Tiga bulan kemudian
Meja makan keluarga Ivanov malam itu membuat Valerie terkejut, saat ia melihat hidangan di atas meja kebanyakan adalah makanan kesukaannya.Ia memandang nyonya tua, nenek Noah itu hanya tersenyum dan meminta Valerie untuk duduk.Tak hanya Valerie, Noah juga terkejut saat melihat hidangan di atas meja makan seperti menu sehat untuk ibu hamil.Valerie tertarik dengan sup ayam sejak dia tiba di ruang makan. Membuatnya kelaparan begitu melihat sup yang mengepulkan uap panas."Kamu harus makan yang banyak," kata nyonya tua."Baik, Nek," sahut Valerie."Apakah tadi kalian merebus kepiting ini dengan benar? Karena ini untuk ibu hamil, kalian harus mengolahnya dengan matang, tanya nyonya tua."Apakah itu artinya kalau bukan untuk ibu hamil mereka bisa memasaknya asal-asalan?" Ivana datang dengan wajah yang ditekuk. Felix menenangkan istrinya itu agar tidak marah-marah di meja makan.SementarValerie sengaja tidak berangkat bekerja dengan Noah, dia mengatakan bahwa dia akan berangkat agak siang karena harus mengurus sesuatu.Tapi, yang sebenarnya Valerie lakukan adalah ingin bicara dengan Maxim saat ini.Maxim pun setuju saat Valerie mengajaknya bertemu di bangunan tua di belakang bangunan utama.Lelaki itu sudah duduk menunggu kedatangan Valerie."Ada apa kakak ipar ingin mengajakku bertemu?" tanya Maxim sambil tersenyum."Maaf menganggu waktumu, Max. Tapi aku ingin bertanya padamu mengenai Noah, karena aku tidak bisa bertanya langsung padanya."Valerie tahu jika Noah sangat menutupi hal itu karena menurutnya hal itu adalah kekurangan yang dia miliki selama hidupnya."Apa?" tanya Maxim serius saat Valerie memandangnya dengan serius."Tadi malam Noah bermimpi buruk. Aku tidak mau berlebihan. Tapi Noah selalu seperti ketakutan saat hujan petir, apa ada hal yang tidak aku tahu?"Maxim merasa t
Saat sampai di kediaman Ivanov, nyonya tua menyambut kedatangan Valerie dan Noah dengan hangat.Dia sudah tahu ketika dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa cicitnya kembar tiga."Selamat Valerie, Noah, akhirnya kalian bisa memenuhi harapanku!" ujarnya dengan sangat bersemangat."Aku sudah menelpon kakekmu, dia akan pulang dari luar negeri setelah cicitnya lahir.""Nenek tidak menggunakan hal ini untuk membawa kakek pulang, kan?" tanya Noah.Kakeknya lebih senang tinggal di luar negeri, melakukan perjalanan dan bersenang-senang. Sementara neneknya lebih suka tinggal di rumahnya dan tidak pergi terlalu jauh seperti suaminya."Ya, salah satunya itu. Kakekmu akan terus berkeliling dunia kalau aku tidak mengatakan dia akan memiliki cicit. Apalagi kembar tiga.""Itu terserah nenek saja," kata Noah. "Tapi tolong jaga Valerie dari wanita itu. Yang dimaksud Noah adalah ibunya.Ia berkata setelah Valerie pamit naik ke
Kembalinya dari membeli belut seperti yang diminta oleh Valerie. Noah tidak menemukan siapapun di dalam rumah neneknya, padahal mobil Isadora masih terparkir di pekarangan.Noah gegas masuk ke kamarnya, ia melihat Valerie sedang duduk di atas ranjang sambil membaca buku tentang ibu hamil."Kamu cepat sekali?" Valerie meletakkan bukunya. Ia turun dari ranjang dan menghampiri Noah."Apa ada tamu nenek barusan?" tanya Noah.Valerie menggeleng."Aku hanya bertemu dengan sepupumu, Isadora.""Begitu ya."Apa yang dilihat Noah tadi hanya khayalannya saja? Tapi dia jelas melihat seorang lelaki duduk di sebelah Isadora. Tak mungkin dirinya salah melihat."Ayo turun, aku akan memanggang belut untukmu."Valerie tersenyum lebar lalu mengikuti Noah turun dari lantai dua.Sekilas dia mendengar suara Maxim sedang berbicara dengan seseorang. Apakah tadi Maxim yang bersama dengan Isadora?"Noah! Ayo!"
Noah melangkahkan kakinya di tangga dengan gegas. Ia melihat lelaki itu hendak meninggalkan tempatnya tapi Noah sudah lebih dulu melihat milik siapa mata yang sudah mengawasinya sejak tadi."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Noah dengan dingin.Lelaki yang masih memunggungi Noah itu menaikkan satu sudut bibirnya."Memangnya kenapa? Apa aku tidak boleh datang ke sini? Bukankah aku juga cucu dari nenek?" Havier membalikkan tubuhnya dan memandang Noah dengan tatapan yang menghina."Sebaiknya jangan mencari masalah lagi di sini."Havier mendengus, "Wah, jahat sekali pikiranmu. Memangnya aku selalu menjadi orang jahat di sini ya?"Noah diam."Sebaiknya jaga pandanganmu dari istriku." Noah melewati Havier begitu saja dan hendak turun dari tangga.Perasaannya selalu tidak baik setiap melihat sepupunya yang satu itu muncul di rumah neneknya."Tapi istrimu cantik juga, kulitnya mulus dan putih," kekeh Havier
Dua minggu berlalu setelah kejadian malam itu. Akhirnya malam ini pesta pertunangan antara Isadora dan pasangannya pun akan dilangsungkan di hotel Golden Royal Oasis.Valerie sedang menatap dirinya di depan cermin, ia melihat bahwa kehamilannya kali ini menjadi sangat berbeda. Perutnya membesar lebih cepat daripada waktu itu.Namun ia tampil anggun dalam gaun panjang berwarna biru tua yang dirancang khusus untuk ibu hamil.Gaunnya memiliki empire waist yang menonjolkan perutnya yang sedang mengandung dengan detail lipit di bagian atas untuk menampilkan garis lehernya yang indah.Bahan satin yang lembut dan mengalir membuatnya terlihat anggun saat bergerak.Rambutnya diurai dengan lembut, menambah kesan feminin dan glamor."Kamu sudah siap?" tanya Noah.Valerie mengangguk.Karena acara berlangsung di hotel Noah, jadi mereka berdua menginap di sana dua hari sebelumnya. Lagi pula, Noah masih malas untuk pulang kare
"Kita mau ke mana Tuan Muda?" tanya Zack yang sudah berada di belakang kemudinya."Ke ...""Ke restoran dimsum. Aku ingin makan itu malam ini,' sela Valerie."Kamu dengar kan Zack? Kita ke sana sekarang."Zack mengangguk."Tuan Muda, saya membawa hasil dari pekerjaan yang Anda berikan beberapa bulan yang lalu. Saya sudah meminta seseorang untuk mengikuti wanita itu.""Lalu?"Zack mengambil amplop cokelat di dasbor mobil, lalu memberikannya kepada Noah yang duduk di kursi belakang.Noah membuka amplop tersebut, kemudian terkejut saat mendapati jika Raya rupanya menjalin hubungan dengan Jason."Kapan kamu mengambil gambar ini Zack?" tanya Valerie yang terlihat syok.Ia tahu bahwa Jason adalah teman Raya. Tapi untuk keluar masuk ke sebuah hotel, dan melakukan hal itu dengan Jason benar-benar membuat Valerie tak percaya."Mungkin sekitar empat atau lima bulan yang lalu, Nona Valerie."
Valerie berjalan melihat ke arah Noah. Ia ingin berjalan ke sana tapi lebih memilih untuk langsung ke mobil.Zack yang melihatnya terkejut."Nona Valerie? Tuan Muda di mana?""Dia masih di dalam restoran, kamu bisa katakan padanya Zack, kalau aku sudah ada di mobil."Zack merasa jika ada yang tidak beres dengan Valerie saat ini. Sepertinya dia sedang marah kepada Noah.Noah memang pernah bercerita kepada Zack, jika istrinya itu sering uring uringan dan cemburu buta saat kehamilannya memasuki bulan ke dua.Zack pun berlari ke dalam. Valerie melihat Noah dari dalam mobil, lelaki itu tampak bingung lalu bergegas membayar tagihan lalu masuk ke dalam mobil menyusul Valerie."Ada apa lagi?" tanya Noah yang sudah hapal dengan sikap Valerie yang suka ngambek seperti sekarang."Ah entahlah," jawab Valerie.Noah duduk di sebelahnya."Kamu marah lagi karena wanita-wanita itu kagum kepadaku?" goda Noah.
Bangun dari tidurnya tadi malam, Valerie merasakan perutnya sudah sangat kelaparan. Dia bergegas turun dari ranjang untuk berjalan ke dapur.Noah tak ada di sampingnya ketika ia bangun, di mana-mana dalam apartemen pun tak ada. Hingga bunyi suara pintu dibuka pun terdengar dari arah depan."Aku membeli makanan di bawah," kata Noah.Valerie tersenyum lebar melihat Noah tahu apa yang Valerie inginkan saat ini."Nenek mencari kita tadi malam." Noah duduk lalu mengeluarkan makanan dari plastiknya."Lalu? Apa dia marah?""Tidak, tapi kita disuruh kembali ke rumah hari ini.""Kita sudah berjanji akan tinggal di sana, jadi mau bagaimana lagi Noah."Noah terkekeh, ia memeluk Valerie dari belakang sambil mengusap perut wanita itu."Nanti setelah anak-anak kita lahir, kita bisa tinggal di vila dekat pantai," bisik Noah kValerieemudian mengecup tengkuk leher Valerie dengan mesra.Valerie merasakan geli, t
Ponsel Kevin berdering, Julian mengambil ponselnya dari saku celana milik Kevin."... Ya?""Ini ponsel milik Kevin, kan?" tanya seorang perempuan di ujung telepon."Ya benar, tapi pemilik ponselnya pingsan. Kamu bisa menjemputnya ke sini karena aku tidak mau mengantarnya," kata Julian."Di mana dia? Beri aku alamatnya sekarang."Setelah meminta izin pada Emily, akhirnya Julian memberikan alamat tersebut kepada Karina."Sepertinya yang menelpon adalah kekasihnya," kata Julian usai menutup teleponnya."Biarkan saja dia begitu, kamu mau minum?" tanya Emily. "Oh ya, aku akan mengobati lukamu dulu."Emily membawa Julian masuk ke dalam.Sejak dia putus dengan Kevin, Emily tidak pernah membawa lelaki masuk ke apartemennya. Dan baru kali ini dia mengizinkan pria yang baru dia kenal untuk masuk ke sana.Emily pikir karena Julian adalah sepupu Noah, maka dari itu dia mengizinkannya untuk masuk.
Valerie mengajak Emily untuk makan malam di sebuah restoran mewah dengan pencahayaan lembut dan dekorasi yang elegan. Karena Emily adalah teman Noah, jadi tidak ada salahnya jika dia ingin membangun hubungan yang baik dengan Emily. Apalagi profesinya yang sangat berhubungan dengan pekerjaan Valerie."Maafkan aku, tapi dia memaksa untuk ikut," kata Noah menunjuk Julian dengan matanya."Tak apa-apa, lebih ramai lebih baik, kan?"Mereka berempat pun duduk di sebuah meja bulat yang sudah dipesan oleh Valerie sebelumnya.Julian yang berkarakter mudah akrab dengan orang baru pun tidak kesulitan ketika memulai obrolannya dengan Valerie."Untuk keberhasilan peragaan busana malam ini. Terima kasih karena telah bekerja keras," kata Valerie pada Emily.Emily tersenyum. "Aku hanya melakukan pekerjaanku, dan terima kasih sudah mempercayakannya kepadaku."Mereka berempat pun mulai mengobrol membicarakan masalah pekerjaan dan kehidupan
Valerie duduk di meja kerjanya, ia melihat-lihat desain terbaru untuk pertunjukkan busana yang akan datang.Pintu dibuka oleh sekertarisnya kemudian muncul seorang wanita tinggi yang cantik. Emily masuk dengan senyum yang menawan.Valerie menyambutnya dengan senyum yang ramah. Emily adalah model yang dikenalkan Noah kepadanya. Dia mengatakan bahwa Emily adalah seorang model yang berbakat dan profesional."Selamat datang, saya sangat senang karena Anda bisa bergabung dengan kami untuk pertunjukkan busana ini," kata Valerie.Emily tersenyum. "Mana mungkin saya bisa menolaknya ketika Valerie langsung yang memintanya," Emily terkekeh." Dia jarang meminta bantuan, jadi saya sangat senang bisa membantunya."Valerie menjabat tangan Emily. "Tapi tetap saja, saya ingin mengucapkan terima kasih." Apalagi saat melihat potongan video Emily ketika berada di atas panggung catwalk, dia langsung tertarik pada model tersebut saat pertama kali melihatnya.
"Julian!" teriak Isadora sangat senang saat melihat bayangan sepupunya itu muncul di ambang pintu rumahnya.Dia menghampiri Julian kemudian memeluk lelaki itu."Sekarang kenapa kamu agak berbeda?" tanya Isadora, dia memindai wajah Julian dengan serius."Kenapa? Apa aku bertambah tampan?"Isadora memukul lengan Julian, lelaki itu hanya meringis. Sepupunya itu mencari keberadaan Maxim, tapi siang itu suami Isadora tentu saja sedang bekerja tidak seperti dirinya. Yang keluyuran tidak jelas seperti sekarang."Tiga pria bodoh akhirnya dapat berkumpul lagi," kata Isadora dia mempersilakan Julian masuk."Siapa maksudmu? Havier, Maxim dan Noah?"Isadora mendecakkan lidahnya. "Anakku, jangan sampai kamu mirip dengan pamanmu ini ya. Mama tidak mau kamu mirip dengannya," kata Isadora sambil mengusap perutnya."Kamu tidak ingin punya anak?" tanya Isadora.Julian yang sedang mengambil apel tanpa sengaja menjatuhkan
Noah duduk dengan tidak tenang setelah dia menyuruh River untuk mengobati lukanya.Ada rasa bersalah yang mendalam saat dia tahu bahwa asisten pribadinya itu hampir terbunuh karena perintahnya.Hidup Zack di masa lalu sudah terlalu berat, dan kini dia harus bertemu dengan dirinya yang selalu memberikan tugas berbahaya kepada asistennya tersebut.Suara langkah mendekat, Noah melihat River berjalan ke arahnya."Bagaimana dengan keadaanmu." Noah mendongak, matanya tak bisa berbohong. Dia akan merasa bersalah jika terjadi apa-apa pada Zack."Saya baik-baik saja, Tuan."Hening."Apa ada hal yang menganggu pikiran Anda, Tuan?" River merasa jika Noah sedang memikirkan sesuatu.Noah mengangguk pelan."Aku ingin melepaskan Zack," kata Noah. River terkejut mendengar Noah berkata seperti itu."Apa karena Zack tidak melakukan tugasnya dengan baik? Itu murni bukan kesalahannya, Tuan. Kerjasama kami tidak...
PLAK!Irena menampar wajah Noah. Sontak lelaki itu memandang tajam wajah Irena."Jika bukan karena Felix, aku pasti sangat menderita waktu itu. Aku hamil anak Havier. Aku masih muda saat itu. Aku bisa apa saat ada seseorang yang memberikanku bantuan, meski dia meminta imbalan. Dia mengajakku bekerjasama untuk membalas perbuatan kalian.""Padahal kamu menyukainya, kan? Jangan menyalahkan orang lain atas perbuatanmu sendiri. Kalau saja kamu tidak menggoda Havier, kalau kamu tidak membuat nenekku marah, kamu tidak akan diusir dari rumah itu."Noah melewati Irena begitu saja.Sementara itu perasaan Irena bercampuraduk. Dia khawatir, takut dan juga merasa bersalah karena sudah melakukan hal itu di masa lalu."Tolong kembalikan Theo kepadaku, Noah. Aku sudah melakukan kesalahan karena sudah menyia-nyiakan anakku dengan Havier. Dan sekarang, aku ingin menebusnya.""Kamu bisa menebusnya di penjara nanti." Pintu pun ditutup. Hati
Akhirnya hari yang ditunggu oleh Tatiana tiba juga. Dia pergi ke bandara untuk menjemput anak semata wayangnya.Tatiana menatap layar kedatangan di bandara dengan gelisah, mencari nama Julian.Kegugupan Tatiana berubah menjadi senyum yang merekah saat melihat nama yang dia cari muncul di layar. Dengan cepat ia menuju pintu kedatangan dan menunggu penuh dengan harap.Setelah beberapa saat, pintu itu terbuka dan dari sana muncul seorang pria muda yang wajahnya sedikit berubah."Ada apa dengan anak itu, kenapa dia terlihat agak kurus?" gumam Tatiana cemas. "Apa dia tidak makan teratur "Meskipun anaknya sudah dewasa, tapi ada kelembutan dan kepolosan dari anaknya yang masih terpancar dari matanya."Julian!" panggil Tatiana, langkahnya mendekati pria itu dengan cepat.Julian menoleh ke arah suara itu, matanya memancarkan kebingungan sejenak sebelum akhirnya terpancar kegembiraan dan kelegaan. Dia pun tersenyum dengan lebar.
Ivana siang itu terkejut ketika mendapati Noah masuk ke ruangan di kantornya."Apa yang kamu lakukan di sini? Aku sudah mengatakan kepadamu untuk tidak datang ke sini lagi," kata Ivana dengan sinis.Tanpa berkata apa-apa, Noah memberikan sebuah bukti rekam medis kepada Ivana.Ivana melirik ke arah Noah sebentar lalu mengambil dokumen yang ada di atas meja."Apa maksudmu? Jangan bermain-main denganku. Aku tidak peduli apakah dia sudah punya anak atau belum. Karena hal itu tidak ada urusannya denganku." Ivana melemparkan dokumen itu ke atas meja dengan kasar. Dia kembali ke pekerjaannya."Benarkah? Kamu tidak peduli dengan hal itu?"Ivana mengernyitkan keningnya.la melihat Noah mengeluarkan amplop cokelat dari sakunya dan memberikannya kepada wanita itu."Mungkin ini hadiah kejutan untukmu tahun ini."Noah lalu keluar, dia merasa tidak perlu berdiri di sana sampai Ivana mau membuka amplopnya.Us
Tatiana bersama dengan Becca di rumah sakit selama semalaman. Bahkan dia tertidur di bahu Becca karena sangat mengantuk malam itu.Ponselnya bergetar ketika Julian menelponnya tengah malam. "Bu, aku akan tiba besok pagi. Bisa jemput aku di bandara?""Besok kamu sudah sampai?""Hmm, tapi jangan katakan pada siapapun kalau aku sudah pulang. Ibu saja yang tahu masalah kepulanganku. Ada hal yang harus kuberitahu pada ibu.""Apa? Jangan buat ibu penasaran.""Besok saja. Bagaimana keadaan Havier, apa dia baik-baik saja?""Havier koma."Julian mengembuskan napasnya dengan kasar."Untuk sekarang, ibu jangan bertindak ceroboh. Jangan menyentuh wanita itu, dan jangan membuat masalah.""Wanita siapa? Wanita kuda itu?""Ya dia, dia sangat berbahaya Bu. Masih ingat masalah kasus kematian istri pengusaha itu? Sekarang kasus itu dibuka lagi karena pihak keluarga perempuan menemukan kejanggalan."