Beranda / Romansa / I Love You, Mr. Devil! / 6. The Moonlight Kiss

Share

6. The Moonlight Kiss

Penulis: Black Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-11 15:16:04

"Kau bukanlah seorang pelukis atau bartender, bukan? Lalu siapa kau sebenarnya?!" Sentak Amanda dengan mata hijaunya yang beradu tatap dengan netra abu gelap Kairo.

Tangannya yang menggenggam pisau bermata dua dengan sengaja menggores kulit leher lelaki itu, yang hanya beberapa senti dari urat nadinya.

Kairo hendak mengucapkan sesuatu, namun tiba-tiba saja suara rentetan peluru terdengar, dan desingnya yang terasa panas tertuju kepada mereka berdua.

"Tiarap!" Seru Kairo sambil menarik Amanda dan menjatuhkan tubuh mereka di atas tanah.

Tanpa berpikir panjang, Kairo pun refleks menempatkan dirinya di atas tubuh Amanda, menjadi tameng dari serbuan timah panas yang bisa melukai wanita itu.

Amanda tersentak dan mengerjap-kerjapkan matanya, tak menyangka dengan perbuatan heroik lelaki itu yang lagi-lagi bertujuan untuk menyelamatkan dirinya.

Di antara suara desing peluru, Amanda menelisik wajah tampan yang kini sedang berada di atasnya itu. Wajah tegang yang sedang menoleh waspada ke arah datangnya peluru.

Bukankah seharusnya mereka lari menjauh dari sini? Kenapa Kairo malah membuat Amanda terbaring lalu membiarkan tubuhnya sendiri menjadi perisai

Wanita itu pun mengerjap dua kali, lalu menepuk pelan bahu kokoh Kairo.

"Kenapa kita tidak lari saja?" Bisiknya pelan di antara kerasnya suara desing peluru.

"Karena aku yakin kalau mereka hanya menembak untuk mengetahui ada atau tidaknya orang di sini. Jika kita lari, akan ada pergerakan semak belukar yang juga akan memperjelas posisi kita, Amanda. Kita tidak akan pernah bisa mengelak dari kecepatan peluru mereka nanti," sahut Kairo balas berbisik.

"Tapi kamu bisa tertembak!" Sergah Amanda lirih.

Kairo melirik wajah Amanda dengan sinar geli yang berbayang di matanya.

Aneh. Bukankah sebelumnya ia mengancam dan menggoreskan pisau ke leher Kairo? Kenapa malah sekarang wanita ini terlihat cemas jika ia tertembak.

Amanda mengernyit bingung ketika merasakan ada benda cair yang menetes membasahi kulit lengannya.

Sontak ia pun melirik ke lengannya, dan terkesiap kaget ketika melihat bercak darah yang berasal dari lengan Kairo yang terkena peluru.

"KAI! KAU--"

"Ssshh~" Kairo menangkupkan satu tangannya menutup mulut Amanda, sementara satu jari telunjuk tangannya yang lain berada di atas bibir tipisnya, memberi kode agar Amanda tidak berisik.

Tatapan Amanda pun tak sengaja tertuju ke bibir merah Kairo yang berada hanya beberapa senti dari wajahnya.

'Hm. Bibirnya bagus juga. Tipis tapi agak lebar dengan kedua sudut ujungnya sedikit berlekuk. Eh, aku mikirin apa sih??'

Rasanya Amanda ingin menoyor diri sendiri. Bisa-bisanya dia memperhatikan bibir Kairo pada saat mereka sedang ditembaki seperti ini!!

Syukurlah setelah beberapa lama, ajang adu tembak itu pun berakhir juga.

Kairo masih terus mengawasi sekitarnya, waspada jika ternyata musuh memutuskan untuk menghampiri tempat persembunyian ini dan menemukan keberadaan mereka.

Namun kedua manusia itu pun akhirnya bisa bernapas dengan lega ketika mendengar suara seseorang yang memerintahkan untuk pergi dari situ, karena sepertinya mereka yakin kalau tak ada orang yang bersembunyi.

Saat suara mobil yang membawa para penembak itu terdengar berlalu, Kairo pun beranjak. Lalu ia mengulurkan tangannya untuk membantu Amanda berdiri.

"Siapa kamu sebenarnya, Kai?" Kali ini suara Amanda tidak sedingin sebelumnya ketika menanyakan pertanyaan yang sama.

Tangan Amanda masih di dalam genggaman Kairo, dan wanita itu pun menatap dalam-dalam pada manik abu-abu setajam elang itu.

Kairo yang ini sungguh terlihat berbeda dengan saat pertama kali mereka berkenalan.

Waktu itu Amanda mengira lelaki yang sedang asik melukis di taman itu adalah lelaki biasa yang sangat ramah. Wajahnya yang tampan dan serius itu membuat Amanda penasaran.

Dan ternyata, Kairo pun pernah tinggal di Indonesia sama sepertinya!

Tapi kini Amanda pun merasa ragu karena lelaki ini terlalu misterius. Darimana ia bisa mengetahui identitas rahasia Amanda sebagai agen rahasia?

Sementara itu, Kairo melayangkan tatapannya kepada Amanda dengan sendu.

Cahaya bulan yang menerangi area hutan kompleks perumahan itu terpantul ke dalam netra bening Amanda, turut menyinari wajahnya dengan lembut.

"Cantik," ucap Kairo sambil tersenyum samar.

Sepertinya ia telah terhipnotis oleh sosok Amanda, sehingga melupakan fakta bahwa ada pertanyaan yang harus ia jawab.

Mungkin karena situasi yang gelap di malam hari, atau karena aroma lembut parfum Amanda yang memabukkan membuat Kairo pun seketika terbawa oleh suasana.

Tak dihiraukan olehnya lengannya yang berdarah akibat terserempet peluru, atau bagaimana mereka yang baru saja lepas dari situasi hidup dan mati.

Yang ada di dalam pikiran lelaki berambut pekat itu adalah bentuk seksi bibir berperona maroon yang menggiurkan itu. Sepertinya sangat lezat.

Apakah rasanya manis? Apakah tekturnya kenyal? Apakah Amanda akan membalas jika saat ini Kairo menciummnya?

Dan ketika tanpa peringatan dan tanpa diduga, bibir lelaki itu pun memagut bibir Amanda dengan keras dan tiba-tiba, membuat wanita itu memekik terkejut.

Namun detik selanjutnya Kairo pun bersorak dalam hati ketika mengetahui bahwa Amanda diam dan tidak berontak sama sekali.

Tidak, bukan sekedar diam, namun Amanda juga turut membalas Kairo!

'Gilaaa!!' Jerit Amanda dalam hati. 'Kenapa aku malah membalas ciuman lelaki ini?!'

'Gila,' pikir Kairo dalam hati, tanpa sadar membatinkan hal yang sama dengan Amanda meskipun dengan alasan yang berbeda.

‘Ini benar-benar gila. Ternyata bibir wanita ini jauh lebih manis daripada yang pernah kubayangkan.’

Amanda melenguh lirih ketika merasakan lidah Kairo menelusup ke dalam mulutnya, yang membuatnya tanpa sadar mengalungkan kedua tangannya di leher lelaki itu.

Kairo menarik pinggang Amanda hingga rapat menempel di tubuhnya sambil menggeram. Tubuh Amanda yang 'hanya' setinggi dadanya membuat lelaki itu merasa tidak puas.

Seketika ia pun mengangkat bokong Amanda untuk mensejajarkan wajah mereka, membuat wanita itu mendesah kaget dan refleks melingkarkan kakinya yang jenjang di pinggang Kairo untuk menjaga keseimbangan.

Amanda menggigit bibirnya saat lelaki itu menerkam lehernya. Sambil mendongakkan wajahnya ke langit malam dan memejamkan mata, ia pun membiarkan Kairo menghisap kulitnya, menyecap, serta membuat tanda kepemilikan di lehernya.

Perasaan yang aneh dan begitu asing Amanda rasakan telah menyerbu pikirannya, memporak-porandakan logika juga kesadarannya sekaligus.

Oh, ini adalah murni gairah semata, tentu saja.

Amanda tidak bisa menampik daya tarik seksual yang terpancar dengan derasnya dari seluruh sel tubuh Kairo yang tinggi dan berotot, dari tatapan elangnya yang dingin dan mengintimidasi, namun dengan bibir yang lembut dan sikapnya yang melindungi.

Ah, ia sudah biasa bermesraan dengan para lelaki tampan sebelumnya--tapi sentuhan lelaki itu terasa sangat berbeda, dan membuatnya seolah lupa akan segalanya.

Amanda bahkan tidak mengingat kalau besok adalah pagelaran Milan Fashion Week akan berlangsung, dimana dirinya adalah model utama yang akan tampil membawakan rancangan desainer ternama.

Kairo mereguk Amanda dengan rakus, meskipun ia merasa seperti lelaki brengsek yang tidak lihat tempat dan waktu untuk bermesraan.

Seharusnya ia memberikan tempat yang romantis untuk Amanda, yang sudah dipastikan nyaman dan juga super mewah--bukan di hutan antah berantah seperti ini!

Tapi sekali lagi, Kairo tidak hendak membuka jati dirinya kepada wanita cantik bersurai coklat tua ini.

Sejatinya Kairo ingin menjadi lelaki biasa di hadapan Amanda, namun dengan bodohnya ia malah keceplosan dan mengatakan kode nama serta organisasi yang menaungi wanita itu.

Entahlah, ia memang selalu bodoh dan bertindak impulsif di depan Amanda.

Seorang pemimpin gangster, kepala organisasi mafia terbesar di Indonesia dan kini mulai melebarkan sayapnya di Eropa, mendadak sontak berotak tumpul dan bertekuk lutut di hadapan wanita yang bernama Amanda Almira Wrighton!

Mungkin ini yang disebut karma, karena dulu ia sering mengolok Dexter Green, temannya yang memilih hengkang dari organisasi ini demi cintanya kepada istri dan anak-anaknya.

Gairah Kairo sudah terlalu meledak-ledak, hasratnya sudah diubun-ubun sejak bertemu kembali dengan Amanda. Ingin rasanya ia merobek gaun sialan yang membalut tubuk seksi itu dan memiliki tubuh Amanda di sini, sekarang juga.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • I Love You, Mr. Devil!   7. The Runaway

    "Pakai ini saja."Amanda menatap nanar pada sehelai kaos hitam besar dengan warna yang sudah pudar, dan celana jeans yang juga sama pudarnya.Demi apa, ia tidak mungkin menggunakan pakaian bekas dari seseorang! Meskipun Amanda bisa menghirup aroma pewangi yang segar dari kedua helai pakaian itu, dan meskipun lusuh tapi tampaknya cukup bersih.Apalagi ini adalah pakaian lelaki!Dia adalah seorang model, demi Tuhan! Yah, walaupun pekerjaan sampingannya satu lagi terkadang membuat Amanda jauh dari kata glamour karena harus menyamar tanpa mengenakan baju-baju yang fashionable, tapi paling tidak tak terlalu semengerikan mengenakan pakaian bekas lelaki entah siapa!Amanda meringis dan mengacungkan jempolnya kepada Kairo."Nope. Aku baik-baik saja, thanks. Aku tetap pakai bajuku ini saja," ucapnya dengan wajah masam.Kairo menaikkan satu alis lebatnya. "Kamu yakin? Setidaknya pakaian ini bersih, Amanda. Dan… tidak robek seperti bajumu," tukasnya sambil menunjuk bagian dada wanita itu yang s

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • I Love You, Mr. Devil!   8. The Fashion Show

    Bab 8 : The Fashion Show Amanda merasa sangat lega karena melihat kondisi Max yang baik-baik saja, setelah mereka terpisah saat insiden penyerangan misterius itu. Amanda yang saat itu tak bisa mengelak karena tangannya terus ditarik oleh Kairo keluar melalui pintu rahasia, terpaksa meninggalkan Max sendirian di kediaman Harrison Davis. Dengan langkahnya yang lebar dan pasti, Max berjalan menuju Amanda yang masih berdiri mematung di depan jendela yang terbuka. "Aaah!!" Amanda terkejut setengah mati, ketika merasakan tubuh Max yang tiba-tiba saja menubruknya dengan keras dan langsung mendekapnya erat-erat. "Syukurlah kamu baik-baik saja!" Ucap Max penuh dengan kelegaan. "Aku khawatir sekali saat sambungan telepon darimu terputus, dan ponselmu tidak bisa dihubungi lagi." Amanda memukul-mukul pelan bahu keras Max. "Uhm, Max... bisa lepas dulu? Aku nggak bisa bernafas!" Sentaknya dengan suara yang tersengal. Max pun langsung melepaskan pelukannya namun tidak melepas tangannya

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • I Love You, Mr. Devil!   9. The Mysterious Black Orchid

    "Wow. Apa itu bunga Black Orchid?"Suara bariton itu membuat Amanda menolehkan netranya ke arah pintu."Max?" Senyum manis pun terkembang dari bibir yang kali ini berlipstik merah menyala. Amanda melirik Nira yang bengong melihat Max yang masuk sembari membawa buket besar bunga mawar merah. Hari ini Max terlihat sangat tampan dengan jaket kulit hitam yang menutupi kaus turtleneck coklat mocca yang sewarna dengan matanya. Amanda terkikik geli dalam hati melihat Nira yang terkagum-kagum melihat pacarnya hingga meneteskan air liur."Nira, kenalkan ini Max, bodyguard-ku. Max, ini Nira, personal asisstant-ku," cetus Amanda memperkenalkan mereka."Bodyguard?" Netra coklat Max kini berkilat kesal menatap Amanda, karena memperkenalkan dirinya bukanlah sebagai pacar. Namun di satu sisi ia juga mengerti kenapa wanita itu berkata begitu. Pasti Amanda hanya berjaga-jaga saja agar hubungan mereka tidak sampai tercium oleh para petinggi di The Golden Badges.Namun ini tetap saja menyebalkan.M

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • I Love You, Mr. Devil!   10. The Flashback To The Past

    "Permisi, Tuan."Kairo mengangkat kepalanya dari dokumen yang sedang ia pelajari, dan melihat ajudannya Sam yang sedang berdiri di depan pintu ruang kerjanya. Ia pun segera menutup dokumen itu dan menatap Sam datar. "Masuk saja, Sam."Sam langsung melangkah cepat untuk kemudian berdiri tegak di depan meja kerja Kairo. "Ini tentang bukti pembelian obat terlarang oleh Cielo Nostra, data-data itu sudah diterima oleh Miss Amanda dan juga Mr. Maximilian," lapornya.Kening Kairo otomatis berkerut dalam saat mendengar nama Max disebutkan oleh Sam. "Bukankah data itu hanya dikirimkan kepada Amanda? Kenapa Max juga ikut menerimanya?"Sam mengangguk. "Benar, Tuan. Namun ketika data itu diberikan kepada Miss Amanda, bertepatan dengan Mr. Maximilian yang juga sedang berada di dekatnya," terang Sam.Kairo menghela napas pendek. Kedua bibirnya mengatup rapat pertanda dirinya sangat gusar. 'Sebenarnya sedekat apa sih Amanda dengan lelaki itu? Kenapa bisa-bisanya Max selalu berada di dekat Amand

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • I Love You, Mr. Devil!   11. The Mysterious Man

    Pagi ini Amanda terbangun dengan perasaan yang gelisah. Semalaman ia sulit tidur setelah mengetahui kalau Kairo memberinya sebuah micro mini usb di dalam rangkaian bunga Black Orchid darinya. Wanita itu benar-benar penasaran apa isi dari alat itu, namun sayangnya Max keburu menyitanya dan membawa benda itu pergi setelah mengantarkan dirinya pulang ke apartemen. Amanda berdecak sebal, karena gara-gara usb sialan itu dirinya dan Max gagal bermesraan! Selain itu dia juga kesal kepada pacarnya, kenapa juga harus buru-buru pergi sih? Kan dia bisa membuka usb itu di laptop Amanda? Amanda mengacak-acak rambut lurusnya yang panjang dengan kesal sambil mendesah keras, lalu memutuskan untuk turun dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Tadi sekitar pukul enam, Max telah mengumumkan kepada seluruh anggota The Golden Badges cabang Milan bahwa akan diadakan rapat internal jam sembilan, terkait dengan penemuan usb misterius itu. Setelah berendam dalam bu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-13
  • I Love You, Mr. Devil!   12. The Love Amulet

    Max tak bisa berhenti tersenyum sejak saat pertama kali kedua kelopak matanya terpisah, lalu memalingkan wajahnya untuk mendapati sosok menawan yang masih nyenyak terlelap dan bersandar di dadanya. Ia yang lebih dulu terbangun daripada Amanda. Satu lengannya yang terulur untuk mengelus-elus ubun-ubun Amanda, dan yang satu lagi masih betah mendekap erat pinggang ramping itu hingga tubuh telanjang mereka pun saling menempel. Tawa kecil menghiasi bibir Max, mengingat betapa panasnya petualangan liar yang barusan mereka lalui bersama di sofa sempit ini. Yang pasti, mulai saat ini sofa ini akan menjadi benda bersejarah yang akan dikenangnya. Dimana Max menyentuh dan bercinta dengan Amanda, wanita yang sangat ia sukai untuk pertama kalinya. Pergerakan lembut dan desahan kecil membuat Max menurunkan pandangannya untuk mengamati gerakan halus bahu berkulit keemasan milik Amanda. Dan ketika mata hijau zamrud yang membius para lelaki itu membuka, tanpa sadar Max pun tersenyum teduh.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-13
  • I Love You, Mr. Devil!   13. The Best Confession of The Year

    Amanda terus melipat bibirnya ke dalam mulut, berusaha untuk menahan senyum atau tawa yang hampir saja menyembur keluar.Sepanjang meeting, ia melihat Max seperti cacing kepanasan. Berulangkali lelaki itu melonggarkan dasi, menyugar rambut, bahkan menghembuskan napas keras. Sikap pimpinan The Golden Badges cabang Milan yang tidak seperti biasanya itu pun tak pelak membuat seluruh anggota yang mengikuti meeting terlihat bingung, namun tak ada satu pun yang berani bertanya kepadanya.Amanda tahu lelaki itu sedang bergairah. Hasrat yang Max keluarkan tadi di ruang kerjanya belumlah tuntas. Amanda hanya berharap semoga saja tidak ada yang menyadari sesuatu di antara mereka.Amanda mengerang dalam hati karena sejak tadi Max selalu mencuri-curi pandang ke arahnya. Aneh sekali. Sebelumnya pria ini begitu dingin dan seakan tak tersentuh, bahkan godaan Amanda pun tak pernah ia tanggapi. Tiba-tiba saja setelah mereka satu kali bercinta, Max pun berubah drastis seperti anak remaja yang kasmara

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14
  • I Love You, Mr. Devil!   14. The Encounter

    Hari telah beranjak sore, ketika Kairo tiba-tiba dihadang oleh tiga pria berbadan besar sekaligus. Yang membuat langkahnya yang hendak berjalan menuju ke minimarket untuk membeli air mineral pun seketika terhenti. Senyum smirk dan tatapan elangnya terhunus mengamati ketiga lelaki yang menatapnya penuh permusuhan. "1 on 1," ucap salah seorang dari mereka dengan wajah mengerut karena gusar, lalu melemparkan sebuah bola basket kepada Kairo. Dengan santai, Kairo menangkap bola itu sambil menaikkan satu alisnya. "Lagi?" Ucapnya dengan serigai mengejek yang disengaja. "Lalu jika kali ini aku menang SEKALI LAGI, apa yang bisa kau berikan, Laiv?" Lelaki bertampang sangar bernama Laiv itu pun tertawa kasar. "Kali ini kamu pasti kalah, Kairo! Ingat, jangan pernah kabur jika itu terjadi!" ancamnya dengan mata berkilat penuh emosi.Sebuah tawa mengejek terdengar serak membahana, membuat Laiv serta teman-temannya mengeratkan rahang mereka karena gusar. Jelas sekali Kairo sudah meremehkan kem

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14

Bab terbaru

  • I Love You, Mr. Devil!   16. The Thrilling Touch

    "Jadi model?" Kairo terlihat bergidik ngeri, saat membayangkan dirinya yang harus berpose dan difoto di hadapan banyak orang, serta kamera blitz yang berkedip menerpanya. Seorang bos mafia kejam seperti dirinya yang tiba-tiba harus berpose untuk sebuah majalah, tak pelak membuatnya ingin tertawa pelan. Dia tidak merendahkan profesi model, hanya saja rasanya dirinya memang tak cocok berkutat di sana. Nira mengangguk antusias. "Bayarannya juga lumayan banget lho!" Nira masih bersikeras merayu Kairo yang tampaknya terlihat tidak tertarik. Amanda pun sontak memutar kedua bola matanya, saat mendengar Nira yang menawarkan sejumlah bayaran yang pasti nggak ada seujung kuku bagi Kairo. Dia kan CEO Daydream Technology, halooo!!! Dasar Nira blo'on! Tapi kalau dipikir-pikir ya si blo'on Nira nggak salah juga sih, karena Amanda pun juga awalnya mengira Kairo itu hanyalah pemuda labil yang hobinya bergonta-ganti pekerjaan! Kairo tersenyum minta maaf kepada Nira. "Terima kasih

  • I Love You, Mr. Devil!   15. The Perfect Male Model For Amanda

    Sebenarnya, sejak tadi Kairo sengaja memposisikan dirinya dengan berdiri di dekat Amanda dan Laiv, tepatnya ketika melihat lelaki kurang ajar itu dengan wajah tanpa dosa mengalungkan tangannya di bahu Amanda. Ingin rasanya Kairo menarik kasar tangan itu lalu memukuli wajah Laiv dengam brutal, namun niatnya terpaksa diurungkan setelah melihat Amanda yang bergerak cepat memuntir pergelangan tangan lelaki tak sopan itu. 'Good job, Amanda,' batin Kairo sambil mengulum senyum melihat Laiv yang menjerit kesakitan. Dia memang pantas mendapatkannya. Apalagi setelah melihat betapa kasarnya lelaki itu memperlakukan Chiara, gadis mungil baik hati yang juga salah satu pacar Laiv. Cih. Hampir saja Kairo menarik kerah kaus si brengsek itu dan melayangkan bogem mentahnya ketika melihat Laiv mendorong kasar tubuh Chiara hingga jatuh terjerembab di atas aspal yang keras, namun lagi-lagi sikap Amanda yang tiba-tiba berdiri dan menyapa Laiv membuatnya terkejut. Kairo hanya bisa mengernyit b

  • I Love You, Mr. Devil!   14. The Encounter

    Hari telah beranjak sore, ketika Kairo tiba-tiba dihadang oleh tiga pria berbadan besar sekaligus. Yang membuat langkahnya yang hendak berjalan menuju ke minimarket untuk membeli air mineral pun seketika terhenti. Senyum smirk dan tatapan elangnya terhunus mengamati ketiga lelaki yang menatapnya penuh permusuhan. "1 on 1," ucap salah seorang dari mereka dengan wajah mengerut karena gusar, lalu melemparkan sebuah bola basket kepada Kairo. Dengan santai, Kairo menangkap bola itu sambil menaikkan satu alisnya. "Lagi?" Ucapnya dengan serigai mengejek yang disengaja. "Lalu jika kali ini aku menang SEKALI LAGI, apa yang bisa kau berikan, Laiv?" Lelaki bertampang sangar bernama Laiv itu pun tertawa kasar. "Kali ini kamu pasti kalah, Kairo! Ingat, jangan pernah kabur jika itu terjadi!" ancamnya dengan mata berkilat penuh emosi.Sebuah tawa mengejek terdengar serak membahana, membuat Laiv serta teman-temannya mengeratkan rahang mereka karena gusar. Jelas sekali Kairo sudah meremehkan kem

  • I Love You, Mr. Devil!   13. The Best Confession of The Year

    Amanda terus melipat bibirnya ke dalam mulut, berusaha untuk menahan senyum atau tawa yang hampir saja menyembur keluar.Sepanjang meeting, ia melihat Max seperti cacing kepanasan. Berulangkali lelaki itu melonggarkan dasi, menyugar rambut, bahkan menghembuskan napas keras. Sikap pimpinan The Golden Badges cabang Milan yang tidak seperti biasanya itu pun tak pelak membuat seluruh anggota yang mengikuti meeting terlihat bingung, namun tak ada satu pun yang berani bertanya kepadanya.Amanda tahu lelaki itu sedang bergairah. Hasrat yang Max keluarkan tadi di ruang kerjanya belumlah tuntas. Amanda hanya berharap semoga saja tidak ada yang menyadari sesuatu di antara mereka.Amanda mengerang dalam hati karena sejak tadi Max selalu mencuri-curi pandang ke arahnya. Aneh sekali. Sebelumnya pria ini begitu dingin dan seakan tak tersentuh, bahkan godaan Amanda pun tak pernah ia tanggapi. Tiba-tiba saja setelah mereka satu kali bercinta, Max pun berubah drastis seperti anak remaja yang kasmara

  • I Love You, Mr. Devil!   12. The Love Amulet

    Max tak bisa berhenti tersenyum sejak saat pertama kali kedua kelopak matanya terpisah, lalu memalingkan wajahnya untuk mendapati sosok menawan yang masih nyenyak terlelap dan bersandar di dadanya. Ia yang lebih dulu terbangun daripada Amanda. Satu lengannya yang terulur untuk mengelus-elus ubun-ubun Amanda, dan yang satu lagi masih betah mendekap erat pinggang ramping itu hingga tubuh telanjang mereka pun saling menempel. Tawa kecil menghiasi bibir Max, mengingat betapa panasnya petualangan liar yang barusan mereka lalui bersama di sofa sempit ini. Yang pasti, mulai saat ini sofa ini akan menjadi benda bersejarah yang akan dikenangnya. Dimana Max menyentuh dan bercinta dengan Amanda, wanita yang sangat ia sukai untuk pertama kalinya. Pergerakan lembut dan desahan kecil membuat Max menurunkan pandangannya untuk mengamati gerakan halus bahu berkulit keemasan milik Amanda. Dan ketika mata hijau zamrud yang membius para lelaki itu membuka, tanpa sadar Max pun tersenyum teduh.

  • I Love You, Mr. Devil!   11. The Mysterious Man

    Pagi ini Amanda terbangun dengan perasaan yang gelisah. Semalaman ia sulit tidur setelah mengetahui kalau Kairo memberinya sebuah micro mini usb di dalam rangkaian bunga Black Orchid darinya. Wanita itu benar-benar penasaran apa isi dari alat itu, namun sayangnya Max keburu menyitanya dan membawa benda itu pergi setelah mengantarkan dirinya pulang ke apartemen. Amanda berdecak sebal, karena gara-gara usb sialan itu dirinya dan Max gagal bermesraan! Selain itu dia juga kesal kepada pacarnya, kenapa juga harus buru-buru pergi sih? Kan dia bisa membuka usb itu di laptop Amanda? Amanda mengacak-acak rambut lurusnya yang panjang dengan kesal sambil mendesah keras, lalu memutuskan untuk turun dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Tadi sekitar pukul enam, Max telah mengumumkan kepada seluruh anggota The Golden Badges cabang Milan bahwa akan diadakan rapat internal jam sembilan, terkait dengan penemuan usb misterius itu. Setelah berendam dalam bu

  • I Love You, Mr. Devil!   10. The Flashback To The Past

    "Permisi, Tuan."Kairo mengangkat kepalanya dari dokumen yang sedang ia pelajari, dan melihat ajudannya Sam yang sedang berdiri di depan pintu ruang kerjanya. Ia pun segera menutup dokumen itu dan menatap Sam datar. "Masuk saja, Sam."Sam langsung melangkah cepat untuk kemudian berdiri tegak di depan meja kerja Kairo. "Ini tentang bukti pembelian obat terlarang oleh Cielo Nostra, data-data itu sudah diterima oleh Miss Amanda dan juga Mr. Maximilian," lapornya.Kening Kairo otomatis berkerut dalam saat mendengar nama Max disebutkan oleh Sam. "Bukankah data itu hanya dikirimkan kepada Amanda? Kenapa Max juga ikut menerimanya?"Sam mengangguk. "Benar, Tuan. Namun ketika data itu diberikan kepada Miss Amanda, bertepatan dengan Mr. Maximilian yang juga sedang berada di dekatnya," terang Sam.Kairo menghela napas pendek. Kedua bibirnya mengatup rapat pertanda dirinya sangat gusar. 'Sebenarnya sedekat apa sih Amanda dengan lelaki itu? Kenapa bisa-bisanya Max selalu berada di dekat Amand

  • I Love You, Mr. Devil!   9. The Mysterious Black Orchid

    "Wow. Apa itu bunga Black Orchid?"Suara bariton itu membuat Amanda menolehkan netranya ke arah pintu."Max?" Senyum manis pun terkembang dari bibir yang kali ini berlipstik merah menyala. Amanda melirik Nira yang bengong melihat Max yang masuk sembari membawa buket besar bunga mawar merah. Hari ini Max terlihat sangat tampan dengan jaket kulit hitam yang menutupi kaus turtleneck coklat mocca yang sewarna dengan matanya. Amanda terkikik geli dalam hati melihat Nira yang terkagum-kagum melihat pacarnya hingga meneteskan air liur."Nira, kenalkan ini Max, bodyguard-ku. Max, ini Nira, personal asisstant-ku," cetus Amanda memperkenalkan mereka."Bodyguard?" Netra coklat Max kini berkilat kesal menatap Amanda, karena memperkenalkan dirinya bukanlah sebagai pacar. Namun di satu sisi ia juga mengerti kenapa wanita itu berkata begitu. Pasti Amanda hanya berjaga-jaga saja agar hubungan mereka tidak sampai tercium oleh para petinggi di The Golden Badges.Namun ini tetap saja menyebalkan.M

  • I Love You, Mr. Devil!   8. The Fashion Show

    Bab 8 : The Fashion Show Amanda merasa sangat lega karena melihat kondisi Max yang baik-baik saja, setelah mereka terpisah saat insiden penyerangan misterius itu. Amanda yang saat itu tak bisa mengelak karena tangannya terus ditarik oleh Kairo keluar melalui pintu rahasia, terpaksa meninggalkan Max sendirian di kediaman Harrison Davis. Dengan langkahnya yang lebar dan pasti, Max berjalan menuju Amanda yang masih berdiri mematung di depan jendela yang terbuka. "Aaah!!" Amanda terkejut setengah mati, ketika merasakan tubuh Max yang tiba-tiba saja menubruknya dengan keras dan langsung mendekapnya erat-erat. "Syukurlah kamu baik-baik saja!" Ucap Max penuh dengan kelegaan. "Aku khawatir sekali saat sambungan telepon darimu terputus, dan ponselmu tidak bisa dihubungi lagi." Amanda memukul-mukul pelan bahu keras Max. "Uhm, Max... bisa lepas dulu? Aku nggak bisa bernafas!" Sentaknya dengan suara yang tersengal. Max pun langsung melepaskan pelukannya namun tidak melepas tangannya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status