Share

Menahan Sakit

Penulis: Money Angel
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-08 14:44:23

‘Plak!’ sekali lagi, tamparan diterima wanita yang ditolong Bryan sebelumnya. Setelah mendatangi tempat kerja Bryan berdasarkan informasi yang didapatkan dari perawat tentang pria penolongnya, ia pulang ke apartemennya. Akan tetapi, bukannya mendapatkan perhatian dari suaminya, ia malah menerima kemarahan.

Jane Rossalie Hyde, 35 tahun. Wanita cantik yang ditolong Bryan itu ternyata sudah menikah. Dia juga merupakan seorang Manajer di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang fashion ternama bernama AoS Fashion. Sedangkan pria yang menampar Jane adalah Harry Skinner, suami sekaligus atasan Jane yang menjabat CEO di sana.

"Dari mana saja kau sepanjang malam dan baru kembali sekarang, ha?! Apa kau tahu bagaimana aku menghadapi para pemegang aset yang bertanya bagaimana keputusan rencana pembangunan mall baru kita? Karena kau aku jadi kehilangan muka!" Harry habis-habisan memarahi istrinya tanpa kasihan pada Jane yang memegangi pipinya yang merah.

Dengan mata merah yang menahan tangis, Jane berani menatap suaminya dan bertanya, "Kenapa langsung memukulku dan tidak bertanya penyebab aku tidak pulang?"

"Oh, jadi kau punya alasan? Ok, mari kita dengarkan omong kosongmu." dengan melipat tangan di dada, Harry berlagak ingin tahu.

"Ini bukan omong kosong. Manager konstruksi yang kutemui itu bajingan. Dia menjebakku, entah apa yang dimasukkannya ke dalam minumanku hingga aku lemas dan pingsan. Setelah aku membuka mata, aku baru sadar aku sudah di tempat berbeda dan melihatnya ingin menyentuhku dengan tatapan menjijikkan."

"Kalau saja tadi malam tidak ada pertolongan padaku, mungkin saja aku sudah diperkosa pria bajingan itu, kau tahu?!" air mata yang sudah sangat ditahan Jane akhirnya tumpah.

“Oh, jadi tubuhmu sudah disentuh pria itu?” Harry bercemetuk mengejek hingga membuat Jane menghentikan tangisnya seketika dan menatapnya, “Buka semuanya.”

Jane semakin bingung, “Apa yang kau katakan?”

Bukannya menjawab, Harry malah menarik tangan Jane dengan kasar dan melangkah ke arah kamar mereka. 

“Buka semua pakaianmu dan tunjukkan di mana saja pria bajingan itu menyentuhmu! Kau kira aku bodoh, akan begitu mudahnya percaya pada omong kosongmu? Kucing mana yang akan melewatkan daging segar yang sengaja disuguhkan?” Harry membentak sambil mengguncang tubuh Jane.

“Harry, hentikan!” Jane menolak dan melawan. Tapi apa boleh buat, tenaga wanita lemah itu tentu tidak cukup menahan sikap kasar suaminya.

Sekalipun sudah menolak, meronta, dan berusaha menjelaskan agar Harry percaya padanya, tapi suaminya yang sudah ditutupi cemburu itu tidak mungkin disadarkan saat ini. Kekasaran Harry yang muncul sejak kejadian naas saat itu kembali Jane rasakan.

“Harry, hentikan. Kumohon. Kau menyakitiku...” Jane merintih memohon.

Tidak seperti selayaknya istri yang digauli dengan kasih sayang oleh suaminya, Jane malah merasa seperti sedang diperkosa. Harusnya yang keluar dari mulut Jane adalah lenguhan kenikmatan, tapi kali ini adalah tangis kesakitan dan meminta tolong agar suaminya berhenti. Harry begitu kasar dan tidak peduli apakah istrinya itu sakit atau tidak saat mereka melakukan itu.

Setelah selesai mengasari istrinya sendiri, tubuh Jane didorong kasar ke ranjang dengan tatapan jijik, “Ingat, kau itu istriku. Jangan pernah kau memiliki secuilpun pikiran untuk meninggalkanku dan lari dengan pria lain. Aku akan membunuhmu! Ah tidak. Yang benar adalah aku akan membunuhmu lalu mengakhiri diriku sendiri.”

Setelah mengatakan itu, Harry masuk ke dalam kamar, meninggalkan Jane yang menangis terisak sambil menutupi tubuh polosnya dengan seprai ranjang yang sudah berantakan. Sampai Harry selesai dari kamar mandi dan pergi meninggalkan kamar mereka, barulah tangisan tanpa suara Jane mereda. Perlahan, ia menutup matanya dalam kesedihan.

Dalam pejaman matanya, kilas balik pertemuan manis hingga lamaran sederhana Harry padanya kembali terputar bak film yang sedang dibintanginya dimainkan di hadapannya.

“Jane, apa makanannya enak? Maaf, karena aku belum bisa mengajakmu berkencan di tempat yang lebih indah dan romantis.” Harry bertanya dengan lembut sambil sesekali menoleh pada Jane karena ia sedang menyetir.

Jane mengangguk sambil tersenyum bahagia, “Di manapun atau seperti apa tempatnya, asalkan bersamamu bagiku semuanya indah.”

Keduanya saling memandang dengan tatapan penuh cinta dan berakhir saat Harry menepikan mobilnya lalu terlihat mencari sesuatu di saku jasnya. Ia membuka sabuk pengamannya dan memosisikan duduknya untuk menghadap Jane.

Dari saku jasnya, Harry mengeluarkan sebuah kotak merah kecil berbahan baldu dan membuka serta menunjukkan isi kotak tersebut. Sebuah cincin bermata berlian kecil yang cantik seketika membuat air mata bahagia lolos dari mata Jane.

“Jane, aku sangat mencintaimu. Maafkan aku yang menurutmu masih sangat kurang dibandingkan dengan banyak pria kaya yang terang-terangan melamarmu. Tapi aku beruntung karena kau menerima perasaan tulusku padamu.”

“Jane, untuk mengakhiri kekhawatiranku karena belum memilikimu dan untuk memulai misiku untuk membahagiakanmu, menikahlah denganku dan hiduplah selamanya bersamaku. Aku berjanji akan membahagiakanmu bahkan kau tidak akan mengeluh kekurangan cinta dariku selamanya. Aku mencintaimu, Jane...”

Itu adalah salah satu momentum indah yang pernah Jane alami bersama Harry. Masa berpacaran selama dua tahun mereka akhiri dengan pernikahan yang bahagia. Jane bahkan langsung hamil setelah sebulan menjadi istri Harry. Akan tetapi, kehamilan itu gugur dikarenakan kualitas sel pembuahan milik Harry bermasalah.

Namun, karena ikatan keduanya begitu kuat, mereka mampu bertahan sekalipun harus mengalami keadaan yang sama sampai di lima tahun pernikahan mereka.

Hingga pada akhirnya Jane hamil untuk kesekian kalinya dan kehamilannya kali ini berhasil melewati trimester ketiga sampai nyaris mendekati waktu persalinan.

Hari di mana Jane sudah merasakan sesak seperti akan melahirkan. Keduanya begitu antusias menyambut bayi mereka. Harry dengan suka cita mengantarkan Jane ke rumah sakit untuk persalinan.

Namun naas tidak berbau. Mobil mereka mengalami kecelakaan fatal, tapi Jane berhasil dilarikan ke rumah sakit dan melahirkan anaknya secara caesar. Sayang seribu sayang, bayi yang ia lahirkan ternyata sudah tidak bernyawa sebelum dilahirkan.

Sementara Harry harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya divonis tidak bisa memiliki anak lagi setelah kerusakan pada sel reproduksinya. 

Meski begitu Jane tidak meninggalkan Harry dan terus membesarkan hati suaminya itu agar tidak merasa rendah diri.

Jane juga mengusulkan pada suaminya agar mengadopsi bayi dari panti asuhan saja, tapi itu malah membuat Harry tersinggung. Dengan mengadopsi anak orang lain membuat Harry merasa kecil dan tidak berguna karena tidak bisa menghamili Jane.

Sejak saat itu sikapnya berubah drastis. Harry yang dulunya begitu lembut dan penyayang, sampai saat ini sudah berubah menjadi Harry yang kasar dan pencemburu berat.

Meski begitu sakit dan lelah menerima kenyataan kalau dirinya tidak akan pernah hamil lagi karena Harry berubah, Jane tetap menyayangi suaminya dan mengerti kondisi Harry yang juga hancur. Sekalipun sikap kasar Harry adalah konsekuensi dari cintanya itu.

Hari sudah gelap saat Jane kembali membuka mata dari tidur panjangnya. Ia kembali teringat janjinya pada Stu, karyawan toko ayam goreng yang ia datangi untuk mencari pria penolongnya.

Malam itu juga, Jane kembali mendatangi toko penjual ayam goreng tepung tempat Bryan bekerja, dan beruntungnya mereka bertemu.

"Selamat malam, Tuan Bryan. Kurasa kau masih ingat padaku." Jane menyapa sambil mengulurkan tangannya pada Bryan, "kedatanganku ke sini untuk berterima kasih." 

Namun, Bryan hanya terdiam saat memperhatikan wajah Jane yang sepertinya berbeda dari saat ia menolongnya.

"Apa si botak itu datang lagi dan memukulmu, Nona? Pipimu tidak seperti

itu tadi malam." Bryan bertanya tanpa mengalihkan tatapannya dari wajah Jane.

Bab terkait

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Membalas Budi

    Jane seketika menyentuh sebelah pipinya yang memar. Ia pun berbaling, “Ah, ini karena aku terbentur pintu lemari. Bukan satu hal besar yang harus dibahas saat ini.”“Ok, baiklah.” Bryan menjawab langsung saat ingat kalau wanita di hadapannya itu bukanlah siapa-siapa baginya, “Lalu, kenapa kau mencariku, Nona?”Jane merogoh isi tasnya. Ia mengeluarkan dan menyerahkan sebuah amplop coklat tipis pada Bryan, “Aku ingin membalas jasamu yang sudah menolongku tadi malam. Kalau bukan karenamu, mungkin saja aku sudah akan...”“Jangan diteruskan. Itu tidak perlu diingat dan aku juga melakukan itu karena rasa kemanusiaan. Tidak usah membalas apapun padaku, Nona.” Bryan berucap tegas tanpa membuka isi amplop tersebut.“Tidak apa. Tolong lihat dan terima saja isinya. Aku yang akan merasa buruk kalau tidak melakukan ini untukmu, Tuan.” Jane memaksa hingga Bryan tidak enak hati untuk tidak membuka isi amplop di tangannya.Bryan menaikkan sebelah alisnya saat melihat isi amplop, ‘Selembar cek?’ gumam

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Tawaran Pekerjaan

    ‘Dia memang seorang pria baik. Temannya tidak berbohong padaku. Ekspresi pria ini saat mengurusi bayinya juga tidak seperti sedang berakting.’ Jane membatin sambil memperhatikan Bryan yang tengah mengurusi Lizzie yang rewel karena popok basahnya diganti.Dari tempatnya duduk, Jane bisa melihat Bryan dan Lizzie dari kamar yang pintunya terbuka. Ia juga terus mengamati ruangan yang cukup kecil untuk ukuran rumah dan di setiap mata memandang selalu ada barang-barang keperluan bayi.Melihat itu, senyum Jane yang sempat mengembang kembali layu membayangkan bagaimana jika di rumahnya ada bayi. Itu pasti akan sangat ramai dan hubungannya bersama Harry tidak akan seburuk sekarang.Lamunan Jane buyar setelah tangisan Lizzie yang dibawa keluar kamar oleh Bryan mendominasi ruangan. Jane segera menghapus air mata yang terasa menggenang di pelupuk matanya.“Maafkan aku, Nona. Sepertinya aku belum bisa bicara dengan tenang denganmu. Bayiku baru selesai sakit, jadi dia sedikit rewel.” Bryan berucap

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Perselingkuhan Harry

    Bryan mencoba menenangkan dirinya dari kebingungan atas kalimat mengejutkan Jane. Sambil menepuk lembut Lizzie di gendongannya, Jane menceritakan identitas lain tentangnya sebagai pendonor ASI.Tentang kecelakaan yang mengharuskannya menerima kenyataan harus kehilangan bayinya yang berharga. Tentu saja tanpa menjelaskan apa yang dialami oleh Harry yang tidak bisa memiliki anak lagi.“Aku ingin mengenang bayiku. Jadi aku memutuskan ingin membagi ASI-ku pada bayi yang membutuhkan. Dengan berbagi milikku seperti ini, aku merasa tidak kehilangan momentum di mana aku menyusui bayiku sendiri.” dengan senyum yang hangat pada Lizzie yang tertidur pulas, Jane mengatakan itu tanpa malu.“Aku ingin memberikan yang berlebih dariku pada bayi-bayi yang kekurangan ASI di luar sana. Entah itu karena ibu yang tidak bisa menyusui bayinya atau apapun itu. Aku hanya ingin membantu.” sambungnya menjelaskan.“Tapi, apa suamimu tidak marah, Nona—, ah, maksudku Nyonya. Apa suamimu tahu tentang profesi lainmu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Hinaan Mama Mertua

    Di hari yang sama Bryan diterima bekerja sebagai sopir Harry atas penilaian asisten CEO tersebut. Tapi tentu saja, semua persetujuan itu mengacu dari rekomendasi Jane.Setelah kembali dari kantor AoS Fashion, Bryan segera kembali ke apartemen majikan barunya untuk menjemput Lizzie. Benar saja, si kecil tampak segar dan ceria setelah ditinggalkan bersama Jane.Bryan juga senang karena putrinya tidak hanya disusui, tapi ia juga diberi stok ASI segar oleh Jane yang cukup untuk Lizzie semalaman. Ayah hebat itu berulang kali berterima kasih pada Jane karena banyak bantuan berharganya itu begitu berarti bagi Bryan.***Hari berganti dengan cepat. Harry yang baru saja bangun dari tidur lelahnya setelah bermain gila semalaman bersama Milan, mulai mencari ponselnya.Sebagai petinggi perusahaan tentu saja dirinya harus up-to-date dengan berita yang rutin diberikan dari asistennya. Harry mulai membaca pesan yang mengantri untuk dibuka, dan setelah cukup banyak membaca, ia memutuskan untuk menghu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Sopir Baru

    “Sampai jumpa lagi. Hati-hati di jalan!” Nyonya Betty berujar pada teman-temannya yang baru saja keluar dan meninggalkan unit apartemen Jane. Setelah itu sang ibu mertua menutup pintu dan bergegas berjalan menuju kamar tamu. Namun, beberapa saat kemudian suara bel pintu terdengar lagi. Ia kembali melangkah untuk membuka pintu karena mengira kalau panggilan itu masih temannya yang mungkin saja tertinggal sesuatu di ruang tamu. Tapi saat melihat siapa yang berdiri di sana, Nyonya Betty segera mengerutkan dahi. Ada seorang pria berpenampilan biasa atau lebih tepatnya lusuh jika di penglihatannya. Ditambah lagi, pria itu juga menggendong bayi. Tentu saja itu Bryan. “Siapa kau?” Nyonya Betty langsung bertanya curiga. “Hi, Nyonya. Namaku Bryan. Aku ingin menemui Nyonya Jane. Apakah dia ada?” Bryan menjawab sopan tanpa lupa menundukkan kepalanya sejenak sebagai penghormatan, sekalipun ia belum tahu siapa wanita paruh baya berpenampilan ‘wah’ di hadapannya. Asalkan keluar dari apartemen b

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Suaminya Curiga

    “Aku pulang…” terdengar sapaan Harry dari depan pintu yang terbuka lalu tertutup kembali, “Astaga… lelah sekali. Jane, kau di mana?” sambungnya menggerutu. “Aku di sini.” Jane terdengar gembira saat menjawab. Tapi itu bukan karena kepulangan suaminya, tapi senyuman si kecil Lizzie padanya lah yang membuatnya senang. Namun jelas sekali hal itu membuat Harry seketika mengerutkan dahi, “Anak siapa itu?” tanyanya serius. Senyuman Jane pun redup. Entah mengapa nada bicara suaminya tidak enak didengar, “Kenapa kau pulang terlambat? Aku menunggumu. Kau sangat tahu kalau mama sulit sekali kuberi penjelasan.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Memulai Hari Pertama

    “Dari bawah. Kaos kaki? Sudah. Sepatuku? Bagus, sudah mengkilap. Sekarang yang bagian atas. Ah, dasiku kurang rapi.” Bryan bergumam sendirian saat menilai penampilannya di depan cermin, “Sempurna!” pujinya pada diri sendiri. Hari ini memang bukan yang pertama kalinya Bryan bekerja untuk Jane dan Harry, karena kemarin ia sudah mengantongi kesan baik dari para bos barunya. Tapi hari ini dirinya akan resmi bekerja, mengantar jemput Harry dari apartemennya ke kantor. Sudah pasti penampilan sopir CEO AoS Fashion haruslah rapi. “Aku siap.” ujarnya mantap sebelum menoleh dan mendekat pada ranjang, di mana Lizzie yang sudah cantik dan wangi tertidur. Bryan mulai mengangkat—menggendong—Lizzie ke pelukannya, “Ayah akan bekerja dulu, Nak. Kau harus tetap menjadi a

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Curahan Hati Istri Tersakiti

    “Stu, aku sudah di depan bar ini. Kau sudah memastikan kasir bar itu sudah tahu kalau aku yang akan datang, kan?” Bryan terlihat bicara dengan seseorang di sambungan telepon, “Baiklah, aku masuk sekarang.” sambungnya lalu menutup panggilan. “Ada-ada saja. Kenapa aku masih harus berpura-pura menakuti orang seperti ini lagi?” Bryan menggerutu sebelum masuk ke sebuah bar yang buka selama 24 jam. Kedatangan Bryan ke sana karena Stu meminta tolong padanya untuk menagih uang pesanan ayam olahan yang sudah satu minggu tidak dibayarkan kasir bar pada toko ayam goreng di tempat Bryan bekerja sebelumnya. Di samping itu, yang biasa menagih ke pelanggan memanglah Bryan. Postur tubuhnya yang besar bak binaragawan dan tampangnya yang tegas mampu menakuti para pelanggan yang sulit membayar. Bryan berjalan masuk, langkahnya langsung tertuju pada meja bartender karena hanya di sanalah ia menemukan pekerja bar tersebut, “Hai!” sapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10

Bab terbaru

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Bahagia Yang Sempurna

    Di sebuah tempat bernama Taman Eden, Bryan sedang merekam keceriaan sambil mengawasi Sunny dan Shine yang sedang berlarian mengejar kupu-kupu yang beterbangan di padang rumput indah di sana. Para pria kecil tampan itu kini genap berusia dua tahun.Sunny dengan rambut hitam sedikit ikal khas ayahnya, berlari mengejar kupu-kupu yang sempat hinggap di ujung rambut coklat adiknya–Shine. Mereka kembar identik dengan semua kemiripan yang nyaris sama. Hanya warna rambut mereka yang membedakan keduanya. Sunny berwarna rambut si ayah, sedangkan Shine memiliki tipe dan warna rambut ibu mereka.Lalu, di mana Jane saat ini?Jane masih di kawasan yang sama. Ia ditemani Lizzie yang saat ini berdandan cantik seperti sang mama. Si cantik Lizzie menaruh seikat bunga mawar putih di atas sebuah pusara yang terdapat foto wanita yang kecantikannya mirip Jane.“Ibu, aku datang. Maaf karena lama sekali aku tidak mengunjungi Ibu.” ucap Jane sambil memandangi foto ibunya lalu ke arah Lizzie, “Tapi kali ini ak

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Bonus Chapter: Siaran Langsung Panas

    “Hi, welcome back to my channel! Super Dad kembali menyapa kalian, haha! Bagaimana kabar kalian semua, huh?” Dengan headphone menutupi telinga, Bryan duduk di depan layar komputernya, menyapa para penonton dunia maya yang saat ini sedang berinteraksi dengannya. Ya, setelah dua bulan lamanya hiatus, Bryan baru kembali membuka live-nya lagi. Itu juga karena bujukan Jane setelah Mia merengek padanya agar Bryan mau melakukan Live lagi. Mia dan Miquel kelimpungan menanggapi para klien yang produknya harus segera direview secara live oleh Bryan.Alasan Bryan menolak tidak melakukan live karena ia sedang menikmati masa indahnya mengurus si kembar. Ia tidak ingin diganggu saat memerankan tokoh ayah hebat bagi Lizzie, Sunny, dan Shine.‘Akh, Papa Lizzie! I miss U so much!’‘Woah, papa superku akhirnya kembali!’‘Bryan sayang, kenapa kau baru muncul?’‘Seratus penonton pertama hadir!’‘Bla… bla… bla…’Bryan tersenyum membaca satu-persatu komentar di kolom chat yang membanjiri live-nya saat in

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Kebahagiaan Yang Sempurna

    Berkat usaha Bryan yang terus menghujani Jane dengan cintanya sepanjang malam saat itu, Jane akhirnya mengandung bahkan dua sekaligus. Hari ini si kembar pun telah dilahirkan dengan sehat dan selamat, berikut sang ibu yang sudah merasa lebih baik.Ternyata, perpisahan itu tidak selamanya menjadi duka. Buktinya, kepergian Bryan saat itu masih meninggalkan kebahagiaan di rahim Jane sehingga membuatnya masih bisa bertahan dalam kesepian.Harry juga meninggal, menambah duka besar untuk Jane. Tapi itu adalah takdir yang memang harus berjalan.Umur Harry sudah ditakdirkan berakhir, dan bersamaan dengan itu datang kebahagiaan baru bagi Jane. Bryan kembali dan bayi kembar mereka lahir ke dunia, menggantikan sakit, duka, dan hancurnya hati Jane selama berbulan-bulan.Ya, kini hari berjalan seperti semula. Bahagia, ceria, dan penuh cinta. Terlebih dengan hadirnya dua bayi tampan di keluarga mereka. Kebahagiaan mereka terasa lengkap dan sempurna.*** Pagi-pagi sekali ruangan di mana Jane dirawa

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Kepanikan Menyambut Si Kembar

    Bryan terkulai lemas dan menjatuhkan kasar tubuhnya ke sandaran bangku taman. Tanpa suara untuk menanggapi, tanpa suara isakan tangis, Bryan memejamkan matanya hingga air mata itu tumpah mengalir dengan derasnya."Sekarang kau sudah tahu fakta yang sebenarnya, kan? Temani Jane yang pasti membutuhkanmu di sampingnya, Bryan." ucap Tuan Steven sembari menepuk lutut Bryan sebelum pergi meninggalkan menantunya itu.Baru saja orang tua itu ingin beranjak dari sana, suara kegaduhan terdengar dari arah rumah duka. Nampak di sana banyak orang yang sibuk dan panik. Tidak lama, terlihat beberapa pria membopong seseorang yang sepertinya pingsan.Mata Tuan Steven segera melebar kala menyadari orang yang dibopong keluar dari rumah duka adalah putrinya sendiri.“Bryan, cepat ke sini!” panggilnya pada Bryan yang segera terkesiap saat menyadari keadaan. Ia berlari sekuat mungkin untuk menghampiri kerumunan orang yang membopong istrinya.“Jane, kau kenapa, Sayang? Buka matamu dan lihat aku, Jane!” pang

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Fakta Yang Terlambat

    ‘Bryan, Harry sudah tidur dengan tenang…’Ucapan Paman Tim lewat panggilan tersebut membuat Bryan menghentikan niat awalnya yang ingin langsung mengakhiri sambungan telepon mereka. Ia masih insecure pada dirinya sendiri untuk berhadapan dengan Jane lagi."Jangan bercanda, Paman. Ini tidak lucu sama sekali. Tidak baik bercanda seperti ini, Paman,” ucap Bryan menyangkal tidak percaya saking terkejutnya.Bryan terus diam sembari mendengarkan ucapan demi ucapan yang Paman Tim ceritakan padanya. Demi apapun, saat ini tubuh Bryan bak tidak bertulang. Bagaimana mungkin Harry benar-benar meninggalkan. Jane seperti itu, sementara dirinya sudah merelakan Jane padanya? Setidaknya Harry harus sehat kembali dan hidup baik dengan Jane. Bryan sungguh tidak dapat menerima kabar sedih itu.Setelah mendengar hal itu, Bryan memutuskan untuk datang kembali ke London dan melihat langsung keadaan suasana duka di sana. Bersama Mia dan Miguel yang membawa Lizzie.Seperti apa hancurnya hati Bryan saat ini han

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Hari Tanpa Jane

    “Tuan Bryan, aku sudah membuat reservasi. Aku seorang penggemarmu. Ayo, duduk bersama di mejaku saja!”“Tuan Bryan. Kumohon berfoto denganku. Aku fans-mu, Papa Lizzie!”“Ya Tuhan, kau lebih gagah dari yang kulihat di Youyube!”“Lizzie, Sayang. Aku ingin menjadi ibumu! Akh!!!”Banyak sorakan dari banyak penggemar yang kesemuanya nyaris wanita. Semuanya berteriak memanggil sosok pria tampan nan gagah yang saat ini menggendong bayi satu tahun setengah di pelukannya.Ya, pria itu tentu saja Bryan dan Lizzie. Kini mereka menjadi pusat perhatian dari para penggemarnya saat baru saja memasuki area wawancara yang diadakan di sebuah mall terkenal di kota kelahiran Lizzie.Setelah berpisah dari Jane dan pergi dari kehidupan mewah, Bryan membawa Lizzie kembali ke negara asal Bryan. Di sana ia memulai kembali hidupnya bersama putri kecilnya.Mulai lagi dari titik nol seperti dulu, tapi pria itu tidak menjadi buruh konstruksi seperti dulu, melainkan membuka usaha sendiri dengan uang tabungan yang

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Akhir Kisah Harry

    Sebenarnya hidup mereka sempurna jika tidak diselingi konflik batin Harry hingga menyebabkan perpisahan. Seharusnya mereka akan baik-baik saja dan melewatkan moment-moment berharga yang bahagia.Waktu terus berjalan… Seperti halnya hidup orang lain… Jane dan Harry melewati masa naik dan turun.Tapi setelah mengalami masa-masa sulit itu, mereka menyadari satu hal.Terkadang kehidupan harus membiarkan manusia mengacaukan semuanya. Karena dengan begitu, manusia baru bisa melihat setiap kegagalan, kesedihan, dan patah hati itu seperti apa rasanya dalam hidup ini.Jika tidak seperti itu, manusia tidak akan dapat menghargai setiap tawa, cinta, dan kebersamaan dengan orang-orang tersayang mereka. Agar setelahnya, manusia bisa hidup lebih baik dan bahagia…Hari terus berganti tapi kondisi Harry semakin tidak memungkinkan. Dari menghilangnya daya penglihatan dan menurunnya daya ingat, Harry seperti bayi yang lahir dengan kelainan mental. Tidak merespon apapun, tidak bicara apapun, dan hanya te

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Hari Berlalu Begitu Saja

    Harry sudah didaftarkan sebagai salah satu pasien di salah satu rumah sakit penanganan Kanker di salah satu negara maju Eropa.Saat ini pengobatan Kanker Kelamin dapat dilakukan melalui berbagai cara di antaranya adalah melalui operasi, radioterapi, kemoterapi, atau kombinasi ketiganya. Salah satu pengobatan Kanker Kelamin adalah dengan obat antikanker atau biasa disebut kemoterapi.Dan saat ini Harry tengah tertidur di samping Jane yang terus menungguinya di sebelah ranjang pasien. Dilihat oleh Jane dengan seksama, wajah Harry yang semakin hari makin pucat dan kecil.Belakangan ini nafsu makan Harry terus berkurang. Harry hanya ingin sedikit makan dan lebih memilih banyak minum. Dan itu mungkin saja efek dari kemoterapi yang Harry ia jalankan.Sangat panjang sang dokter menjelaskan tentang kondisi Harry pada Jane selaku wali pasien, ditemani Dokter Sam yang menangani Harry, yang memang sudah menjadi temannya dan juga sebagai seorang yang terus memantau kesehatan Harry beberapa bulan

  • Ibu Susu Anak Pria Miskin   Jika Dulu

    Beberapa hari sudah Harry dirawat intensif dan akhirnya ia dibolehkan untuk berpindah ke ruang rawat biasa. Pihak keluarganya, terutama Nyonya Betty dan suaminya sudah berkunjung menjenguk putra mereka. Sekalipun mereka mendidik Harry dengan keras, api anak tetaplah anak. Keduanya turut bersedih dengan keadaan Harry saat ini.Jane bersama mereka, menceritakan semua yang ia tahu dan hadapi tentang Harry, berikut tentang kemandulan yang selama ini disalah sangka oleh keluarga Harry. Nyonya Betty dan suaminya tertunduk malu pada Jane dan juga Tuan Steven yang sudah beberapa hari di sana untuk menemani putrinya menjaga Harry. Kedua pasangan itu merasa bersalah dan menerima konsekuensi dari semua perbuatan buruk mereka pada Jane.Namun, Jane dan ayahnya yang pemaaf, tidak mempermasalahkan masa lalu. Hingga akhirnya semuanya sepakat untuk fokus pada penyembuhan Harry.Harry sendiri sudah sangat bahagia karena bisa merasakan rasanya dirawat dengan kelembutan oleh Jane lagi. Akan tetapi, saa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status