Home / Romansa / Ibu Susu Anak Pria Miskin / Perselingkuhan Harry

Share

Perselingkuhan Harry

Author: Money Angel
last update Last Updated: 2023-12-11 15:37:51

Bryan mencoba menenangkan dirinya dari kebingungan atas kalimat mengejutkan Jane. Sambil menepuk lembut Lizzie di gendongannya, Jane menceritakan identitas lain tentangnya sebagai pendonor ASI.

Tentang kecelakaan yang mengharuskannya menerima kenyataan harus kehilangan bayinya yang berharga. Tentu saja tanpa menjelaskan apa yang dialami oleh Harry yang tidak bisa memiliki anak lagi.

“Aku ingin mengenang bayiku. Jadi aku memutuskan ingin membagi ASI-ku pada bayi yang membutuhkan. Dengan berbagi milikku seperti ini, aku merasa tidak kehilangan momentum di mana aku menyusui bayiku sendiri.” dengan senyum yang hangat pada Lizzie yang tertidur pulas, Jane mengatakan itu tanpa malu.

“Aku ingin memberikan yang berlebih dariku pada bayi-bayi yang kekurangan ASI di luar sana. Entah itu karena ibu yang tidak bisa menyusui bayinya atau apapun itu. Aku hanya ingin membantu.” sambungnya menjelaskan.

“Tapi, apa suamimu tidak marah, Nona—, ah, maksudku Nyonya. Apa suamimu tahu tentang profesi lainmu ini?” Bryan bertanya lagi.

“Tidak pada awalnya, namun perlahan suamiku mengerti. Tapi tentu saja ada batasan yang harus aku lakukan agar semuanya baik-baik saja untukku dan semua pihak. Aku hanya diperbolehkan memberi ASI-ku pada anak-anak yang identitasnya jelas agar di kemudian harinya tidak akan terjadi banyak masalah.”

“Tapi memang kebanyakan bayi yang mendapatkan ASI -ku adalah anak dari orang berada. Kau pasti mengerti banyak wanita kaya yang lebih mementingkan bentuk tubuh mereka ketimbang menyusui bayi mereka. Berbeda dengan wanita yang berasal dari kalangan bawah. Kebutuhan ekonomi yang tinggi membuat mereka tidak berpikir dua kali untuk membeli ASI untuk bayi mereka.” Jane menjawab dengan fakta yang sering kali nyata terjadi.

Ia juga menjelaskan kalau ASI-nya itu hanya diberikan pada bayi dari keluarga yang jelas, berikut orang tua dan agama mereka. Semuanya harus jelas antara pendonor dan penerima ASI.

Namun, Jane berbohong tentang izin suaminya. Jelas saja izin dari Harry mustahil ia dapatkan. Dan bagaimanapun, juga Bryan adalah orang luar yang tidak perlu tahu tentang masalah dalam rumah tangga mereka.

“Bagaimana Tuan Bryan Frank? Kau bisa mengambil penawaran dariku dan pergi ke AoS Fashion secepatnya. Kalau kau tidak menerima uang sebagai bayaran jasamu yang besar padaku kemarin, aku akan membalasnya dengan hal yang sama. Hari ini aku mengambil cuti, suamiku juga sedang melakukan perjalanan bisnis keluar kota. Kau bisa meninggalkan bayimu sebentar bersamaku selagi kau mengikuti tes oleh asisten suamiku.” Jane berucap lagi, dan ucapannya kali ini membuat Bryan terdiam sejenak untuk mengambil keputusan.

“Baiklah, Nyonya. Aku akan mengambil kesempatan ini.” Bryan akhirnya menjawab penawaran yang diberikan untuknya dengan yakin.

“Bagus. Bergegaslah sekarang juga. Aku juga akan kembali ke apartemenku. Jemput si kecil di sana setelah kau kembali dari AoS. Bagaimanapun juga sebagai sopir suamiku, kau harus tahu di mana kami tinggal.” Jane berucap lagi dengan senyumnya yang tenang.

Di tempat yang berbeda, di mana suami Jane—Harry berada. CEO tampan itu memang sedang melakukan perjalanan ke luar kota, tapi dengan konteks berbeda dan di luar pekerjaannya di Aos Fashion. Ia pergi bersenang-senang dengan seorang wanita berambut pirang yang berpakaian ketat hingga menonjolkan semua bentuk tubuhnya.

Mereka baru sampai ke hotel dan kini sudah di depan pintu kamar sweet room bernomor 14. Tubuh sintal wanita cantik bernama Milan itu terhuyung sesaat setelah membuka pintu dan Harry menggendongnya secara tiba-tiba.

“Hei, Babe. Kenapa kau sangat tidak sabaran seperti ini? Aku tidak akan lari sekalipun kau memainkanku sepanjang hari. Ayolah, segarkan dirimu dulu dan setelah itu kita akan bersenang-senang.” dengan nada manja Milan berucap sambil mengalungkan kedua tangannya di leher Harry.

“Tidak. Aku begitu merindukanmu. Sudah seminggu lamanya aku tidak melakukan pelepasan sempurna.” Harry menjawab dengan napas yang sudah menggebu pada wanitanya itu. Ia bahkan tidak ingin menunggu lama untuk segera menghirupi aroma tubuh Milan yang sejak bertemu sudah memikatnya.

“Lalu apa gunanya Nyonya besar di rumahmu itu? Cuma kau jadikan pajangan, huh? Ya ampun, kasihan sekali kekasihku ini.” seolah sedang memberikan ketenangan pada anak kecil, Milan mengusap lembut rambut Harry yang saat ini terus menenggelamkan wajah di tengah bukit kembarnya.

“Jangan membahas wanita itu saat ini. Kau akan merusak mood-ku dan kau akan kewalahan menungguku melakukan pelepasan. Jadi biarkan aku melakukan apa yang ingin kulakukan dan layani aku seperti raja. Aku tidak membayarmu untuk bicara tentang istriku, kan?” dengan suaranya yang serak menahan hasrat, Harry memberi peringatan pada Milan untuk tidak membahas Jane saat mereka akan bersenang-senang.

“Alright, my King. As you wish...” Milan menjawab dengan bergairah. Keduanya bertukar saliva dengan panas hingga ruangan Sweet Room itu mulai didominasi dengan suara-suara kenikmatan.

Berselang beberapa waktu dengan adegan yang lebih gila, tanpa sengaja Milan menoleh pada ponsel Harry yang menyala tanpa suara. Di layarnya tertulis ‘Jane Istriku’ sedang memanggil. Melihat itu, seketika muncul senyuman licik di bibir Milan.

Tanpa sepengetahuan Harry, jari Milan terarah untuk menggeser icon di ponsel kekasihnya itu hingga panggilan dari Jane pun tersambung.

‘Jangan alihkan wajahmu dariku, Jalang! Ahhh, sial. Kenapa kau begitu nikmat! Aku bisa mati gila karenamu!’

‘Terus, Babe. Panggil aku dengan lebih kasar! Hentakkan lebih kuat, Babe. Oh, yeah... Ah, yes, Babe!’

Suara kenikmatan yang menjijikkan itu terdengar jelas di telinga Jane. Awalnya ia berharap Harry menjawab panggilannya agar mereka bisa bicara dengan baik. Akan tetapi, alih-alih bisa mengatakan apapun pada suaminya, suara pasangan yang sedang bermain gila yang malah ia dengar.

Jane menangis tanpa suara. Tubuhnya bergetar hebat seperti sebelumnya ketika ia mendengar suara-suara menjijikkan Harry dengan wanita lain dari panggilan telepon, sama seperti saat ini.

Jane memilih mematikan sambungan telepon mereka karena tidak ingin lebih menyakiti hatinya. Ia meletakkan ponselnya dan menoleh pada Lizzie yang saat ini sedang tertidur dalam buaian Jane setelah kenyang menyusu padanya.

“Apa ini adil, Tuhan? Aku menyusui anak orang lain agar aku bisa terus merasakan bagaimana rasanya menyusui bayi kami yang sudah meninggal. Tapi apa yang dilakukan suamiku padaku?”

“Apa bermain gila dengan wanita lain yang bisa memuaskannya itu dibenarkan? Aku memang tidak bisa mengatasi masalah seksualnya, tapi apa dia boleh melakukan ini untuk menghilangkan kesedihannya?”

“Lalu bagaimana dengan perasaanku? Hubungan seperti apa yang sedang kami jalani ini, Tuhan?”

Jane menangis sambil mengutarakan perasaannya dengan memeluk Lizzie erat, seolah bayi empat bulan yang tertidur itu bisa mengerti apa yang sedang dikatakan ibu susunya.

Tidak ada satu wanita pun yang ingin diduakan, terlebih oleh suaminya sendiri. Jane begitu hancur dengan pengkhianatan cinta Harry. Tapi, meski seperti ini kejadiannya, Jane tetap tidak bisa mengambil langkah tegas untuk berpisah dari Harry karena ia begitu menyayangi suaminya itu.

Bahkan setelah empat bulan pasca kecelakaan mereka dan sikap Harry berubah drastis padanya, Jane selalu yakin kalau suatu hari nanti Harry akan kembali bersikap baik dan menyayanginya. Ya, seperti tahun-tahun pernikahan yang sudah mereka lalui, Jane yakin mereka akan bisa melewati badai rumah tangga mereka saat ini.

Related chapters

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Hinaan Mama Mertua

    Di hari yang sama Bryan diterima bekerja sebagai sopir Harry atas penilaian asisten CEO tersebut. Tapi tentu saja, semua persetujuan itu mengacu dari rekomendasi Jane.Setelah kembali dari kantor AoS Fashion, Bryan segera kembali ke apartemen majikan barunya untuk menjemput Lizzie. Benar saja, si kecil tampak segar dan ceria setelah ditinggalkan bersama Jane.Bryan juga senang karena putrinya tidak hanya disusui, tapi ia juga diberi stok ASI segar oleh Jane yang cukup untuk Lizzie semalaman. Ayah hebat itu berulang kali berterima kasih pada Jane karena banyak bantuan berharganya itu begitu berarti bagi Bryan.***Hari berganti dengan cepat. Harry yang baru saja bangun dari tidur lelahnya setelah bermain gila semalaman bersama Milan, mulai mencari ponselnya.Sebagai petinggi perusahaan tentu saja dirinya harus up-to-date dengan berita yang rutin diberikan dari asistennya. Harry mulai membaca pesan yang mengantri untuk dibuka, dan setelah cukup banyak membaca, ia memutuskan untuk menghu

    Last Updated : 2023-12-12
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Sopir Baru

    “Sampai jumpa lagi. Hati-hati di jalan!” Nyonya Betty berujar pada teman-temannya yang baru saja keluar dan meninggalkan unit apartemen Jane. Setelah itu sang ibu mertua menutup pintu dan bergegas berjalan menuju kamar tamu. Namun, beberapa saat kemudian suara bel pintu terdengar lagi. Ia kembali melangkah untuk membuka pintu karena mengira kalau panggilan itu masih temannya yang mungkin saja tertinggal sesuatu di ruang tamu. Tapi saat melihat siapa yang berdiri di sana, Nyonya Betty segera mengerutkan dahi. Ada seorang pria berpenampilan biasa atau lebih tepatnya lusuh jika di penglihatannya. Ditambah lagi, pria itu juga menggendong bayi. Tentu saja itu Bryan. “Siapa kau?” Nyonya Betty langsung bertanya curiga. “Hi, Nyonya. Namaku Bryan. Aku ingin menemui Nyonya Jane. Apakah dia ada?” Bryan menjawab sopan tanpa lupa menundukkan kepalanya sejenak sebagai penghormatan, sekalipun ia belum tahu siapa wanita paruh baya berpenampilan ‘wah’ di hadapannya. Asalkan keluar dari apartemen b

    Last Updated : 2024-01-08
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Suaminya Curiga

    “Aku pulang…” terdengar sapaan Harry dari depan pintu yang terbuka lalu tertutup kembali, “Astaga… lelah sekali. Jane, kau di mana?” sambungnya menggerutu. “Aku di sini.” Jane terdengar gembira saat menjawab. Tapi itu bukan karena kepulangan suaminya, tapi senyuman si kecil Lizzie padanya lah yang membuatnya senang. Namun jelas sekali hal itu membuat Harry seketika mengerutkan dahi, “Anak siapa itu?” tanyanya serius. Senyuman Jane pun redup. Entah mengapa nada bicara suaminya tidak enak didengar, “Kenapa kau pulang terlambat? Aku menunggumu. Kau sangat tahu kalau mama sulit sekali kuberi penjelasan.”

    Last Updated : 2024-01-09
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Memulai Hari Pertama

    “Dari bawah. Kaos kaki? Sudah. Sepatuku? Bagus, sudah mengkilap. Sekarang yang bagian atas. Ah, dasiku kurang rapi.” Bryan bergumam sendirian saat menilai penampilannya di depan cermin, “Sempurna!” pujinya pada diri sendiri. Hari ini memang bukan yang pertama kalinya Bryan bekerja untuk Jane dan Harry, karena kemarin ia sudah mengantongi kesan baik dari para bos barunya. Tapi hari ini dirinya akan resmi bekerja, mengantar jemput Harry dari apartemennya ke kantor. Sudah pasti penampilan sopir CEO AoS Fashion haruslah rapi. “Aku siap.” ujarnya mantap sebelum menoleh dan mendekat pada ranjang, di mana Lizzie yang sudah cantik dan wangi tertidur. Bryan mulai mengangkat—menggendong—Lizzie ke pelukannya, “Ayah akan bekerja dulu, Nak. Kau harus tetap menjadi a

    Last Updated : 2024-01-09
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Curahan Hati Istri Tersakiti

    “Stu, aku sudah di depan bar ini. Kau sudah memastikan kasir bar itu sudah tahu kalau aku yang akan datang, kan?” Bryan terlihat bicara dengan seseorang di sambungan telepon, “Baiklah, aku masuk sekarang.” sambungnya lalu menutup panggilan. “Ada-ada saja. Kenapa aku masih harus berpura-pura menakuti orang seperti ini lagi?” Bryan menggerutu sebelum masuk ke sebuah bar yang buka selama 24 jam. Kedatangan Bryan ke sana karena Stu meminta tolong padanya untuk menagih uang pesanan ayam olahan yang sudah satu minggu tidak dibayarkan kasir bar pada toko ayam goreng di tempat Bryan bekerja sebelumnya. Di samping itu, yang biasa menagih ke pelanggan memanglah Bryan. Postur tubuhnya yang besar bak binaragawan dan tampangnya yang tegas mampu menakuti para pelanggan yang sulit membayar. Bryan berjalan masuk, langkahnya langsung tertuju pada meja bartender karena hanya di sanalah ia menemukan pekerja bar tersebut, “Hai!” sapan

    Last Updated : 2024-01-10
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Melupakan Ciuman

    “Apa katamu? Kau menyuruhku menguntit apa saja yang dilakukan supirmu? Yang benar saja. Memangnya apa yang membuatnya penting di matamu?” dengan ekspresi kesalnya, Milan mengutarakan keberatan. Ia harus mengikuti apa saja yang dilakukan supir Harry, tentu saja itu lelucon.Milan bahkan menyibakkan selimut yang menutupi tubuh polosnya setelah bercinta dengan Harry. Sambil mendengus kesal ia memberi kalimat penolakan lagi, “Kau kira waktuku sangat tidak berharga?” sambungnya sambil memunguti pakaiannya yang berceceran di lantai.Sementara itu Harry juga memosisikan tubuhnya untuk duduk–bersandar di bantalan ranjang, “Kalau kau keberatan, tolong carikan aku orang yang mau membuntutinya. Aku akan membayarnya, tenang saja.”Harry terlihat lebih santai. Ia bahkan mulai menghidupkan rokoknya sambil memperhatikan Milan berpakaian, “Benar. Cari saja orang lain karena kau harus menem

    Last Updated : 2024-01-10
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Mimpi Gila

    “Jane, Mama bilang bros kesayangannya tertinggal di kamar tamu. Ambilkan dan berikan itu pada supir. Dia yang akan mengantarkan ke mama.” Harry berucap pada Jane seolah tidak terjadi apa-apa di antara mereka sebelumnya.Tanpa menjawab lebih dulu, Jane segera melangkah menuju kamar tamu untuk mencari benda mertuanya yang tertinggal. Setelah itu ia berjalan mendekat ke arah Bryan yang masih berdiri di depan pintu, “Ini, tolong berikan pada ibu mertuaku.”Agak ragu, Bryan seolah berat menatap Jane. Rasa bersalah karena menanggapi ciuman Jane yang tidak disadari itu kembali muncul. Tapi ia harus menjawab nyonya majikannya, bukan?“Baik, Nyonya.” Jawabnya singkat setelah menerima bungkusan kecil berisi bros Nyonya Betty. Akan tetapi sikap Bryan yang masih mematung memperhatikan wajah Jane membuat majikannya itu bertanya.“Kau kenapa, Tuan Bryan? Apa masih ada lagi

    Last Updated : 2024-01-11
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Pria Yang Mencurigakan

    “Selamat pagi, Nyonya Katty. Aku datang lebih awal hari ini.” Bryan menyapa Nyonya Katty yang agak terkesiap melihatnya.“Kau tidak mengenakan jas seperti biasa, Tuan Frank? Memangnya kau tidak bekerja hari ini?” Nyonya Katty menjawab dan membalikkan pertanyaan Bryan sambil menerima gendongan Lizzie.“Seperti yang kukatakan tadi malam, aku hanya akan mengantarkan bosku ke bandara hari ini. Dan mulai beberapa hari ke depan aku akan menjemput Lizzie sore hari. Jam kerjaku dikurangi hanya sampai saat bosku kembali dari Jepang.” Bryan menjelaskan ulang. Ayahnya Lizzie itu memaklumi di usia Nyonya Katty ini, sering kali ingatan tidak tertangkap dengan sempurna.“Oh, seperti itu. Maafkan aku karena kau harus mengulangi ucapanmu tadi malam, ha ha. Ada banyak hal yang kupikirkan, jadi mungkin tanpa sadar aku tidak mendengarmu baik-baik sebelumnya.” jawab Nyonya Katty mengakui. Ia t

    Last Updated : 2024-01-11

Latest chapter

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Bahagia Yang Sempurna

    Di sebuah tempat bernama Taman Eden, Bryan sedang merekam keceriaan sambil mengawasi Sunny dan Shine yang sedang berlarian mengejar kupu-kupu yang beterbangan di padang rumput indah di sana. Para pria kecil tampan itu kini genap berusia dua tahun.Sunny dengan rambut hitam sedikit ikal khas ayahnya, berlari mengejar kupu-kupu yang sempat hinggap di ujung rambut coklat adiknya–Shine. Mereka kembar identik dengan semua kemiripan yang nyaris sama. Hanya warna rambut mereka yang membedakan keduanya. Sunny berwarna rambut si ayah, sedangkan Shine memiliki tipe dan warna rambut ibu mereka.Lalu, di mana Jane saat ini?Jane masih di kawasan yang sama. Ia ditemani Lizzie yang saat ini berdandan cantik seperti sang mama. Si cantik Lizzie menaruh seikat bunga mawar putih di atas sebuah pusara yang terdapat foto wanita yang kecantikannya mirip Jane.“Ibu, aku datang. Maaf karena lama sekali aku tidak mengunjungi Ibu.” ucap Jane sambil memandangi foto ibunya lalu ke arah Lizzie, “Tapi kali ini ak

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Bonus Chapter: Siaran Langsung Panas

    “Hi, welcome back to my channel! Super Dad kembali menyapa kalian, haha! Bagaimana kabar kalian semua, huh?” Dengan headphone menutupi telinga, Bryan duduk di depan layar komputernya, menyapa para penonton dunia maya yang saat ini sedang berinteraksi dengannya. Ya, setelah dua bulan lamanya hiatus, Bryan baru kembali membuka live-nya lagi. Itu juga karena bujukan Jane setelah Mia merengek padanya agar Bryan mau melakukan Live lagi. Mia dan Miquel kelimpungan menanggapi para klien yang produknya harus segera direview secara live oleh Bryan.Alasan Bryan menolak tidak melakukan live karena ia sedang menikmati masa indahnya mengurus si kembar. Ia tidak ingin diganggu saat memerankan tokoh ayah hebat bagi Lizzie, Sunny, dan Shine.‘Akh, Papa Lizzie! I miss U so much!’‘Woah, papa superku akhirnya kembali!’‘Bryan sayang, kenapa kau baru muncul?’‘Seratus penonton pertama hadir!’‘Bla… bla… bla…’Bryan tersenyum membaca satu-persatu komentar di kolom chat yang membanjiri live-nya saat in

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Kebahagiaan Yang Sempurna

    Berkat usaha Bryan yang terus menghujani Jane dengan cintanya sepanjang malam saat itu, Jane akhirnya mengandung bahkan dua sekaligus. Hari ini si kembar pun telah dilahirkan dengan sehat dan selamat, berikut sang ibu yang sudah merasa lebih baik.Ternyata, perpisahan itu tidak selamanya menjadi duka. Buktinya, kepergian Bryan saat itu masih meninggalkan kebahagiaan di rahim Jane sehingga membuatnya masih bisa bertahan dalam kesepian.Harry juga meninggal, menambah duka besar untuk Jane. Tapi itu adalah takdir yang memang harus berjalan.Umur Harry sudah ditakdirkan berakhir, dan bersamaan dengan itu datang kebahagiaan baru bagi Jane. Bryan kembali dan bayi kembar mereka lahir ke dunia, menggantikan sakit, duka, dan hancurnya hati Jane selama berbulan-bulan.Ya, kini hari berjalan seperti semula. Bahagia, ceria, dan penuh cinta. Terlebih dengan hadirnya dua bayi tampan di keluarga mereka. Kebahagiaan mereka terasa lengkap dan sempurna.*** Pagi-pagi sekali ruangan di mana Jane dirawa

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Kepanikan Menyambut Si Kembar

    Bryan terkulai lemas dan menjatuhkan kasar tubuhnya ke sandaran bangku taman. Tanpa suara untuk menanggapi, tanpa suara isakan tangis, Bryan memejamkan matanya hingga air mata itu tumpah mengalir dengan derasnya."Sekarang kau sudah tahu fakta yang sebenarnya, kan? Temani Jane yang pasti membutuhkanmu di sampingnya, Bryan." ucap Tuan Steven sembari menepuk lutut Bryan sebelum pergi meninggalkan menantunya itu.Baru saja orang tua itu ingin beranjak dari sana, suara kegaduhan terdengar dari arah rumah duka. Nampak di sana banyak orang yang sibuk dan panik. Tidak lama, terlihat beberapa pria membopong seseorang yang sepertinya pingsan.Mata Tuan Steven segera melebar kala menyadari orang yang dibopong keluar dari rumah duka adalah putrinya sendiri.“Bryan, cepat ke sini!” panggilnya pada Bryan yang segera terkesiap saat menyadari keadaan. Ia berlari sekuat mungkin untuk menghampiri kerumunan orang yang membopong istrinya.“Jane, kau kenapa, Sayang? Buka matamu dan lihat aku, Jane!” pang

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Fakta Yang Terlambat

    ‘Bryan, Harry sudah tidur dengan tenang…’Ucapan Paman Tim lewat panggilan tersebut membuat Bryan menghentikan niat awalnya yang ingin langsung mengakhiri sambungan telepon mereka. Ia masih insecure pada dirinya sendiri untuk berhadapan dengan Jane lagi."Jangan bercanda, Paman. Ini tidak lucu sama sekali. Tidak baik bercanda seperti ini, Paman,” ucap Bryan menyangkal tidak percaya saking terkejutnya.Bryan terus diam sembari mendengarkan ucapan demi ucapan yang Paman Tim ceritakan padanya. Demi apapun, saat ini tubuh Bryan bak tidak bertulang. Bagaimana mungkin Harry benar-benar meninggalkan. Jane seperti itu, sementara dirinya sudah merelakan Jane padanya? Setidaknya Harry harus sehat kembali dan hidup baik dengan Jane. Bryan sungguh tidak dapat menerima kabar sedih itu.Setelah mendengar hal itu, Bryan memutuskan untuk datang kembali ke London dan melihat langsung keadaan suasana duka di sana. Bersama Mia dan Miguel yang membawa Lizzie.Seperti apa hancurnya hati Bryan saat ini han

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Hari Tanpa Jane

    “Tuan Bryan, aku sudah membuat reservasi. Aku seorang penggemarmu. Ayo, duduk bersama di mejaku saja!”“Tuan Bryan. Kumohon berfoto denganku. Aku fans-mu, Papa Lizzie!”“Ya Tuhan, kau lebih gagah dari yang kulihat di Youyube!”“Lizzie, Sayang. Aku ingin menjadi ibumu! Akh!!!”Banyak sorakan dari banyak penggemar yang kesemuanya nyaris wanita. Semuanya berteriak memanggil sosok pria tampan nan gagah yang saat ini menggendong bayi satu tahun setengah di pelukannya.Ya, pria itu tentu saja Bryan dan Lizzie. Kini mereka menjadi pusat perhatian dari para penggemarnya saat baru saja memasuki area wawancara yang diadakan di sebuah mall terkenal di kota kelahiran Lizzie.Setelah berpisah dari Jane dan pergi dari kehidupan mewah, Bryan membawa Lizzie kembali ke negara asal Bryan. Di sana ia memulai kembali hidupnya bersama putri kecilnya.Mulai lagi dari titik nol seperti dulu, tapi pria itu tidak menjadi buruh konstruksi seperti dulu, melainkan membuka usaha sendiri dengan uang tabungan yang

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Akhir Kisah Harry

    Sebenarnya hidup mereka sempurna jika tidak diselingi konflik batin Harry hingga menyebabkan perpisahan. Seharusnya mereka akan baik-baik saja dan melewatkan moment-moment berharga yang bahagia.Waktu terus berjalan… Seperti halnya hidup orang lain… Jane dan Harry melewati masa naik dan turun.Tapi setelah mengalami masa-masa sulit itu, mereka menyadari satu hal.Terkadang kehidupan harus membiarkan manusia mengacaukan semuanya. Karena dengan begitu, manusia baru bisa melihat setiap kegagalan, kesedihan, dan patah hati itu seperti apa rasanya dalam hidup ini.Jika tidak seperti itu, manusia tidak akan dapat menghargai setiap tawa, cinta, dan kebersamaan dengan orang-orang tersayang mereka. Agar setelahnya, manusia bisa hidup lebih baik dan bahagia…Hari terus berganti tapi kondisi Harry semakin tidak memungkinkan. Dari menghilangnya daya penglihatan dan menurunnya daya ingat, Harry seperti bayi yang lahir dengan kelainan mental. Tidak merespon apapun, tidak bicara apapun, dan hanya te

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Hari Berlalu Begitu Saja

    Harry sudah didaftarkan sebagai salah satu pasien di salah satu rumah sakit penanganan Kanker di salah satu negara maju Eropa.Saat ini pengobatan Kanker Kelamin dapat dilakukan melalui berbagai cara di antaranya adalah melalui operasi, radioterapi, kemoterapi, atau kombinasi ketiganya. Salah satu pengobatan Kanker Kelamin adalah dengan obat antikanker atau biasa disebut kemoterapi.Dan saat ini Harry tengah tertidur di samping Jane yang terus menungguinya di sebelah ranjang pasien. Dilihat oleh Jane dengan seksama, wajah Harry yang semakin hari makin pucat dan kecil.Belakangan ini nafsu makan Harry terus berkurang. Harry hanya ingin sedikit makan dan lebih memilih banyak minum. Dan itu mungkin saja efek dari kemoterapi yang Harry ia jalankan.Sangat panjang sang dokter menjelaskan tentang kondisi Harry pada Jane selaku wali pasien, ditemani Dokter Sam yang menangani Harry, yang memang sudah menjadi temannya dan juga sebagai seorang yang terus memantau kesehatan Harry beberapa bulan

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Jika Dulu

    Beberapa hari sudah Harry dirawat intensif dan akhirnya ia dibolehkan untuk berpindah ke ruang rawat biasa. Pihak keluarganya, terutama Nyonya Betty dan suaminya sudah berkunjung menjenguk putra mereka. Sekalipun mereka mendidik Harry dengan keras, api anak tetaplah anak. Keduanya turut bersedih dengan keadaan Harry saat ini.Jane bersama mereka, menceritakan semua yang ia tahu dan hadapi tentang Harry, berikut tentang kemandulan yang selama ini disalah sangka oleh keluarga Harry. Nyonya Betty dan suaminya tertunduk malu pada Jane dan juga Tuan Steven yang sudah beberapa hari di sana untuk menemani putrinya menjaga Harry. Kedua pasangan itu merasa bersalah dan menerima konsekuensi dari semua perbuatan buruk mereka pada Jane.Namun, Jane dan ayahnya yang pemaaf, tidak mempermasalahkan masa lalu. Hingga akhirnya semuanya sepakat untuk fokus pada penyembuhan Harry.Harry sendiri sudah sangat bahagia karena bisa merasakan rasanya dirawat dengan kelembutan oleh Jane lagi. Akan tetapi, saa

DMCA.com Protection Status