Share

Sekantor

"Apaan sih? Saya bisa pergi sendiri loh tuan Langit. Lagian, arah kantor kita berbeda," keluh Senja.

Bisa-bisanya Langit memaksa Senja ikut bersama dengannya pergi ke kantor. Padahal tadi dia sudah memesan taksi online depan apartemennya yang sudah menunggu dia disana.

"Siapa bilang kantor kita berbeda? Ah, aku lupa mengatakan jika kantor kita sama mulai hari ini. Sekarang ruangan saya di kantor kamu," celetuk Langit ringannya.

Sontak mulut Senja menganga lebar. Kejutan apa lagi ini? Sungguh kelakuan Langit di luar nalarnya. Bagaimana bisa seenaknya saja mengubah tempat bekerja. Langit sudah seperti sampuraga yang membuat candi dalam semalam.

"Tapi..." Senja ingin sekali protes, tapi Senja terpaksa menelan kembali ucapannya.

"Tidak ada tapi-tapi. Ingat kataku tadi malam kan? Jadi akan aku mulai dari hari ini. Pertama adalah selalu bersama," ceplos Langit tanpa peduli Kaina yang senyum-senyum sendiri di kursi belakang.

Apa yang bisa dilakukan Senja selain menerima. Hanya desahan berat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status