Share

ISTRI KECIL SANG DIREKTUR
ISTRI KECIL SANG DIREKTUR
Penulis: Gavrila

Bab 1

Penulis: Gavrila
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-20 22:33:08

"What? Nggak! Heppy nggak mau! Apa Papa sudah nggak waras mau jual anak sendiri?" Dengan berkacak pinggang dan dada yang kembang kempis Heppy menolak mentah-mentah keinginan papanya.

"Tolonglah Papamu ini Sayang, perusahaan kita sudah di ambang kehancuran. Apa kamu tega melihat perusahaan peninggalan Kakekmu bangkrut?"

"Tapi Pa, Heppy baru juga lulus SMA, Heppy juga pengen kuliah."

"Nak, perusahaan Martadinata mau membantu Papa hanya dengan syarat Papa bersedia menikahkan salah satu putri Papa dengan anak sulung mereka."

Sesungguhnya Pak Adi tidak tega jika harus menikahkan putrinya dengan keturunan Martadinata yang terkenal angkuh dan kejam, tapi nasib perusahaannya ada ditangan Martadinata Corp karena hanya pemilik perusahaan itu yang bersedia menyuntikkan dana yang cukup besar untuk membangkitkan kembali perusahaan yang hampir bangkrut itu.

"Kenapa harus Heppy Pa? Heppy masih SMA! Kenapa nggak Cindy saja?" isak Heppy memelas agar Papanya membatalkan perjodohan konyol itu.

"Apa kamu lupa jika kakakmu itu sudah bersuami dan sedang hamil besar?"

"Tapi Pa," rengek Heppy yang masih bersikukuh menolak perjodohan itu.

"Heppy, percaya sama Mama. Tidak ada salahnya menerima perjodohan itu. Keluarga Martadinata adalah keluarga yang mapan, mempunyai segalanya. Kamu tidak akan kekurangan apapun jika menikah dengan putranya, Nak." Bu Nanda yang sedari tadi diam ikut membujuk putri bungsunya.

"Iya dan menukar kebahagiaan dan mimpi Heppy dengan perusahaan Papa! Kalian memang nggak sayang sama Heppy!"

"Hepp,"

"Sudah cukup Pa, Heppy benci Papa!" teriak Heppy dengan air mata yang membanjiri pipi putihnya.

"Heppy dengar Mama," sela Bu Nanda.

"Nggak, Heppy benci kalian. Kalian pilih kasih! Membebaskan pilihan Kak Cindy menikah dengan lelaki yang dia cinta tapi menjodohkan Heppy. Kalian pikir ini jaman Siti Nurbaya? Persetan dengan perusahaan, kalian pikir Heppy rela menukar masa depan Heppy demi perusahaan? Tidak!"

Plaakkkk!!! Tamparan yang cukup kencang mendarat di pipi kiri Heppy.

"Mama nampar Heppy? Ck benar, kalian memang nggak sayang sama Heppy! Happy benci Mama! Aku benci kalian!" Mengambil tas ranselnya yang tadi ia lempar ke sofa, Heppy berlari keluar rumah meninggalkan suasana yang kian memanas dan membuatnya semakin emosi.

Berlari entah kemana. Otaknya buntu, yang dipikirannya hanya bagaimana cara ia kabur dan menghindari perjodohan konyol ini.

Entah sudah seberapa jauh Heppy berlari. Keringat sudah membasahi seragam abu-abu putihnya. Melihat pohon mangga yang nampak berbuah lebat ia memanjat pagar yang mengelilingi pohon itu.

Tanpa kesulitan sedikitpun, Heppy berhasil naik ke atas pagar tembok yang cukup tinggi. Memetik satu buah mangga dan memakannya.

"Ck, pusing gue. Telpon Resti aja kali ya. Siapa tau dia punya solusi buat masalah gue." Sambil menggerogoti mangga Heppy menelpon Resti, sahabatnya.

---

"Ee gila Lo ya, ngapain dah nangkring disitu kaya Mbak Kunti," teriak Resti dari bawah.

"Jangan bacot deh, sini naik. Eh pesanan gue mana?"

Dengan susah payah pohon mangga, akhirnya Resti sampai di atas pagar tembok dan duduk di samping Heppy dengan ngos-ngosan. "Nih, tau repot gini ogah gue dateng," gerutu Resti sambil memberikan sebotol minuman kemasan titipan Heppy.

"Ck, sama sahabat ini. Eh gue lagi galau tau. Makanya gue kabur kesini," curhat Heppy setelah meneguk minumannya.

"Curhat Bu? Jomblo aja gegaya galau."

"Gue nggak lagi bercanda Res. Gue dijodohin, huaaaa..."

"Hari gini? Sekarang sudah jaman milenial kali. Eh dijodohin sama siapa? Ganteng kaga?" kepo Resti.

"Mana gue tau, bokap cuma bilang sama putra sulung keluarga Martadinata. Bokap Lo kenal kaga?"

"Buset? Serius Lo? Demi apa? Putra keluarga Martadinata terkenal ganteng oy. Tapi kalau putra sulungnya gue belum pernah liat. Misterius gitu. Eh sumpah? Putra sulung? Jadi istri keberapa lo?"

Heppy yang sedang minum sontak menyemburkan minumannya mendengar jawaban sahabatnya. Papanya memang gila kalau benar menjodohkan dirinya dengan lelaki beristri.

Sekarang yang ada dibayangan Heppy adalah laki-laki tua berkumis dengan perut buncit dan berwajah mesum saat mendengar kata istri keberapa. Berarti bukan cuma satu kan?

"Lo serius Res? Udah beristri?"

"Serius, dari berita yang beredar sih gitu tapi nggak tau pasti berapa istrinya, yang jelas lebih dari satu. Kehidupan pribadi putra sulung Martadinata memang sangat tertutup, media cuma tau namanya saja. Darrel Martadinata."

"Darrel Martadinata? Lo belum pernah liat orangnya?"

"Kaga Hep, kata media juga dia kaga tinggal disini. Hidup tentram dan bahagia dengan para istrinya di daerah terpencil."

"Restiii..... Tolongin gue..." Heppy dengan histeris merengek pada Resti.

"Terima aja kali, konglomerat Hep. Jadi istri milyader Lo," goda Resti sambil menowel dagu Heppy.

" Palelu. Mending gue miskin dari pada jadi madu," sewot Heppy yang dijawab tawa renyah oleh Resti.

---

Hari sudah gelap, Heppy tiba dirumah sambil mengendap-endap. Berusaha tidak menimbulkan suara, ia melepas sepatu ketsya. Berjalan pelan menuju pintu utama. "Sial, dikunci lagilagi," gerutunya sambil mencari jalan lain.

Berjalan menuju samping rumah, memanjat pohon yang dahannya menjulang hingga balkon kamar. "Heppy dilawan. Manjat gini doang mah kecil," bisiknya sambil tersenyum pongah. "Untung gue nggak pernah kunci pintu balkon," sambungnya sambil berjalan santai memasuki kamar.

Memang dasarnya apes, saat lampu kamar ia nyalakan. Papanya dengan garang sudah duduk di kasurnya. "Ppa- Papa? Sedang apa Papa di kamar Heppy?" cicit Heppy salah tingkah dipandang begitu tajam oleh sang Papa.

"Akhirnya pulang juga kau anak tengil. Mulai sekarang bersikaplah lebih dewasa. Jangan seperti anak tidak tau di untung seperti ini." Kata-kata pedas keluar dari bibir Pak Adi. Tidak lupa tatapan tajamnya yang mengintimidasi membuat Heppy menciut ditempat ia berdiri.

"Mau jadi apa anak perempuan kelayapan jam segini baru pulang? Mau jadi berandalan kamu? Contoh itu Kakakmu, sudah hamil masih sibuk membantu Papa dan suaminya," tambah Pak Adi yang emosi melihat kelakuan anak bungsunya.

"Kak Cindy Kak Cindy terus. Bandingin aja terus sama Kak Cindy, memanglah Heppy ini beban keluarga, makanya Papa rela ngejual Heppy sama Pak Tua hidung belang itu." Tidak mau kalah dan tidak rela dibandingkan dengan sang kakak, Heppy pun dengan berani menatap mata tajam papanya.

"Sudah berani kamu ya? Siapa yang kau sebut pak tua hidung belang ha?"

"Siapa lagi kalau bukan Pak Darrel Martadinata, lelaki yang Papa jodohkan denganku."

"Heppy, kurang ajar kamu ya? Sudah berani melawan Papa? Mulai besok kamu Papa kurung. Jangan harap bisa keluar dari kamar ini sampai hari akad tiba."

"Pa, Papa nggak bisa kaya gini dong." Sambil mengejar papanya yang berjalan ke arah pintu balkon dan mengunci dan mencabut kuncinya.

"Mau atau tidak, Papa tetap pada keputusan Papa. Kamu menikah dengan Tuan Darrel atau kamu akan menyesal seumur hidup."

Brakk!! Ceklekk! Pintu kamar tertutup dan terkunci dari luar. Menyisakan Heppy yang menangis meraung memaki seluruh dunia karena ketidakadilan papanya.

Sejujurnya Pak Adi sengaja melakukan itu semua. Dia harus tega agar putri bungsunya tidak lagi menjadi anak yang manja dan pembangkang. Apalagi ia akan menikah dengan putra konglomerat, tentu harus tau tata krama dan sopan santun. Semoga saja dengan didikan keras seperti ini Heppy bisa lebih mendewasakan diri dan tidak lagi keras kepala.

Bab terkait

  • ISTRI KECIL SANG DIREKTUR   Bab 2

    Bu Nanda masuk ke dalam kamar Heppy dengan membawa nampan berisi sarapan dan segelas susu, duduk di tepian kasur sambil mengelus kepala Heppy."Mamaaa... Heppy nggak mau nikah," rengek Heppy yang sudah membuka matanya, ralat. Tidak bisa memejamkan matanya sejak perang dingin dengan sang Papa tadi malam. Bu Nanda hanya mengulas senyum getir mendengar rengekan putri bungsunya, walaupun Heppy termasuk anak yang bandel, pembangkang juga selalu membuatnya darah tinggi, keputusan suaminya begitu membuatnya bimbang. Bu Nanda tidak tega melepaskan putrinya yang masih belia untuk menikah, tapi nasib perusahaan dan semua karyawan ada di tangan Heppy. "Kenapa kalian begitu tega, apa kalian benar-benar tidak menyayangi Heppy lagi sampai ingin sekali membuang Heppy ke pria tua itu?" tanya Heppy lagi. "Kamu ingat tidak apa alasan Mama menamparmu kemarin?" tanya Bu NandaNanda yang di jawab anggukan kepala oleh Heppy. "Kenapa Mama tega menampar Heppy?""Nasib perusahaan sudah berada di ujung tan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • ISTRI KECIL SANG DIREKTUR   Bab 3

    Dua buah mobil berjalan beriringan dengan sebuah mobil mewah yang berada di depan. Di dalamnya, Heppy terlihat termenung menatap keluar kaca jendela. Entah sudah berapa jam ia berada di dalam mobil itu tapi belum ada tanda-tanda mobil akan berhenti. Membelah perkebunan disebuah dataran tinggi yang Heppy tidak tau diamana tempatnya, yang jelas ia sudah berada jauh dari rumahnya. Ia sudah pasrah pada kehidupan yang akan ia jalani nanti. Heppy sedikit menegakkan tubuhnya saat mobil yang ia tumpangi berjalan pelan memasuki jalanan yang kiri dan kanannya ditumbuhi pepohonan yang menjulang tinggi, berhenti sebentar kala sampai di depan pintu gerbang yang tak kalah tingginya. Benar-benar kawasan terpencil yang sepi penduduk, membuat Heppy bergidik ngeri. Ia sedikit terkejut kala mobil memasuki gerbang dan melihat rumah yang sangat mewah di depan sana karena jaraknya dengan pintu gerbang terbilang cukup jauh. Benar-benar orang yang misterius, membangun rumah mewah di tengah-tengah perkebun

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • ISTRI KECIL SANG DIREKTUR   Bab 4

    "Astaga ini menor sekali, hapus hapus. Aku nggak biasa dandan," pekik Heppy saat melihat wajahnya di cermin genggam yang Dinar berikan. "Nyonya ingin make up yang seperti apa? Nyonya harus berdandan walaupun tipis. Itu juga peraturan," tanya Dinar dengan sabar sambil menghapus kembali make up Heppy. "Ya sudah tipis saja, natural gitu loh. Ini nggak usah lah pakek lipstik, pakek ini aja," jawab Heppy sambil mengambil lipgloss dan memberikannya pada Dinar. "Baik Nyonya."Beberapa saat kemudian Heppy sudah siap menuju ruang makan di rumah utama. Di temani oleh Dinar yang akan mendampinginya, Heppy berjalan pelan sambil memegang erat mantelnya menutupi gaun yang menurut Heppy tidak layak pakai. Bagaimana tidak? Ia hanya dipakaikan gaun malam tipis yang tidak bisa melindunginya dari hawa dingin. Heppy berusaha tampil dengan riasan yang sangat sederhana dan senatural mungkin agar tidak menarik perhatian. Membayangkan bagaimana rupa pria tua itu saja sudah membuat bulu kuduk Heppy berdir

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • ISTRI KECIL SANG DIREKTUR   Bab 5

    Bagai dikejar setan, Heppy berlarian menuju paviliunnya. Sesekali menoleh kebelakang, seperti takut ketahuan. "Jangan sampai ada yang liat, duh bisa mati aku," gumamnya sambil terus berlari. Masuk ke dalam kamar lalu bersembunyi di balik selimutnya. Dinar yang kebetulan juga baru sampai di paviliun kebingungan melihat nyonyanya bergelung dibalik selimut di siang hari seperti ini. Dinar langsung bergegas menghampiri sang nyonya, takut jika terjadi hal yang tidak di inginkan. "Nyonya, saya mencari nyonya tadi, tapi nyonya tidak ada di sana. Nyonya dari mana? Apa nyonya sakit? Kenapa nyonya bergelung di bawah selimut seperti itu?" tanya Dinar. "Ssttt... Jangan keras-keras. Diamlah dulu. Aku membutuhkan ketenangan. Kau pergilah," jawab Heppy tanpa membuka selimutnya. "Nyonya ingin tidur siang? Tapi sekarang masih pukul sepuluh Nyonya, masih terlalu awal untuk tidur siang. ""Argghhh..." Heppy menyibakkan selimut tebalnya, bukan karena marah tapi karena merasa gerah terbungkus di dalam

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • ISTRI KECIL SANG DIREKTUR   Bab 6

    "Sedang apa aku disini? Ini tempatku pribadiku, seharusnya aku yang bertanya, sedang apa kau disini?"Heppy menunduk takut, ia sungguh tidak tahu jika ini adalah perpustakaan pribadi milik Tuan Darrel, ia kira ini adalah perpustakaan umum. "Ma... Maafkan sa...saya Tuan," ucap Heppy dengan terbata."Kau menyukainya?" tanya Tuan Darrel sambil menunjuk majalah dewasa yang di pegang Heppy dengan dagunya. Heppy sontak menjatuhkan majalah itu. Namun yang menjadi perhatian Tuan Darrel sekarang bukanlah majalah itu, melainkan Heppy yang kini sedang berdiri gugup di depannya yang hanya memakai gaun malam tipis dan tampak menerawang. Tuan Darrel menghela nafasnya panjang, "Sebaiknya kau segera pergi sebelum terjadi hal yang tak kan kau duga terjadi," ucap Tuan Darrel dengan suara serak di samping telinga Heppy. Happy mengerjap saat merasakan nafas Tuan Darrel yang begitu dekat hingga tercium aroma mint yang membuat tengkuk Heppy meremang. Dan saat kedua mata bereka bertemu, Heppy bisa melih

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • ISTRI KECIL SANG DIREKTUR   Bab 7

    Heppy berjalan dengan langkah gontai dan mata yang malas sekali untuk dibuka, ia terlalu mengantuk pagi ini. Dinar mengikutinya dari belakang, takut jikalau Nyonya-nya itu terjatuh. "Heppy," panggil Bella sambil berjalan cepat menghampirinyaHeppy menoleh, "Ada apa Kak?" tanyanya saat Bella sudah berada di depannya. "Mau minum teh sambil mengobrol di tempatku?""Hoooaaammm... Heppy batreinya habis Kak, ngantuk banget ini. Niatnya pengen bobok lagi sebentar.""Kau habis begadang semalam?""Lebih tepatnya tidak bisa tidur Kak.""Ahh, kebetulan sekali. Kakak punya aroma terapi. Nanti biar Kakak minta pelayan untuk mengantarkannya ke tempatmu, biar kau bisa tidur dengan nyenyak.""Terimakasih Kak. Hoaammm..." Heppy kembali menguap kemudian meregangkan ototnya, memcoba menyegarkan tubuhnya kembali di hadapan Bella. "Lebih baik kau segera tidur jika mengantuk, karena nanti siang Nyonya besar akan datang berkunjung.""Nyonya besar?" tanya Heppy tidak mengerti. "Ibu mertua kita," jelas Be

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • ISTRI KECIL SANG DIREKTUR   Bab 8

    Heppy merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Hari ini sungguh sangat melelahkan bagi Heppy. Ia dan ketiga madunya harus mengikuti kemanapun ibu mertuanya pergi, belum lagi tatapan sinis Steffi yang seperti takut jika Heppy benar-benar bisa memberikan Tuan Darrel keturunan. "Hahhh... Daku lelah... " Heppy berguling-guling di atas kasurnya. Teringat sebuah ide, Heppy langsung duduk tegak dan memanggil asistennya. "Dinar," panggil Heppy yang membuat pelayanan itu berlari tergopoh-gopoh. "Iya Nyonya, Nyonya ingin sesuatu?" tanya Dinar. "Kau juga ingin memancing emosiku Dinar?""Maaf, ada apa Hep?""Buatin mie instan rebus pedas pakek daun sawi cabe yang banyak ya? Ah itu cabenya petik di belakang paviliun aja, kayanya ada pohon cabe deh." Heppy sudah ingin meneteskan air liurnya kala membayangkan ia menyeruput kuah pedas dari mie instan itu. "Tapi disini tidak ada mie instan Hep, lagi pula nanti perutmu sakit jika makan yang pedas-pedas," ucap Dinar takut-takut. "Ahh kau ini. Nanti aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28

Bab terbaru

  • ISTRI KECIL SANG DIREKTUR   Bab 8

    Heppy merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Hari ini sungguh sangat melelahkan bagi Heppy. Ia dan ketiga madunya harus mengikuti kemanapun ibu mertuanya pergi, belum lagi tatapan sinis Steffi yang seperti takut jika Heppy benar-benar bisa memberikan Tuan Darrel keturunan. "Hahhh... Daku lelah... " Heppy berguling-guling di atas kasurnya. Teringat sebuah ide, Heppy langsung duduk tegak dan memanggil asistennya. "Dinar," panggil Heppy yang membuat pelayanan itu berlari tergopoh-gopoh. "Iya Nyonya, Nyonya ingin sesuatu?" tanya Dinar. "Kau juga ingin memancing emosiku Dinar?""Maaf, ada apa Hep?""Buatin mie instan rebus pedas pakek daun sawi cabe yang banyak ya? Ah itu cabenya petik di belakang paviliun aja, kayanya ada pohon cabe deh." Heppy sudah ingin meneteskan air liurnya kala membayangkan ia menyeruput kuah pedas dari mie instan itu. "Tapi disini tidak ada mie instan Hep, lagi pula nanti perutmu sakit jika makan yang pedas-pedas," ucap Dinar takut-takut. "Ahh kau ini. Nanti aku

  • ISTRI KECIL SANG DIREKTUR   Bab 7

    Heppy berjalan dengan langkah gontai dan mata yang malas sekali untuk dibuka, ia terlalu mengantuk pagi ini. Dinar mengikutinya dari belakang, takut jikalau Nyonya-nya itu terjatuh. "Heppy," panggil Bella sambil berjalan cepat menghampirinyaHeppy menoleh, "Ada apa Kak?" tanyanya saat Bella sudah berada di depannya. "Mau minum teh sambil mengobrol di tempatku?""Hoooaaammm... Heppy batreinya habis Kak, ngantuk banget ini. Niatnya pengen bobok lagi sebentar.""Kau habis begadang semalam?""Lebih tepatnya tidak bisa tidur Kak.""Ahh, kebetulan sekali. Kakak punya aroma terapi. Nanti biar Kakak minta pelayan untuk mengantarkannya ke tempatmu, biar kau bisa tidur dengan nyenyak.""Terimakasih Kak. Hoaammm..." Heppy kembali menguap kemudian meregangkan ototnya, memcoba menyegarkan tubuhnya kembali di hadapan Bella. "Lebih baik kau segera tidur jika mengantuk, karena nanti siang Nyonya besar akan datang berkunjung.""Nyonya besar?" tanya Heppy tidak mengerti. "Ibu mertua kita," jelas Be

  • ISTRI KECIL SANG DIREKTUR   Bab 6

    "Sedang apa aku disini? Ini tempatku pribadiku, seharusnya aku yang bertanya, sedang apa kau disini?"Heppy menunduk takut, ia sungguh tidak tahu jika ini adalah perpustakaan pribadi milik Tuan Darrel, ia kira ini adalah perpustakaan umum. "Ma... Maafkan sa...saya Tuan," ucap Heppy dengan terbata."Kau menyukainya?" tanya Tuan Darrel sambil menunjuk majalah dewasa yang di pegang Heppy dengan dagunya. Heppy sontak menjatuhkan majalah itu. Namun yang menjadi perhatian Tuan Darrel sekarang bukanlah majalah itu, melainkan Heppy yang kini sedang berdiri gugup di depannya yang hanya memakai gaun malam tipis dan tampak menerawang. Tuan Darrel menghela nafasnya panjang, "Sebaiknya kau segera pergi sebelum terjadi hal yang tak kan kau duga terjadi," ucap Tuan Darrel dengan suara serak di samping telinga Heppy. Happy mengerjap saat merasakan nafas Tuan Darrel yang begitu dekat hingga tercium aroma mint yang membuat tengkuk Heppy meremang. Dan saat kedua mata bereka bertemu, Heppy bisa melih

  • ISTRI KECIL SANG DIREKTUR   Bab 5

    Bagai dikejar setan, Heppy berlarian menuju paviliunnya. Sesekali menoleh kebelakang, seperti takut ketahuan. "Jangan sampai ada yang liat, duh bisa mati aku," gumamnya sambil terus berlari. Masuk ke dalam kamar lalu bersembunyi di balik selimutnya. Dinar yang kebetulan juga baru sampai di paviliun kebingungan melihat nyonyanya bergelung dibalik selimut di siang hari seperti ini. Dinar langsung bergegas menghampiri sang nyonya, takut jika terjadi hal yang tidak di inginkan. "Nyonya, saya mencari nyonya tadi, tapi nyonya tidak ada di sana. Nyonya dari mana? Apa nyonya sakit? Kenapa nyonya bergelung di bawah selimut seperti itu?" tanya Dinar. "Ssttt... Jangan keras-keras. Diamlah dulu. Aku membutuhkan ketenangan. Kau pergilah," jawab Heppy tanpa membuka selimutnya. "Nyonya ingin tidur siang? Tapi sekarang masih pukul sepuluh Nyonya, masih terlalu awal untuk tidur siang. ""Argghhh..." Heppy menyibakkan selimut tebalnya, bukan karena marah tapi karena merasa gerah terbungkus di dalam

  • ISTRI KECIL SANG DIREKTUR   Bab 4

    "Astaga ini menor sekali, hapus hapus. Aku nggak biasa dandan," pekik Heppy saat melihat wajahnya di cermin genggam yang Dinar berikan. "Nyonya ingin make up yang seperti apa? Nyonya harus berdandan walaupun tipis. Itu juga peraturan," tanya Dinar dengan sabar sambil menghapus kembali make up Heppy. "Ya sudah tipis saja, natural gitu loh. Ini nggak usah lah pakek lipstik, pakek ini aja," jawab Heppy sambil mengambil lipgloss dan memberikannya pada Dinar. "Baik Nyonya."Beberapa saat kemudian Heppy sudah siap menuju ruang makan di rumah utama. Di temani oleh Dinar yang akan mendampinginya, Heppy berjalan pelan sambil memegang erat mantelnya menutupi gaun yang menurut Heppy tidak layak pakai. Bagaimana tidak? Ia hanya dipakaikan gaun malam tipis yang tidak bisa melindunginya dari hawa dingin. Heppy berusaha tampil dengan riasan yang sangat sederhana dan senatural mungkin agar tidak menarik perhatian. Membayangkan bagaimana rupa pria tua itu saja sudah membuat bulu kuduk Heppy berdir

  • ISTRI KECIL SANG DIREKTUR   Bab 3

    Dua buah mobil berjalan beriringan dengan sebuah mobil mewah yang berada di depan. Di dalamnya, Heppy terlihat termenung menatap keluar kaca jendela. Entah sudah berapa jam ia berada di dalam mobil itu tapi belum ada tanda-tanda mobil akan berhenti. Membelah perkebunan disebuah dataran tinggi yang Heppy tidak tau diamana tempatnya, yang jelas ia sudah berada jauh dari rumahnya. Ia sudah pasrah pada kehidupan yang akan ia jalani nanti. Heppy sedikit menegakkan tubuhnya saat mobil yang ia tumpangi berjalan pelan memasuki jalanan yang kiri dan kanannya ditumbuhi pepohonan yang menjulang tinggi, berhenti sebentar kala sampai di depan pintu gerbang yang tak kalah tingginya. Benar-benar kawasan terpencil yang sepi penduduk, membuat Heppy bergidik ngeri. Ia sedikit terkejut kala mobil memasuki gerbang dan melihat rumah yang sangat mewah di depan sana karena jaraknya dengan pintu gerbang terbilang cukup jauh. Benar-benar orang yang misterius, membangun rumah mewah di tengah-tengah perkebun

  • ISTRI KECIL SANG DIREKTUR   Bab 2

    Bu Nanda masuk ke dalam kamar Heppy dengan membawa nampan berisi sarapan dan segelas susu, duduk di tepian kasur sambil mengelus kepala Heppy."Mamaaa... Heppy nggak mau nikah," rengek Heppy yang sudah membuka matanya, ralat. Tidak bisa memejamkan matanya sejak perang dingin dengan sang Papa tadi malam. Bu Nanda hanya mengulas senyum getir mendengar rengekan putri bungsunya, walaupun Heppy termasuk anak yang bandel, pembangkang juga selalu membuatnya darah tinggi, keputusan suaminya begitu membuatnya bimbang. Bu Nanda tidak tega melepaskan putrinya yang masih belia untuk menikah, tapi nasib perusahaan dan semua karyawan ada di tangan Heppy. "Kenapa kalian begitu tega, apa kalian benar-benar tidak menyayangi Heppy lagi sampai ingin sekali membuang Heppy ke pria tua itu?" tanya Heppy lagi. "Kamu ingat tidak apa alasan Mama menamparmu kemarin?" tanya Bu NandaNanda yang di jawab anggukan kepala oleh Heppy. "Kenapa Mama tega menampar Heppy?""Nasib perusahaan sudah berada di ujung tan

  • ISTRI KECIL SANG DIREKTUR   Bab 1

    "What? Nggak! Heppy nggak mau! Apa Papa sudah nggak waras mau jual anak sendiri?" Dengan berkacak pinggang dan dada yang kembang kempis Heppy menolak mentah-mentah keinginan papanya. "Tolonglah Papamu ini Sayang, perusahaan kita sudah di ambang kehancuran. Apa kamu tega melihat perusahaan peninggalan Kakekmu bangkrut?" "Tapi Pa, Heppy baru juga lulus SMA, Heppy juga pengen kuliah.""Nak, perusahaan Martadinata mau membantu Papa hanya dengan syarat Papa bersedia menikahkan salah satu putri Papa dengan anak sulung mereka."Sesungguhnya Pak Adi tidak tega jika harus menikahkan putrinya dengan keturunan Martadinata yang terkenal angkuh dan kejam, tapi nasib perusahaannya ada ditangan Martadinata Corp karena hanya pemilik perusahaan itu yang bersedia menyuntikkan dana yang cukup besar untuk membangkitkan kembali perusahaan yang hampir bangkrut itu. "Kenapa harus Heppy Pa? Heppy masih SMA! Kenapa nggak Cindy saja?" isak Heppy memelas agar Papanya membatalkan perjodohan konyol itu. "Apa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status