Share

Bagian 19

Penulis: Miny Yoo
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-05 14:00:00
"Kok cepat banget baliknya?" rengek Eva ketika orangtuanya hendak naik mobil.

Bagas memeluk singkat putrinya dan berkata, "Papa sama mama udah hampir semingguan di sini, Nak. Kerjaan udah numpuk. Nggak bisa ditinggal lebih lama lagi."

"Aku ikut balik ya," kata Eva memohon.

"Kamu udah punya keluarga baru di sini. Masa mau ditinggal. Tetap di sini ya, Nak. Masuk kampus juga nggak lama lagi, ya kan?" Bagas menatap lembut putrinya.

"Tapi, Pa. Aku juga pengen balik ke Jogja," ucap Eva memelas.

"Lain kali saja kamu berkunjung ke rumah bareng Rafa dan cucu Papa," kata Bagas mengintip bayi yang berada di gendongan Rafa.

"Kata siapa, Arumi itu cucu Papa?" Eva merasakan hal yang aneh saat Bagas mengakui Arumi sebagai bayinya. Ada kebahagiaan yang dirasakannya. Tetapi, di sini lain, dia tidak suka saat Bagas menganggap bayi itu seperti anak kandung Eva. Ada kecemburuan yang dirasakan Eva. Dia terbiasa menjadi satu-satunya anak perempuan di keluarga Bagas Mahendra. Eva tidak ingin kehadiran Aru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bagian 20

    "Semalam, udah dibilangin nggak usah mandi kalau mudah flu. Nggak denger sih? Telinga tuh di tempel dua di kepala biar bisa dengar. Itu bukan pajangan doang." Eva mengomel sambil mengompres dahi Rafa."Bisa nggak sih, kamu rawat saya, nggak usah ngomel-ngomel. Bikin tambah pusing tau nggak," kata Rafa dengan suara lemah. Kini, Rafa hanya bisa berbaring dan dibungkus selimut tebal. Dia merasa dingin, tapi saat Eva menyentuhnya, kulit Rafa seperti terbakar karena panas. Termometer juga menunjukkan suhu 37 derajat celsius. "Tunggu bentar, saya ambilin bubur dulu." Eva bangkit hendak mengambil bubur yang telah dibuatnya beberapa menit lalu. "Nanti aja ya aku makannya. Belum lapar," ucap Rafa menahan lengan Eva."Nggak usah pegang-pegang, Pak. Panas," keluh Eva sambil menyingkirkan tangan Rafa yang terasa panas. "Pak Rafa harus makan biar bisa makan obat." Rafa menggeleng pelan. "Saya nggak mau makan obat. Pahit." "Kalau manis bukan obat namanya, Pak. Pokoknya Pak Rafa harus makan teru

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-05
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bagian 21

    "Fyuu, akhirnya Arumi tidur juga," ucap Eva bernapas lega. Dia merenggangkan ototnya yang terasa pegal-pegal. Hari pertama menjadi ibu bagi Arumi sangat melelahkan. Eva menoleh dan menatap Rafa. "Sekarang giliran Pak Rafa yang harus minum obat," sambung Eva sambil berjalan mengambil obat di nakas. "Nggak usah, Eva. Saya nggak biasa makan obat. Biarin saya istirahat, nanti sembuh sendiri." Rafa menggeleng kuat-kuat. Dia merasa tubuhnya sedikit membaik setelah makan bubur. Eva tidak peduli penolakan Rafa. Dia harus memaksa pria itu agar mau makan obat. Eva mendekat dan duduk di pinggir kasur."Pak, mana tangannya?" pinta Eva."Mau ngapain?" tanya Rafa bingung."Ck, sini," Eva menarik tangan Rafa yang disembunyikan di balik selimut. Dia meletakkan dua butir obat demam pada telapak tangan Rafa. "Makan!" Rafa mengembalikan obat itu ke tangan Eva, "Saya nggak suka makan obat.""Emang ada orang yang suka makan obat?" sindir Eva. "Dimakan ya, Pak. Jangan persulit saya.""Simpan saja. Saya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bagian 22

    "Loh, Pak? Kok udah rapi aja. Emang ya udah sehat?" tanya Eva ketika melihat Rafa berjalan ke arah dapur.Pria dengan kemeja putih dan vest abu-abu yang melekat di tubuhnya berdeham pelan. "Udah mendingan." Dia menatap satu persatu makanan yang tersedia di meja. "Kamu yang masak?"Eva mengangguk, "Duduklah, Pak Rafa. Saya tidak tau makanan apa yang Pak Rafa sukai, tapi di kulkas hanya ada bahan-bahan ini yang bisa aku kelola," jelas Eva menunjuk udang goreng krispi, oseng tahu tempe, dan sayur bening."Dari penampilan sepertinya layak dimakan. Kamu jago masak?" tanya Rafa menyampirkan blazer abu-abunya di sandaran kursi. Dia duduk di kursi paling ujung. "Nggak jago, Pak. Saya cuma campur-campur bahan makanan," kata Eva melepas celemek dari lehernya dan meletakkannya di atas meja."Bahaya nih. Kalau kamu asal campur. terus saya keracunan gimana?" kata Rafa mulai ragu mencoba masakan Eva.Eva berdecak sebelum menjawab, "Saya masih tau lah pak yang mana aja bisa dicampur dan mana yang n

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bagian 23

    "Eva, saya berangkat ya. Arumi tolong dijaga baik-baik. Segera kabari saya kalau ada apa-apa," kata Rafa pamit. Dia menatap bayinya yang masih tertidur lelap. Dia mendekatkan wajah lalu mencium singkat pipi dan kening Arumi."Siap, Pak. Aman di tangan saya. Pak Rafa kerja yang nyaman, biar urusan Arumi serahin ke saya." Eva mengatakan dengan bersemangat. Dia harus mengambil hati pria itu agar mempercayainya. Ini demi masa depannya yang gemilang. Rafa mengancing blazernya lalu menyambar kunci mobil dan ponselnya yang berada di atas meja. Saat melewati Eva, dia berkata, "Setiap tiga jam, kalau Arumi tidur, kamu bangunin, terus beri dia susu. Kamu harus aktifkan nomor kamu sepanjang hari supaya saya mudah hubungin kamu. Dan satu hal lagi, kamu tidak perlu repot-repot bersihin rumah, fokus aja sama Arumi. Biar urusan beberes rumah, dikerjakan oleh house cleaning services.""Rumah Pak Rafa ini nggak luas-luas amat, saya masih bisa beresin kok. Nggak usah pakai cleaning services segala," ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bagian 24

    "Semua orang pada kenapa sih? Nggak percaya banget kalau aku bisa jaga Arumi. Dari tadi gantian telepon aku. Tuh-tuh 'kan nelpon lagi." Eva mengomel karena ketenangan selalu terganggu oleh panggil telepon atau panggilan video dari banyak orang. Tidak terlalu banyak sih, hanya kedua orangtuanya, Dona, Papa Ardi, dan yang paling menyebalkan adalah bapak kosnya alias suaminya sekaligus bapak dari Arumi.Eva menatap layar ponselnya yang menampilkan panggilan video dari Rafa yang menunggu Eva terima. Eva menghela napas dengan kasar. Dia memaksakan senyum sebelum menerima panggilan.Setelah ikon telepon berwarna hijau dia geser, layar itu berubah menampilkan wajah bapak kosnya.'Arumi, mana Eva?' Tanpa sapaan, Rafa langsung menanyakan keberadaan bayinya.Eva mengarahkan kamera ponsel ke bayi yang sedang tertidur. Eva terlalu malas menjawab pertanyaan yang sama untuk kedua puluh kalinya dalam durasi waktu dua jam. Pria itu sepertinya sangat senggang di kantornya hingga menelepon terus-menerus

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bagian 25

    "Eh, Kausar ngapain ke sini?" tanya Eva gugup. Dia memeluk erat bayi di gendongannya. Dia khawatir kalau teman kelasnya itu berpikir aneh-aneh pada dirinya yang menggendong bayi.Bukannya menjawab, Kausar malah balik bertanya sambil melihat heran pada Eva dan bayi itu bergantian. "Bayi siapa, Eva? Nggak mungkin anak kamu ya 'kan?" Eva menggeleng kuat-kuat dan segera mengelak. "Bukanlah! Mana mungkin ini anak aku." Dia tertawa canggung. 'Maafin Kak Eva ya, Sayang. Bukannya nggak mau ngakuin kamu sebagai anak, tapi Kak Eva harus berbohong. Tolong bekerja samalah sama Kakak kali ini.' Eva membatin sambil memandang wajah Arumi yang cemberut. Mungkin bayi itu paham maksud Eva."Oh, terus anak siapa? Kok kamu yang jagain. Keluarga kamu datang ke sini?" ucap Kausar."Nggak. Aku sendirian di sini. Ini bayi bapak kos di sini, aku bantu jagain," jelas Eva."Baik banget mau jagain anak orang. Tetapi kamu keren. Belajar langsung merawat bayi sebelum beneran rawat anak sendiri." Kausar memuji.Ev

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-08
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bagian 26

    "Pak Rafa, jangan teriak-teriak. Eva ketakutan." Eva menegur sambil memeluk Arumi yang tengah mengerjap-ngerjapkan matanya."Berikan bayi saya," pinta Rafa dengan suara yang terkontrol. Namun, warna merah padam yang membungkus wajahnya belum juga lenyap. Rafa mengambil paksa Arumi dari tangan Eva. "Pak Rafa kenapa sih?" tanya Eva berpura-pura tidak tahu penyebab kemarahan Rafa. "Di mana laki-laki itu? Kamu sembunyikan dia di mana?" tanya Rafa dengan penekanan di setiap kata yang disebutkan. Dia berusaha menahan amarahnya agar bayi di gendongannya tidak kaget. "Dia ... dia ada di ...," ucap Eva takut-takut."Katakan Eva!" sergah Rafa. Dia sangat jengkel saat ini. Eva terlihat ingin melindungi laki-laki yang dianggap penyusup oleh Rafa.Eva melirik Arumi yang kini sudah menangis. Bayi itu pasti kaget mendengar teriakan papanya. Eva sangat ingin merebut bayi itu dari tangan Rafa dan menenangkannya, tapi dia sangat takut akan kemarahan Rafa. "Dia ada di kamar kos saya, Pak," jawab Eva

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-08
  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bagian 27

    "Ngapain kamu ke kos perempuan?" tanya Rafa pada Kausar yang kini disidangnya di rumah utama."Pak Rafa, berapa kali saya harus jelasin kalau Kausar itu teman saya. Kebetulan hanya kos saya yang dekat dari kampus. Makanya, Kausar ke sini. Dia hanya numpang tidur sebentar, Pak." Eva bersuara hendak membela Kausar."Kamu diam Eva. Saya nggak nyuruh kamu bicara. Saya nanya ke laki-laki ini." Rafa menatap tajam Kausar.Teman kelas Eva itu mendongak. Kantuk masih tercetak jelas di wajahnya. Tingkat kefokusannya pun masih rendah. Kepalanya sedikit pusing akibat dibangunkan paksa oleh Rafa. Itu bukan kejam, Rafa hanya bersikap sebagai pelindung bagi Eva. Dia patut mencurigai teman kelas istrinya itu. Siapa yang tahu niat seseorang."Jawab saya! Ngapain kamu masuk ke sini. Padahal udah jelas-jelas kalau kos ini khusus perempuan," pinta Sultan mendesak."Saya cuma numpang tidur kok, Pak. Nggak lebih. Yang dikatakan Eva itu benar. Saya anak rantau, Pak. Numpang tidur di kos teman udah sering ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-08

Bab terbaru

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 126

    Rafa memasuki rumah dengan tergesa-gesa. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling dan hanya menemukan Bu Siti dan Arumi yang bermain di ruang tengah. "Pak Ra—" Kalimat Bu Siti menggantung begitu saja karena Rafa segera berlalu menuju ruangan lain seperti mencari sesuatu.Setelah memasuki tiap kamar dalam rumah, Rafa memasuki area dapur lalu berjalan ke halaman belakang. Nihil.Tidak ada jejak Eva di rumah ini. Rafa mendekati Bu Siti. Tatapannya tampak tidak fokus. Bahkan keberadaan Arumi di sana, seperti buram di mata Rafa."Eva nggak balik ke rumah, Bu?" tanya Rafa.Bu Siti mengernyit heran. "Bukannya Neng Eva ke rumah sakit ya. Tadi dia bilang mau jengukin Pak Ardi. Memangnya Pak Rafa nggak ketemu? Atau Pak Rafa bukan di rumah sakit tapi di kantor ya, makanya nggak ketemu?" "Saya di rumah sakit tadi, Bu. Cuma Eva ... pergi." Rafa bingung menjelaskan situasi saat ini. Rafa hanya mendengar kabar bahwa Eva marah. Penjelasan lebih lanjut terkait kron

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 125

    "Bu Siti, Arumi rewel nggak seharian ini?"'Tadi sempat rewel nyariin Neng Eva sama Pak Rafa. Tapi sekarang udah aman, Neng. Bibi masih bisa tangani. Sekarang, adek lagi seru-serunya main. Tuh, Neng.'Senyuman Eva merekah ketika layar ponsel menampilkan Arumi yang sedang berusaha memasang donat susunnya. Eva selalu merasa bangga tiap kali melihat tumbuh kembang Arumi. Mungkin itulah yang dirasakan oleh semua ibu di dunia ini. Sekecil apapun pencapaian si anak, tentu terasa hebat di mata seorang ibu.'Mau bicara, Neng?' tanya Bu Siti ketika melihat Eva hanya diam memandangi Arumi.Eva menggeleng dan berkata, "Nggak usah, Bu. Nanti dia nangis kalau liat aku tapi nggak gendong."Bu Siti terkekeh mendengar keluhan Eva. Kebebasan Eva terenggut ketika keberadaannya tertangkap oleh Arumi. Bayi itu sangat manja kepada Eva. Bahkan, Eva harus melarikan diri secara diam-diam jika ingin ke kampus. "Bu, nanti aku agak telat ya pulangnya. Nggak apa-apa 'kan?" Eva merasa t

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 124

    "Kami baik-baik aja kok, Pa." Eva melirik layar ponselnya yang menampilkan wajah Bagas. Panggilan telepon itu sudah berlangsung beberapa menit lalu dan Bagas bisa menangkap raut masygul di wajah putrinya. Akan tetapi, jawaban Eva yang berulang menekankan bahwa dia baik-baik saja membuat Bagas mengangguk. "Rafa belum pulang kerja?" tanya Bagas. "Bukan belum pulang, memang dia nggak mau pulang." Eva menjawab dengan jengkel. Mendengar nama Rafa disebut papanya kian membangkitkan kekesalan Eva pada suaminya. "Kalian bertengkar?" Itu bukan suara Bagas, melainkan suara mama Eva. Layar ponsel Eva kini dipenuhi oleh wajah mamanya. Desahan Eva lolos begitu saja. Dia menutup laptopnya yang sempat menganggur karena panggilan video dari orangtuanya. Seharusnya Eva melakukan itu sejak tadi. Toh, tugasnya tidak kunjung selesai sebab pikirannya tidak bisa fokus. Eva menyambar ponsel dan merebahkan tub

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 123

    "Emangnya Pak Rafa nggak ada niatan balik dulu ke rumah? Kok tiap hari nyuruh orang mulu buat ambilin baju gantinya." Pandangan Eva tidak lepas dari asisten Rafa yang lagi-lagi datang hanya untuk meminta pakaian ganti untuk Rafa. Selama empat hari berturut-turut, asisten itu rutin mengunjungi rumah dengan tujuan yang sama. "Eh, si Eneng!" seru Bu Siti kaget saat tersadar dengan kemunculan Eva di belakangnya. Dia mengelus dada lalu menutup pintu. "Maaf ya, Bu," ucap Eva menunjukkan cengiran. Cukup merasa bersalah telah mengejutkan Bu Siti. Dia melangkah lebih dulu."Pak Rafa bukannya nggak mau balik. Kan Neng Eva udah dikabarin juga sama Pak Rafa. Mertua Neng Eva masih perlu dirawat, jadi Pak Rafa nggak tega ninggalin." Bu Siti menjawab sambil menyusul Eva menuju dapur."Tapi kan, masa iya nggak ada kesempatan pulang sebentar. Emang dia nggak rindu Arumi?" Eva meraih gelas dan melangkah ke depan lemari es."Kalau itu, saya nggak tau juga Neng. Tanya Pak Rafa langsung aja." Bu Siti t

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 122

    "Wiiihhh ada ibu kos main ke sini," sambut Ajeng melihat kedatangan Eva bersama Arumi dalam gendongannya."Liat Eva gendong anak. Berasa liat ibu-ibu beneran," timpal Rida bercanda."Bangke kalian berdua. Gue masih muda ya. Paling muda di antara kalian. Mana ada muka ibu-ibu?" Eva melepas sendalnya dan bergabung duduk lesehan sambil mengomel. Bibirnya sudah maju beberap senti akibat disebut mirip ibu-ibu. Ajeng dan Rida cekikikan menanggapi Eva. "Iya-iya si paling muda." Rida tidak tega melihat bibir manyun Eva.Ajeng menyodorkan sepiring rujak mangga ke hadapan Eva. "Nih makan, gue udah potongin. Anak Lo kesiniin. Mumpung bapaknya nggak ada, gue mau unyel-unyel."Eva memeluk Arumi. "Jangan dong! Bapaknya marah ntar kalau anaknya diapa-apain.""Makanya Lo diam. Jangan laporin ke bapak kos." Ajeng menyelipkan tangannya di bawah ketiak Arumi, bersiap menariknya."Mending nggak usah. Lecet dikit, bapaknya bisa ngamuk." "Ya elah, mau dipangku doang, Va. Nggak gue banting." "Gue nggak y

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 121

    "Makasih udah anterin," ucap Eva sekenanya lalu melepas seat belt. Dia masih kesal dengan pria disampingnya. Sampai saat ini, dia masih penasaran pada percakapan antara Bu Siti dan Rafa.Kalimat 'Nanti saya sediakan. Pak Rafa pasti suka' terus terbayang-bayang di kepalanya. Sejujurnya, dia takut kalau-kalau Rafa meminta seorang perempuan untuk melampiaskan hasratnya. Bu Siti pernah memperingati Eva tentang kebutuhan seorang laki-laki pada perempuan, tapi Eva sungguh belum siap melayani suaminya. Jangankan melayani, Eva saja masih meragukan perasaannya pada Rafa. Satu hal yang pasti, Eva tidak ingin Rafa melakukan hal itu dengan perempuan lain. Entah mengapa, hatinya tidak rela."Tunggu," ucap Rafa mencegah Eva yang hendak keluar dari mobil. Eva menutup pintu mobil. Dia menunggu Rafa berbicara lagi. "Sepertinya malam ini saya akan nggak bakal pulang ke rumah. Arumi bisa saya titip di kamu?" Eva menoleh dengan cepat. Jantungnya berdegup kencang. Perasaan khawatir dan takut menyelinap

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 120

    Ucapan Rafa cukup sukses membuat Eva tergemap. Gadis itu tercenung untuk beberapa saat. Dia memikirkan kebenaran ucapan Rafa. Mungkin saja Rafa dalam keadaan tidak sadar saat mengatakannya. Namun, Eva juga mengkhawatirkan kalau Rafa sebenarnya sudah menciumnya tapi berdalih hendak mencuri ciuman Eva. Eva berdeham untuk mengurai rasa gugupnya. "Ngaco banget pagi-pagi," komentar Eva sambil mendorong bahu Rafa agar menjauh. Dia bangun lalu merapikan rambutnya dan menjepit dengan jedai.Rafa terkekeh pelan sebelum berkata, "Saya serius loh, tapi gagal soalnya kamu keburu bangun. Bukankah menyenangkan, kalau pagi-pagi kita membuat menciptakan suasana romantis? Suami istri suka gitu."Mata Eva melotot mendengar itu. Tidak ingin menanggapi Rafa lebih lanjut, Eva mencoba menghindar. "Gimana kondisi Papa Ardi?" tanya Eva bangkit dari kasur.Terdengar helaan napas dari Rafa. Cukup kecewa karena Eva kembali mengalihkan pembicaraan. Padahal Rafa ingin membicarakan hubungan mereka dari hati ke ha

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 119

    "Rabu depan Sofyan bakalan main. Apa gue harus ke sana?" gumam Eva sendiri sambil tengkurap di kasur, memperhatikan jadwal Indonesia Masters. Beberapa saat, dia kembali memikirkan percakapan dengan Kausar tadi siang di kantin. "Apa bener kata Kausar? Perasaan gue udah berpaling ke Rafa? Masa sih?"Permasalahannya yang dihadapinya sekarang menjadikan Eva sebagai sosok yang egois dan kurang ajar. Tepatnya, dia bersikap seperti perempuan yang berselingkuh dan mainin perasaan laki-laki. Dia memiliki Rafa sebagai suaminya dan Sofyan sebagai pacarnya. Dulu, Eva ingin melepaskan Rafa ketika Arumi cukup besar atau memiliki seseorang yang bisa menjaganya. Namun, seiring berjalannya waktu, kebersamaan mereka justru membuat Eva terikat. Eva sulit beranjak dari kehidupannya saat ini. Arumi membuat hari-hari Eva lebih menyenangkan dan menantang. Dan Rafa dengan segala kebaikan dan ketulusannya membuat Eva perlahan membuka cela di hati untuk dimasuki oleh Rafa. 'Lalu bagaimana dengan Sofyan?'Sua

  • Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos   Bab 118

    "Va, hubungan lo sama Sofyan nggak baik-baik aja 'kan?" celetuk Kausar mengalihkan pandangan dari layar hp ke Eva.Gadis itu tidak menjawab. Kausar yakin Eva mendengarnya. Terlihat jelas gerakan Eva yang hendak mengambil saus sambal seketika terhenti."Eva, woy!" Eva menyambar botol saus dengan cepat. "Sok tau!"Kausar berdecak lalu memperlihatkan room chat antara dirinya dengan Sofyan kepada Eva. "Udah semingguan lebih, dia terus nanyain lu ke gue.""Kangen sama o kali, tapi nggak ada topik makanya nanyain gue," kilah Eva. Bakso di mangkuknya tidak menarik lagi. Kini pikirannya kembali tertuju pada Sofyan. Sejak tahu perkara kecelakaan yang dialami abangnya, Eva memutuskan untuk menjaga jarak dari Sofyan. Bukan karena membenci laki-laki itu, tapi Eva mencoba menemukan jawaban dari keinginannya saat ini. Sekaligus memperjelas perasaan cintanya tertuju pada siapa. Eva berpikir mencoba melepas pikiran dari Sofyan mungkin membuatnya bisa menentukan pilihannya dengan tepat. Sebab, sela

DMCA.com Protection Status