Valerie sengaja tidak berangkat bekerja dengan Noah, dia mengatakan bahwa dia akan berangkat agak siang karena harus mengurus sesuatu.
Tapi, yang sebenarnya Valerie lakukan adalah ingin bicara dengan Maxim saat ini.Maxim pun setuju saat Valerie mengajaknya bertemu di bangunan tua di belakang bangunan utama.Lelaki itu sudah duduk menunggu kedatangan Valerie."Ada apa kakak ipar ingin mengajakku bertemu?" tanya Maxim sambil tersenyum."Maaf menganggu waktumu, Max. Tapi aku ingin bertanya padamu mengenai Noah, karena aku tidak bisa bertanya langsung padanya."Valerie tahu jika Noah sangat menutupi hal itu karena menurutnya hal itu adalah kekurangan yang dia miliki selama hidupnya."Apa?" tanya Maxim serius saat Valerie memandangnya dengan serius."Tadi malam Noah bermimpi buruk. Aku tidak mau berlebihan. Tapi Noah selalu seperti ketakutan saat hujan petir, apa ada hal yang tidak aku tahu?"Maxim merasa tSaat sampai di kediaman Ivanov, nyonya tua menyambut kedatangan Valerie dan Noah dengan hangat.Dia sudah tahu ketika dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa cicitnya kembar tiga."Selamat Valerie, Noah, akhirnya kalian bisa memenuhi harapanku!" ujarnya dengan sangat bersemangat."Aku sudah menelpon kakekmu, dia akan pulang dari luar negeri setelah cicitnya lahir.""Nenek tidak menggunakan hal ini untuk membawa kakek pulang, kan?" tanya Noah.Kakeknya lebih senang tinggal di luar negeri, melakukan perjalanan dan bersenang-senang. Sementara neneknya lebih suka tinggal di rumahnya dan tidak pergi terlalu jauh seperti suaminya."Ya, salah satunya itu. Kakekmu akan terus berkeliling dunia kalau aku tidak mengatakan dia akan memiliki cicit. Apalagi kembar tiga.""Itu terserah nenek saja," kata Noah. "Tapi tolong jaga Valerie dari wanita itu. Yang dimaksud Noah adalah ibunya.Ia berkata setelah Valerie pamit naik ke
Kembalinya dari membeli belut seperti yang diminta oleh Valerie. Noah tidak menemukan siapapun di dalam rumah neneknya, padahal mobil Isadora masih terparkir di pekarangan.Noah gegas masuk ke kamarnya, ia melihat Valerie sedang duduk di atas ranjang sambil membaca buku tentang ibu hamil."Kamu cepat sekali?" Valerie meletakkan bukunya. Ia turun dari ranjang dan menghampiri Noah."Apa ada tamu nenek barusan?" tanya Noah.Valerie menggeleng."Aku hanya bertemu dengan sepupumu, Isadora.""Begitu ya."Apa yang dilihat Noah tadi hanya khayalannya saja? Tapi dia jelas melihat seorang lelaki duduk di sebelah Isadora. Tak mungkin dirinya salah melihat."Ayo turun, aku akan memanggang belut untukmu."Valerie tersenyum lebar lalu mengikuti Noah turun dari lantai dua.Sekilas dia mendengar suara Maxim sedang berbicara dengan seseorang. Apakah tadi Maxim yang bersama dengan Isadora?"Noah! Ayo!"
Noah melangkahkan kakinya di tangga dengan gegas. Ia melihat lelaki itu hendak meninggalkan tempatnya tapi Noah sudah lebih dulu melihat milik siapa mata yang sudah mengawasinya sejak tadi."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Noah dengan dingin.Lelaki yang masih memunggungi Noah itu menaikkan satu sudut bibirnya."Memangnya kenapa? Apa aku tidak boleh datang ke sini? Bukankah aku juga cucu dari nenek?" Havier membalikkan tubuhnya dan memandang Noah dengan tatapan yang menghina."Sebaiknya jangan mencari masalah lagi di sini."Havier mendengus, "Wah, jahat sekali pikiranmu. Memangnya aku selalu menjadi orang jahat di sini ya?"Noah diam."Sebaiknya jaga pandanganmu dari istriku." Noah melewati Havier begitu saja dan hendak turun dari tangga.Perasaannya selalu tidak baik setiap melihat sepupunya yang satu itu muncul di rumah neneknya."Tapi istrimu cantik juga, kulitnya mulus dan putih," kekeh Havier
Dua minggu berlalu setelah kejadian malam itu. Akhirnya malam ini pesta pertunangan antara Isadora dan pasangannya pun akan dilangsungkan di hotel Golden Royal Oasis.Valerie sedang menatap dirinya di depan cermin, ia melihat bahwa kehamilannya kali ini menjadi sangat berbeda. Perutnya membesar lebih cepat daripada waktu itu.Namun ia tampil anggun dalam gaun panjang berwarna biru tua yang dirancang khusus untuk ibu hamil.Gaunnya memiliki empire waist yang menonjolkan perutnya yang sedang mengandung dengan detail lipit di bagian atas untuk menampilkan garis lehernya yang indah.Bahan satin yang lembut dan mengalir membuatnya terlihat anggun saat bergerak.Rambutnya diurai dengan lembut, menambah kesan feminin dan glamor."Kamu sudah siap?" tanya Noah.Valerie mengangguk.Karena acara berlangsung di hotel Noah, jadi mereka berdua menginap di sana dua hari sebelumnya. Lagi pula, Noah masih malas untuk pulang kare
"Kita mau ke mana Tuan Muda?" tanya Zack yang sudah berada di belakang kemudinya."Ke ...""Ke restoran dimsum. Aku ingin makan itu malam ini,' sela Valerie."Kamu dengar kan Zack? Kita ke sana sekarang."Zack mengangguk."Tuan Muda, saya membawa hasil dari pekerjaan yang Anda berikan beberapa bulan yang lalu. Saya sudah meminta seseorang untuk mengikuti wanita itu.""Lalu?"Zack mengambil amplop cokelat di dasbor mobil, lalu memberikannya kepada Noah yang duduk di kursi belakang.Noah membuka amplop tersebut, kemudian terkejut saat mendapati jika Raya rupanya menjalin hubungan dengan Jason."Kapan kamu mengambil gambar ini Zack?" tanya Valerie yang terlihat syok.Ia tahu bahwa Jason adalah teman Raya. Tapi untuk keluar masuk ke sebuah hotel, dan melakukan hal itu dengan Jason benar-benar membuat Valerie tak percaya."Mungkin sekitar empat atau lima bulan yang lalu, Nona Valerie."
Valerie berjalan melihat ke arah Noah. Ia ingin berjalan ke sana tapi lebih memilih untuk langsung ke mobil.Zack yang melihatnya terkejut."Nona Valerie? Tuan Muda di mana?""Dia masih di dalam restoran, kamu bisa katakan padanya Zack, kalau aku sudah ada di mobil."Zack merasa jika ada yang tidak beres dengan Valerie saat ini. Sepertinya dia sedang marah kepada Noah.Noah memang pernah bercerita kepada Zack, jika istrinya itu sering uring uringan dan cemburu buta saat kehamilannya memasuki bulan ke dua.Zack pun berlari ke dalam. Valerie melihat Noah dari dalam mobil, lelaki itu tampak bingung lalu bergegas membayar tagihan lalu masuk ke dalam mobil menyusul Valerie."Ada apa lagi?" tanya Noah yang sudah hapal dengan sikap Valerie yang suka ngambek seperti sekarang."Ah entahlah," jawab Valerie.Noah duduk di sebelahnya."Kamu marah lagi karena wanita-wanita itu kagum kepadaku?" goda Noah.
Bangun dari tidurnya tadi malam, Valerie merasakan perutnya sudah sangat kelaparan. Dia bergegas turun dari ranjang untuk berjalan ke dapur.Noah tak ada di sampingnya ketika ia bangun, di mana-mana dalam apartemen pun tak ada. Hingga bunyi suara pintu dibuka pun terdengar dari arah depan."Aku membeli makanan di bawah," kata Noah.Valerie tersenyum lebar melihat Noah tahu apa yang Valerie inginkan saat ini."Nenek mencari kita tadi malam." Noah duduk lalu mengeluarkan makanan dari plastiknya."Lalu? Apa dia marah?""Tidak, tapi kita disuruh kembali ke rumah hari ini.""Kita sudah berjanji akan tinggal di sana, jadi mau bagaimana lagi Noah."Noah terkekeh, ia memeluk Valerie dari belakang sambil mengusap perut wanita itu."Nanti setelah anak-anak kita lahir, kita bisa tinggal di vila dekat pantai," bisik Noah kValerieemudian mengecup tengkuk leher Valerie dengan mesra.Valerie merasakan geli, t
Sekertaris Maxim siang itu terkejut ketika seorang lelaki berjalan ke arah ruangan atasannya."Apa Maxim ada di dalam?" tanya Noah.Sekertaris itu dengan gugup menjawab jika Maxim ada di dalam. Ia bergerak ke arah pintu kemudian membuka pintu untuk Noah.Tak hanya sekertarisnya yang terkejut. Maxim juga terkejut saat melihat kakaknya itu untuk pertama kalinya muncul di ruang kerjanya."Aku ingin bicara denganmu," kata Noah. Tanpa disuruh Maxim, Noah duduk di sofa tengah ruangan, menunggu Maxim menghampirinya duduk di sana."Hal apa yang membuatmu datang ke sini?" tanya Maxim."Isadora," jawab Noah.Maxim mengembuskan napasnya seakan sudah menyerah dengan hal itu."Apa kamu mau perempuan itu bersama dengan laki-laki yang tidak baik?""Kak, tentu saja aku mau dia bersama dengan lelaki yang jauh lebih dariku. Tapi..."Noah mengambil sesuatu dari kantong jasnya, ia melempar foto-foto yang didapatka