Share

5. The Chase

Author: Black Aurora
last update Last Updated: 2025-04-11 15:14:10

Bab 5 : The Chase

'Ini tidak bisa dibiarkan,' batin Max geram melihat Amanda yang sedang berdansa tango dengan seorang lelaki asing yang memakai topeng hijau tua.

'Siapa lelaki itu? Kenapa Amanda memilih berdansa dengan orang asing dibandingkan denganku?Bukankah dia adalah pasanga kencanku malam ini?!'

Max sendiri tidak merasa bahwa apa yang dilakukan Amanda sebenarnya tak jauh beda dengan apa yang dia lakukan dengan gadis pirang tadi.

Tanpa berpikir panjang, Max pun mulai melangkahkan kakinya untuk menarik Amanda menjauh.

Namun baru selangkah kakinya berjalan, terdengar suara ledakan keras yang membuat situasi kacau balau dan jeritan-jeritan sontak membahana di udara.

Lalu tiba-tiba saja semua lampu yang menerangi ballroom besar itu pun seketika padam, membuat suasana menjadi gelap gulita tanpa cahaya.

Ada asap tipis yang masuk dari luar rumah mewah itu melalui sela-sela ventilasi dan pintu, membuat suasana yang ada semakin mencekam.

Max menarik senjata yang tersampir di sabuknya, lalu mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan untuk mencari Amanda.

Namun karena situasi yang amat gelap membuatnya tak bisa menemukan wanita bermanik hijau zamrud itu.

'Sial!! Kemana perginya Amanda?!' Satu tangannya lagi yang bebas bergerak menuju saku untuk mengambil ponsel dan menyalakan senter dari sana sebagai penerangan, dengan matanya yang kembali mengedar mencari Amanda.

Suara tembakan yang terdengar dari arah luar itu sontak kembali membuat suasana semakin tegang.

"Merunduk!" Max berseru dengan keras, berusaha mengalahkan suara-suara jeritan ketakutan yang terdengar saling bersahutan.

Max berlindung di balik pilar besar putih, tetap bersiaga dengan pistol di tangan kanan sementara tangan kiri berkutat di dalam saku dalam rangka ponselnya untuk menghubungi Amanda.

"Agent Peacock!" Seruan tertahan Max penuh dengan kelegaan mendengar suara Amanda. "Dimana kau?! Kenapa aku tidak melihatmu di ballroom?!"

"Max!" Ada getaran cemas di dalam suara Amanda, namun wanita itu berusaha untuk tetap tenang.

"Aku melarikan diri bersama beberapa orang lewat pintu belakang! Tadi itu--"

Pip.

Max memaki pelan ketika sambungan itu tiba-tiba terputus. Ketika ia berusaha untuk men-dial ulang, ponsel Amanda sudah tidak dapat dihubungi lagi.

'SHIT!!' Maki Max dalam hati. Tak ada waktu lagi untuk memperhatikan Agent Peacock karena ia juga harus menyelamatkan orang-orang di sini sekaligus memanggil bala bantuan.

Max melihat Harrison Davis, sang pemilik acara pesta ini bahkan terlihat tak berdaya, terkapar bersimbah darah di lantai ballroom. Sepertinya beberapa tembakan dari arah luar tadi mengenai tubuh lelaki itu.

Max hanya bisa berharap agar wanita ceroboh yang menyebalkan itu kembali mendapatkan keberuntungannya dan tidak akan terluka--atau kemungkinan terburuk lainnya.

Ya, semoga saja.

***

Seumur hidupnya, baru kali ini Amanda merasakan sesak napas yang luar biasa. Seakan seluruh oksigen di dunia ini mendadak tercabut dan menghilang, tanpa menyisakan sedikit pun untuknya.

"Kai, STOP!! Aa-aku... hhh... tak sanggup berlari lagi!" Serunya dengan napas yang tersengal-sengal, sambil menyentak tangan Kairo yang menyeretnya sepanjang pelarian mereka hingga terlepas.

Betisnya terasa tegang dan kram. Tapak kakinya sakit sekali karena sejak tadi ankle boots yang ia kenakan telah dilempar oleh Kairo entah kemana.

Kairo menoleh ke belakang demi mendapati wanita itu yang kini terlihat kelelahan dengan wajah yang memerah kuyu.

Keringat di wajah dan pundaknya membuat kulit eksotis keemasan itu semakin terlihat berkilau.

Sebutir keringat dari leher jenjangnya terlihat menetes, terus turun hingga menghilang ke balik belahan dadanya.

Seketika Kairo pun menelan ludah dengan susah payah.

Sial! Saat ini juga nyawa mereka sedang berada di ujung tanduk, tapi sempat-sempatnya ia berpikir untuk menjilat keringat Amanda yang jatuh ke belahan surga itu.

Kairo pun mendehem perlahan, lalu mengutuk pikiran mesumnya yang sudah tak tertolong lagi setiap kali berada di dekat Amanda.

Pria bermanik abu-abu gelap itu pun terdiam sesaat, lalu berjalan mendekati Amanda yang sekarang sedang jongkok di jalanan dengan napas putus-putus.

Lelaki itu ikut berjongkok di samping Amanda, tiba-tiba saja tangannya terulur untuk merapikan rambut panjangnya yang sudah berantakan akibat tertiup angin.

"Sorry, Amanda. Tapi kita harus terus jalan," tukas lelaki itu. Ia melirik cemas ke arah belakang mereka, dan melihat kerlip lampu mobil yang akan melintas.

Cepat-cepat Kairo menggendong tubuh Amanda yang sudah lemas dan membawanya bersembunyi ke dalam semak-semak di balik pohon besar.

Rumah mewah Harrison Davis berada di sebuah perumahan elit dengan fasilitas taman hutan seluas lima hektar, yang bertempat di sisi kiri dan kanan jalan besar akses masuk perumahan.

Ketika ledakan itu terjadi, Kairo sontak langsung membawa Amanda lari ke pintu rahasia yang terletak di balik rak buku kecil di dekat ruang santai.

Dari mana dia tahu soal pintu rahasia itu?

Ya, tentu saja karena dirinyalah yang menyarankan Harrison Davis agar membuat beberapa jalan keluar sebagai alternatif bila diserang musuh!

Kairo adalah seorang petarung yang sistematik, dia tahu kapan harus maju menyerang dan kapan harus mundur.

Dan malam ini, di kediaman Harrison Davis, Kairo tahu dirinya tidak bisa memaksakan diri untuk bertarung.

Ada terlalu banyak pasukan musuh yang menghadang rumah Harrison, dan yang terpenting dari itu semua… ada Amanda yang harus ia lindungi.

Kairo terus membawa Amanda masuk ke dalam hutan, yang untung saja tidak diterangi lampu.

Situasi yang gelap ini membuatnya dapat menyembunyikan diri diantara rimbunnya pepohonan dan tanaman.

Mobil itu pun perlahan melewati tempat mereka bersembunyi, dan Kairo yakin seratus persen bahwa kendaraan SUV itu berisi orang-orang yang mengejar dirinya.

Sial! Kairo tidak menyangka kalau secepat ini keberadaannya di Milan diketahui oleh musuhnya!

Lelaki itu pun bernafas lega ketika mobil itu telah berada jauh dari mereka. Seketika ia pun menoleh untuk menatap Amanda yang berdiri di sampingnya sambil bersandar di pohon.

"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Kairo pada wanita itu.

Amanda hanya mengangguk pelan, ia merasa terlalu letih untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan itu. Mereka telah berlari sejauh berkilo-kilo meter, hingga rasanya jantung Amanda hampir lepas dari rongganya.

"K-Kaai...," akhirnya Amanda berhasil mengeluarkan suara lagi meski napasnya masih saja tersengal. "Ss-sebenarnya mereka... hh... siapa?"

"Anggap saja mereka itu teroris," sahut lelaki itu sembari melemparkan tatapan nyalang untuk mengawasi sekitarnya. "Sejenis kelompok yang berusaha kalian berantas, Agent Peacock dari The Golden Badges!"

Amanda terkesiap mendengar kode nama miliknya serta organisasinya disebut oleh Kairo. Jadi... lelaki itu sudah mengetahui identitas rahasia dirinya?

Seketika wanita itu pun waspada. Bibirnya yang terpulas lipstik maroon terlihat menipis, dengan mata hijau zamrudnya yang memicing.

"Hanya ada dua tipe manusia yang mengetahui tentang jati diriku yang satu itu, Kairo," suara Amanda sontak berubah. Lebih lembut, namun ada selintas nada dingin di dalamnya.

Diam-diam satu tangannya bergerak ke belakang tubuh, hendak meraih pisau kecil yang berada di balik stoking hitamnya. "Satu, kami berada di pihak yang sama. Dua, kami berada di pihak yang berbeda."

Tiba-tiba Kairo merasakan sebuah benda tajam dan dingin menggores kecil lehernya. Lelaki itu hanya tersenyum samar saat sebuah pisau tipis bermata dua telah menempel di lehernya.

"Kamu bukanlah seorang pelukis atau bartender, bukan? Lalu siapa kamu sebenarnya?!" Sentak Amanda dengan mata hijaunya yang beradu tatap dengan netra abu gelap Kairo.

Tangannya dengan sengaja menggores kulit leher lelaki itu, yang hanya beberapa senti dari urat nadinya.

Kairo hendak mengucapkan sesuatu, namun tiba-tiba saja suara rentetan peluru terdengar, dan desingnya yang terasa panas tertuju kepada mereka berdua. 

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • I Love You, Mr. Devil!   6. The Moonlight Kiss

    "Kau bukanlah seorang pelukis atau bartender, bukan? Lalu siapa kau sebenarnya?!" Sentak Amanda dengan mata hijaunya yang beradu tatap dengan netra abu gelap Kairo. Tangannya yang menggenggam pisau bermata dua dengan sengaja menggores kulit leher lelaki itu, yang hanya beberapa senti dari urat nadinya.Kairo hendak mengucapkan sesuatu, namun tiba-tiba saja suara rentetan peluru terdengar, dan desingnya yang terasa panas tertuju kepada mereka berdua. "Tiarap!" Seru Kairo sambil menarik Amanda dan menjatuhkan tubuh mereka di atas tanah. Tanpa berpikir panjang, Kairo pun refleks menempatkan dirinya di atas tubuh Amanda, menjadi tameng dari serbuan timah panas yang bisa melukai wanita itu.Amanda tersentak dan mengerjap-kerjapkan matanya, tak menyangka dengan perbuatan heroik lelaki itu yang lagi-lagi bertujuan untuk menyelamatkan dirinya.Di antara suara desing peluru, Amanda menelisik wajah tampan yang kini sedang berada di atasnya itu. Wajah tegang yang sedang menoleh waspada ke ar

    Last Updated : 2025-04-11
  • I Love You, Mr. Devil!   7. The Runaway

    "Pakai ini saja."Amanda menatap nanar pada sehelai kaos hitam besar dengan warna yang sudah pudar, dan celana jeans yang juga sama pudarnya.Demi apa, ia tidak mungkin menggunakan pakaian bekas dari seseorang! Meskipun Amanda bisa menghirup aroma pewangi yang segar dari kedua helai pakaian itu, dan meskipun lusuh tapi tampaknya cukup bersih.Apalagi ini adalah pakaian lelaki!Dia adalah seorang model, demi Tuhan! Yah, walaupun pekerjaan sampingannya satu lagi terkadang membuat Amanda jauh dari kata glamour karena harus menyamar tanpa mengenakan baju-baju yang fashionable, tapi paling tidak tak terlalu semengerikan mengenakan pakaian bekas lelaki entah siapa!Amanda meringis dan mengacungkan jempolnya kepada Kairo."Nope. Aku baik-baik saja, thanks. Aku tetap pakai bajuku ini saja," ucapnya dengan wajah masam.Kairo menaikkan satu alis lebatnya. "Kamu yakin? Setidaknya pakaian ini bersih, Amanda. Dan… tidak robek seperti bajumu," tukasnya sambil menunjuk bagian dada wanita itu yang s

    Last Updated : 2025-04-11
  • I Love You, Mr. Devil!   8. The Fashion Show

    Bab 8 : The Fashion Show Amanda merasa sangat lega karena melihat kondisi Max yang baik-baik saja, setelah mereka terpisah saat insiden penyerangan misterius itu. Amanda yang saat itu tak bisa mengelak karena tangannya terus ditarik oleh Kairo keluar melalui pintu rahasia, terpaksa meninggalkan Max sendirian di kediaman Harrison Davis. Dengan langkahnya yang lebar dan pasti, Max berjalan menuju Amanda yang masih berdiri mematung di depan jendela yang terbuka. "Aaah!!" Amanda terkejut setengah mati, ketika merasakan tubuh Max yang tiba-tiba saja menubruknya dengan keras dan langsung mendekapnya erat-erat. "Syukurlah kamu baik-baik saja!" Ucap Max penuh dengan kelegaan. "Aku khawatir sekali saat sambungan telepon darimu terputus, dan ponselmu tidak bisa dihubungi lagi." Amanda memukul-mukul pelan bahu keras Max. "Uhm, Max... bisa lepas dulu? Aku nggak bisa bernafas!" Sentaknya dengan suara yang tersengal. Max pun langsung melepaskan pelukannya namun tidak melepas tangannya

    Last Updated : 2025-04-11
  • I Love You, Mr. Devil!   9. The Mysterious Black Orchid

    "Wow. Apa itu bunga Black Orchid?"Suara bariton itu membuat Amanda menolehkan netranya ke arah pintu."Max?" Senyum manis pun terkembang dari bibir yang kali ini berlipstik merah menyala. Amanda melirik Nira yang bengong melihat Max yang masuk sembari membawa buket besar bunga mawar merah. Hari ini Max terlihat sangat tampan dengan jaket kulit hitam yang menutupi kaus turtleneck coklat mocca yang sewarna dengan matanya. Amanda terkikik geli dalam hati melihat Nira yang terkagum-kagum melihat pacarnya hingga meneteskan air liur."Nira, kenalkan ini Max, bodyguard-ku. Max, ini Nira, personal asisstant-ku," cetus Amanda memperkenalkan mereka."Bodyguard?" Netra coklat Max kini berkilat kesal menatap Amanda, karena memperkenalkan dirinya bukanlah sebagai pacar. Namun di satu sisi ia juga mengerti kenapa wanita itu berkata begitu. Pasti Amanda hanya berjaga-jaga saja agar hubungan mereka tidak sampai tercium oleh para petinggi di The Golden Badges.Namun ini tetap saja menyebalkan.M

    Last Updated : 2025-04-12
  • I Love You, Mr. Devil!   10. The Flashback To The Past

    "Permisi, Tuan."Kairo mengangkat kepalanya dari dokumen yang sedang ia pelajari, dan melihat ajudannya Sam yang sedang berdiri di depan pintu ruang kerjanya. Ia pun segera menutup dokumen itu dan menatap Sam datar. "Masuk saja, Sam."Sam langsung melangkah cepat untuk kemudian berdiri tegak di depan meja kerja Kairo. "Ini tentang bukti pembelian obat terlarang oleh Cielo Nostra, data-data itu sudah diterima oleh Miss Amanda dan juga Mr. Maximilian," lapornya.Kening Kairo otomatis berkerut dalam saat mendengar nama Max disebutkan oleh Sam. "Bukankah data itu hanya dikirimkan kepada Amanda? Kenapa Max juga ikut menerimanya?"Sam mengangguk. "Benar, Tuan. Namun ketika data itu diberikan kepada Miss Amanda, bertepatan dengan Mr. Maximilian yang juga sedang berada di dekatnya," terang Sam.Kairo menghela napas pendek. Kedua bibirnya mengatup rapat pertanda dirinya sangat gusar. 'Sebenarnya sedekat apa sih Amanda dengan lelaki itu? Kenapa bisa-bisanya Max selalu berada di dekat Amand

    Last Updated : 2025-04-12
  • I Love You, Mr. Devil!   11. The Mysterious Man

    Pagi ini Amanda terbangun dengan perasaan yang gelisah. Semalaman ia sulit tidur setelah mengetahui kalau Kairo memberinya sebuah micro mini usb di dalam rangkaian bunga Black Orchid darinya. Wanita itu benar-benar penasaran apa isi dari alat itu, namun sayangnya Max keburu menyitanya dan membawa benda itu pergi setelah mengantarkan dirinya pulang ke apartemen. Amanda berdecak sebal, karena gara-gara usb sialan itu dirinya dan Max gagal bermesraan! Selain itu dia juga kesal kepada pacarnya, kenapa juga harus buru-buru pergi sih? Kan dia bisa membuka usb itu di laptop Amanda? Amanda mengacak-acak rambut lurusnya yang panjang dengan kesal sambil mendesah keras, lalu memutuskan untuk turun dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Tadi sekitar pukul enam, Max telah mengumumkan kepada seluruh anggota The Golden Badges cabang Milan bahwa akan diadakan rapat internal jam sembilan, terkait dengan penemuan usb misterius itu. Setelah berendam dalam bu

    Last Updated : 2025-04-13
  • I Love You, Mr. Devil!   12. The Love Amulet

    Max tak bisa berhenti tersenyum sejak saat pertama kali kedua kelopak matanya terpisah, lalu memalingkan wajahnya untuk mendapati sosok menawan yang masih nyenyak terlelap dan bersandar di dadanya. Ia yang lebih dulu terbangun daripada Amanda. Satu lengannya yang terulur untuk mengelus-elus ubun-ubun Amanda, dan yang satu lagi masih betah mendekap erat pinggang ramping itu hingga tubuh telanjang mereka pun saling menempel. Tawa kecil menghiasi bibir Max, mengingat betapa panasnya petualangan liar yang barusan mereka lalui bersama di sofa sempit ini. Yang pasti, mulai saat ini sofa ini akan menjadi benda bersejarah yang akan dikenangnya. Dimana Max menyentuh dan bercinta dengan Amanda, wanita yang sangat ia sukai untuk pertama kalinya. Pergerakan lembut dan desahan kecil membuat Max menurunkan pandangannya untuk mengamati gerakan halus bahu berkulit keemasan milik Amanda. Dan ketika mata hijau zamrud yang membius para lelaki itu membuka, tanpa sadar Max pun tersenyum teduh.

    Last Updated : 2025-04-13
  • I Love You, Mr. Devil!   13. The Best Confession of The Year

    Amanda terus melipat bibirnya ke dalam mulut, berusaha untuk menahan senyum atau tawa yang hampir saja menyembur keluar.Sepanjang meeting, ia melihat Max seperti cacing kepanasan. Berulangkali lelaki itu melonggarkan dasi, menyugar rambut, bahkan menghembuskan napas keras. Sikap pimpinan The Golden Badges cabang Milan yang tidak seperti biasanya itu pun tak pelak membuat seluruh anggota yang mengikuti meeting terlihat bingung, namun tak ada satu pun yang berani bertanya kepadanya.Amanda tahu lelaki itu sedang bergairah. Hasrat yang Max keluarkan tadi di ruang kerjanya belumlah tuntas. Amanda hanya berharap semoga saja tidak ada yang menyadari sesuatu di antara mereka.Amanda mengerang dalam hati karena sejak tadi Max selalu mencuri-curi pandang ke arahnya. Aneh sekali. Sebelumnya pria ini begitu dingin dan seakan tak tersentuh, bahkan godaan Amanda pun tak pernah ia tanggapi. Tiba-tiba saja setelah mereka satu kali bercinta, Max pun berubah drastis seperti anak remaja yang kasmara

    Last Updated : 2025-04-14

Latest chapter

  • I Love You, Mr. Devil!   16. The Thrilling Touch

    "Jadi model?" Kairo terlihat bergidik ngeri, saat membayangkan dirinya yang harus berpose dan difoto di hadapan banyak orang, serta kamera blitz yang berkedip menerpanya. Seorang bos mafia kejam seperti dirinya yang tiba-tiba harus berpose untuk sebuah majalah, tak pelak membuatnya ingin tertawa pelan. Dia tidak merendahkan profesi model, hanya saja rasanya dirinya memang tak cocok berkutat di sana. Nira mengangguk antusias. "Bayarannya juga lumayan banget lho!" Nira masih bersikeras merayu Kairo yang tampaknya terlihat tidak tertarik. Amanda pun sontak memutar kedua bola matanya, saat mendengar Nira yang menawarkan sejumlah bayaran yang pasti nggak ada seujung kuku bagi Kairo. Dia kan CEO Daydream Technology, halooo!!! Dasar Nira blo'on! Tapi kalau dipikir-pikir ya si blo'on Nira nggak salah juga sih, karena Amanda pun juga awalnya mengira Kairo itu hanyalah pemuda labil yang hobinya bergonta-ganti pekerjaan! Kairo tersenyum minta maaf kepada Nira. "Terima kasih

  • I Love You, Mr. Devil!   15. The Perfect Male Model For Amanda

    Sebenarnya, sejak tadi Kairo sengaja memposisikan dirinya dengan berdiri di dekat Amanda dan Laiv, tepatnya ketika melihat lelaki kurang ajar itu dengan wajah tanpa dosa mengalungkan tangannya di bahu Amanda. Ingin rasanya Kairo menarik kasar tangan itu lalu memukuli wajah Laiv dengam brutal, namun niatnya terpaksa diurungkan setelah melihat Amanda yang bergerak cepat memuntir pergelangan tangan lelaki tak sopan itu. 'Good job, Amanda,' batin Kairo sambil mengulum senyum melihat Laiv yang menjerit kesakitan. Dia memang pantas mendapatkannya. Apalagi setelah melihat betapa kasarnya lelaki itu memperlakukan Chiara, gadis mungil baik hati yang juga salah satu pacar Laiv. Cih. Hampir saja Kairo menarik kerah kaus si brengsek itu dan melayangkan bogem mentahnya ketika melihat Laiv mendorong kasar tubuh Chiara hingga jatuh terjerembab di atas aspal yang keras, namun lagi-lagi sikap Amanda yang tiba-tiba berdiri dan menyapa Laiv membuatnya terkejut. Kairo hanya bisa mengernyit b

  • I Love You, Mr. Devil!   14. The Encounter

    Hari telah beranjak sore, ketika Kairo tiba-tiba dihadang oleh tiga pria berbadan besar sekaligus. Yang membuat langkahnya yang hendak berjalan menuju ke minimarket untuk membeli air mineral pun seketika terhenti. Senyum smirk dan tatapan elangnya terhunus mengamati ketiga lelaki yang menatapnya penuh permusuhan. "1 on 1," ucap salah seorang dari mereka dengan wajah mengerut karena gusar, lalu melemparkan sebuah bola basket kepada Kairo. Dengan santai, Kairo menangkap bola itu sambil menaikkan satu alisnya. "Lagi?" Ucapnya dengan serigai mengejek yang disengaja. "Lalu jika kali ini aku menang SEKALI LAGI, apa yang bisa kau berikan, Laiv?" Lelaki bertampang sangar bernama Laiv itu pun tertawa kasar. "Kali ini kamu pasti kalah, Kairo! Ingat, jangan pernah kabur jika itu terjadi!" ancamnya dengan mata berkilat penuh emosi.Sebuah tawa mengejek terdengar serak membahana, membuat Laiv serta teman-temannya mengeratkan rahang mereka karena gusar. Jelas sekali Kairo sudah meremehkan kem

  • I Love You, Mr. Devil!   13. The Best Confession of The Year

    Amanda terus melipat bibirnya ke dalam mulut, berusaha untuk menahan senyum atau tawa yang hampir saja menyembur keluar.Sepanjang meeting, ia melihat Max seperti cacing kepanasan. Berulangkali lelaki itu melonggarkan dasi, menyugar rambut, bahkan menghembuskan napas keras. Sikap pimpinan The Golden Badges cabang Milan yang tidak seperti biasanya itu pun tak pelak membuat seluruh anggota yang mengikuti meeting terlihat bingung, namun tak ada satu pun yang berani bertanya kepadanya.Amanda tahu lelaki itu sedang bergairah. Hasrat yang Max keluarkan tadi di ruang kerjanya belumlah tuntas. Amanda hanya berharap semoga saja tidak ada yang menyadari sesuatu di antara mereka.Amanda mengerang dalam hati karena sejak tadi Max selalu mencuri-curi pandang ke arahnya. Aneh sekali. Sebelumnya pria ini begitu dingin dan seakan tak tersentuh, bahkan godaan Amanda pun tak pernah ia tanggapi. Tiba-tiba saja setelah mereka satu kali bercinta, Max pun berubah drastis seperti anak remaja yang kasmara

  • I Love You, Mr. Devil!   12. The Love Amulet

    Max tak bisa berhenti tersenyum sejak saat pertama kali kedua kelopak matanya terpisah, lalu memalingkan wajahnya untuk mendapati sosok menawan yang masih nyenyak terlelap dan bersandar di dadanya. Ia yang lebih dulu terbangun daripada Amanda. Satu lengannya yang terulur untuk mengelus-elus ubun-ubun Amanda, dan yang satu lagi masih betah mendekap erat pinggang ramping itu hingga tubuh telanjang mereka pun saling menempel. Tawa kecil menghiasi bibir Max, mengingat betapa panasnya petualangan liar yang barusan mereka lalui bersama di sofa sempit ini. Yang pasti, mulai saat ini sofa ini akan menjadi benda bersejarah yang akan dikenangnya. Dimana Max menyentuh dan bercinta dengan Amanda, wanita yang sangat ia sukai untuk pertama kalinya. Pergerakan lembut dan desahan kecil membuat Max menurunkan pandangannya untuk mengamati gerakan halus bahu berkulit keemasan milik Amanda. Dan ketika mata hijau zamrud yang membius para lelaki itu membuka, tanpa sadar Max pun tersenyum teduh.

  • I Love You, Mr. Devil!   11. The Mysterious Man

    Pagi ini Amanda terbangun dengan perasaan yang gelisah. Semalaman ia sulit tidur setelah mengetahui kalau Kairo memberinya sebuah micro mini usb di dalam rangkaian bunga Black Orchid darinya. Wanita itu benar-benar penasaran apa isi dari alat itu, namun sayangnya Max keburu menyitanya dan membawa benda itu pergi setelah mengantarkan dirinya pulang ke apartemen. Amanda berdecak sebal, karena gara-gara usb sialan itu dirinya dan Max gagal bermesraan! Selain itu dia juga kesal kepada pacarnya, kenapa juga harus buru-buru pergi sih? Kan dia bisa membuka usb itu di laptop Amanda? Amanda mengacak-acak rambut lurusnya yang panjang dengan kesal sambil mendesah keras, lalu memutuskan untuk turun dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Tadi sekitar pukul enam, Max telah mengumumkan kepada seluruh anggota The Golden Badges cabang Milan bahwa akan diadakan rapat internal jam sembilan, terkait dengan penemuan usb misterius itu. Setelah berendam dalam bu

  • I Love You, Mr. Devil!   10. The Flashback To The Past

    "Permisi, Tuan."Kairo mengangkat kepalanya dari dokumen yang sedang ia pelajari, dan melihat ajudannya Sam yang sedang berdiri di depan pintu ruang kerjanya. Ia pun segera menutup dokumen itu dan menatap Sam datar. "Masuk saja, Sam."Sam langsung melangkah cepat untuk kemudian berdiri tegak di depan meja kerja Kairo. "Ini tentang bukti pembelian obat terlarang oleh Cielo Nostra, data-data itu sudah diterima oleh Miss Amanda dan juga Mr. Maximilian," lapornya.Kening Kairo otomatis berkerut dalam saat mendengar nama Max disebutkan oleh Sam. "Bukankah data itu hanya dikirimkan kepada Amanda? Kenapa Max juga ikut menerimanya?"Sam mengangguk. "Benar, Tuan. Namun ketika data itu diberikan kepada Miss Amanda, bertepatan dengan Mr. Maximilian yang juga sedang berada di dekatnya," terang Sam.Kairo menghela napas pendek. Kedua bibirnya mengatup rapat pertanda dirinya sangat gusar. 'Sebenarnya sedekat apa sih Amanda dengan lelaki itu? Kenapa bisa-bisanya Max selalu berada di dekat Amand

  • I Love You, Mr. Devil!   9. The Mysterious Black Orchid

    "Wow. Apa itu bunga Black Orchid?"Suara bariton itu membuat Amanda menolehkan netranya ke arah pintu."Max?" Senyum manis pun terkembang dari bibir yang kali ini berlipstik merah menyala. Amanda melirik Nira yang bengong melihat Max yang masuk sembari membawa buket besar bunga mawar merah. Hari ini Max terlihat sangat tampan dengan jaket kulit hitam yang menutupi kaus turtleneck coklat mocca yang sewarna dengan matanya. Amanda terkikik geli dalam hati melihat Nira yang terkagum-kagum melihat pacarnya hingga meneteskan air liur."Nira, kenalkan ini Max, bodyguard-ku. Max, ini Nira, personal asisstant-ku," cetus Amanda memperkenalkan mereka."Bodyguard?" Netra coklat Max kini berkilat kesal menatap Amanda, karena memperkenalkan dirinya bukanlah sebagai pacar. Namun di satu sisi ia juga mengerti kenapa wanita itu berkata begitu. Pasti Amanda hanya berjaga-jaga saja agar hubungan mereka tidak sampai tercium oleh para petinggi di The Golden Badges.Namun ini tetap saja menyebalkan.M

  • I Love You, Mr. Devil!   8. The Fashion Show

    Bab 8 : The Fashion Show Amanda merasa sangat lega karena melihat kondisi Max yang baik-baik saja, setelah mereka terpisah saat insiden penyerangan misterius itu. Amanda yang saat itu tak bisa mengelak karena tangannya terus ditarik oleh Kairo keluar melalui pintu rahasia, terpaksa meninggalkan Max sendirian di kediaman Harrison Davis. Dengan langkahnya yang lebar dan pasti, Max berjalan menuju Amanda yang masih berdiri mematung di depan jendela yang terbuka. "Aaah!!" Amanda terkejut setengah mati, ketika merasakan tubuh Max yang tiba-tiba saja menubruknya dengan keras dan langsung mendekapnya erat-erat. "Syukurlah kamu baik-baik saja!" Ucap Max penuh dengan kelegaan. "Aku khawatir sekali saat sambungan telepon darimu terputus, dan ponselmu tidak bisa dihubungi lagi." Amanda memukul-mukul pelan bahu keras Max. "Uhm, Max... bisa lepas dulu? Aku nggak bisa bernafas!" Sentaknya dengan suara yang tersengal. Max pun langsung melepaskan pelukannya namun tidak melepas tangannya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status