menggendong Maya dan membawanya masuk ke dalam kamar. Untungnya, setelah Maya digendong langsung diam tangisnya. Di dalam kamar pak Deden, pelayanan pagi pun dilanjutkan kembali. Keluar dari kamar mandi, Ricky mendengar suara rintihan bu Lastri "uh ah.. uh ah.." dari arah dalam kamar pak Deden. Ricky menuju ke pintu kamar pak Deden, Berbisik

  • Ibu tiriku sang pelakor   29. Jalan keluar bagi Ricky

    Satria Irawan turun dari mobil, diikuti oleh Ricky. Beberapa langkah kemudian, Ricky mengeluarkan kunci rumah dari dalam saku depan tas ranselnya, setelah membuka pintu depan, mereka lalu masuk ke dalam rumah. Di dapur terlihat pak Deden sedang memasak air, dia tak suka menggunakan air panas dari dispencer untuk menyeduh kopi, katanya lebih enak dengan air yang dimasak hingga mendidih. Pak Deden menoleh ke arah Satria Irawan yang baru saja masuk dari pintu depan. Sedangkan Ricky langsung menuju ke kamarnya. "Assalamualaikum kang Deden," "Wa alaikum salam... kok gak jadi ke Bandungnya ?" "Iya kang, tadi nolongin orang yang sedang kesusahan..." "Alhamdulillah.. Bagus itu kang Sat.. ibadah ya." Satria Irawan mengangguk pelan, "Ya nyicil-nyicil amal baik aja kang Den," sambil duduk bersila di karpet lantai disitu, "Ada berita apa aja dari kantor kang Den..? beberapa hari ini saya gak sempet mampir ke kantor" "Ada yang urgent sih kang.. Soal Erna. Apa kang Sat sudah

  • Ibu tiriku sang pelakor   28. Bu Lastri kepergok.

    Setiba di halaman parkir persis di samping mobil Satria Irawan, Rosita melihat Ricky tidur dengan lelapnya. Ia tak membangunkan Ricky, tapi langsung naik ke kursi di belakang. Namun tak disangka, Ricky malah jadi terbangun. Mata Ricky memang buta, tapi daya rasa inderanya cukup tajam. Dia mencium aroma tubuh Rosita yang amat dikenalinya, duduk di kursi belakang. "Mbak Ros..?" "Iya Rick.. kamu kok bisa tahu?" "Bisa mbak.. Ohya, siapa yang sakit mbak?" "Ibu saya Rick..." "Gak ditungguin?" "Sudah, tadi kata dokternya boleh ditinggal saja," "Oooh.. " "Kita antar mbak Rosita dulu ke rumahnya ya Rick.."kata Satria Irawan memotong. "Iya Pih.." Mobil Satria Irawan melaju di jalan raya menuju ke arah rumah Jerry. ** Setiba di depan rumah, Rosita langsung turun dan melambaikan tangannya kepada Satria Irawan. Ia pun melangkah masuk ke dalam rumah. Akan tetapi Rosita kaget, karena tiba-tiba melihat bu Lastri keluar dari kamar ibunya. Rambutnya masih terurai, seperti b

  • Ibu tiriku sang pelakor   27. Bu Minah matisuri.

    Rosita menatap kepergian Satria Irawan sampai keluar dari pintu ruang ICU. Kemudian Rosita memandangi wajah ibunya, matanya terpejam tapi bibirnya tersenyum. "Ibuu.. maafkan Ros ya.. Ros belum sempat membuat hati ibu senang, belum sempat membuat ibu hidup tenang tanpa harus bekerja mencari tambahan untuk biaya adik-adik sekolah." Rosita menciumi telapak tangan ibunya dengan dipenuhi rasa sayang yang teramat dalam. "Ros tahu, ibu sudah lelah... melewati perjalanan yang cukup panjang. Sekarang ibu sudah tenang... Maafkan Ros ya bu.. Ros janji akan menjaga adik-adik sebaik-baiknya bersama bapak nanti." Rosita bingung, bagaimana kalau ia menyampaikan hal ini kepada Jerry, ia tak mau dengar Jerry uring-uringan di rumah sakit. Itu sebabnya sengaja ia tidak memberitahukan Jerry, dia tak mau ada keributan yang tidak penting kalau Jerry tahu soal kematian ibunya. Pasti dia menyalahkan Rosita yang telah membawanya ke rumah sakit dan mengijinkan operasi kedua tersebut. Secara Jerry kadang-k

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status