Home / Romansa / I Love You, Mr. Devil! / 1. The Sexy Agent & The Mysterious Painter

Share

I Love You, Mr. Devil!
I Love You, Mr. Devil!
Author: Black Aurora

1. The Sexy Agent & The Mysterious Painter

Author: Black Aurora
last update Last Updated: 2025-04-09 00:53:24

"Aaahhh!!"

Amanda memegang kepalanya sambil mengernyit.

Ia sedang berakting pura-pura pusing saat sedang berjalan menyusuri koridor pesawat, lalu dengan dramatis menjatuhkan tubuh indahnya di pangkuan seorang lelaki, yang duduk dua baris di belakangnya.

Lelaki yang juga menjadi 'Sang Target' baginya.

"Ah... ma-maafkan aku..." manik hijau zamrud itu pun mengerjap-kerjap, terlihat sungguh polos dan mempesona.

Satu tangannya dibuat tanpa sengaja bertengger dengan manja di dada lelaki itu, sementara tangannya satu lagi bergerak dengan cepat menyusup ke dalam saku jas sang target.

Dapat!!

Amanda bersorak dalam hati ketika menemukan barang yang ia cari.

Lalu seperti terburu-buru, ia pun berdiri dengan wajah yang dibuat merona, dan tak lupa juga membungkukkan tubuhnya dengan gestur meminta maaf.

What a perfect acting!

"Maafkan saya... saya tidak sengaja jatuh di tubuh Anda..." ucapnya dalam Bahasa Inggris dengan raut menyesal.

Penerbangan ini adalah penerbangan Internasional dengan destinasi Jakarta - Milan, yang diisi oleh penumpang yang tentu saja sebagian besar bukan WNI, termasuk 'Sang Target' kali ini.

"Apa Nona baik-baik saja?" Lelaki berusia tiga puluhan itu bertanya dengan sorot penuh perhatian.

Tak kan ada lelaki normal mana pun yang tidak akan terpengaruh melihat seraut wajah cantik dengan tubuh berlekuk indah yang jatuh ke pangkuannya, bagaikan bidadari yang jatuh dari surga.

Amanda tersenyum lemah, yang tentu saja masih bagian dari acting-nya. "Saya tidak apa-apa. Sekali lagi maafkan saya..." lalu ia pun mengayunkan tubuh limbungnya untuk melangkah perlahan menuju ke toilet pesawat.

Sudut bibir Amanda yang terpulas lipstik maroon melekuk naik, ketika ia melirik lelaki targetnya itu tengah melepaskan seat belt dengan terburu-buru, lalu berdiri dari kursinya untuk menyusul Amanda.

'Sure. Nobody can resist me,' pikir Amanda sambil menyeringai angkuh.

Kecuali si Gevan bodoh yang memilih wanita yang bahkan tidak ada apa-apanya dibandingkan dirinya.

Setiap kali mengingat mantan pacar yang telah mencampakkannya itu, Amanda pun seketika merasa meradang.

Ia benar-benar tidak terima dan gusar membayangkan betapa menyebalkannya berada di posisi yang tertolak, padahal selama ini dialah yang terbiasa menolak laki-laki.

Cih. It's his lost then.

Lagipula, sesungguhnya Amanda memang sudah tidak terlalu mencintai mantannya itu. Ia mendekati Gevan hanya karena bosnya Max yang menyuruhnya.

Gevan adalah CEO Samudra Corp., perusahan telekomunikasi terbesar di Indonesia.

Max berpikir jika Amanda berhasil menikahi lelaki itu, maka mereka akan menggandeng perusahaan Gevan sebagai sekutu yang sangat berguna, terutama untuk menyadap berbagai informasi penting melalui teknologi telekomunikasi.

Amanda kembali melirik Sang Target yang kini telah berada begitu dekat dengannya. Sang Target yang harus ia tangani atas perintah Max.

"Nona..."

Amanda merasa sesuatu menyentuh lembut lengannya.

Wanita itu pun menoleh, dan pura-pura terkejut ketika melihat lelaki bersurai coklat terang itu telah berdiri di belakang tubuhnya, begitu dekat dan samar tercium aroma parfum mahal yang menguar lembut.

"A-anda?" Amanda mengerjap-kerjapkan netra zamrudnya seakan terkejut.

Lelaki itu tersenyum. Well, lumayan tampan juga targetnya kali ini.

Jika saja Amanda tidak perlu mencuri flash disc yang berada di sakunya dan seandainya lelaki ini bukan psikopat, mungkin Amanda akan mengajaknya bersenang-senang setibanya mereka di Milan nanti.

"Maaf, saya lihat anda sepertinya sedang mengalami masalah kesehatan? Kebetulan saya adalah seorang Dokter, mungkin jika Nona mengijinkan saya akan memeriksa kesehatan Anda," tuturnya sopan.

Amanda berdecih dalam hati. 'Ya, aku juga tahu kalau kau seorang Dokter, Enzio Morelli! Dokter gila yang juga pembunuh berantai sekaligus penjual organ tubuh ilegal!

Ck! Pasti sekarang ia sedang memindaiku, sambil mengira-ngira berapa juta dollar yang akan ia raup dengan organ-organ yang berada di dalam sana!'

Namun Amanda yang sudah terlatih untuk bersikap sesuai dengan perannya, hanya menyunggingkan senyum gembira.

"Anda Dokter? Benarkah? Aah, kebetulan sekali, sudah beberapa minggu ini kepalaku sangat sakit dan itu membuat tubuhku limbung," tutur Amanda.

Selama beberapa menit mereka berbincang di lorong dekat toilet, dan kemudian kembali ke tempat duduk setelah seorang pramugari menegur mereka dengan sopan agar kembali duduk karena pesawat akan segera mendarat.

Ekspresi datar namun penuh kepuasan terpancar saat ia kembali duduk di kursi kelas bisnis.

Flash disc yang ia curi telah aman tersimpan di dalam bra-nya, dan Amanda telah bertukar nomor ponsel dengan Enzio Morelli untuk acara kencan besok.

Haha. Ini mudah sekali.

Max pasti akan sangat puas dengan kinerja Amanda sebagai agent lapangan baru dengan kodenya sendiri bernama Agent Peacock.

Sebelumnya tugas Amanda benar-benar remeh, bahkan ia sama sekali tidak merasa seperti agen rahasia / mata-mata yang diperkerjakan oleh PBB.

'Ah, pesawat sedang landing. Akhirnya... Milan, I'm coming!' Pekik Amanda dalam hati dengan gembira.

Well, jangan salah. Tentu saja ia cinta Indonesia karena setengah darahnya berasal dari negara itu.

Namun Milan memberinya banyak pengalaman. Sebagai supermodel, dan juga sebagai agen rahasia.

Dengan wajah yang berseri-seri, Amanda menatap jendela yang memperlihatkan pemandangan Malpensa International Airport, Milan.

Namun Amanda sama sekali tidak menyadari kalau sesosok misterius dengan sepasang mata abu-abu gelap dan rambut hitam sepekat malam tanpa bintang, telah memandangi dirinya sejak tadi.

Wajah yang sangat tampan dengan penampilan maskulin itu duduk sejejer dengan kompartemen Amanda.

Senyum memikat yang terukir di bibir lelaki itu sangat dalam dan penuh makna, seakan mampu menelanjangi setiap object yang ia perhatikan dengan intens bagai ilmuwan gila yang sedang mengamati preparat di balik mikroskop.

Lelaki itu merekam setiap gerakan, setiap senyum, bahkan setiap nafas Amanda yang membuat bagian dadanya yang seksi itu bergerak lembut di dalam otaknya.

Lelaki itu bahkan membayangkan bagaimana jika wanita cantik dengan kulit keemasan itu berada di ranjang bersamanya.

Mendesah dan mengerang dengan suara yang menggairahkan karena sentuhannya.

'Belum saatnya,' batin pria itu sambil menyeringai. 'Aku akan bersabar hingga waktu dan keadaan yang akan membuatmu berada di dalam penjara cinta, Amanda Almira Wrighton!'

***

Amanda berontak sekuat tenaga, namun ia kalah kuat.

Kedua tangannya berada dalam cengkraman satu tangan Enzio Morelli, sementara tangan satu lagi lelaki itu mencekik lehernya. Kedua kaki Amanda pun dihimpit oleh paha besar lelaki psikopat itu, hingga ia tak bisa berkutik.

Mungkin sebentar lagi lehernya akan patah, dan Dokter psycho ini pun bisa mengambil organ tubuhnya secara cuma-cuma. Sialan!!

Amanda ingin berteriak meminta tolong, namun pita suaranya ikut tercekik oleh tangan besar Enzio.

Yah, apa boleh buat. Mungkin sampai di sini umurnya.

Hahhh, damned!! Padahal besok Amanda harus tampil di Milan Fashion Week!

Oke, kalau begitu dia akan menjadi mati dan menjadi hantu yang gentayangan menakut-nakuti Enzio dan ikut menjadi salah satu model di pagelaran itu!

Awas kau, Enzio laknat!

Mata hijau zamrud itu seakan telah kehilangan cahayanya dan perlahan mulai menutup, seiring dengan pasokan oksigen yang makin terasa menipis akibat tercekik.

Sesaat ketika sedikit lagi kesadaran Amanda akan hilang, tiba-tiba saja ia merasakan cekikan kuat di lehernya telah menghilang, berbarengan dengan himpitan serta cengkeraman di tubuhnya.

Seketika Amanda pun merosot jatuh ke lantai.

Buugh!!! Braaakk!! Duuugh!!!

Sayup-sayup di antara ambanh batas kesadarannya, Amanda mendengar suara hantaman perkelahian.

Siapa yang menyelamatkannya? Apakah itu Max??

Tidak. Tidak mungkin. Max sangat jarang turun ke lapangan.

Benar-benar sial. Amanda tidak menyangka jika Enzio akan menyadari kalau flash disc yang berisi data-data kejahatannya telah menghilang, dan lelaki itu pun langsung mencurigai dirinya.

Bahkan Amanda sama sekali tidak curiga ketika Dokter gila itu meminta bertemu di bagian airport yang sepi, lalu tiba-tiba saja menarik tubuhnya masuk ke dalam gudang entah apa ini.

Aaahh! Sepertinya Amanda terlalu menyepelekan tugas yang terlihat mudah baginya, namun ternyata tidak semudah yang dikira.

Ada banyak faktor X yang membuat tugas lapangan unpredictable.

Perlahan Amanda pun membuka matanya.

Enzio Morelli, si Dokter psycho itu telah terjengkang di lantai dengan wajah penuh darah, dan seseorang yang berdiri di sampingnya terus melayangkan satu kakinya untuk menendang tubuh yang sudah tak berdaya itu berkali-kali.

Amanda berkedip dua kali, lalu ia pun melebarkan kedua matanya ketika melihat wajah familier yang telah menyelamatkan hidupnya.

Dia... si pelukis???

Pelukis yang tak sengaja Amanda temui ketika ia sedang berolah raga di taman Parco Sempione di Milan beberapa minggu yang lalu!

Saat itu Amanda-lah yang pertama kali menghampirinya dan mengajak berkenalan, karena merasa tertarik dengan aura Indonesia yang terlihat di wajah tampan pelukis itu, meskipun warna matanya abu-abu gelap.

Bahkan setelahnya mereka tidak saling berkomunikasi lagi, karena memang sengaja tidak saling menukar nomor ponsel.

Mereka hanya berbincang santai dan kasual sebagai sesama Warga Negara Indonesia yang berada di negeri asing, tanpa ada maksud apa pun di baliknya.

Amanda hanya bisa terpaku melihat lelaki itu yang masih saja menendangi Enzio dengan membabi-buta, hingga akhirnya ia pun memaksakan sebuah suara lirih dan terbata keluar dari tenggorokannya, meskipun terasa nyeri luar biasa.

"He-hentikan... dia bisa... mati..."

Seakan tersadar, lelaki itu pun menghentikan penyiksaannya kepada Enzio, lalu diam dan menatap Amanda.

Langkah kakinya begitu menakutkan sama sepert ekspresi dingin di wajah lelaki itu ketika ia mendekati Amanda yang masih terengah-engah duduk di lantai.

"Apa kamu baik-baik saja, Amanda?"

Amanda sedikit terkejut karena suara yang keluar dari mulut si pelukis itu begitu lembut, berbanding terbalik dengan bajunya yang penuh darah Enzio dan netra gelapnya yang pekat tak berdasar.

Lelaki itu jongkok dan mengelus rambut panjang Amanda, merapikan poninya yang berantakan.

Amanda memandangi otot lengannya yang tercetak jelas di kaus berkerah V lengan pendek yang ia kenakan, lalu bergidik.

'Siapa dia? Kenapa lelaki ini bisa dengan mudah mengalahkan Enzio yang memiliki kemampuan bela diri hebat?'

'Dia pasti bukan cuma pelukis,' Amanda pun menyimpulkan dalam hati. 'Auranya terlalu dominan dan dingin dibandingkan saat pertama kali kami bertemu.'

Entah kenapa, feeling Amanda mengatakan kalau hidupnya akan semakin kacau setelah bertemu dengan lelaki misterius ini.

Tapi paling tidak, untuk sekarang ia masih hidup.

Maka masih dengan terbata, Amanda pun kembali mengeluarkan suaranya yang masih terdengar serak.

"A-aaku ba-baik-baik sa-ja... Terima kasih untuk... bantuanmu, Kairo."

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Bianca
aish keren
goodnovel comment avatar
Prita Anindya
baru baca dan spt biasa keren banget
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
kepo dengan cerita
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • I Love You, Mr. Devil!   2. The Boss

    Mungkin karena masih shock, hanya beberapa detik kemudian Amanda pun pingsan.Ia bahkan sama sekali tidak sadar ketika Kairo mengangkat tubuhnya dari lantai dan membawanya keluar dari gudang tempat Enzio menyekap Amanda."Siapkan mobil!" Perintah lelaki bersurai legam itu kepada pria muda yang berdiri menunggunya di depan pintu gudang. Pria itu mengangguk hormat, lalu sekilas melirik penuh rasa ingin tahu kepada wanita yang berada di dalam dekapan Tuannya.Kairo membungkukkan badannya saat memasuki mobil Rolls Royce. Ia memasukkan tubuh Amanda perlahan untuk didudukkan di kursi bagian belakang. Lalu dengan setengah tubuh yang masih berada di luar mobil, ia menatap lelaki muda yang berada di bagian kemudi depan."Sam, apa barang-barang Amanda sudah dibawa semua?" Sam mengangguk kecil. "Sudah, Tuan. Koper Nona Amanda sudah aman di bagasi," sahutnya.“Bagus,” tukas Kairo puas, lalu ia pun ikut masuk ke dalam mobil untuk duduk di samping Amanda.Maniknya lekat menatap wajah cantik yang

    Last Updated : 2025-04-09
  • I Love You, Mr. Devil!   3. The Mission Has Not Been Completed

    Max menggigit sandwich daging asapnya sambil menatap lekat layar laptop di depannya. Ia sedang serius memeriksa flash disc yang berhasil diambil Amanda dari Enzio Morelli, dan mengirim seluruh isinya ke dalam e-mail. Max menghela napas lelah, namun tidak berhenti mengunyah sandwich yang dibuatkan Amanda untuknya. Bukti kuat untuk menjerat Enzio sudah ia pegang sekarang, meskipun Max sudah kehilangan jejak Dokter psikopat itu.Seluruh anak buahnya sudah dikerahkan untuk mencari Enzio Morelli. Namun Dokter gila itu hilang tanpa jejak seperti lenyap ditelan bumi. Mungkin ia sedang bersembunyi, sejak menyadari kalau flash disc yang berisi rekam jejak kejahatannya berupa pembunuhan serta data perdagangan organ tubuh ilegal telah menghilang. Well, Max sebenanarnya tidak terlalu cemas dengan menghilangnya penjahat itu. Toh, orang-orangnya yang bekerja di bawah organisasi The Golden Badges adalah orang-orang yang memiliki kemampuan luar biasa, selama ini tak sulit bagi mereka untuk mene

    Last Updated : 2025-04-09
  • I Love You, Mr. Devil!   4. The Masquarade Party

    Kairo menelisik perlahan penampilan Amanda dari ujung kepala hingga ke ujung kaki dengan penuh kekaguman.Wanita itu sangat memukau dengan gaun merah menyala yang membuat kulit lembutnya yang keemasan terlihat semakin berkilau. Bagian atas gaun yang sangat ketat menyerupai bustier, memperlihatkan lengan yang ramping serta pundak yang indah. Kairo menatap tulang selangka di bawah leher Amanda yang menyembul dengan cantik, membayangkan keinginnya ia memberikan tanda kepemilikan di sana. Lalu pandangan lelaki itu pun turun hingga ke bagian dua aset Amanda yang terlihat sangat menggiurkan, bulat dan padat, membuat Kairo meneguk kasar salivanya. Aaarggh... Amanda membuat sekujur tubuhnya terasa panas dan gerah!Pandangan dari netra abu gelap itu semakin turun hingga ke perutnya yang datar dan pinggangnya yang sempit membuatnya mereka-reka sekecil apa pusarnya. 'Suatu saat aku akan melihat dan menjilatinya sampai puas,' batin Kairo sambil menyeringai.Tatapannya pu lalu berakhir di ba

    Last Updated : 2025-04-09
  • I Love You, Mr. Devil!   5. The Chase

    Bab 5 : The Chase'Ini tidak bisa dibiarkan,' batin Max geram melihat Amanda yang sedang berdansa tango dengan seorang lelaki asing yang memakai topeng hijau tua.'Siapa lelaki itu? Kenapa Amanda memilih berdansa dengan orang asing dibandingkan denganku?Bukankah dia adalah pasanga kencanku malam ini?!'Max sendiri tidak merasa bahwa apa yang dilakukan Amanda sebenarnya tak jauh beda dengan apa yang dia lakukan dengan gadis pirang tadi.Tanpa berpikir panjang, Max pun mulai melangkahkan kakinya untuk menarik Amanda menjauh. Namun baru selangkah kakinya berjalan, terdengar suara ledakan keras yang membuat situasi kacau balau dan jeritan-jeritan sontak membahana di udara. Lalu tiba-tiba saja semua lampu yang menerangi ballroom besar itu pun seketika padam, membuat suasana menjadi gelap gulita tanpa cahaya. Ada asap tipis yang masuk dari luar rumah mewah itu melalui sela-sela ventilasi dan pintu, membuat suasana yang ada semakin mencekam. Max menarik senjata yang tersampir di sabuknya

    Last Updated : 2025-04-11
  • I Love You, Mr. Devil!   6. The Moonlight Kiss

    "Kau bukanlah seorang pelukis atau bartender, bukan? Lalu siapa kau sebenarnya?!" Sentak Amanda dengan mata hijaunya yang beradu tatap dengan netra abu gelap Kairo. Tangannya yang menggenggam pisau bermata dua dengan sengaja menggores kulit leher lelaki itu, yang hanya beberapa senti dari urat nadinya.Kairo hendak mengucapkan sesuatu, namun tiba-tiba saja suara rentetan peluru terdengar, dan desingnya yang terasa panas tertuju kepada mereka berdua. "Tiarap!" Seru Kairo sambil menarik Amanda dan menjatuhkan tubuh mereka di atas tanah. Tanpa berpikir panjang, Kairo pun refleks menempatkan dirinya di atas tubuh Amanda, menjadi tameng dari serbuan timah panas yang bisa melukai wanita itu.Amanda tersentak dan mengerjap-kerjapkan matanya, tak menyangka dengan perbuatan heroik lelaki itu yang lagi-lagi bertujuan untuk menyelamatkan dirinya.Di antara suara desing peluru, Amanda menelisik wajah tampan yang kini sedang berada di atasnya itu. Wajah tegang yang sedang menoleh waspada ke ar

    Last Updated : 2025-04-11
  • I Love You, Mr. Devil!   7. The Runaway

    "Pakai ini saja."Amanda menatap nanar pada sehelai kaos hitam besar dengan warna yang sudah pudar, dan celana jeans yang juga sama pudarnya.Demi apa, ia tidak mungkin menggunakan pakaian bekas dari seseorang! Meskipun Amanda bisa menghirup aroma pewangi yang segar dari kedua helai pakaian itu, dan meskipun lusuh tapi tampaknya cukup bersih.Apalagi ini adalah pakaian lelaki!Dia adalah seorang model, demi Tuhan! Yah, walaupun pekerjaan sampingannya satu lagi terkadang membuat Amanda jauh dari kata glamour karena harus menyamar tanpa mengenakan baju-baju yang fashionable, tapi paling tidak tak terlalu semengerikan mengenakan pakaian bekas lelaki entah siapa!Amanda meringis dan mengacungkan jempolnya kepada Kairo."Nope. Aku baik-baik saja, thanks. Aku tetap pakai bajuku ini saja," ucapnya dengan wajah masam.Kairo menaikkan satu alis lebatnya. "Kamu yakin? Setidaknya pakaian ini bersih, Amanda. Dan… tidak robek seperti bajumu," tukasnya sambil menunjuk bagian dada wanita itu yang s

    Last Updated : 2025-04-11
  • I Love You, Mr. Devil!   8. The Fashion Show

    Bab 8 : The Fashion Show Amanda merasa sangat lega karena melihat kondisi Max yang baik-baik saja, setelah mereka terpisah saat insiden penyerangan misterius itu. Amanda yang saat itu tak bisa mengelak karena tangannya terus ditarik oleh Kairo keluar melalui pintu rahasia, terpaksa meninggalkan Max sendirian di kediaman Harrison Davis. Dengan langkahnya yang lebar dan pasti, Max berjalan menuju Amanda yang masih berdiri mematung di depan jendela yang terbuka. "Aaah!!" Amanda terkejut setengah mati, ketika merasakan tubuh Max yang tiba-tiba saja menubruknya dengan keras dan langsung mendekapnya erat-erat. "Syukurlah kamu baik-baik saja!" Ucap Max penuh dengan kelegaan. "Aku khawatir sekali saat sambungan telepon darimu terputus, dan ponselmu tidak bisa dihubungi lagi." Amanda memukul-mukul pelan bahu keras Max. "Uhm, Max... bisa lepas dulu? Aku nggak bisa bernafas!" Sentaknya dengan suara yang tersengal. Max pun langsung melepaskan pelukannya namun tidak melepas tangannya

    Last Updated : 2025-04-11
  • I Love You, Mr. Devil!   9. The Mysterious Black Orchid

    "Wow. Apa itu bunga Black Orchid?"Suara bariton itu membuat Amanda menolehkan netranya ke arah pintu."Max?" Senyum manis pun terkembang dari bibir yang kali ini berlipstik merah menyala. Amanda melirik Nira yang bengong melihat Max yang masuk sembari membawa buket besar bunga mawar merah. Hari ini Max terlihat sangat tampan dengan jaket kulit hitam yang menutupi kaus turtleneck coklat mocca yang sewarna dengan matanya. Amanda terkikik geli dalam hati melihat Nira yang terkagum-kagum melihat pacarnya hingga meneteskan air liur."Nira, kenalkan ini Max, bodyguard-ku. Max, ini Nira, personal asisstant-ku," cetus Amanda memperkenalkan mereka."Bodyguard?" Netra coklat Max kini berkilat kesal menatap Amanda, karena memperkenalkan dirinya bukanlah sebagai pacar. Namun di satu sisi ia juga mengerti kenapa wanita itu berkata begitu. Pasti Amanda hanya berjaga-jaga saja agar hubungan mereka tidak sampai tercium oleh para petinggi di The Golden Badges.Namun ini tetap saja menyebalkan.M

    Last Updated : 2025-04-12

Latest chapter

  • I Love You, Mr. Devil!   16. The Thrilling Touch

    "Jadi model?" Kairo terlihat bergidik ngeri, saat membayangkan dirinya yang harus berpose dan difoto di hadapan banyak orang, serta kamera blitz yang berkedip menerpanya. Seorang bos mafia kejam seperti dirinya yang tiba-tiba harus berpose untuk sebuah majalah, tak pelak membuatnya ingin tertawa pelan. Dia tidak merendahkan profesi model, hanya saja rasanya dirinya memang tak cocok berkutat di sana. Nira mengangguk antusias. "Bayarannya juga lumayan banget lho!" Nira masih bersikeras merayu Kairo yang tampaknya terlihat tidak tertarik. Amanda pun sontak memutar kedua bola matanya, saat mendengar Nira yang menawarkan sejumlah bayaran yang pasti nggak ada seujung kuku bagi Kairo. Dia kan CEO Daydream Technology, halooo!!! Dasar Nira blo'on! Tapi kalau dipikir-pikir ya si blo'on Nira nggak salah juga sih, karena Amanda pun juga awalnya mengira Kairo itu hanyalah pemuda labil yang hobinya bergonta-ganti pekerjaan! Kairo tersenyum minta maaf kepada Nira. "Terima kasih

  • I Love You, Mr. Devil!   15. The Perfect Male Model For Amanda

    Sebenarnya, sejak tadi Kairo sengaja memposisikan dirinya dengan berdiri di dekat Amanda dan Laiv, tepatnya ketika melihat lelaki kurang ajar itu dengan wajah tanpa dosa mengalungkan tangannya di bahu Amanda. Ingin rasanya Kairo menarik kasar tangan itu lalu memukuli wajah Laiv dengam brutal, namun niatnya terpaksa diurungkan setelah melihat Amanda yang bergerak cepat memuntir pergelangan tangan lelaki tak sopan itu. 'Good job, Amanda,' batin Kairo sambil mengulum senyum melihat Laiv yang menjerit kesakitan. Dia memang pantas mendapatkannya. Apalagi setelah melihat betapa kasarnya lelaki itu memperlakukan Chiara, gadis mungil baik hati yang juga salah satu pacar Laiv. Cih. Hampir saja Kairo menarik kerah kaus si brengsek itu dan melayangkan bogem mentahnya ketika melihat Laiv mendorong kasar tubuh Chiara hingga jatuh terjerembab di atas aspal yang keras, namun lagi-lagi sikap Amanda yang tiba-tiba berdiri dan menyapa Laiv membuatnya terkejut. Kairo hanya bisa mengernyit b

  • I Love You, Mr. Devil!   14. The Encounter

    Hari telah beranjak sore, ketika Kairo tiba-tiba dihadang oleh tiga pria berbadan besar sekaligus. Yang membuat langkahnya yang hendak berjalan menuju ke minimarket untuk membeli air mineral pun seketika terhenti. Senyum smirk dan tatapan elangnya terhunus mengamati ketiga lelaki yang menatapnya penuh permusuhan. "1 on 1," ucap salah seorang dari mereka dengan wajah mengerut karena gusar, lalu melemparkan sebuah bola basket kepada Kairo. Dengan santai, Kairo menangkap bola itu sambil menaikkan satu alisnya. "Lagi?" Ucapnya dengan serigai mengejek yang disengaja. "Lalu jika kali ini aku menang SEKALI LAGI, apa yang bisa kau berikan, Laiv?" Lelaki bertampang sangar bernama Laiv itu pun tertawa kasar. "Kali ini kamu pasti kalah, Kairo! Ingat, jangan pernah kabur jika itu terjadi!" ancamnya dengan mata berkilat penuh emosi.Sebuah tawa mengejek terdengar serak membahana, membuat Laiv serta teman-temannya mengeratkan rahang mereka karena gusar. Jelas sekali Kairo sudah meremehkan kem

  • I Love You, Mr. Devil!   13. The Best Confession of The Year

    Amanda terus melipat bibirnya ke dalam mulut, berusaha untuk menahan senyum atau tawa yang hampir saja menyembur keluar.Sepanjang meeting, ia melihat Max seperti cacing kepanasan. Berulangkali lelaki itu melonggarkan dasi, menyugar rambut, bahkan menghembuskan napas keras. Sikap pimpinan The Golden Badges cabang Milan yang tidak seperti biasanya itu pun tak pelak membuat seluruh anggota yang mengikuti meeting terlihat bingung, namun tak ada satu pun yang berani bertanya kepadanya.Amanda tahu lelaki itu sedang bergairah. Hasrat yang Max keluarkan tadi di ruang kerjanya belumlah tuntas. Amanda hanya berharap semoga saja tidak ada yang menyadari sesuatu di antara mereka.Amanda mengerang dalam hati karena sejak tadi Max selalu mencuri-curi pandang ke arahnya. Aneh sekali. Sebelumnya pria ini begitu dingin dan seakan tak tersentuh, bahkan godaan Amanda pun tak pernah ia tanggapi. Tiba-tiba saja setelah mereka satu kali bercinta, Max pun berubah drastis seperti anak remaja yang kasmara

  • I Love You, Mr. Devil!   12. The Love Amulet

    Max tak bisa berhenti tersenyum sejak saat pertama kali kedua kelopak matanya terpisah, lalu memalingkan wajahnya untuk mendapati sosok menawan yang masih nyenyak terlelap dan bersandar di dadanya. Ia yang lebih dulu terbangun daripada Amanda. Satu lengannya yang terulur untuk mengelus-elus ubun-ubun Amanda, dan yang satu lagi masih betah mendekap erat pinggang ramping itu hingga tubuh telanjang mereka pun saling menempel. Tawa kecil menghiasi bibir Max, mengingat betapa panasnya petualangan liar yang barusan mereka lalui bersama di sofa sempit ini. Yang pasti, mulai saat ini sofa ini akan menjadi benda bersejarah yang akan dikenangnya. Dimana Max menyentuh dan bercinta dengan Amanda, wanita yang sangat ia sukai untuk pertama kalinya. Pergerakan lembut dan desahan kecil membuat Max menurunkan pandangannya untuk mengamati gerakan halus bahu berkulit keemasan milik Amanda. Dan ketika mata hijau zamrud yang membius para lelaki itu membuka, tanpa sadar Max pun tersenyum teduh.

  • I Love You, Mr. Devil!   11. The Mysterious Man

    Pagi ini Amanda terbangun dengan perasaan yang gelisah. Semalaman ia sulit tidur setelah mengetahui kalau Kairo memberinya sebuah micro mini usb di dalam rangkaian bunga Black Orchid darinya. Wanita itu benar-benar penasaran apa isi dari alat itu, namun sayangnya Max keburu menyitanya dan membawa benda itu pergi setelah mengantarkan dirinya pulang ke apartemen. Amanda berdecak sebal, karena gara-gara usb sialan itu dirinya dan Max gagal bermesraan! Selain itu dia juga kesal kepada pacarnya, kenapa juga harus buru-buru pergi sih? Kan dia bisa membuka usb itu di laptop Amanda? Amanda mengacak-acak rambut lurusnya yang panjang dengan kesal sambil mendesah keras, lalu memutuskan untuk turun dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Tadi sekitar pukul enam, Max telah mengumumkan kepada seluruh anggota The Golden Badges cabang Milan bahwa akan diadakan rapat internal jam sembilan, terkait dengan penemuan usb misterius itu. Setelah berendam dalam bu

  • I Love You, Mr. Devil!   10. The Flashback To The Past

    "Permisi, Tuan."Kairo mengangkat kepalanya dari dokumen yang sedang ia pelajari, dan melihat ajudannya Sam yang sedang berdiri di depan pintu ruang kerjanya. Ia pun segera menutup dokumen itu dan menatap Sam datar. "Masuk saja, Sam."Sam langsung melangkah cepat untuk kemudian berdiri tegak di depan meja kerja Kairo. "Ini tentang bukti pembelian obat terlarang oleh Cielo Nostra, data-data itu sudah diterima oleh Miss Amanda dan juga Mr. Maximilian," lapornya.Kening Kairo otomatis berkerut dalam saat mendengar nama Max disebutkan oleh Sam. "Bukankah data itu hanya dikirimkan kepada Amanda? Kenapa Max juga ikut menerimanya?"Sam mengangguk. "Benar, Tuan. Namun ketika data itu diberikan kepada Miss Amanda, bertepatan dengan Mr. Maximilian yang juga sedang berada di dekatnya," terang Sam.Kairo menghela napas pendek. Kedua bibirnya mengatup rapat pertanda dirinya sangat gusar. 'Sebenarnya sedekat apa sih Amanda dengan lelaki itu? Kenapa bisa-bisanya Max selalu berada di dekat Amand

  • I Love You, Mr. Devil!   9. The Mysterious Black Orchid

    "Wow. Apa itu bunga Black Orchid?"Suara bariton itu membuat Amanda menolehkan netranya ke arah pintu."Max?" Senyum manis pun terkembang dari bibir yang kali ini berlipstik merah menyala. Amanda melirik Nira yang bengong melihat Max yang masuk sembari membawa buket besar bunga mawar merah. Hari ini Max terlihat sangat tampan dengan jaket kulit hitam yang menutupi kaus turtleneck coklat mocca yang sewarna dengan matanya. Amanda terkikik geli dalam hati melihat Nira yang terkagum-kagum melihat pacarnya hingga meneteskan air liur."Nira, kenalkan ini Max, bodyguard-ku. Max, ini Nira, personal asisstant-ku," cetus Amanda memperkenalkan mereka."Bodyguard?" Netra coklat Max kini berkilat kesal menatap Amanda, karena memperkenalkan dirinya bukanlah sebagai pacar. Namun di satu sisi ia juga mengerti kenapa wanita itu berkata begitu. Pasti Amanda hanya berjaga-jaga saja agar hubungan mereka tidak sampai tercium oleh para petinggi di The Golden Badges.Namun ini tetap saja menyebalkan.M

  • I Love You, Mr. Devil!   8. The Fashion Show

    Bab 8 : The Fashion Show Amanda merasa sangat lega karena melihat kondisi Max yang baik-baik saja, setelah mereka terpisah saat insiden penyerangan misterius itu. Amanda yang saat itu tak bisa mengelak karena tangannya terus ditarik oleh Kairo keluar melalui pintu rahasia, terpaksa meninggalkan Max sendirian di kediaman Harrison Davis. Dengan langkahnya yang lebar dan pasti, Max berjalan menuju Amanda yang masih berdiri mematung di depan jendela yang terbuka. "Aaah!!" Amanda terkejut setengah mati, ketika merasakan tubuh Max yang tiba-tiba saja menubruknya dengan keras dan langsung mendekapnya erat-erat. "Syukurlah kamu baik-baik saja!" Ucap Max penuh dengan kelegaan. "Aku khawatir sekali saat sambungan telepon darimu terputus, dan ponselmu tidak bisa dihubungi lagi." Amanda memukul-mukul pelan bahu keras Max. "Uhm, Max... bisa lepas dulu? Aku nggak bisa bernafas!" Sentaknya dengan suara yang tersengal. Max pun langsung melepaskan pelukannya namun tidak melepas tangannya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status