Ibu Susu Anak Pria Miskin

Ibu Susu Anak Pria Miskin

last updateLast Updated : 2024-04-09
By:  Money AngelCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
110Chapters
3.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Bryan Frank hanya seorang kuli konstruksi tapi ia harus membesarkan putrinya sendirian setelah kekasihnya meninggalkannya bersama pria kaya. Bayi perempuannya sakit karena kekurangan asupan gizi, tapi yang dibutuhkan si kecil hanyalah ASI. Satu hari tanpa sengaja ia menolong Jane Hyde, seorang wanita kaya cantik yang ternyata adalah seorang penjual ASI di kalangan atas. “Aku tidak suka berhutang budi. Pertolonganmu akan kubayar lewat bayimu saja.” ucap Jane menawarkan balas budinya. *** Hai, kalian juga bisa membaca buku saya yang lainnya dengan judul: 1. Mantanku Gagal Move On 2. Istri Kecilku Bos Mafia

View More

Chapter 1

Dipecat

“Bryan, ini gajimu untuk minggu ini. Terima kasih karena kau selalu royal dan tidak perhitungan dengan tenaga.” ucap mandor proyek saat menyodorkan sebuah amplop berisi upah yang berhak Bryan terima.T

"Terima kasih, Ibu Bos. Tidak perlu seperti itu, aku menyukai pekerjaanku di sini.” Bryan menjawab. Di depan atasan wanitanya, pria bertubuh tegap yang wajah tampannya itu masih belum bersih dari debu proyek itu membuka isi amplopnya, “Wah, ini banyak sekali. Apa tidak salah?”

“Gajimu tetap seperti minggu-minggu sebelumnya. Aku hanya menambahkan sedikit, itu untuk putrimu bukan untukmu.” jawab wanita berkacamata itu padanya sambil tersenyum.

“Terima kasih, Bu Bos. Semoga keluargamu selalu sehat. Salam untuk suamimu juga.” Bryan menjawab dengan wajah terharu.

Atasannya berdiri dan mendekat pada Bryan, “Sudah, sudah Pergilah sekarang atau kau akan terlambat. Kau masih harus ke kedai ayam goreng, kan? Hati-hatilah di jalan dan tetap semangat, Papanya Lizzie!” atasannya itu menanggapi sambil mendorong Bryan keluar dari ruang kerjanya.

Bryan Frank, pria berusia 35 tahun itu memang seorang kuli bangunan di proyek pembuatan rumah sakit daerah Ostal Town, tapi ia juga pekerja di sebuah toko ayam goreng cepat saji pada malam harinya. Bryan disukai para rekan kerjanya karena ia tidak pernah perhitungan tenaga dan kinerjanya selalu memuaskan.

Semua itu Bryan lakukan untuk memenuhi kebutuhannya dan juga putri semata wayangnya yang masih berusia 4 bulan. Ya, Brian adalah seorang ayah tunggal bagi Lizzie setelah kekasihnya—Shelly Brown pergi meninggalkan Bryan dan bayi mereka karena satu alasan klise, uang.

Dua minggu lalu, Shelly meninggalkan Lizzie di tempat penitipan anak dan setelah itu mengabarkan pada Bryan lewat pesan singkat kalau ia akan menikah dengan pria tua kaya di luar kota. Hubungan tanpa pernikahan dengan Bryan membuat wanita tamak harta itu tidak berpikir dua kali untuk tetap bersama Bryan membesarkan bayi mereka.

Alhasil, Bryan harus menerima nasibnya mengurus sang bayi sendirian. Akan tetapi, pria berhati tulus itu tidak merasa terbebani dengan hadirnya Lizzie karena ia begitu menyayangi putri cantiknya itu.

“Hai, Super Dad. Ini orderan terakhir. Kau bisa pulang setelah mengantarkan pesanan ini ke alamatnya. Hati-hati di jalan, Bro!” Stu, rekan kerja di toko ayam goreng itu segera berlalu setelah berucap pada Bryan.

“Hmm, kau juga. Tutup tokonya dengan benar atau gelandangan nakal akan mencuri ayammu di frezzer, haha!” Bryan bergurau dan setelah itu mengambil pesanan yang harus ia antarkan di atas meja.

“Aster Motel? Untuk apa memesan ayam goreng? Apa di tempat itu tidak menyediakan menu ayam goreng tepung? Ada-ada saja.” Bryan bergumam, “Ah, sudahlah. Aku hanya harus mengantarkan ayam ini ke pelanggan dan menjemput Lizzie-ku yang manis.” sambungnya mengabaikan sedikit keanehan tentang pelanggan motel yang notabene menyediakan makanan, malah memesan ayam goreng tepung mereka.

Jalanan padat dan cenderung macet. Di sela waktu menunggu lampu merah berganti, Bryan melihat waktu pada layar ponselnya. Bukannya fokus melihat jam, ia malah teralihkan pada wajah si kecil menggemaskan yang menjadi wallpaper layar ponselnya. Itu mengingatkannya kembali pada percakapannya pada Shelly.

Ditinggal kabur kekasih dengan seorang bayi yang masih sangat membutuhkan kasih sayang ibu, tentu membuat Bryan kecewa. Akan tetapi, mengingat perangai Shelly yang tidak sabar dengan ekonomi mereka dan cenderung saat mengurus Lizzie, membuat mantan preman itu merelakan keadaannya.

Suara klakson mobil di belakangnya membuat Bryan tersadar dari lamunan dan melajukan kembal motornya. Tepat pukul delapan malam dan tidak lebih dari setengah jam perjalanan dengan motornya, Bryan tiba di depan Aster Motel. Ia segera masuk ke dalam setelah security di tempat penginapan itu mengizinkannya masuk.

Bryan mengetuk pintu kamar bernomor 314 di depannya, “Permisi... aku mengantar pesanan dari CK Shop.”

Setelah beberapa kali mengetuk pintu dan dua kali memanggil, akhirnya sahutan dari dalam kamar terdengar. Seorang pria berkepala botak dengan perut besarnya yang menyembul dari handuk kimono yang dikenakannya, muncul di depan pintu. Wajahnya terlihat tidak senang menatap Bryan.

“Kau sangat lambat! Aku akan mengajukan komplain pada toko kalian!” ketusnya pada Bryan.

Bryan segera menanggapi dengan sedikit menunduk, “Aku minta maaf karena sedikit terlambat. Ada galian parit di jalan menuju ke sini dan itu membuat jalur padat. Aku tidak akan mengulangi kesalahanku, Tuan.”

Tuan botak gendut itu mendengkus kesal, tapi wajah Bryan yang terlihat olehnya semakin menambah kemarahannya, “Kau Bryan, kan? Kau salah satu kuli anggotanya Nancy yang sering dipujinya itu, kan?”

Mendengar nama atasan wanitanya disebut, Bryan juga dengan cepat menanggapi siapa orang yang memarahinya itu. Ia menyadari kalau pria di depannya adalah manager proyek, atasan Nancy, “B-benar. Aku Bryan Frank, anggota Ibu—,”

“T-tolong...” suara merintih seorang wanita terdengar dari dalam sana, “Siapa pun, tolong aku...”

Bryan langsung melirik ke bosnya itu, tapi ekspresinya kini berubah. Pria botak itu terlihat kikuk di depannya.

“Bukan apa-apa. Pergilah.” Si Bos mengusir Bryan dan langsung mundur lalu menutup pintu. Tapi suara meminta tolong itu terus terdengar di telinga Bryan hingga ia pun menahan pintu sebelum tertutup sempurna.

“Tunggu, Bos. Ada yang meminta tolong di dalam sana. Kau juga mendengarnya, kan?” Bryan bertanya curiga.

“Sudah kubilang kau pergi saja. Ini bukan urusanmu, brengsek!” si bos marah dan mendorong Bryan, tapi karena perbedaan tenaga dan postur tubuh mereka, Bryan yang bertahan bukannya membuatnya mundur, tapi malah membuat pintu semakin terbuka lebar.

“Tolong...”

Suara merintih wanita terdengar lagi, dan itu semakin membuat bos Bryan itu panik dan kembali mendorong, mengusir Brian dari hadapannya, “Aku peringatkan padamu, ini bukan urusanmu. Pergilah!”

‘Prank!’ suara benda berbahan kaca terdengar jatuh dan sesosok wanita dengan pakaian berantakan terlihat oleh Bryan tengah berjalan terhuyung memegangi kepalanya, “Tolong... aku...”

Tanpa mengindahkan bos botaknya itu, Bryan mendorong pintu dan segera masuk saat melihat wanita yang meminta tolong itu nyaris terjatuh ke lantai, “Nona. Kau baik-baik saja?”

Menyadari ada yang menolongnya, wanita cantik yang wajahnya berkeringat dingin dan pucat itu kembali meminta tolong, “Bawa aku ke rumah sakit. Dia pria jahat. Tolong aku...”

“Jangan dengarkan dia. Tinggalkan dia bersamaku di sini. Dia istriku dan ini urusan rumah tangga kami. Kau akan menyesal kalau tidak mendengar perintahku.” Bos Botak memberi peringatan lagi.

“Tapi nona ini memerlukan tindakan medis. Dia sakit, Bos. Kita harus membawanya ke rumah sakit!” Bryan menolak mendengar perintah.

“Tinggalkan kami atau kau kupecat, Brengsek!” bos botak memaki lagi. Ia sangat murka.

Berdiri di antara pilihan ingin menolong tapi ia juga tidak ingin dipecat membuat Bryan bimbang. Akan tetapi, remasan tangan wanita itu di pakaian Bryan membuatnya kaget.

“Jangan percaya, bawa aku ke rumah sakit. Aku bukan istrinya, dia menjebakku. Aku juga tidak tahu kenapa ada di tempat ini...” dalam rintihan kesakitannya, wanita itu menjelaskan cerita singkat keadaannya sampai tidak berdaya seperti itu.

“Omong kosong. Cepat, tinggalkan kami atau kau kupecat!” ancam si bos lagi, tapi kali ini Bryan sudah memutuskan. Ia berdiri sambil mengangkat tubuh lemah wanita itu.

“Pecat saja kalau kau mau. Aku tidak sudi bekerja dalam diam padahal aku tahu sebajingan apa atasanku. Dan kau juga harus tahu kalau sudah tiga kali aku bertemu dan membantu istrimu. Lain kali aku akan bertanya tentang ibu bosku yang lebih dari satu.” dengan kalimat yang tenang, Bryan berjalan melewati si bos yang bahkan tidak berani melawan tatapan membunuh dari Bryan.

“K-kau? Beraninya kau! Kau dipecat, brengsek! Dasar miskin! Tidak berguna! Kau akan jadi gembel di jalanan lagi!”

“Ya, ya, ya... terserah kau, Botak mesum.” sambil berjalan, Bryan menjawab miris umpatan pria yang baru saja menjadi mantan bosnya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Gonjes91
buku yang menarik.
2024-03-16 14:11:51
0
110 Chapters
Dipecat
“Bryan, ini gajimu untuk minggu ini. Terima kasih karena kau selalu royal dan tidak perhitungan dengan tenaga.” ucap mandor proyek saat menyodorkan sebuah amplop berisi upah yang berhak Bryan terima.T"Terima kasih, Ibu Bos. Tidak perlu seperti itu, aku menyukai pekerjaanku di sini.” Bryan menjawab. Di depan atasan wanitanya, pria bertubuh tegap yang wajah tampannya itu masih belum bersih dari debu proyek itu membuka isi amplopnya, “Wah, ini banyak sekali. Apa tidak salah?”“Gajimu tetap seperti minggu-minggu sebelumnya. Aku hanya menambahkan sedikit, itu untuk putrimu bukan untukmu.” jawab wanita berkacamata itu padanya sambil tersenyum.“Terima kasih, Bu Bos. Semoga keluargamu selalu sehat. Salam untuk suamimu juga.” Bryan menjawab dengan wajah terharu.Atasannya berdiri dan mendekat pada Bryan, “Sudah, sudah Pergilah sekarang atau kau akan terlambat. Kau masih harus ke kedai ayam goreng, kan? Hati-hatilah di jalan dan tetap semangat, Papanya Lizzie!” atasannya itu menanggapi sambil
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more
Lizzie Sakit
Bryan mengantarkan wanita yang ditolongnya itu ke Unit Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit terdekat. Setelah mendaftarkan identitasnya, ia pamit pergi dan berjanji akan datang lagi ke sana esok hari pada perawat. Setelah itu ia langsung menuju ke tempat penitipan anak di mana Lizzie ia titipkan.“Maafkan aku, Nyonya Katty, aku sangat terlambat. Aku tidak akan mengulangi keterlambatanku ini. Maaf sekali karena sudah banyak merepotkanmu.” sambil menunduk, Bryan meminta maaf pada pemilik Day Care tersebut.“Sudahlah, Tuan Bryan. Telingaku sakit mendengarmu meminta maaf. Kau sudah menceritakan semuanya padaku dan aku bangga karena pria hebat yang kukenal penyayang bayinya, juga merupakan seorang pria penolong tanpa takut.” balas wanita lima puluh tahunan itu, “Lalu bagaimana kelanjutannya? Itu artinya kau tidak memiliki pekerjaan lagi, kan?”Nyonya Katty terlihat cemas setelah mendengar semua yang diceritakan Bryan padanya. Di mata Nyonya Katty, Bryan adalah sosok pria sempurna. Ia tampan,
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more
Menahan Sakit
‘Plak!’ sekali lagi, tamparan diterima wanita yang ditolong Bryan sebelumnya. Setelah mendatangi tempat kerja Bryan berdasarkan informasi yang didapatkan dari perawat tentang pria penolongnya, ia pulang ke apartemennya. Akan tetapi, bukannya mendapatkan perhatian dari suaminya, ia malah menerima kemarahan.Jane Rossalie Hyde, 35 tahun. Wanita cantik yang ditolong Bryan itu ternyata sudah menikah. Dia juga merupakan seorang Manajer di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang fashion ternama bernama AoS Fashion. Sedangkan pria yang menampar Jane adalah Harry Skinner, suami sekaligus atasan Jane yang menjabat CEO di sana."Dari mana saja kau sepanjang malam dan baru kembali sekarang, ha?! Apa kau tahu bagaimana aku menghadapi para pemegang aset yang bertanya bagaimana keputusan rencana pembangunan mall baru kita? Karena kau aku jadi kehilangan muka!" Harry habis-habisan memarahi istrinya tanpa kasihan pada Jane yang memegangi pipinya yang merah.Dengan mata merah yang menahan tangis, Ja
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more
Membalas Budi
Jane seketika menyentuh sebelah pipinya yang memar. Ia pun berbaling, “Ah, ini karena aku terbentur pintu lemari. Bukan satu hal besar yang harus dibahas saat ini.”“Ok, baiklah.” Bryan menjawab langsung saat ingat kalau wanita di hadapannya itu bukanlah siapa-siapa baginya, “Lalu, kenapa kau mencariku, Nona?”Jane merogoh isi tasnya. Ia mengeluarkan dan menyerahkan sebuah amplop coklat tipis pada Bryan, “Aku ingin membalas jasamu yang sudah menolongku tadi malam. Kalau bukan karenamu, mungkin saja aku sudah akan...”“Jangan diteruskan. Itu tidak perlu diingat dan aku juga melakukan itu karena rasa kemanusiaan. Tidak usah membalas apapun padaku, Nona.” Bryan berucap tegas tanpa membuka isi amplop tersebut.“Tidak apa. Tolong lihat dan terima saja isinya. Aku yang akan merasa buruk kalau tidak melakukan ini untukmu, Tuan.” Jane memaksa hingga Bryan tidak enak hati untuk tidak membuka isi amplop di tangannya.Bryan menaikkan sebelah alisnya saat melihat isi amplop, ‘Selembar cek?’ gumam
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more
Tawaran Pekerjaan
‘Dia memang seorang pria baik. Temannya tidak berbohong padaku. Ekspresi pria ini saat mengurusi bayinya juga tidak seperti sedang berakting.’ Jane membatin sambil memperhatikan Bryan yang tengah mengurusi Lizzie yang rewel karena popok basahnya diganti.Dari tempatnya duduk, Jane bisa melihat Bryan dan Lizzie dari kamar yang pintunya terbuka. Ia juga terus mengamati ruangan yang cukup kecil untuk ukuran rumah dan di setiap mata memandang selalu ada barang-barang keperluan bayi.Melihat itu, senyum Jane yang sempat mengembang kembali layu membayangkan bagaimana jika di rumahnya ada bayi. Itu pasti akan sangat ramai dan hubungannya bersama Harry tidak akan seburuk sekarang.Lamunan Jane buyar setelah tangisan Lizzie yang dibawa keluar kamar oleh Bryan mendominasi ruangan. Jane segera menghapus air mata yang terasa menggenang di pelupuk matanya.“Maafkan aku, Nona. Sepertinya aku belum bisa bicara dengan tenang denganmu. Bayiku baru selesai sakit, jadi dia sedikit rewel.” Bryan berucap
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more
Perselingkuhan Harry
Bryan mencoba menenangkan dirinya dari kebingungan atas kalimat mengejutkan Jane. Sambil menepuk lembut Lizzie di gendongannya, Jane menceritakan identitas lain tentangnya sebagai pendonor ASI.Tentang kecelakaan yang mengharuskannya menerima kenyataan harus kehilangan bayinya yang berharga. Tentu saja tanpa menjelaskan apa yang dialami oleh Harry yang tidak bisa memiliki anak lagi.“Aku ingin mengenang bayiku. Jadi aku memutuskan ingin membagi ASI-ku pada bayi yang membutuhkan. Dengan berbagi milikku seperti ini, aku merasa tidak kehilangan momentum di mana aku menyusui bayiku sendiri.” dengan senyum yang hangat pada Lizzie yang tertidur pulas, Jane mengatakan itu tanpa malu.“Aku ingin memberikan yang berlebih dariku pada bayi-bayi yang kekurangan ASI di luar sana. Entah itu karena ibu yang tidak bisa menyusui bayinya atau apapun itu. Aku hanya ingin membantu.” sambungnya menjelaskan.“Tapi, apa suamimu tidak marah, Nona—, ah, maksudku Nyonya. Apa suamimu tahu tentang profesi lainmu
last updateLast Updated : 2023-12-11
Read more
Hinaan Mama Mertua
Di hari yang sama Bryan diterima bekerja sebagai sopir Harry atas penilaian asisten CEO tersebut. Tapi tentu saja, semua persetujuan itu mengacu dari rekomendasi Jane.Setelah kembali dari kantor AoS Fashion, Bryan segera kembali ke apartemen majikan barunya untuk menjemput Lizzie. Benar saja, si kecil tampak segar dan ceria setelah ditinggalkan bersama Jane.Bryan juga senang karena putrinya tidak hanya disusui, tapi ia juga diberi stok ASI segar oleh Jane yang cukup untuk Lizzie semalaman. Ayah hebat itu berulang kali berterima kasih pada Jane karena banyak bantuan berharganya itu begitu berarti bagi Bryan.***Hari berganti dengan cepat. Harry yang baru saja bangun dari tidur lelahnya setelah bermain gila semalaman bersama Milan, mulai mencari ponselnya.Sebagai petinggi perusahaan tentu saja dirinya harus up-to-date dengan berita yang rutin diberikan dari asistennya. Harry mulai membaca pesan yang mengantri untuk dibuka, dan setelah cukup banyak membaca, ia memutuskan untuk menghu
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more
Sopir Baru
“Sampai jumpa lagi. Hati-hati di jalan!” Nyonya Betty berujar pada teman-temannya yang baru saja keluar dan meninggalkan unit apartemen Jane. Setelah itu sang ibu mertua menutup pintu dan bergegas berjalan menuju kamar tamu. Namun, beberapa saat kemudian suara bel pintu terdengar lagi. Ia kembali melangkah untuk membuka pintu karena mengira kalau panggilan itu masih temannya yang mungkin saja tertinggal sesuatu di ruang tamu. Tapi saat melihat siapa yang berdiri di sana, Nyonya Betty segera mengerutkan dahi. Ada seorang pria berpenampilan biasa atau lebih tepatnya lusuh jika di penglihatannya. Ditambah lagi, pria itu juga menggendong bayi. Tentu saja itu Bryan. “Siapa kau?” Nyonya Betty langsung bertanya curiga. “Hi, Nyonya. Namaku Bryan. Aku ingin menemui Nyonya Jane. Apakah dia ada?” Bryan menjawab sopan tanpa lupa menundukkan kepalanya sejenak sebagai penghormatan, sekalipun ia belum tahu siapa wanita paruh baya berpenampilan ‘wah’ di hadapannya. Asalkan keluar dari apartemen b
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more
Suaminya Curiga
“Aku pulang…” terdengar sapaan Harry dari depan pintu yang terbuka lalu tertutup kembali, “Astaga… lelah sekali. Jane, kau di mana?” sambungnya menggerutu.   “Aku di sini.” Jane terdengar gembira saat menjawab. Tapi itu bukan karena kepulangan suaminya, tapi senyuman si kecil Lizzie padanya lah yang membuatnya senang.   Namun jelas sekali hal itu membuat Harry seketika mengerutkan dahi, “Anak siapa itu?” tanyanya serius.   Senyuman Jane pun redup. Entah mengapa nada bicara suaminya tidak enak didengar, “Kenapa kau pulang terlambat? Aku menunggumu. Kau sangat tahu kalau mama sulit sekali kuberi penjelasan.”  
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more
Memulai Hari Pertama
“Dari bawah. Kaos kaki? Sudah. Sepatuku? Bagus, sudah mengkilap. Sekarang yang bagian atas. Ah, dasiku kurang rapi.” Bryan bergumam sendirian saat menilai penampilannya di depan cermin, “Sempurna!” pujinya pada diri sendiri.   Hari ini memang bukan yang pertama kalinya Bryan bekerja untuk Jane dan Harry, karena kemarin ia sudah mengantongi kesan baik dari para bos barunya. Tapi hari ini dirinya akan resmi bekerja, mengantar jemput Harry dari apartemennya ke kantor. Sudah pasti penampilan sopir CEO AoS Fashion haruslah rapi.   “Aku siap.” ujarnya mantap sebelum menoleh dan mendekat pada ranjang, di mana Lizzie yang sudah cantik dan wangi tertidur. Bryan mulai mengangkat—menggendong—Lizzie ke pelukannya, “Ayah akan bekerja dulu, Nak. Kau harus tetap menjadi a
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status