Home / Romansa / I Love You, Mr. Devil! / 4. The Masquarade Party

Share

4. The Masquarade Party

Author: Black Aurora
last update Last Updated: 2025-04-09 01:00:31

Kairo menelisik perlahan penampilan Amanda dari ujung kepala hingga ke ujung kaki dengan penuh kekaguman.

Wanita itu sangat memukau dengan gaun merah menyala yang membuat kulit lembutnya yang keemasan terlihat semakin berkilau.

Bagian atas gaun yang sangat ketat menyerupai bustier, memperlihatkan lengan yang ramping serta pundak yang indah.

Kairo menatap tulang selangka di bawah leher Amanda yang menyembul dengan cantik, membayangkan keinginnya ia memberikan tanda kepemilikan di sana.

Lalu pandangan lelaki itu pun turun hingga ke bagian dua aset Amanda yang terlihat sangat menggiurkan, bulat dan padat, membuat Kairo meneguk kasar salivanya.

Aaarggh... Amanda membuat sekujur tubuhnya terasa panas dan gerah!

Pandangan dari netra abu gelap itu semakin turun hingga ke perutnya yang datar dan pinggangnya yang sempit membuatnya mereka-reka sekecil apa pusarnya.

'Suatu saat aku akan melihat dan menjilatinya sampai puas,' batin Kairo sambil menyeringai.

Tatapannya pu lalu berakhir di bagian bawah gaun Amanda yang mengembang hingga ke lutut. Kairo tersenyum puas melihat betis jenjang indah wanita itu dan sepasang ankle boots yang menutup kedua kakinya.

Sangat cantik. Incredibly hot. And sophisticatedly fashionable.

Tiga kalimat yang mendefinisikan seorang Amanda di mata Kairo.

'She's the one,' bisik iblis yang bertahta di dalam hatinya. 'Bawa dia pergi, Kairo. Jadikan dia hanya milikmu!'

Betapa inginnya lelaki itu mengabulkan perkataan dari sisi gelapnya itu, tapi ia masih berusaha untuk menahan diri.

No, Amanda adalah wanita biasa. Manusia normal dan bukan jelmaan Lucifer seperti dirinya. Mereka berdua sangat berbeda.

Kairo tahu hampir segalanya tentang Amanda, tentang karir supermodelnya dan juga tentang pekerjaannya sebagai anggota dari The Golden Badges, organisasi yang berusaha memberantas kriminal seperti dirinya.

Lelaki bersurai legam itu merasa tak pantas untuk mengejar Amanda, mengingat bagaimana masa lalunya yang bergelimang darah dan berkubang di dalam genangan dunia hitam.

Amanda merasa salah tingkah saat manik abu gelap Kairo menatapnya begitu lekat dan sangat fokus, seakan lelaki itu tak peduli dengan semua yang ada di sekelilingnya.

Ia bahkan bisa melihat sorot memuja yang sangat kentara dari netra itu, sama seperti sorot banyak lelaki yang dengan terang-terangan mengaguminya.

Namun entah kenapa efek yang ditimbulkan Kairo seribu kali lebih intens serta meresahkan dibandingkan siapa pun juga.

Mungkin selain karena Kairo itu lelaki yang sangat tampan, aura yang menguar darinya membuat Amanda merasa terintimidasi.

Amanda berdehem pelan untuk membersihkan tenggorokannya yang mendadak terasa tercekat. "Uhm... hai. Aku belum sempat bilang terimakasih atas pertolonganmu waktu itu," ucap Amanda sambil tersenyum.

"Terima kasih sudah menolongku, Kairo."

"Kai saja. Orang yang dekat denganku biasa memanggilku begitu," tukas Kairo sembari menuangkan vodka pesanan Amanda ke dalam gelas kristal dengan lihai seakan telah terbiasa, lalu menaruhnya di hadapan wanita itu.

Amanda menaikkan alisnya dengan heran.

Memangnya mereka se-dekat itu? Bukankah dia dan Kairo baru bertemu tiga kali? Satu ketika berkenalan di taman Parco Sempione, dua ketika Kairo menyelamatkannya dari Enzio di Bandara, dan yang ketiga adalah saat ini?

Amanda mendelik lucu ketika Kairo menatapnya dengan terang-terangan penuh rasa ingin tahu, sambil menumpu wajahnya dengan kedua tangan yang diletakkan di meja bartender.

"Kenapa kamu melihatku seperti itu?!"

Kembali lelaki itu memulas senyum. "Boleh aku bertanya sesuatu?"

"Silahkan," sahut Amanda sambil mengedikkan bahu.

"Cuma penasaran. Kenapa kamu sampai dicekik oleh lelaki itu?"

"Oh. Itu karena dia tak terima ketika cintanya ditolak," bohong Amanda sambil menyesap vodka-nya dengan santai.

Netra hijau zamrudnya sekilas melirik ke arah Kairo yang masih saja menatapnya lekat dengan ekspresi yang tak terbaca.

"Sekarang boleh gantian aku yang bertanya?" Ucap wanita itu ketika ia menaruh gelas yang setengah kosong di atas meja.

"Jadi pekerjaan kamu itu sebenarnya apa sih? Pelukis jalanan atau bartender?"

Kekehan kecil terdengar dari bibir Kairo. "Dua-duanya?" Sahutnya santai. "Aku bisa melakukan apa pun, dimana pun, dan kapan pun, Amanda," cengirnya sembari menatap dalam manik bening Amanda.

Kernyitan samar pun terlihat di dahi wanita itu saat mendengar ucapan Kairo yang seperti sedang flirting dengannya. 'Benarkah dia sedang menggodaku?'

"Kamu terlihat luar biasa malam ini," puji Kairo.

"Terima kasih," sahut Amanda tersenyum.

Tuh kan, Max saja yang memang buta dan tidak memujinya malam ini. Lihat, lelaki setampan Kairo saja mengakui kalau ia menarik! Menyebalkan memang bosnya itu.

"Hei, bukankah itu pasangan kencanmu?"

Amanda sontak menoleh ke arah yang ditunjuk Kairo dan seketika melengos, ketika matanya menemukan Max dengan seorang wanita berambut pirang yang sangat seksi sedang berdiri berhadap-hadapan, saling merengkuh dan menggerakkan tubuh di antara orang-orang yang juga berdansa.

'Sialan kamu, Max! Kamu benar-benar membuatku malu!' Pekik Amanda dalam hati.

Seenaknya saja dia berdansa dengan wanita lain! Bukankah paling tidak Max memperkenalkan lebih dahulu si pirang itu kepadanya sebelum mengajaknya berdansa? Mau taruh dimana mukanya sekarang di hadapan Kairo?

Amanda menggeleng dan tersenyum tipis. "Dia bukan pasangan kencan, tapi bosku," tegasnya.

'Ya, benar. CUMA BOS. Jadi jangan terlalu menuntut banyak, Amanda!' Batinnya mengingatkan diri sendiri.

"Benarkah?" Kairo mengamati ekspresi Amanda sejenak. "Lalu jika bartender ini mengajakmu berdansa, apakah kamu tidak akan menolaknya?" Ucapnya tiba-tiba yang membuat Amanda terkejut.

"Kenapa? Apa kamu keberatan karena aku hanya seorang bartender?" Tebak Kairo. "Aku bukanlah levelmu, bukan?"

"Ya, itu benar," pungkas cepat Amanda. "Kamu memang bukan levelku sama sekali. Tapi karena kamu sangat tampan, so… let's dance." Amanda tersenyum sambil mengedipkan sebelah mata kepada Kairo yang tertawa kecil melihatnya.

Amanda sedikit kaget ketika melihat Kairo membuka kancing rompi hijaunya dengan gerakan mempesona tanpa mengalihkan tatapan abu gelapnya dari wajah Amanda.

"Uh... he is so sexy..." guman pelan seorang wanita yang duduk di samping Amanda dengan sorot kagum yang tertuju kepada Kairo.

"Jika kamu tidak mau, maka biarkan dia untukku, Sayang. Kuterima dengan sangat senang hati," cetus wanita itu sambil terkikik genit.

Amanda hanya tersenyum miring tanpa menjawabnya. Netranya kembali melirik Kairo yang kini telah melepas rompi seragam bartender, melapisi kemeja putih bersih di dalamnya dengan jas kasual berwarna hitam.

Lalu ia pun melompati meja bartender dengan mudahnya, yang membuatnya langsung berhadapan dengan Amanda yang memutar kedua bola matanya sembari berguman, "sok keren!"

Kairo mengulum senyumnya dan menyodorkan sikunya untuk dipeluk oleh Amanda.

Seruan rendah penuh kekaguman menyeruak terdengar dari samping kiri dan kanan Amanda, membuatnya tersadar kalau Kairo ternyata telah menjadi pusat perhatian para wanita di sana.

"Hai, bartender tampan. Jika kamu selesai berdansa dengannya, segera datanglah padaku, okay??"

Seorang wanita berambut merah dengan berani menghadang langkah Kairo yang sedang menggandeng Amanda menuju lantai dansa.

Bibirnya yang terpulas lipstik jingga tersenyum menggoda, sementara netra birunya memandangai Kairo dengan tatapan lapar.

Lelaki itu tidak menjawab dan lebih memilih menyunggingkan senyum tipisnya, lalu berlalu begitu saja dengan masih menggandeng Amanda.

Sesampainya di lantai dansa, tiba-tiba saja Kairo menyentak tubuh Amanda. Wanita itu pun terkesiap kaget ketika menyadari kalau sekarang dirinya telah jatuh berada di dalam dekapan lelaki itu.

Refleks, Amanda pun meletakkan kedua tangannya di dada Kairo dan mendorongnya agar dansa yang mereka lakukan tidak terlalu intim dengan tubuh yang saling menempel, namun sepertinya usaha wanita itu tidak berhasil.

"Kairo? Bisa nggak kasih jarak sedikit?" Pinta Amanda kesal.

"Panggil aku Kai."

Amanda memutar bola matanya sebal. "Fine! Kai, tolong beri jarak!"

"Tidak bisa. Karena aku suka merasakan dadamu yang lembut menekan dadaku," ucapnya dengan seringai jahil yang membuat Amanda melotot dan mendesah kaget.

Wanita itu hendak mengatakan sesuatu, namun ia baru menyadari kalau Max tengah menatapnya tajam dari seberang lantai dansa.

Tiba-tiba sebuah ide cemerlang terlintas dalam otak Amanda. Ia pun berjinjit, berusaha untuk berbisik ke telinga Kairo yang jauh lebih tinggi darinya.

"Can you do tango?"

Satu alis lebat Kairo terangkat penuh tanya, namun sedetik kemudian dia tersenyum kecil.

"Yes, I can," sahutnya sambil mengamati sekitarnya untuk menebak kenapa Amanda tiba-tiba bertanya soal tarian penuh emosi dan gairah yang kental itu.

Tatapan abu tua itu pun tertumbuk pada Maximilian Webster, bos Amanda yang kini juga menatapnya tajam.

'Ah, rupanya Amanda sengaja ingin mengajakku menari tango karena bosnya sedang memandanginya?'

Seketika rahang tegas Kairo pun mengetat memikirkan beberapa pertanyaan yang berputar di otaknya. 'Apa Amanda sengaja ingin membuat Max cemburu?? Apa Amanda menyukai lelaki itu??'

Dengan perasaan gusar, Kairo pun langsung menarik pinggang Amanda dan mulai menari tango ketika lagu disco berubah menjadi lagu La Cumparsita, sebuah lagu yang biasa digunakan untuk menari tango.

Seketika lantai dansa pun melengang, karena hanya segelintir orang yang bisa menari tango.

Amanda dan Kairo terlihat kompak, dan itu menimbulkan rasa tidak nyaman pada Max yang hanya bisa memperhatikan mereka dari pinggir lantai dansa karena ia tak bisa menari tango.

Ada perasaan tak biasa yang dirasakan oleh Max ketika melihat bagaimana Amanda seperti terbuai oleh setiap sentuhan Kairo yang menari bersamanya.

'Ini tidak bisa dibiarkan,' batin Max geram. 'Siapa lelaki itu? Kenapa Amanda memilih berdansa dengan orang asing dibandingkan denganku?'

Tanpa berpikir panjang, Max pun mulai melangkahkan kakinya bermaksud untuk menarik Amanda menjauh.

Namun baru selangkah kakinya berjalan, terdengar suara ledakan keras yang membuat suasana kacau balau dan jeritan-jeritan sontak membahana di udara.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • I Love You, Mr. Devil!   5. The Chase

    Bab 5 : The Chase'Ini tidak bisa dibiarkan,' batin Max geram melihat Amanda yang sedang berdansa tango dengan seorang lelaki asing yang memakai topeng hijau tua.'Siapa lelaki itu? Kenapa Amanda memilih berdansa dengan orang asing dibandingkan denganku?Bukankah dia adalah pasanga kencanku malam ini?!'Max sendiri tidak merasa bahwa apa yang dilakukan Amanda sebenarnya tak jauh beda dengan apa yang dia lakukan dengan gadis pirang tadi.Tanpa berpikir panjang, Max pun mulai melangkahkan kakinya untuk menarik Amanda menjauh. Namun baru selangkah kakinya berjalan, terdengar suara ledakan keras yang membuat situasi kacau balau dan jeritan-jeritan sontak membahana di udara. Lalu tiba-tiba saja semua lampu yang menerangi ballroom besar itu pun seketika padam, membuat suasana menjadi gelap gulita tanpa cahaya. Ada asap tipis yang masuk dari luar rumah mewah itu melalui sela-sela ventilasi dan pintu, membuat suasana yang ada semakin mencekam. Max menarik senjata yang tersampir di sabuknya

    Last Updated : 2025-04-11
  • I Love You, Mr. Devil!   6. The Moonlight Kiss

    "Kau bukanlah seorang pelukis atau bartender, bukan? Lalu siapa kau sebenarnya?!" Sentak Amanda dengan mata hijaunya yang beradu tatap dengan netra abu gelap Kairo. Tangannya yang menggenggam pisau bermata dua dengan sengaja menggores kulit leher lelaki itu, yang hanya beberapa senti dari urat nadinya.Kairo hendak mengucapkan sesuatu, namun tiba-tiba saja suara rentetan peluru terdengar, dan desingnya yang terasa panas tertuju kepada mereka berdua. "Tiarap!" Seru Kairo sambil menarik Amanda dan menjatuhkan tubuh mereka di atas tanah. Tanpa berpikir panjang, Kairo pun refleks menempatkan dirinya di atas tubuh Amanda, menjadi tameng dari serbuan timah panas yang bisa melukai wanita itu.Amanda tersentak dan mengerjap-kerjapkan matanya, tak menyangka dengan perbuatan heroik lelaki itu yang lagi-lagi bertujuan untuk menyelamatkan dirinya.Di antara suara desing peluru, Amanda menelisik wajah tampan yang kini sedang berada di atasnya itu. Wajah tegang yang sedang menoleh waspada ke ar

    Last Updated : 2025-04-11
  • I Love You, Mr. Devil!   7. The Runaway

    "Pakai ini saja."Amanda menatap nanar pada sehelai kaos hitam besar dengan warna yang sudah pudar, dan celana jeans yang juga sama pudarnya.Demi apa, ia tidak mungkin menggunakan pakaian bekas dari seseorang! Meskipun Amanda bisa menghirup aroma pewangi yang segar dari kedua helai pakaian itu, dan meskipun lusuh tapi tampaknya cukup bersih.Apalagi ini adalah pakaian lelaki!Dia adalah seorang model, demi Tuhan! Yah, walaupun pekerjaan sampingannya satu lagi terkadang membuat Amanda jauh dari kata glamour karena harus menyamar tanpa mengenakan baju-baju yang fashionable, tapi paling tidak tak terlalu semengerikan mengenakan pakaian bekas lelaki entah siapa!Amanda meringis dan mengacungkan jempolnya kepada Kairo."Nope. Aku baik-baik saja, thanks. Aku tetap pakai bajuku ini saja," ucapnya dengan wajah masam.Kairo menaikkan satu alis lebatnya. "Kamu yakin? Setidaknya pakaian ini bersih, Amanda. Dan… tidak robek seperti bajumu," tukasnya sambil menunjuk bagian dada wanita itu yang s

    Last Updated : 2025-04-11
  • I Love You, Mr. Devil!   8. The Fashion Show

    Bab 8 : The Fashion Show Amanda merasa sangat lega karena melihat kondisi Max yang baik-baik saja, setelah mereka terpisah saat insiden penyerangan misterius itu. Amanda yang saat itu tak bisa mengelak karena tangannya terus ditarik oleh Kairo keluar melalui pintu rahasia, terpaksa meninggalkan Max sendirian di kediaman Harrison Davis. Dengan langkahnya yang lebar dan pasti, Max berjalan menuju Amanda yang masih berdiri mematung di depan jendela yang terbuka. "Aaah!!" Amanda terkejut setengah mati, ketika merasakan tubuh Max yang tiba-tiba saja menubruknya dengan keras dan langsung mendekapnya erat-erat. "Syukurlah kamu baik-baik saja!" Ucap Max penuh dengan kelegaan. "Aku khawatir sekali saat sambungan telepon darimu terputus, dan ponselmu tidak bisa dihubungi lagi." Amanda memukul-mukul pelan bahu keras Max. "Uhm, Max... bisa lepas dulu? Aku nggak bisa bernafas!" Sentaknya dengan suara yang tersengal. Max pun langsung melepaskan pelukannya namun tidak melepas tangannya

    Last Updated : 2025-04-11
  • I Love You, Mr. Devil!   9. The Mysterious Black Orchid

    "Wow. Apa itu bunga Black Orchid?"Suara bariton itu membuat Amanda menolehkan netranya ke arah pintu."Max?" Senyum manis pun terkembang dari bibir yang kali ini berlipstik merah menyala. Amanda melirik Nira yang bengong melihat Max yang masuk sembari membawa buket besar bunga mawar merah. Hari ini Max terlihat sangat tampan dengan jaket kulit hitam yang menutupi kaus turtleneck coklat mocca yang sewarna dengan matanya. Amanda terkikik geli dalam hati melihat Nira yang terkagum-kagum melihat pacarnya hingga meneteskan air liur."Nira, kenalkan ini Max, bodyguard-ku. Max, ini Nira, personal asisstant-ku," cetus Amanda memperkenalkan mereka."Bodyguard?" Netra coklat Max kini berkilat kesal menatap Amanda, karena memperkenalkan dirinya bukanlah sebagai pacar. Namun di satu sisi ia juga mengerti kenapa wanita itu berkata begitu. Pasti Amanda hanya berjaga-jaga saja agar hubungan mereka tidak sampai tercium oleh para petinggi di The Golden Badges.Namun ini tetap saja menyebalkan.M

    Last Updated : 2025-04-12
  • I Love You, Mr. Devil!   10. The Flashback To The Past

    "Permisi, Tuan."Kairo mengangkat kepalanya dari dokumen yang sedang ia pelajari, dan melihat ajudannya Sam yang sedang berdiri di depan pintu ruang kerjanya. Ia pun segera menutup dokumen itu dan menatap Sam datar. "Masuk saja, Sam."Sam langsung melangkah cepat untuk kemudian berdiri tegak di depan meja kerja Kairo. "Ini tentang bukti pembelian obat terlarang oleh Cielo Nostra, data-data itu sudah diterima oleh Miss Amanda dan juga Mr. Maximilian," lapornya.Kening Kairo otomatis berkerut dalam saat mendengar nama Max disebutkan oleh Sam. "Bukankah data itu hanya dikirimkan kepada Amanda? Kenapa Max juga ikut menerimanya?"Sam mengangguk. "Benar, Tuan. Namun ketika data itu diberikan kepada Miss Amanda, bertepatan dengan Mr. Maximilian yang juga sedang berada di dekatnya," terang Sam.Kairo menghela napas pendek. Kedua bibirnya mengatup rapat pertanda dirinya sangat gusar. 'Sebenarnya sedekat apa sih Amanda dengan lelaki itu? Kenapa bisa-bisanya Max selalu berada di dekat Amand

    Last Updated : 2025-04-12
  • I Love You, Mr. Devil!   11. The Mysterious Man

    Pagi ini Amanda terbangun dengan perasaan yang gelisah. Semalaman ia sulit tidur setelah mengetahui kalau Kairo memberinya sebuah micro mini usb di dalam rangkaian bunga Black Orchid darinya. Wanita itu benar-benar penasaran apa isi dari alat itu, namun sayangnya Max keburu menyitanya dan membawa benda itu pergi setelah mengantarkan dirinya pulang ke apartemen. Amanda berdecak sebal, karena gara-gara usb sialan itu dirinya dan Max gagal bermesraan! Selain itu dia juga kesal kepada pacarnya, kenapa juga harus buru-buru pergi sih? Kan dia bisa membuka usb itu di laptop Amanda? Amanda mengacak-acak rambut lurusnya yang panjang dengan kesal sambil mendesah keras, lalu memutuskan untuk turun dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Tadi sekitar pukul enam, Max telah mengumumkan kepada seluruh anggota The Golden Badges cabang Milan bahwa akan diadakan rapat internal jam sembilan, terkait dengan penemuan usb misterius itu. Setelah berendam dalam bu

    Last Updated : 2025-04-13
  • I Love You, Mr. Devil!   12. The Love Amulet

    Max tak bisa berhenti tersenyum sejak saat pertama kali kedua kelopak matanya terpisah, lalu memalingkan wajahnya untuk mendapati sosok menawan yang masih nyenyak terlelap dan bersandar di dadanya. Ia yang lebih dulu terbangun daripada Amanda. Satu lengannya yang terulur untuk mengelus-elus ubun-ubun Amanda, dan yang satu lagi masih betah mendekap erat pinggang ramping itu hingga tubuh telanjang mereka pun saling menempel. Tawa kecil menghiasi bibir Max, mengingat betapa panasnya petualangan liar yang barusan mereka lalui bersama di sofa sempit ini. Yang pasti, mulai saat ini sofa ini akan menjadi benda bersejarah yang akan dikenangnya. Dimana Max menyentuh dan bercinta dengan Amanda, wanita yang sangat ia sukai untuk pertama kalinya. Pergerakan lembut dan desahan kecil membuat Max menurunkan pandangannya untuk mengamati gerakan halus bahu berkulit keemasan milik Amanda. Dan ketika mata hijau zamrud yang membius para lelaki itu membuka, tanpa sadar Max pun tersenyum teduh.

    Last Updated : 2025-04-13

Latest chapter

  • I Love You, Mr. Devil!   16. The Thrilling Touch

    "Jadi model?" Kairo terlihat bergidik ngeri, saat membayangkan dirinya yang harus berpose dan difoto di hadapan banyak orang, serta kamera blitz yang berkedip menerpanya. Seorang bos mafia kejam seperti dirinya yang tiba-tiba harus berpose untuk sebuah majalah, tak pelak membuatnya ingin tertawa pelan. Dia tidak merendahkan profesi model, hanya saja rasanya dirinya memang tak cocok berkutat di sana. Nira mengangguk antusias. "Bayarannya juga lumayan banget lho!" Nira masih bersikeras merayu Kairo yang tampaknya terlihat tidak tertarik. Amanda pun sontak memutar kedua bola matanya, saat mendengar Nira yang menawarkan sejumlah bayaran yang pasti nggak ada seujung kuku bagi Kairo. Dia kan CEO Daydream Technology, halooo!!! Dasar Nira blo'on! Tapi kalau dipikir-pikir ya si blo'on Nira nggak salah juga sih, karena Amanda pun juga awalnya mengira Kairo itu hanyalah pemuda labil yang hobinya bergonta-ganti pekerjaan! Kairo tersenyum minta maaf kepada Nira. "Terima kasih

  • I Love You, Mr. Devil!   15. The Perfect Male Model For Amanda

    Sebenarnya, sejak tadi Kairo sengaja memposisikan dirinya dengan berdiri di dekat Amanda dan Laiv, tepatnya ketika melihat lelaki kurang ajar itu dengan wajah tanpa dosa mengalungkan tangannya di bahu Amanda. Ingin rasanya Kairo menarik kasar tangan itu lalu memukuli wajah Laiv dengam brutal, namun niatnya terpaksa diurungkan setelah melihat Amanda yang bergerak cepat memuntir pergelangan tangan lelaki tak sopan itu. 'Good job, Amanda,' batin Kairo sambil mengulum senyum melihat Laiv yang menjerit kesakitan. Dia memang pantas mendapatkannya. Apalagi setelah melihat betapa kasarnya lelaki itu memperlakukan Chiara, gadis mungil baik hati yang juga salah satu pacar Laiv. Cih. Hampir saja Kairo menarik kerah kaus si brengsek itu dan melayangkan bogem mentahnya ketika melihat Laiv mendorong kasar tubuh Chiara hingga jatuh terjerembab di atas aspal yang keras, namun lagi-lagi sikap Amanda yang tiba-tiba berdiri dan menyapa Laiv membuatnya terkejut. Kairo hanya bisa mengernyit b

  • I Love You, Mr. Devil!   14. The Encounter

    Hari telah beranjak sore, ketika Kairo tiba-tiba dihadang oleh tiga pria berbadan besar sekaligus. Yang membuat langkahnya yang hendak berjalan menuju ke minimarket untuk membeli air mineral pun seketika terhenti. Senyum smirk dan tatapan elangnya terhunus mengamati ketiga lelaki yang menatapnya penuh permusuhan. "1 on 1," ucap salah seorang dari mereka dengan wajah mengerut karena gusar, lalu melemparkan sebuah bola basket kepada Kairo. Dengan santai, Kairo menangkap bola itu sambil menaikkan satu alisnya. "Lagi?" Ucapnya dengan serigai mengejek yang disengaja. "Lalu jika kali ini aku menang SEKALI LAGI, apa yang bisa kau berikan, Laiv?" Lelaki bertampang sangar bernama Laiv itu pun tertawa kasar. "Kali ini kamu pasti kalah, Kairo! Ingat, jangan pernah kabur jika itu terjadi!" ancamnya dengan mata berkilat penuh emosi.Sebuah tawa mengejek terdengar serak membahana, membuat Laiv serta teman-temannya mengeratkan rahang mereka karena gusar. Jelas sekali Kairo sudah meremehkan kem

  • I Love You, Mr. Devil!   13. The Best Confession of The Year

    Amanda terus melipat bibirnya ke dalam mulut, berusaha untuk menahan senyum atau tawa yang hampir saja menyembur keluar.Sepanjang meeting, ia melihat Max seperti cacing kepanasan. Berulangkali lelaki itu melonggarkan dasi, menyugar rambut, bahkan menghembuskan napas keras. Sikap pimpinan The Golden Badges cabang Milan yang tidak seperti biasanya itu pun tak pelak membuat seluruh anggota yang mengikuti meeting terlihat bingung, namun tak ada satu pun yang berani bertanya kepadanya.Amanda tahu lelaki itu sedang bergairah. Hasrat yang Max keluarkan tadi di ruang kerjanya belumlah tuntas. Amanda hanya berharap semoga saja tidak ada yang menyadari sesuatu di antara mereka.Amanda mengerang dalam hati karena sejak tadi Max selalu mencuri-curi pandang ke arahnya. Aneh sekali. Sebelumnya pria ini begitu dingin dan seakan tak tersentuh, bahkan godaan Amanda pun tak pernah ia tanggapi. Tiba-tiba saja setelah mereka satu kali bercinta, Max pun berubah drastis seperti anak remaja yang kasmara

  • I Love You, Mr. Devil!   12. The Love Amulet

    Max tak bisa berhenti tersenyum sejak saat pertama kali kedua kelopak matanya terpisah, lalu memalingkan wajahnya untuk mendapati sosok menawan yang masih nyenyak terlelap dan bersandar di dadanya. Ia yang lebih dulu terbangun daripada Amanda. Satu lengannya yang terulur untuk mengelus-elus ubun-ubun Amanda, dan yang satu lagi masih betah mendekap erat pinggang ramping itu hingga tubuh telanjang mereka pun saling menempel. Tawa kecil menghiasi bibir Max, mengingat betapa panasnya petualangan liar yang barusan mereka lalui bersama di sofa sempit ini. Yang pasti, mulai saat ini sofa ini akan menjadi benda bersejarah yang akan dikenangnya. Dimana Max menyentuh dan bercinta dengan Amanda, wanita yang sangat ia sukai untuk pertama kalinya. Pergerakan lembut dan desahan kecil membuat Max menurunkan pandangannya untuk mengamati gerakan halus bahu berkulit keemasan milik Amanda. Dan ketika mata hijau zamrud yang membius para lelaki itu membuka, tanpa sadar Max pun tersenyum teduh.

  • I Love You, Mr. Devil!   11. The Mysterious Man

    Pagi ini Amanda terbangun dengan perasaan yang gelisah. Semalaman ia sulit tidur setelah mengetahui kalau Kairo memberinya sebuah micro mini usb di dalam rangkaian bunga Black Orchid darinya. Wanita itu benar-benar penasaran apa isi dari alat itu, namun sayangnya Max keburu menyitanya dan membawa benda itu pergi setelah mengantarkan dirinya pulang ke apartemen. Amanda berdecak sebal, karena gara-gara usb sialan itu dirinya dan Max gagal bermesraan! Selain itu dia juga kesal kepada pacarnya, kenapa juga harus buru-buru pergi sih? Kan dia bisa membuka usb itu di laptop Amanda? Amanda mengacak-acak rambut lurusnya yang panjang dengan kesal sambil mendesah keras, lalu memutuskan untuk turun dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Tadi sekitar pukul enam, Max telah mengumumkan kepada seluruh anggota The Golden Badges cabang Milan bahwa akan diadakan rapat internal jam sembilan, terkait dengan penemuan usb misterius itu. Setelah berendam dalam bu

  • I Love You, Mr. Devil!   10. The Flashback To The Past

    "Permisi, Tuan."Kairo mengangkat kepalanya dari dokumen yang sedang ia pelajari, dan melihat ajudannya Sam yang sedang berdiri di depan pintu ruang kerjanya. Ia pun segera menutup dokumen itu dan menatap Sam datar. "Masuk saja, Sam."Sam langsung melangkah cepat untuk kemudian berdiri tegak di depan meja kerja Kairo. "Ini tentang bukti pembelian obat terlarang oleh Cielo Nostra, data-data itu sudah diterima oleh Miss Amanda dan juga Mr. Maximilian," lapornya.Kening Kairo otomatis berkerut dalam saat mendengar nama Max disebutkan oleh Sam. "Bukankah data itu hanya dikirimkan kepada Amanda? Kenapa Max juga ikut menerimanya?"Sam mengangguk. "Benar, Tuan. Namun ketika data itu diberikan kepada Miss Amanda, bertepatan dengan Mr. Maximilian yang juga sedang berada di dekatnya," terang Sam.Kairo menghela napas pendek. Kedua bibirnya mengatup rapat pertanda dirinya sangat gusar. 'Sebenarnya sedekat apa sih Amanda dengan lelaki itu? Kenapa bisa-bisanya Max selalu berada di dekat Amand

  • I Love You, Mr. Devil!   9. The Mysterious Black Orchid

    "Wow. Apa itu bunga Black Orchid?"Suara bariton itu membuat Amanda menolehkan netranya ke arah pintu."Max?" Senyum manis pun terkembang dari bibir yang kali ini berlipstik merah menyala. Amanda melirik Nira yang bengong melihat Max yang masuk sembari membawa buket besar bunga mawar merah. Hari ini Max terlihat sangat tampan dengan jaket kulit hitam yang menutupi kaus turtleneck coklat mocca yang sewarna dengan matanya. Amanda terkikik geli dalam hati melihat Nira yang terkagum-kagum melihat pacarnya hingga meneteskan air liur."Nira, kenalkan ini Max, bodyguard-ku. Max, ini Nira, personal asisstant-ku," cetus Amanda memperkenalkan mereka."Bodyguard?" Netra coklat Max kini berkilat kesal menatap Amanda, karena memperkenalkan dirinya bukanlah sebagai pacar. Namun di satu sisi ia juga mengerti kenapa wanita itu berkata begitu. Pasti Amanda hanya berjaga-jaga saja agar hubungan mereka tidak sampai tercium oleh para petinggi di The Golden Badges.Namun ini tetap saja menyebalkan.M

  • I Love You, Mr. Devil!   8. The Fashion Show

    Bab 8 : The Fashion Show Amanda merasa sangat lega karena melihat kondisi Max yang baik-baik saja, setelah mereka terpisah saat insiden penyerangan misterius itu. Amanda yang saat itu tak bisa mengelak karena tangannya terus ditarik oleh Kairo keluar melalui pintu rahasia, terpaksa meninggalkan Max sendirian di kediaman Harrison Davis. Dengan langkahnya yang lebar dan pasti, Max berjalan menuju Amanda yang masih berdiri mematung di depan jendela yang terbuka. "Aaah!!" Amanda terkejut setengah mati, ketika merasakan tubuh Max yang tiba-tiba saja menubruknya dengan keras dan langsung mendekapnya erat-erat. "Syukurlah kamu baik-baik saja!" Ucap Max penuh dengan kelegaan. "Aku khawatir sekali saat sambungan telepon darimu terputus, dan ponselmu tidak bisa dihubungi lagi." Amanda memukul-mukul pelan bahu keras Max. "Uhm, Max... bisa lepas dulu? Aku nggak bisa bernafas!" Sentaknya dengan suara yang tersengal. Max pun langsung melepaskan pelukannya namun tidak melepas tangannya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status