Valerie berjalan melihat ke arah Noah. Ia ingin berjalan ke sana tapi lebih memilih untuk langsung ke mobil.
Zack yang melihatnya terkejut."Nona Valerie? Tuan Muda di mana?""Dia masih di dalam restoran, kamu bisa katakan padanya Zack, kalau aku sudah ada di mobil."Zack merasa jika ada yang tidak beres dengan Valerie saat ini. Sepertinya dia sedang marah kepada Noah.Noah memang pernah bercerita kepada Zack, jika istrinya itu sering uring uringan dan cemburu buta saat kehamilannya memasuki bulan ke dua.Zack pun berlari ke dalam. Valerie melihat Noah dari dalam mobil, lelaki itu tampak bingung lalu bergegas membayar tagihan lalu masuk ke dalam mobil menyusul Valerie."Ada apa lagi?" tanya Noah yang sudah hapal dengan sikap Valerie yang suka ngambek seperti sekarang."Ah entahlah," jawab Valerie.Noah duduk di sebelahnya."Kamu marah lagi karena wanita-wanita itu kagum kepadaku?" goda Noah.Bangun dari tidurnya tadi malam, Valerie merasakan perutnya sudah sangat kelaparan. Dia bergegas turun dari ranjang untuk berjalan ke dapur.Noah tak ada di sampingnya ketika ia bangun, di mana-mana dalam apartemen pun tak ada. Hingga bunyi suara pintu dibuka pun terdengar dari arah depan."Aku membeli makanan di bawah," kata Noah.Valerie tersenyum lebar melihat Noah tahu apa yang Valerie inginkan saat ini."Nenek mencari kita tadi malam." Noah duduk lalu mengeluarkan makanan dari plastiknya."Lalu? Apa dia marah?""Tidak, tapi kita disuruh kembali ke rumah hari ini.""Kita sudah berjanji akan tinggal di sana, jadi mau bagaimana lagi Noah."Noah terkekeh, ia memeluk Valerie dari belakang sambil mengusap perut wanita itu."Nanti setelah anak-anak kita lahir, kita bisa tinggal di vila dekat pantai," bisik Noah kValerieemudian mengecup tengkuk leher Valerie dengan mesra.Valerie merasakan geli, t
Sekertaris Maxim siang itu terkejut ketika seorang lelaki berjalan ke arah ruangan atasannya."Apa Maxim ada di dalam?" tanya Noah.Sekertaris itu dengan gugup menjawab jika Maxim ada di dalam. Ia bergerak ke arah pintu kemudian membuka pintu untuk Noah.Tak hanya sekertarisnya yang terkejut. Maxim juga terkejut saat melihat kakaknya itu untuk pertama kalinya muncul di ruang kerjanya."Aku ingin bicara denganmu," kata Noah. Tanpa disuruh Maxim, Noah duduk di sofa tengah ruangan, menunggu Maxim menghampirinya duduk di sana."Hal apa yang membuatmu datang ke sini?" tanya Maxim."Isadora," jawab Noah.Maxim mengembuskan napasnya seakan sudah menyerah dengan hal itu."Apa kamu mau perempuan itu bersama dengan laki-laki yang tidak baik?""Kak, tentu saja aku mau dia bersama dengan lelaki yang jauh lebih dariku. Tapi..."Noah mengambil sesuatu dari kantong jasnya, ia melempar foto-foto yang didapatka
Isadora masuk ke kamar hotel di mana Maxim berada, Noah duduk di dekat ranjang dan menoleh ke arah Isadora saat wanita itu masuk ke kamar hotelnya."Ada apa dengan Maxim? Kamu tidak memukulnya sampai tak sadarkan diri, kan?" tuduh Isadora."Apa aku sekejam itu?"Isadora mendengus."Max! Maxim!" Isadora naik ke atas ranjang dan mengguncangkan tubuh Maxim."Dia baik-baik saja, dia sepertinya terlalu banyak minum.""Minum?" Isadora melirik tajam ke arah Noah. "Kamu mengajak Maxim minum, padahal dia tidak kuat minum Noah !"Noah diam-diam tersenyum.Apa-apaan gadis itu, masih peduli dengan adiknya tapi bertunangan dengan orang lain."Aku akan pergi," kata Noah."Pergi ke mana? Lalu bagaimana dengan Maxim?""Kamu tunggu saja sampai dia sadar, ibunya akan marah kalau tau dia mabuk.""Tapi... aku ada acara makan malam dengan Jason."Ya, tentu saja Noah tahu tentang itu. Maka
Ivana terus berusaha untuk menghubungi Maxim, tapi ponsel anaknya itu tidak dapat dihubungi."Sebenarnya ke mana anak itu sekarang?" gumam Ivana gusar. Ia takut apa yang dia bayangkan sedang terjadi."Kamu sedang apa?" tanya Felix yang baru saja keluar dari kamar mandi."Maxim tidak ada di kamarnya. Dia belum pulang ke rumah"Kenapa kamu begitu cemas? Mungkin saja dia sedang bersama dengan teman-temannya. Dia sudah besar, umurnya sudah 27 tahun, jangan perlakukan seperti anak kecil, Ivana.""Bukan itu masalahnya. Kalau Isadora tidak pulang dari luar negeri. Mungkin aku akan tenang. Tapi Isadora... ""Mana mungkin dia bersama dengan Isadora," Felix terkekeh. "Isadora kan sudah bertunangan."Ivana benar-benar tidak suka ketika Felix berkata demikian. Ucapannya seperti tidak peduli dengan anaknya."Ivana!" panggil nyonya tua dari balik pintu kamarnya.Ivana buru-buru keluar dari kamar untuk menemui ibunya.
Meja makan keluarga Ivanov pagi itu terlihat sangat menegangkan. Tidak ada yang berani mengeluarkan suara kecuali nyonya tua yang bertanya mengenai keberadaan Isadora kepada asisten pribadinya. "Maaf nyonya, tapi saya belum menemukan keberadaan nona Isadora. Nyonya tua melirik ke arah Ivana. "Lalu bagaimana dengan Maxim? Dia sudah pulang?" Ivana tidak berani memandang wajah ibunya. Dia berpura-pura sibuk dengan makanannya dan menjawab jika Maxim sudah berangkat bekerja lagi. "Dia punya banyak pekerjaan. Jadi Maxim berangkat lebih pagi tadi." "Jadi Maxim sudah pulang?" "Sudah. Jawab Ivana. "Jadi ke mana perginya anak itu, gumam nyonya tua yang masih memikirkan Isadora. Sementara itu di tempat lain. Maxim yang sudah selesai mandi dan memakan sedikit sarapan pagi itu pamit kepada Isadora akan pergi dari hotel duluan. "Aku akan berangkat lebih pagi hari
Maxim menunduk memandangi lantai yang dingin di ruangannya. Ucapan dari ibunya yang terakhir membuatnya putus asa."Kencan buta? Aku tidak pernah setuju dengan ide seperti itu. gumam Maxim.Ketika mendengar suara pintu dibuka. Maxim melihat Noah yang masuk ke ruangannya.Namun dia tak bisa menyembunyikan rasa khawatir di wajahnya.Ayo pergi sekarang, aku sudah mengatur pertemuan dengan klien." kata Noah. "Sebelum menemuinya, sebaiknya kamu mengganti pakaianmu."Kendati berada di ruangan yang sama, akan tetapi antara Maxim dan Noah tidak mengatakan apa-apa sejak mereka sampai di restoran untuk bertemu dengan klien mereka.Noah sibuk dengan ponselnya sementara Maxim terus memikirkan bagaimana caranya agar dia terbebas dari kencan buta yang akan diatur oleh Ibunya."Apakah kamu akan membantuku sampai akhir?" tanya Maxim.Noah yang matanya terus menatap layar gawainya lalu mendongak dan memandang wajah adiknya itu.
Ivana pulang cepat hari itu, selain karena masalah kesehatannya. la juga ingin menemui Isadora yang tinggal di rumah ibunya.Saat dia sampai di rumah, ia melihat Isadora sedang berenang di kolam renang.Ivana menghampiri perempuan tersebut kemudian menunggu Isadora di ujung kolam renang.Isadora terkejut saat dia keluar dari kolam, mendapatkan tatapan kebencian dari bibinya."Bibi?"PLAK!Sudah dua kali Ivana menampar seseorang dengan kejam seperti itu."Apa kamu mau merusak anakku! Apa kamu masih berusaha menggodanya!"Isadora memegang pipinya yang memanas dengan mata yang hampir menangis."Tinggalkan rumah ini segera, atau aku akan mengadukan kelakuanmu kepada nenekmu!""Bibi, bibi tunggu dulu!" Isadora menahan lengan Ivana. Lalu dia berlutut di hadapan Ivana."Aku mencintai Maxim, tak bisakah bibi memberi kami restu ?"Ivana mendengus. "Kamu mencintainya sampai mau berbuat
Dokter keluar dari ruangan pemeriksaan, Ivana langsung menyambut dokter itu dengan wajah yang cemas."Bagaimana keadaan anak saya Dok? Dia baik-baik saja, kan?""Setelah melakukan pemeriksaan awal, anak Anda mengalami luka-luka yang cukup serius akibat kecelakaan. Dia mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuhnya dan cidera internal. Kami sedang melakukan semua yang kami bisa untuk menangani kondisinya."Ivana masih terkejut dengan ucapan dokter."Ibu tenang saja, kondisinya stabil, tetapi proses pemulihannya akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu kami juga akan memantau perkembangan kondisinya karena kemungkinan adanya trauma fisik yang bisa muncul setekah kejadian seperti ini.""Apakah anak saya membutuhkan operasi, Dok?" Ivana bertanya dengan lemas. Masih berharap jika anaknya akan baik-baik saja."Kami akan melakukan evaluasi lebih dulu untuk menentukan langkah selanjutnya. Kami akan memberitahu Anda lebih la
Ponsel Kevin berdering, Julian mengambil ponselnya dari saku celana milik Kevin."... Ya?""Ini ponsel milik Kevin, kan?" tanya seorang perempuan di ujung telepon."Ya benar, tapi pemilik ponselnya pingsan. Kamu bisa menjemputnya ke sini karena aku tidak mau mengantarnya," kata Julian."Di mana dia? Beri aku alamatnya sekarang."Setelah meminta izin pada Emily, akhirnya Julian memberikan alamat tersebut kepada Karina."Sepertinya yang menelpon adalah kekasihnya," kata Julian usai menutup teleponnya."Biarkan saja dia begitu, kamu mau minum?" tanya Emily. "Oh ya, aku akan mengobati lukamu dulu."Emily membawa Julian masuk ke dalam.Sejak dia putus dengan Kevin, Emily tidak pernah membawa lelaki masuk ke apartemennya. Dan baru kali ini dia mengizinkan pria yang baru dia kenal untuk masuk ke sana.Emily pikir karena Julian adalah sepupu Noah, maka dari itu dia mengizinkannya untuk masuk.
Valerie mengajak Emily untuk makan malam di sebuah restoran mewah dengan pencahayaan lembut dan dekorasi yang elegan. Karena Emily adalah teman Noah, jadi tidak ada salahnya jika dia ingin membangun hubungan yang baik dengan Emily. Apalagi profesinya yang sangat berhubungan dengan pekerjaan Valerie."Maafkan aku, tapi dia memaksa untuk ikut," kata Noah menunjuk Julian dengan matanya."Tak apa-apa, lebih ramai lebih baik, kan?"Mereka berempat pun duduk di sebuah meja bulat yang sudah dipesan oleh Valerie sebelumnya.Julian yang berkarakter mudah akrab dengan orang baru pun tidak kesulitan ketika memulai obrolannya dengan Valerie."Untuk keberhasilan peragaan busana malam ini. Terima kasih karena telah bekerja keras," kata Valerie pada Emily.Emily tersenyum. "Aku hanya melakukan pekerjaanku, dan terima kasih sudah mempercayakannya kepadaku."Mereka berempat pun mulai mengobrol membicarakan masalah pekerjaan dan kehidupan
Valerie duduk di meja kerjanya, ia melihat-lihat desain terbaru untuk pertunjukkan busana yang akan datang.Pintu dibuka oleh sekertarisnya kemudian muncul seorang wanita tinggi yang cantik. Emily masuk dengan senyum yang menawan.Valerie menyambutnya dengan senyum yang ramah. Emily adalah model yang dikenalkan Noah kepadanya. Dia mengatakan bahwa Emily adalah seorang model yang berbakat dan profesional."Selamat datang, saya sangat senang karena Anda bisa bergabung dengan kami untuk pertunjukkan busana ini," kata Valerie.Emily tersenyum. "Mana mungkin saya bisa menolaknya ketika Valerie langsung yang memintanya," Emily terkekeh." Dia jarang meminta bantuan, jadi saya sangat senang bisa membantunya."Valerie menjabat tangan Emily. "Tapi tetap saja, saya ingin mengucapkan terima kasih." Apalagi saat melihat potongan video Emily ketika berada di atas panggung catwalk, dia langsung tertarik pada model tersebut saat pertama kali melihatnya.
"Julian!" teriak Isadora sangat senang saat melihat bayangan sepupunya itu muncul di ambang pintu rumahnya.Dia menghampiri Julian kemudian memeluk lelaki itu."Sekarang kenapa kamu agak berbeda?" tanya Isadora, dia memindai wajah Julian dengan serius."Kenapa? Apa aku bertambah tampan?"Isadora memukul lengan Julian, lelaki itu hanya meringis. Sepupunya itu mencari keberadaan Maxim, tapi siang itu suami Isadora tentu saja sedang bekerja tidak seperti dirinya. Yang keluyuran tidak jelas seperti sekarang."Tiga pria bodoh akhirnya dapat berkumpul lagi," kata Isadora dia mempersilakan Julian masuk."Siapa maksudmu? Havier, Maxim dan Noah?"Isadora mendecakkan lidahnya. "Anakku, jangan sampai kamu mirip dengan pamanmu ini ya. Mama tidak mau kamu mirip dengannya," kata Isadora sambil mengusap perutnya."Kamu tidak ingin punya anak?" tanya Isadora.Julian yang sedang mengambil apel tanpa sengaja menjatuhkan
Noah duduk dengan tidak tenang setelah dia menyuruh River untuk mengobati lukanya.Ada rasa bersalah yang mendalam saat dia tahu bahwa asisten pribadinya itu hampir terbunuh karena perintahnya.Hidup Zack di masa lalu sudah terlalu berat, dan kini dia harus bertemu dengan dirinya yang selalu memberikan tugas berbahaya kepada asistennya tersebut.Suara langkah mendekat, Noah melihat River berjalan ke arahnya."Bagaimana dengan keadaanmu." Noah mendongak, matanya tak bisa berbohong. Dia akan merasa bersalah jika terjadi apa-apa pada Zack."Saya baik-baik saja, Tuan."Hening."Apa ada hal yang menganggu pikiran Anda, Tuan?" River merasa jika Noah sedang memikirkan sesuatu.Noah mengangguk pelan."Aku ingin melepaskan Zack," kata Noah. River terkejut mendengar Noah berkata seperti itu."Apa karena Zack tidak melakukan tugasnya dengan baik? Itu murni bukan kesalahannya, Tuan. Kerjasama kami tidak...
PLAK!Irena menampar wajah Noah. Sontak lelaki itu memandang tajam wajah Irena."Jika bukan karena Felix, aku pasti sangat menderita waktu itu. Aku hamil anak Havier. Aku masih muda saat itu. Aku bisa apa saat ada seseorang yang memberikanku bantuan, meski dia meminta imbalan. Dia mengajakku bekerjasama untuk membalas perbuatan kalian.""Padahal kamu menyukainya, kan? Jangan menyalahkan orang lain atas perbuatanmu sendiri. Kalau saja kamu tidak menggoda Havier, kalau kamu tidak membuat nenekku marah, kamu tidak akan diusir dari rumah itu."Noah melewati Irena begitu saja.Sementara itu perasaan Irena bercampuraduk. Dia khawatir, takut dan juga merasa bersalah karena sudah melakukan hal itu di masa lalu."Tolong kembalikan Theo kepadaku, Noah. Aku sudah melakukan kesalahan karena sudah menyia-nyiakan anakku dengan Havier. Dan sekarang, aku ingin menebusnya.""Kamu bisa menebusnya di penjara nanti." Pintu pun ditutup. Hati
Akhirnya hari yang ditunggu oleh Tatiana tiba juga. Dia pergi ke bandara untuk menjemput anak semata wayangnya.Tatiana menatap layar kedatangan di bandara dengan gelisah, mencari nama Julian.Kegugupan Tatiana berubah menjadi senyum yang merekah saat melihat nama yang dia cari muncul di layar. Dengan cepat ia menuju pintu kedatangan dan menunggu penuh dengan harap.Setelah beberapa saat, pintu itu terbuka dan dari sana muncul seorang pria muda yang wajahnya sedikit berubah."Ada apa dengan anak itu, kenapa dia terlihat agak kurus?" gumam Tatiana cemas. "Apa dia tidak makan teratur "Meskipun anaknya sudah dewasa, tapi ada kelembutan dan kepolosan dari anaknya yang masih terpancar dari matanya."Julian!" panggil Tatiana, langkahnya mendekati pria itu dengan cepat.Julian menoleh ke arah suara itu, matanya memancarkan kebingungan sejenak sebelum akhirnya terpancar kegembiraan dan kelegaan. Dia pun tersenyum dengan lebar.
Ivana siang itu terkejut ketika mendapati Noah masuk ke ruangan di kantornya."Apa yang kamu lakukan di sini? Aku sudah mengatakan kepadamu untuk tidak datang ke sini lagi," kata Ivana dengan sinis.Tanpa berkata apa-apa, Noah memberikan sebuah bukti rekam medis kepada Ivana.Ivana melirik ke arah Noah sebentar lalu mengambil dokumen yang ada di atas meja."Apa maksudmu? Jangan bermain-main denganku. Aku tidak peduli apakah dia sudah punya anak atau belum. Karena hal itu tidak ada urusannya denganku." Ivana melemparkan dokumen itu ke atas meja dengan kasar. Dia kembali ke pekerjaannya."Benarkah? Kamu tidak peduli dengan hal itu?"Ivana mengernyitkan keningnya.la melihat Noah mengeluarkan amplop cokelat dari sakunya dan memberikannya kepada wanita itu."Mungkin ini hadiah kejutan untukmu tahun ini."Noah lalu keluar, dia merasa tidak perlu berdiri di sana sampai Ivana mau membuka amplopnya.Us
Tatiana bersama dengan Becca di rumah sakit selama semalaman. Bahkan dia tertidur di bahu Becca karena sangat mengantuk malam itu.Ponselnya bergetar ketika Julian menelponnya tengah malam. "Bu, aku akan tiba besok pagi. Bisa jemput aku di bandara?""Besok kamu sudah sampai?""Hmm, tapi jangan katakan pada siapapun kalau aku sudah pulang. Ibu saja yang tahu masalah kepulanganku. Ada hal yang harus kuberitahu pada ibu.""Apa? Jangan buat ibu penasaran.""Besok saja. Bagaimana keadaan Havier, apa dia baik-baik saja?""Havier koma."Julian mengembuskan napasnya dengan kasar."Untuk sekarang, ibu jangan bertindak ceroboh. Jangan menyentuh wanita itu, dan jangan membuat masalah.""Wanita siapa? Wanita kuda itu?""Ya dia, dia sangat berbahaya Bu. Masih ingat masalah kasus kematian istri pengusaha itu? Sekarang kasus itu dibuka lagi karena pihak keluarga perempuan menemukan kejanggalan."