Mendengar perkataan manis Shen Jin, membuat hati kaisar Yuan menghangat. Tidak pernah ia mendapatkan perhatian seperti sekarang ini dimana dia yang tengah menderita akibat racun yang bereaksi.Semakin larut, malam semakin dingin. Tapi tidak di kamar yang di isi oleh Shen dan kaisar Yuan. Keadaan kaisar Yuan semakin memprihatinkan. Serat nadi di tubuhnya mulai terlihat kemerahan dan berubah kehitaman menandakan racun dalam tubuhnya terus beraksi dan terus menjalar. "Penyebaran racun ini cepat sekali, bagaimana cara menghentikannya?" gumam Shen Jin. Ia sungguh bingung namun berusaha untuk tetap tenang. Tubuh kaisar Yuan semakin bergetar dan ekor ularnya meliuk-liuk. Keringat di tubuh kaisar Yuan bercucuran hingga sekujur tubuhnya terlihat mengkilap. Tanpa sadar, kedua tangan kaisar Yuan meremas tangan Shen Jin yang duduk di sampingnya, matanya kini berubah merah terang yang menandakan kesadarannya sudah hampir hilang. "Shen Jin, keluarlah. Aku tidak bisa menahannya lagi," lirihnya. K
Kaisar Bai Li Yuan, menatap pundak Shen Jin yang tadi merasa panas, sungguh ia terkejut saat melihat sebuah simpul ular putih terlukis di pundaknya. "Kenapa simpul ular ada itu di pundakku? Apa ada maksud tertentu?" Shen Jin meraba pundaknya yang masih terasa sedikit panas dan perih. "Itu artinya kau lah yang menjadi pilihanku, sosok dalam diriku telah menandainya sebagai milikku," balas kaisar Yuan penuh kelembutan. Shen Jin mengernyitkan alisnya bingung, dia masih belum mengerti apa maksud dari semua ini. Shen Jin yang datang dari zaman modern, tidak pernah percaya tentang hal mistis bahkan tentang siluman-siluman, hingga pada akhirnya ia mengalaminya sendiri. "Apakah benar-benar ada yang namanya siluman di dunia ini? Kenapa sangat jauh berbeda dengan drama yang aku tonton," gumamnya dalam hati. Setelah sejenak terdiam, tiba-tiba Shen Jin menatap nyalang kaisar Yuan dan mendorongnya sampai kaisar Yuan hampir terjungkal. "Kau memang menyebalkan. Aku tidak mau melihatmu!"
Malam itu, langit tampak gelap dan bintang-bintang bersembunyi di balik awan. Pelayan itu, dengan langkah hening, mengendap-endap di koridor yang sepi menuju kamar Shen Jin. Ia telah menghabiskan malamnya dengan mata yang terjaga, mengintai setiap gerak-gerik di dalam kamar tersebut. Ketika fajar menyingsing, suara percakapan antara Pangeran Liu Jun dan Yueyin terdengar merdu di telinganya. Kata-kata mereka, meski samar, cukup untuk membuat pelayan itu memutuskan untuk pergi. Ia tahu, informasi yang ia dengar, meskipun dari kejauhan, adalah kunci yang bisa mengubah jalannya cerita di istana."Tuan Putri, hamba menghadap!" kata pelayan yang di suruh untuk memata-matai Shen Jin dan Kaisar Yuan ."Masuklah," perintahnya. "Apa yang kamu lihat semalam? Apa terjadi sesuatu dengan mereka?" tanya Putri Xionglue penasaran. "Hamba tidak melihat terjadi sesuatu di kamar nona Yi Xiuying, Tuan putri. Tapi hamba mempunyai kabar yang mungkin tidak akan bisa di terima oleh Tuan Putri.""Kabar apa?"
Angin malam berhembus lembut, membawa aroma bunga peony yang baru mekar dari taman kerajaan Istana Bai Li Yuan. Cahaya bulan perak menyinari Aula Istana Kekaisaran, tempat pertemuan yang telah mengubah nasib banyak selir. Setelah pertemuan itu, langkah-langkahnya terdengar menggema di koridor yang sepi saat ia kembali ke kerajaan Ruyi untuk menemui Shen Jin.Di dalam kamar-kamar yang dulu dipenuhi dengan tawa dan bisikan, kini hanya terdengar suara kain sutra yang dilipat dan peti kayu yang ditutup. Para selir yang dibebaskan, dengan perasaan campur aduk, bersiap untuk meninggalkan kehidupan yang telah mereka kenal. Mereka mengemas barang-barang pribadi mereka, mengucapkan selamat tinggal pada kenangan yang telah terukir di dinding-dinding istana.Namun, di antara mereka, Selir pertama berdiri tegak, matanya memancarkan api yang tidak bisa dipadamkan. Ia menolak untuk dipulangkan, merasa kesal dan marah atas tindakan yang tak terduga ini. "Wanita itu," katanya dengan suara yang berg
Dua hari berlalu, Shen Jin dan Kaisar Yuan akhirnya memutuskan untuk kembali ke Istana kerajaan Bai Li Yuan. Shen Jin berbisik pada dirinya sendiri. "Selama aku menginap di kediaman raja Ruyi, perasaanku tidak pernah tenang dan nyaman. Ingatan pemilik tubuh asli ini, masih saja terlintas di pikiranku, dimana Yi Xiuying yang selalu mendapatkan perlakuan yang tidak adil."Sebelum itu, ia meminta pada kaisar Bai Li Yuan, untuk membawa ibu Yi Xiuying tinggal bersamanya di istana kekaisaran. Shen Jin dengan nada memohon. "Kaisar, bisakah ibu Yi Xiuying tinggal bersamaku di istana kekaisaran?"Tentu saja keinginan sang istri kecilnya di kabulkan, namun semua itu di tolak secara halus oleh selir An Yi langsung yang tidak mau meninggalkan istana kerajaan itu. Semuanya berkumpul di halaman depan P istana Ruyi, untuk melepas kepergian mereka. Shen Jin dengan wajah lucu. "Ibu, berjanjilah kalau kau akan baik-baik saja di sini. Ingat, ibu adalah istri yang di berkahi oleh kaisar___" ucapan S
Kereta kuda rombongan Kaisar Yuan meluncur, memasuki hutan Orc dengan suasana seperti malam yang gelap, karena hutan itu selalu di selimuti kabut, roda kayu berputar dengan gemuruh di atas jalur berbatu. Cahaya matahari hanya menyentuh ujung-ujung atap kereta, meninggalkan sebagian besar dalam kegelapan. Namun, malam ini ada ketegangan yang menggantung di udara, seperti aroma hujan yang akan segera turun.Baru kali ini ada seseorang yang berani dan terang-terangan menyerang Kaisar Yuan dan rombongannya. Lawan yang mereka hadapi bukanlah manusia biasa. Mereka adalah kalangan siluman, makhluk yang bersembunyi di balik bayangan dan memanfaatkan ilmu bela diri yang mematikan. Meskipun begitu, kekuatan yang mereka miliki belum sepadan dengan lawan mereka.Kawanan penyerang itu sekitar dua puluh orang, mengenakan pakaian serba hitam seperti ninja. Wajah mereka disembunyikan di balik topeng, hanya mata mereka yang terlihat, berkilauan seperti mata harimau yang siap menerkam. Pangeran Liu Jun
Wajah Kaisar Yuan berubah muram dan gelap ketika salah satu penyerang mengaku ingin menghabisi Shen Jin atas perintah seseorang. Udara di sekitar mereka terasa tegang, seperti saat badai akan datang. Kaisar menatap penyerang itu dengan mata tajam, mencoba mencerna kata-kata yang baru saja terucap.Angin malam membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang terinjak. Kaisar merasakan getaran halus di tanah, seolah-olah alam sendiri mengetahui pentingnya momen ini. Di balik penyerang yang terengah-engah, Shen Jin berdiri dengan tenang, matanya memancarkan ketegasan yang tak tergoyahkan."Siapa yang menyuruhmu?" tanya Kaisar dengan suara rendah, mengabaikan darah yang mengalir dari mulut penyerang itu. Namun, sebelum penyerang bisa menjawab, tubuhnya tiba-tiba terguncang. Darah lebih banyak lagi membanjiri mulutnya, dan matanya membelalak sebelum ia jatuh tergeletak tak sadarkan diri.Kaisar Yuan menatap Shen Jin, mencoba membaca ekspresi di wajah pria itu. Hampir saja penyerang itu menyebut
Selir Lien Hua terkejut ketika pintu kamarnya terbuka perlahan. Cahaya lilin yang gemerlap memperlihatkan sosok Kaisar Yuan yang berdiri di ambang pintu. Wajahnya yang tampan dan pakaian sutra yang mewah membuat hati Lien Hua berdebar-debar."Kaisar Yuan!" serunya, suara lembutnya terdengar di ruangan yang tenang. "Apa yang membawa Anda ke sini?"Kaisar Yuan tersenyum, langkahnya mantap menuju tempat tidur Lien Hua. "Aku ingin melihatmu," katanya, suaranya rendah dan menggoda. "Kamarku terlalu sepi tanpa kehadiranmu."Lien Hua merasa senang dan terhormat. Dia segera mempersilahkan Kaisar Yuan duduk di kursi empuk di dekat jendela. "Tentu saja, Kaisar. Apakah ada yang bisa saya lakukan untukmu?"Kaisar Yuan menggeleng. "Hari ini, aku hanya ingin berbicara denganmu." Dia menatap Lien Hua dengan tajam. "Bagaimana keadaanmu? Apa kau baik-baik saja?" "Saya sangat baik Yang Mulia." Lien Hua menatap kaisar Yuan sedikit takut. "Saya melihat ada ke khawatiran di raut wajah Anda, Yang Mulia. A
Setelah kejadian penculikan waktu itu, Shen Jin yang sebelumnya ceria, kini lebih banyak merenung. Bukan karena masalah penculikannya, tetapi mimpi yang terus menghantuinya, membuat Shen Jin takut akan kehilangan Kaisar Yuan. Ruangan tempat Shen Jin berada adalah kamar pribadinya yang luas dan megah, dengan dinding-dinding berlapis sutra merah dan emas. Cahaya matahari pagi menyelinap masuk melalui jendela besar yang terbuka, menerangi perabotan kayu jati yang diukir dengan indah. Tirai-tirai sutra berwarna merah muda bergoyang lembut tertiup angin, menciptakan suasana yang tenang namun penuh dengan kekhawatiran. "Apakah aku harus menceritakannya pada Yua'er? Tapi, apakah dia akan percaya dengan yang aku ceritakan? Sebaiknya aku coba dulu," gumam Shen Jin dalam hati. Ia menghela napas panjang, mencoba bangun dari posisi berbaringnya di atas ranjang yang empuk dengan seprai sutra. Namun, saat Shen Jin hendak bangun, Kaisar Yuan datang secara tiba-tiba dan langsung menghentikannya.
"YUA'ER!" teriak Shen Jin seraya membuka mata dengan cepat. Keringat dingin mengalir deras di dahinya, menetes perlahan ke pelipisnya.Ruangan tempat Shen Jin terbaring adalah kamar tidur kerajaan yang megah. Dinding-dindingnya dihiasi dengan lukisan-lukisan indah dan tirai sutra berwarna emas yang menjuntai dari langit-langit tinggi. Cahaya matahari pagi menyelinap masuk melalui jendela besar yang terbuka, memantulkan kilauan lembut pada lantai marmer yang dingin. Aroma bunga melati yang segar tercium samar-samar, menambah suasana tenang dan damai.Kaisar Bai Li Yuan, yang telah menunggu Shen Jin dengan sabar sejak tadi, duduk di sampingnya dengan senyum bahagia yang menghiasi wajahnya saat melihat Shen Jin tersadar. Matanya yang tajam namun penuh kasih sayang menatap Shen Jin dengan cemas."Shen Jin, akhirnya kau sadar. Bagaimana perasaanmu? Apakah ada yang tidak nyaman? Katakan di mana kamu merasa tidak nyaman?" ucap Kaisar Yuan dengan nada cemas, memberondong tanpa jeda dalam ucap
Bai Xiu Xue kembali menggerakkan tangannya dengan gerakan yang anggun namun penuh kekuatan. Perlahan, darah yang mengalir di dada Shen Jin pun ikut terangkat dan membentuk bola kecil sebesar kelereng. Warna darah itu terlihat merah terang, berkilauan di bawah cahaya redup ruangan.Namun, seketika warna darah itu berubah menjadi merah keunguan dengan kombinasi hijau serta hitam. Bai Xiu Xue yang mencoba mengambilnya, merasakan keanehan pada dirinya sendiri. Energi yang mencoba untuk mengambil darah jantung Shen Jin malah tersedot dan sulit untuk dihentikan."Apa yang terjadi? Kenapa aku tidak bisa menghentikannya?" gumamnya pelan, suaranya penuh dengan kepanikan yang tersembunyi. Dia berusaha menarik tangannya dan menghentikan ritual tersebut, tetapi tidak bisa. Energi dan kekuatan yang ada dalam tubuh Bai Xiu Xue terus terhisap ke dalam darah jantung Shen Jin.Dengan gerakan yang rumit, Bai Xiu Xue akhirnya berhasil memutuskan aliran energi tersebut. Seketika, tubuhnya ambruk dan lema
Ketika Shen Jin dan Bai Xiu Xue sudah berada di ruangan tempat Xiao Nian Jie berada, Bai Xiu Xue dengan hati-hati membaringkan tubuh Shen Jin di samping peti kristal es yang memancarkan cahaya dingin. Suasana ruangan itu terasa mencekam, dengan dinding-dinding batu yang dingin dan lantai yang berkilauan oleh pantulan cahaya kristal."Bai Xiu Xue, apa yang akan kau lakukan? Lepaskan aku!" teriak Shen Jin dengan suara penuh kepanikan. Namun, semua itu sia-sia, karena tubuh Shen Jin tidak bisa digerakkan sama sekali. Ia merasa seolah-olah terikat oleh kekuatan tak terlihat yang menahan setiap gerakannya.Bai Xiu Xue tidak menghiraukan teriakan Shen Jin. Dengan langkah mantap, ia berjalan ke tengah-tengah ruangan dan berdiri di sana. Bai Xiu Xue mulai memejamkan mata, kedua tangannya direntangkan ke samping, seolah-olah merasakan energi yang mengalir di sekitarnya. Perlahan, tutup peti kristal es Xiao Nian Jie terbuka dengan sendirinya, mengeluarkan suara berderit yang menggema di seluruh
"Itu Bai Li Yuan," monolognya dengan suara yang hampir tak terdengar, penuh harap. "Bai Li Yuan, tolong aku."Kaisar Bai Li Yuan mengibaskan tangan lembutnya, gerakan yang tampak sederhana namun penuh kekuatan magis. Dalam sekejap, sihir yang memancar dari tangannya membuat Shen Jin seperti tertidur, lalu tersadar kembali. Shen Jin membuka mata dengan cepat, pandangannya langsung tertuju ke arah suara yang memanggilnya."Bai Li Yuan, kenapa kau lama sekali," ucap Shen Jin dengan nada penuh kerinduan dan sedikit kesal. Ia bangkit dari posisi berbaringnya dan segera melompat ke dalam pelukan Kaisar Yuan. Kaisar Yuan memeluk Shen Jin begitu erat, seolah tak ingin melepaskannya lagi. Shen Jin menangis tersedu-sedu, air matanya mengalir deras membasahi jubah Kaisar Yuan."Maaf, Shen Jin, aku terlambat," ucap Kaisar dengan lembut, suaranya penuh penyesalan. "Sebaiknya kita cepat-cepat pergi dari tempat ini," lanjutnya dengan nada mendesak.Shen Jin perlahan melepaskan pelukannya, lalu menat
Bai Xiu Xue keluar dari ruangan rahasianya, langkahnya tenang namun penuh tekad. Ia melangkah menuju ruang rahasia lainnya, tempat di mana tubuh Xiao Nian Jie terbaring dalam peti kristal es. Ruangan itu dingin, dengan cahaya biru yang memancar dari peti, menciptakan suasana yang magis dan misterius.Bai Xiu Xue mendekati peti kristal es tersebut, matanya tertuju pada wajah Xiao Nian Jie yang terbaring kaku namun tetap memancarkan kecantikan abadi. Dengan lembut, ia mengusap permukaan peti yang dingin, seolah-olah bisa merasakan kulit Xiao Nian Jie di baliknya."Xiao Nian Jie, bersiaplah. Sebentar lagi, kita akan kembali bersatu. Aku sudah menemukan cara untuk menyempurnakan pil tersebut," gumam Bai Xiu Xue dengan suara pelan namun penuh harap. Ia terus memandang wajah Xiao Nian Jie yang masih terlihat cantik dan awet muda, seolah-olah waktu tidak pernah menyentuhnya.Dengan sangat berat hati, Bai Xiu Xue akhirnya meninggalkan ruangan tersebut. Langkahnya terasa berat, namun tekadnya
Mendengar teriakan seseorang dari dalam kediaman, Kaisar Bai Li Yuan dan sang guru segera bergegas menuju tempat tersebut. Langkah mereka cepat dan penuh kekhawatiran, menyusuri lorong-lorong yang diterangi cahaya lentera yang berkelap-kelip. Aroma dupa yang terbakar samar-samar tercium di udara, menambah kesan mencekam.Saat tiba di sana, pemandangan yang menyayat hati menyambut mereka. Pangeran Liu Jun duduk di lantai, memangku tubuh Yueyin yang sudah tak sadarkan diri. Wajahnya pucat pasi, dan napasnya tersengal-sengal. "Liu Jun, apa yang terjadi? Di mana istriku?" tanya Kaisar Yuan dengan nada penuh kekhawatiran dan emosi yang meluap. Matanya menatap tajam, mencari jawaban di wajah putranya.Pangeran Liu Jun mengangkat wajahnya yang penuh dengan kesedihan dan kebingungan. Matanya yang biasanya penuh semangat kini tampak kosong, seolah-olah jiwanya telah terhisap keluar. Dengan suara yang bergetar, ia menjawab. "Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tapi, aku merasakan ada aura yang t
Shen Jin menelan ludah, merasakan ketegangan yang semakin memuncak di ruangan itu. Bai Xiu Xue, dengan senyum misteriusnya, terus melangkah mendekat. Yueyin tetap berdiri tegak, senjatanya siap di tangan, matanya tidak pernah lepas dari sosok Bai Xiu Xue."Apa maksudmu hanya ingin bertemu denganku?" Shen Jin bertanya, suaranya bergetar meski ia berusaha terdengar tegar. Ia bisa merasakan dinginnya keringat yang mulai mengalir di punggungnya."Yang Mulia Bai___," belum sempat menyelesaikan ucapannya. Bai Xiu Xue mengibaskan tangan, seketika Yueyin terpental ke arah lain. "Yueyin !" seru Shen Jin menatap Yueyin yang sudah terkapar tak sadarkan diri. Bai Xiu Xue berhenti beberapa langkah di depan Shen Jin , matanya yang berwarna ungu berkilauan dengan cahaya yang tidak wajar. "Aku hanya ingin memastikan bahwa kau baik-baik saja, kakak ipar. Setelah semua yang terjadi, aku merasa perlu untuk melihatmu sendiri."Shen Jin mengerutkan kening, kebingungan merayapi wajah tampan Bai Xiu Xue.
Hari ini, Shen Jin bangun sangat pagi. Semalaman, ia tidak bisa tidur nyenyak; perasaannya selalu gelisah. Cahaya matahari pagi yang lembut menyelinap melalui celah-celah jendela, menciptakan bayangan yang menari di dinding kamarnya. Ia duduk di tepi tempat tidur, menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya yang berdebar."Kenapa aku merasa seperti ini?"gumam Shen Jin pelan, suaranya hampir tenggelam dalam keheningan pagi.Kaisar Yuan yang kebetulan tidur bersamanya , terbangun mendengar suara Shen Jin. Ia mengusap matanya dan duduk di samping Shen Jin."Kau baik-baik saja, istriku?" tanyanya dengan nada khawatir."Aku tidak tahu. Kenapa akhir-akhir ini aku merasa gelisah. Jantungku sering berdebar-debar tidak karuan.""Mungkin kau hanya terlalu lelah akhir-akhir ini, bagaiaman kalau aku memanggil guru untuk memeriksa kondisi kesehatanmu?" pintanya. Shen Jin menggeleng sebagai jawaban. "Tidak perlu ! Mungkin benar apa yang seperti kau bilang, lebih baik aku beristirahat