Share

Membalas Budi

Author: Money Angel
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Jane seketika menyentuh sebelah pipinya yang memar. Ia pun berbaling, “Ah, ini karena aku terbentur pintu lemari. Bukan satu hal besar yang harus dibahas saat ini.”

“Ok, baiklah.” Bryan menjawab langsung saat ingat kalau wanita di hadapannya itu bukanlah siapa-siapa baginya, “Lalu, kenapa kau mencariku, Nona?”

Jane merogoh isi tasnya. Ia mengeluarkan dan menyerahkan sebuah amplop coklat tipis pada Bryan, “Aku ingin membalas jasamu yang sudah menolongku tadi malam. Kalau bukan karenamu, mungkin saja aku sudah akan...”

“Jangan diteruskan. Itu tidak perlu diingat dan aku juga melakukan itu karena rasa kemanusiaan. Tidak usah membalas apapun padaku, Nona.” Bryan berucap tegas tanpa membuka isi amplop tersebut.

“Tidak apa. Tolong lihat dan terima saja isinya. Aku yang akan merasa buruk kalau tidak melakukan ini untukmu, Tuan.” Jane memaksa hingga Bryan tidak enak hati untuk tidak membuka isi amplop di tangannya.

Bryan menaikkan sebelah alisnya saat melihat isi amplop, ‘Selembar cek?’ gumamnya dalam hati. Tapi setelah ia melihat nominal yang tertulis di sana, Bryan melebarkan matanya seketika.

“Lima belas juta? Apa-apaan ini, Nona?” Bryan bertanya heran.

“Itu adalah rasa terima kasihku padamu, Tuan. Bagaimana? Apa nominalnya kurang? Aku bisa menambahkannya lagi untukmu. Sini, biar kusobek yang ini dan akan kubuatkan yang baru.” ucapan Jane semakin membuat Bryan terperangah.

Bryan mencubit pangkal hidungnya yang berdenyut sebelum berucap lagi pada Jane, “Bukan itu maksudku, Nona. Aku memang tidak bisa menerima ini karena aku menolongmu dengan tulus. Sekalipun aku miskin, aku tidak boleh memanfaatkan keadaan. Kuminta, ambil ini lagi dan simpanlah. Terserah kau ingin membuangnya ke mana, yang jelas aku tidak mungkin menerima ini.”

Harga diri Bryan begitu tinggi hingga ia tidak berpikir dua kali untuk menolak, sekalipun ia harus mendapatkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ASI untuk Lizzie. Akan tetapi Jane juga akan merasa lebih buruk kalau ia tidak melakukan apapun pada Bryan sebagai ungkapan balas budi.

“Tapi aku juga tidak akan diam tanpa membalas budi. Kalau tidak ingin kuberi uang, tolong katakan apa yang bisa kulakukan untukmu, Tuan... hmm.”

“Bryan Frank. Kau bisa memanggilku Bryan, Nona. Dan sekali lagi kukatakan kalau kau tidak perlu membalas apapun padaku.” Bryan masih tegas dalam pendiriannya, “Jika tidak ada hal lain lagi, aku permisi. Ini sudah masuk jam kerjaku, Nona.”

Bryan bangkit dari duduknya dan sedikit menunduk pada Jane untuk berpamitan. Itu membuat Jane segera berpikir keras.

“Lalu bagaimana tentang kau yang dipecat si botak brengsek itu? Aku juga bertanya pada suster di IGD tentangmu, tapi dia mengatakan kalau kau meninggalkanku di rumah sakit karena anakmu. Apa tidak ada hal yang bisa kulakukan untukmu, Tuan Bryan? Ayolah, jangan membuatku merasa buruk karena tidak melakukan apapun.”

“Aku tidak suka berhutang budi. Bagaimana kalau pertolonganmu akan kubayar lewat bayimu saja.” ucap Jane kembali menawarkan balas budinya.

Bryan berdiri mematung mendengar tentangnya yang memang bermasalah setelah pemecatannya sebagai kuli dan ia juga harus mencari uang lebih untuk Lizzie. Tapi setelah itu pria baik tersebut tersenyum miris dan menoleh lagi pada Jane.

“Terima kasih karena sudah peduli, tapi aku akan baik-baik saja, Nona. Selamat malam.” ucap Bryan yang kemudian berlalu menuju dapur toko ayam goreng tersebut.

Jane tidak percaya kalau di dunia yang kacau ini masih ada orang baik yang tulus menolong orang lain. Ia ingin menerima penolakan Bryan tapi hatinya menolak karena tidak bisa melakukan apapun pada penolongnya. Terlebih, kin Bryan kehilangan pekerjaannya setelah menolongnya dari pria bajingan malam itu.

Jane merasa harus menunggu sebentar lagi untuk bicara dengan Bryan, tapi yang ditunggu tidak juga menunjukkan batang hidungnya. Jelas saja tidak bertemu, karena Bryan memang sudah melakukan pekerjaannya, mengantarkan pesanan ayam goreng pelanggan toko tersebut.

“Permisi, Nona.” Seorang pria yang berpakaian karyawan toko tersebut menyapa Jane. Dia adalah Stu, “Apa kau masih ingin menunggu Bryan di sini?”

Jane menoleh padanya, “Hmm, ya. Aku belum selesai bicara dengannya. Memangnya kenapa?”

Stu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia terlihat kesulitan akan menjelaskan maksudnya pada Jane.

“Begini, Nona. Aku bukannya ingin ikut campur dengan urusan anda dengan temanku Bryan. Tapi...” Stu bicara lagi dan kini menoleh pada barisan pelanggan yang berdiri di depan kasir, “Aku hanya ingin bertanya, apa anda akan memesan sesuatu sambil menunggu?”

Sebelah alis Jane terangkat, “Memangnya kenapa?”

“Di sana, di depan kasir. Sudah banyak pelanggan yang menunggu meja kosong karena mereka ingin makan. Sementara anda di sini hanya duduk menunggu temanku tanpa mengorder apapun. Maafkan aku jika terdengar tidak sopan, tapi aku tidak tahu bagaimana mengatakan ini dengan baik kalau sebaiknya anda...”

“Baiklah, aku mengerti. Maafkan aku karena mengganggu waktu kalian. Aku akan pergi.” Stu terhenti saat Jane menjawab seketika. Wanita cantik dengan tinggi semampai itu berdiri dan akan melangkah. Tapi Stu menahannya lagi.

“Nona, setengah jam lagi waktu istirahatku. Aku bisa memberitahumu tentang Bryan, karena sepertinya kau tulus untuk membantu temanku itu. Yakinlah, aku tidak ingin meminta apapun. Aku hanya ingin membantumu membalas budi dan membuat temanku memiliki jalan keluar dari masalahnya.” Stu tersenyum memberitahukan itu pada Jane.

Sementara itu di tempat berbeda, ada Bryan yang dengan sigap mengantarkan pesanan-pesanan ayam goreng tepung yang masih mentah pada langganan tetap toko mereka, ditambah lagi dengan pesanan eceran via aplikasi pesan antar.

Bryan meminggirkan sepeda motornya di sisi kiri jalan yang sepi. Ia duduk di sebelah pot besar berisi bunga Bougenville yang menghiasi bahu jalan. Sambil menyesap kopi kalengan yang baru dibelinya, Bryan kembali memikirkan tawaran balas budi Jane tadi.

‘Lima belas juta bukan uang yang sedikit. Itu banyak dan bisa mencukupi kebutuhan bulananku bersama Lizzie selama tiga bulan. Jika kuambil, upah antar ayam goreng akan menutupi biaya tambahan membeli ASI di rumah sakit. Semuanya akan berjalan baik dalam beberapa bulan ke depan sementara aku mencari pekerjaan baru.’

‘Tapi kalau itu benar kuambil, lalu apa bedanya aku dengan bajingan yang akan melecehkan wanita itu? Bukankah aku sama brengseknya dengan si botak?’

Bryan terus memikirkan Jane dan uang tadi sambil berulang kali menoleh pada kendaraan yang sesekali melintas di jalan. Sampai isi kopi kalengan di tangannya habis, barulah Bryan menghela napas kasar dan bangkit dari sana.

“Aku harus menjemput Lizzie. Aku tidak ingin kemalaman lagi dan merepotkan Nyonya Katty. Putriku juga membutuhkanku.” gumamnya sendirian dan mulai menghidupkan mesin motornya lagi menuju Day Care milik Nyonya Katty.

Setelah berterima kasih dan memosisikan gendongan bayinya dengan benar, Bryan segera kembali ke rumahnya. Dari pengantar ayam tepung, kini Bryan berganti peran menjadi ayah siaga bagi putri kecilnya yang cantik.

Keadaan Lizzie sudah lebih baik setelah demamnya reda. Sesuai anjuran dokter untuk meminum ASI, Bryan membeli ASI yang dijual di rumah sakit dan benar saja, si kecil memang terlihat lebih nyaman tertidur, mungkin  karena perutnya kenyang dengan makanan yang sesuai untuknya.

Akhirnya, Bryan bisa tidur lebih nyenyak dan hanya sesekali terbangun untuk memberi ASI lagi untuk Lizzie sesuai jam. Tubuh si ayah hebat itu kembali bugar di pagi hari dan ia siap mengantarkan Lizzie ke Day Care lagi karena ia akan mencari pekerjaan baru.

Namun, ketika ia masih bersiap menyediakan peralatan dan kebutuhan Lizzie yang akan dibawa, suara ketukan pintu terdengar berulang dan itu membuat Bryan terganggu.

Ia segera berjalan ke depan dan membuka pintu, “K-kenapa kau ada di sini?”

“Bukannya aku sudah bilang padamu kalau aku tidak suka berhutang budi. Pertolonganmu akan kubayar lewat bayimu saja dan kurasa kau membutuhkanku dalam masalahmu.” ucap Jane menekankan pendiriannya tanpa ragu.

Related chapters

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Tawaran Pekerjaan

    ‘Dia memang seorang pria baik. Temannya tidak berbohong padaku. Ekspresi pria ini saat mengurusi bayinya juga tidak seperti sedang berakting.’ Jane membatin sambil memperhatikan Bryan yang tengah mengurusi Lizzie yang rewel karena popok basahnya diganti.Dari tempatnya duduk, Jane bisa melihat Bryan dan Lizzie dari kamar yang pintunya terbuka. Ia juga terus mengamati ruangan yang cukup kecil untuk ukuran rumah dan di setiap mata memandang selalu ada barang-barang keperluan bayi.Melihat itu, senyum Jane yang sempat mengembang kembali layu membayangkan bagaimana jika di rumahnya ada bayi. Itu pasti akan sangat ramai dan hubungannya bersama Harry tidak akan seburuk sekarang.Lamunan Jane buyar setelah tangisan Lizzie yang dibawa keluar kamar oleh Bryan mendominasi ruangan. Jane segera menghapus air mata yang terasa menggenang di pelupuk matanya.“Maafkan aku, Nona. Sepertinya aku belum bisa bicara dengan tenang denganmu. Bayiku baru selesai sakit, jadi dia sedikit rewel.” Bryan berucap

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Perselingkuhan Harry

    Bryan mencoba menenangkan dirinya dari kebingungan atas kalimat mengejutkan Jane. Sambil menepuk lembut Lizzie di gendongannya, Jane menceritakan identitas lain tentangnya sebagai pendonor ASI.Tentang kecelakaan yang mengharuskannya menerima kenyataan harus kehilangan bayinya yang berharga. Tentu saja tanpa menjelaskan apa yang dialami oleh Harry yang tidak bisa memiliki anak lagi.“Aku ingin mengenang bayiku. Jadi aku memutuskan ingin membagi ASI-ku pada bayi yang membutuhkan. Dengan berbagi milikku seperti ini, aku merasa tidak kehilangan momentum di mana aku menyusui bayiku sendiri.” dengan senyum yang hangat pada Lizzie yang tertidur pulas, Jane mengatakan itu tanpa malu.“Aku ingin memberikan yang berlebih dariku pada bayi-bayi yang kekurangan ASI di luar sana. Entah itu karena ibu yang tidak bisa menyusui bayinya atau apapun itu. Aku hanya ingin membantu.” sambungnya menjelaskan.“Tapi, apa suamimu tidak marah, Nona—, ah, maksudku Nyonya. Apa suamimu tahu tentang profesi lainmu

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Hinaan Mama Mertua

    Di hari yang sama Bryan diterima bekerja sebagai sopir Harry atas penilaian asisten CEO tersebut. Tapi tentu saja, semua persetujuan itu mengacu dari rekomendasi Jane.Setelah kembali dari kantor AoS Fashion, Bryan segera kembali ke apartemen majikan barunya untuk menjemput Lizzie. Benar saja, si kecil tampak segar dan ceria setelah ditinggalkan bersama Jane.Bryan juga senang karena putrinya tidak hanya disusui, tapi ia juga diberi stok ASI segar oleh Jane yang cukup untuk Lizzie semalaman. Ayah hebat itu berulang kali berterima kasih pada Jane karena banyak bantuan berharganya itu begitu berarti bagi Bryan.***Hari berganti dengan cepat. Harry yang baru saja bangun dari tidur lelahnya setelah bermain gila semalaman bersama Milan, mulai mencari ponselnya.Sebagai petinggi perusahaan tentu saja dirinya harus up-to-date dengan berita yang rutin diberikan dari asistennya. Harry mulai membaca pesan yang mengantri untuk dibuka, dan setelah cukup banyak membaca, ia memutuskan untuk menghu

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Sopir Baru

    “Sampai jumpa lagi. Hati-hati di jalan!” Nyonya Betty berujar pada teman-temannya yang baru saja keluar dan meninggalkan unit apartemen Jane. Setelah itu sang ibu mertua menutup pintu dan bergegas berjalan menuju kamar tamu. Namun, beberapa saat kemudian suara bel pintu terdengar lagi. Ia kembali melangkah untuk membuka pintu karena mengira kalau panggilan itu masih temannya yang mungkin saja tertinggal sesuatu di ruang tamu. Tapi saat melihat siapa yang berdiri di sana, Nyonya Betty segera mengerutkan dahi. Ada seorang pria berpenampilan biasa atau lebih tepatnya lusuh jika di penglihatannya. Ditambah lagi, pria itu juga menggendong bayi. Tentu saja itu Bryan. “Siapa kau?” Nyonya Betty langsung bertanya curiga. “Hi, Nyonya. Namaku Bryan. Aku ingin menemui Nyonya Jane. Apakah dia ada?” Bryan menjawab sopan tanpa lupa menundukkan kepalanya sejenak sebagai penghormatan, sekalipun ia belum tahu siapa wanita paruh baya berpenampilan ‘wah’ di hadapannya. Asalkan keluar dari apartemen b

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Suaminya Curiga

    “Aku pulang…” terdengar sapaan Harry dari depan pintu yang terbuka lalu tertutup kembali, “Astaga… lelah sekali. Jane, kau di mana?” sambungnya menggerutu. “Aku di sini.” Jane terdengar gembira saat menjawab. Tapi itu bukan karena kepulangan suaminya, tapi senyuman si kecil Lizzie padanya lah yang membuatnya senang. Namun jelas sekali hal itu membuat Harry seketika mengerutkan dahi, “Anak siapa itu?” tanyanya serius. Senyuman Jane pun redup. Entah mengapa nada bicara suaminya tidak enak didengar, “Kenapa kau pulang terlambat? Aku menunggumu. Kau sangat tahu kalau mama sulit sekali kuberi penjelasan.”

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Memulai Hari Pertama

    “Dari bawah. Kaos kaki? Sudah. Sepatuku? Bagus, sudah mengkilap. Sekarang yang bagian atas. Ah, dasiku kurang rapi.” Bryan bergumam sendirian saat menilai penampilannya di depan cermin, “Sempurna!” pujinya pada diri sendiri. Hari ini memang bukan yang pertama kalinya Bryan bekerja untuk Jane dan Harry, karena kemarin ia sudah mengantongi kesan baik dari para bos barunya. Tapi hari ini dirinya akan resmi bekerja, mengantar jemput Harry dari apartemennya ke kantor. Sudah pasti penampilan sopir CEO AoS Fashion haruslah rapi. “Aku siap.” ujarnya mantap sebelum menoleh dan mendekat pada ranjang, di mana Lizzie yang sudah cantik dan wangi tertidur. Bryan mulai mengangkat—menggendong—Lizzie ke pelukannya, “Ayah akan bekerja dulu, Nak. Kau harus tetap menjadi a

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Curahan Hati Istri Tersakiti

    “Stu, aku sudah di depan bar ini. Kau sudah memastikan kasir bar itu sudah tahu kalau aku yang akan datang, kan?” Bryan terlihat bicara dengan seseorang di sambungan telepon, “Baiklah, aku masuk sekarang.” sambungnya lalu menutup panggilan. “Ada-ada saja. Kenapa aku masih harus berpura-pura menakuti orang seperti ini lagi?” Bryan menggerutu sebelum masuk ke sebuah bar yang buka selama 24 jam. Kedatangan Bryan ke sana karena Stu meminta tolong padanya untuk menagih uang pesanan ayam olahan yang sudah satu minggu tidak dibayarkan kasir bar pada toko ayam goreng di tempat Bryan bekerja sebelumnya. Di samping itu, yang biasa menagih ke pelanggan memanglah Bryan. Postur tubuhnya yang besar bak binaragawan dan tampangnya yang tegas mampu menakuti para pelanggan yang sulit membayar. Bryan berjalan masuk, langkahnya langsung tertuju pada meja bartender karena hanya di sanalah ia menemukan pekerja bar tersebut, “Hai!” sapan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Melupakan Ciuman

    “Apa katamu? Kau menyuruhku menguntit apa saja yang dilakukan supirmu? Yang benar saja. Memangnya apa yang membuatnya penting di matamu?” dengan ekspresi kesalnya, Milan mengutarakan keberatan. Ia harus mengikuti apa saja yang dilakukan supir Harry, tentu saja itu lelucon.Milan bahkan menyibakkan selimut yang menutupi tubuh polosnya setelah bercinta dengan Harry. Sambil mendengus kesal ia memberi kalimat penolakan lagi, “Kau kira waktuku sangat tidak berharga?” sambungnya sambil memunguti pakaiannya yang berceceran di lantai.Sementara itu Harry juga memosisikan tubuhnya untuk duduk–bersandar di bantalan ranjang, “Kalau kau keberatan, tolong carikan aku orang yang mau membuntutinya. Aku akan membayarnya, tenang saja.”Harry terlihat lebih santai. Ia bahkan mulai menghidupkan rokoknya sambil memperhatikan Milan berpakaian, “Benar. Cari saja orang lain karena kau harus menem

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Bahagia Yang Sempurna

    Di sebuah tempat bernama Taman Eden, Bryan sedang merekam keceriaan sambil mengawasi Sunny dan Shine yang sedang berlarian mengejar kupu-kupu yang beterbangan di padang rumput indah di sana. Para pria kecil tampan itu kini genap berusia dua tahun.Sunny dengan rambut hitam sedikit ikal khas ayahnya, berlari mengejar kupu-kupu yang sempat hinggap di ujung rambut coklat adiknya–Shine. Mereka kembar identik dengan semua kemiripan yang nyaris sama. Hanya warna rambut mereka yang membedakan keduanya. Sunny berwarna rambut si ayah, sedangkan Shine memiliki tipe dan warna rambut ibu mereka.Lalu, di mana Jane saat ini?Jane masih di kawasan yang sama. Ia ditemani Lizzie yang saat ini berdandan cantik seperti sang mama. Si cantik Lizzie menaruh seikat bunga mawar putih di atas sebuah pusara yang terdapat foto wanita yang kecantikannya mirip Jane.“Ibu, aku datang. Maaf karena lama sekali aku tidak mengunjungi Ibu.” ucap Jane sambil memandangi foto ibunya lalu ke arah Lizzie, “Tapi kali ini ak

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Bonus Chapter: Siaran Langsung Panas

    “Hi, welcome back to my channel! Super Dad kembali menyapa kalian, haha! Bagaimana kabar kalian semua, huh?” Dengan headphone menutupi telinga, Bryan duduk di depan layar komputernya, menyapa para penonton dunia maya yang saat ini sedang berinteraksi dengannya. Ya, setelah dua bulan lamanya hiatus, Bryan baru kembali membuka live-nya lagi. Itu juga karena bujukan Jane setelah Mia merengek padanya agar Bryan mau melakukan Live lagi. Mia dan Miquel kelimpungan menanggapi para klien yang produknya harus segera direview secara live oleh Bryan.Alasan Bryan menolak tidak melakukan live karena ia sedang menikmati masa indahnya mengurus si kembar. Ia tidak ingin diganggu saat memerankan tokoh ayah hebat bagi Lizzie, Sunny, dan Shine.‘Akh, Papa Lizzie! I miss U so much!’‘Woah, papa superku akhirnya kembali!’‘Bryan sayang, kenapa kau baru muncul?’‘Seratus penonton pertama hadir!’‘Bla… bla… bla…’Bryan tersenyum membaca satu-persatu komentar di kolom chat yang membanjiri live-nya saat in

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Kebahagiaan Yang Sempurna

    Berkat usaha Bryan yang terus menghujani Jane dengan cintanya sepanjang malam saat itu, Jane akhirnya mengandung bahkan dua sekaligus. Hari ini si kembar pun telah dilahirkan dengan sehat dan selamat, berikut sang ibu yang sudah merasa lebih baik.Ternyata, perpisahan itu tidak selamanya menjadi duka. Buktinya, kepergian Bryan saat itu masih meninggalkan kebahagiaan di rahim Jane sehingga membuatnya masih bisa bertahan dalam kesepian.Harry juga meninggal, menambah duka besar untuk Jane. Tapi itu adalah takdir yang memang harus berjalan.Umur Harry sudah ditakdirkan berakhir, dan bersamaan dengan itu datang kebahagiaan baru bagi Jane. Bryan kembali dan bayi kembar mereka lahir ke dunia, menggantikan sakit, duka, dan hancurnya hati Jane selama berbulan-bulan.Ya, kini hari berjalan seperti semula. Bahagia, ceria, dan penuh cinta. Terlebih dengan hadirnya dua bayi tampan di keluarga mereka. Kebahagiaan mereka terasa lengkap dan sempurna.*** Pagi-pagi sekali ruangan di mana Jane dirawa

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Kepanikan Menyambut Si Kembar

    Bryan terkulai lemas dan menjatuhkan kasar tubuhnya ke sandaran bangku taman. Tanpa suara untuk menanggapi, tanpa suara isakan tangis, Bryan memejamkan matanya hingga air mata itu tumpah mengalir dengan derasnya."Sekarang kau sudah tahu fakta yang sebenarnya, kan? Temani Jane yang pasti membutuhkanmu di sampingnya, Bryan." ucap Tuan Steven sembari menepuk lutut Bryan sebelum pergi meninggalkan menantunya itu.Baru saja orang tua itu ingin beranjak dari sana, suara kegaduhan terdengar dari arah rumah duka. Nampak di sana banyak orang yang sibuk dan panik. Tidak lama, terlihat beberapa pria membopong seseorang yang sepertinya pingsan.Mata Tuan Steven segera melebar kala menyadari orang yang dibopong keluar dari rumah duka adalah putrinya sendiri.“Bryan, cepat ke sini!” panggilnya pada Bryan yang segera terkesiap saat menyadari keadaan. Ia berlari sekuat mungkin untuk menghampiri kerumunan orang yang membopong istrinya.“Jane, kau kenapa, Sayang? Buka matamu dan lihat aku, Jane!” pang

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Fakta Yang Terlambat

    ‘Bryan, Harry sudah tidur dengan tenang…’Ucapan Paman Tim lewat panggilan tersebut membuat Bryan menghentikan niat awalnya yang ingin langsung mengakhiri sambungan telepon mereka. Ia masih insecure pada dirinya sendiri untuk berhadapan dengan Jane lagi."Jangan bercanda, Paman. Ini tidak lucu sama sekali. Tidak baik bercanda seperti ini, Paman,” ucap Bryan menyangkal tidak percaya saking terkejutnya.Bryan terus diam sembari mendengarkan ucapan demi ucapan yang Paman Tim ceritakan padanya. Demi apapun, saat ini tubuh Bryan bak tidak bertulang. Bagaimana mungkin Harry benar-benar meninggalkan. Jane seperti itu, sementara dirinya sudah merelakan Jane padanya? Setidaknya Harry harus sehat kembali dan hidup baik dengan Jane. Bryan sungguh tidak dapat menerima kabar sedih itu.Setelah mendengar hal itu, Bryan memutuskan untuk datang kembali ke London dan melihat langsung keadaan suasana duka di sana. Bersama Mia dan Miguel yang membawa Lizzie.Seperti apa hancurnya hati Bryan saat ini han

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Hari Tanpa Jane

    “Tuan Bryan, aku sudah membuat reservasi. Aku seorang penggemarmu. Ayo, duduk bersama di mejaku saja!”“Tuan Bryan. Kumohon berfoto denganku. Aku fans-mu, Papa Lizzie!”“Ya Tuhan, kau lebih gagah dari yang kulihat di Youyube!”“Lizzie, Sayang. Aku ingin menjadi ibumu! Akh!!!”Banyak sorakan dari banyak penggemar yang kesemuanya nyaris wanita. Semuanya berteriak memanggil sosok pria tampan nan gagah yang saat ini menggendong bayi satu tahun setengah di pelukannya.Ya, pria itu tentu saja Bryan dan Lizzie. Kini mereka menjadi pusat perhatian dari para penggemarnya saat baru saja memasuki area wawancara yang diadakan di sebuah mall terkenal di kota kelahiran Lizzie.Setelah berpisah dari Jane dan pergi dari kehidupan mewah, Bryan membawa Lizzie kembali ke negara asal Bryan. Di sana ia memulai kembali hidupnya bersama putri kecilnya.Mulai lagi dari titik nol seperti dulu, tapi pria itu tidak menjadi buruh konstruksi seperti dulu, melainkan membuka usaha sendiri dengan uang tabungan yang

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Akhir Kisah Harry

    Sebenarnya hidup mereka sempurna jika tidak diselingi konflik batin Harry hingga menyebabkan perpisahan. Seharusnya mereka akan baik-baik saja dan melewatkan moment-moment berharga yang bahagia.Waktu terus berjalan… Seperti halnya hidup orang lain… Jane dan Harry melewati masa naik dan turun.Tapi setelah mengalami masa-masa sulit itu, mereka menyadari satu hal.Terkadang kehidupan harus membiarkan manusia mengacaukan semuanya. Karena dengan begitu, manusia baru bisa melihat setiap kegagalan, kesedihan, dan patah hati itu seperti apa rasanya dalam hidup ini.Jika tidak seperti itu, manusia tidak akan dapat menghargai setiap tawa, cinta, dan kebersamaan dengan orang-orang tersayang mereka. Agar setelahnya, manusia bisa hidup lebih baik dan bahagia…Hari terus berganti tapi kondisi Harry semakin tidak memungkinkan. Dari menghilangnya daya penglihatan dan menurunnya daya ingat, Harry seperti bayi yang lahir dengan kelainan mental. Tidak merespon apapun, tidak bicara apapun, dan hanya te

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Hari Berlalu Begitu Saja

    Harry sudah didaftarkan sebagai salah satu pasien di salah satu rumah sakit penanganan Kanker di salah satu negara maju Eropa.Saat ini pengobatan Kanker Kelamin dapat dilakukan melalui berbagai cara di antaranya adalah melalui operasi, radioterapi, kemoterapi, atau kombinasi ketiganya. Salah satu pengobatan Kanker Kelamin adalah dengan obat antikanker atau biasa disebut kemoterapi.Dan saat ini Harry tengah tertidur di samping Jane yang terus menungguinya di sebelah ranjang pasien. Dilihat oleh Jane dengan seksama, wajah Harry yang semakin hari makin pucat dan kecil.Belakangan ini nafsu makan Harry terus berkurang. Harry hanya ingin sedikit makan dan lebih memilih banyak minum. Dan itu mungkin saja efek dari kemoterapi yang Harry ia jalankan.Sangat panjang sang dokter menjelaskan tentang kondisi Harry pada Jane selaku wali pasien, ditemani Dokter Sam yang menangani Harry, yang memang sudah menjadi temannya dan juga sebagai seorang yang terus memantau kesehatan Harry beberapa bulan

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Jika Dulu

    Beberapa hari sudah Harry dirawat intensif dan akhirnya ia dibolehkan untuk berpindah ke ruang rawat biasa. Pihak keluarganya, terutama Nyonya Betty dan suaminya sudah berkunjung menjenguk putra mereka. Sekalipun mereka mendidik Harry dengan keras, api anak tetaplah anak. Keduanya turut bersedih dengan keadaan Harry saat ini.Jane bersama mereka, menceritakan semua yang ia tahu dan hadapi tentang Harry, berikut tentang kemandulan yang selama ini disalah sangka oleh keluarga Harry. Nyonya Betty dan suaminya tertunduk malu pada Jane dan juga Tuan Steven yang sudah beberapa hari di sana untuk menemani putrinya menjaga Harry. Kedua pasangan itu merasa bersalah dan menerima konsekuensi dari semua perbuatan buruk mereka pada Jane.Namun, Jane dan ayahnya yang pemaaf, tidak mempermasalahkan masa lalu. Hingga akhirnya semuanya sepakat untuk fokus pada penyembuhan Harry.Harry sendiri sudah sangat bahagia karena bisa merasakan rasanya dirawat dengan kelembutan oleh Jane lagi. Akan tetapi, saa

DMCA.com Protection Status