"Kita mau ke mana Tuan Muda?" tanya Zack yang sudah berada di belakang kemudinya.
"Ke ...""Ke restoran dimsum. Aku ingin makan itu malam ini,' sela Valerie."Kamu dengar kan Zack? Kita ke sana sekarang."Zack mengangguk."Tuan Muda, saya membawa hasil dari pekerjaan yang Anda berikan beberapa bulan yang lalu. Saya sudah meminta seseorang untuk mengikuti wanita itu.""Lalu?"Zack mengambil amplop cokelat di dasbor mobil, lalu memberikannya kepada Noah yang duduk di kursi belakang.Noah membuka amplop tersebut, kemudian terkejut saat mendapati jika Raya rupanya menjalin hubungan dengan Jason."Kapan kamu mengambil gambar ini Zack?" tanya Valerie yang terlihat syok.Ia tahu bahwa Jason adalah teman Raya. Tapi untuk keluar masuk ke sebuah hotel, dan melakukan hal itu dengan Jason benar-benar membuat Valerie tak percaya."Mungkin sekitar empat atau lima bulan yang lalu, Nona Valerie."Valerie berjalan melihat ke arah Noah. Ia ingin berjalan ke sana tapi lebih memilih untuk langsung ke mobil.Zack yang melihatnya terkejut."Nona Valerie? Tuan Muda di mana?""Dia masih di dalam restoran, kamu bisa katakan padanya Zack, kalau aku sudah ada di mobil."Zack merasa jika ada yang tidak beres dengan Valerie saat ini. Sepertinya dia sedang marah kepada Noah.Noah memang pernah bercerita kepada Zack, jika istrinya itu sering uring uringan dan cemburu buta saat kehamilannya memasuki bulan ke dua.Zack pun berlari ke dalam. Valerie melihat Noah dari dalam mobil, lelaki itu tampak bingung lalu bergegas membayar tagihan lalu masuk ke dalam mobil menyusul Valerie."Ada apa lagi?" tanya Noah yang sudah hapal dengan sikap Valerie yang suka ngambek seperti sekarang."Ah entahlah," jawab Valerie.Noah duduk di sebelahnya."Kamu marah lagi karena wanita-wanita itu kagum kepadaku?" goda Noah.
Bangun dari tidurnya tadi malam, Valerie merasakan perutnya sudah sangat kelaparan. Dia bergegas turun dari ranjang untuk berjalan ke dapur.Noah tak ada di sampingnya ketika ia bangun, di mana-mana dalam apartemen pun tak ada. Hingga bunyi suara pintu dibuka pun terdengar dari arah depan."Aku membeli makanan di bawah," kata Noah.Valerie tersenyum lebar melihat Noah tahu apa yang Valerie inginkan saat ini."Nenek mencari kita tadi malam." Noah duduk lalu mengeluarkan makanan dari plastiknya."Lalu? Apa dia marah?""Tidak, tapi kita disuruh kembali ke rumah hari ini.""Kita sudah berjanji akan tinggal di sana, jadi mau bagaimana lagi Noah."Noah terkekeh, ia memeluk Valerie dari belakang sambil mengusap perut wanita itu."Nanti setelah anak-anak kita lahir, kita bisa tinggal di vila dekat pantai," bisik Noah kValerieemudian mengecup tengkuk leher Valerie dengan mesra.Valerie merasakan geli, t
Sekertaris Maxim siang itu terkejut ketika seorang lelaki berjalan ke arah ruangan atasannya."Apa Maxim ada di dalam?" tanya Noah.Sekertaris itu dengan gugup menjawab jika Maxim ada di dalam. Ia bergerak ke arah pintu kemudian membuka pintu untuk Noah.Tak hanya sekertarisnya yang terkejut. Maxim juga terkejut saat melihat kakaknya itu untuk pertama kalinya muncul di ruang kerjanya."Aku ingin bicara denganmu," kata Noah. Tanpa disuruh Maxim, Noah duduk di sofa tengah ruangan, menunggu Maxim menghampirinya duduk di sana."Hal apa yang membuatmu datang ke sini?" tanya Maxim."Isadora," jawab Noah.Maxim mengembuskan napasnya seakan sudah menyerah dengan hal itu."Apa kamu mau perempuan itu bersama dengan laki-laki yang tidak baik?""Kak, tentu saja aku mau dia bersama dengan lelaki yang jauh lebih dariku. Tapi..."Noah mengambil sesuatu dari kantong jasnya, ia melempar foto-foto yang didapatka
Isadora masuk ke kamar hotel di mana Maxim berada, Noah duduk di dekat ranjang dan menoleh ke arah Isadora saat wanita itu masuk ke kamar hotelnya."Ada apa dengan Maxim? Kamu tidak memukulnya sampai tak sadarkan diri, kan?" tuduh Isadora."Apa aku sekejam itu?"Isadora mendengus."Max! Maxim!" Isadora naik ke atas ranjang dan mengguncangkan tubuh Maxim."Dia baik-baik saja, dia sepertinya terlalu banyak minum.""Minum?" Isadora melirik tajam ke arah Noah. "Kamu mengajak Maxim minum, padahal dia tidak kuat minum Noah !"Noah diam-diam tersenyum.Apa-apaan gadis itu, masih peduli dengan adiknya tapi bertunangan dengan orang lain."Aku akan pergi," kata Noah."Pergi ke mana? Lalu bagaimana dengan Maxim?""Kamu tunggu saja sampai dia sadar, ibunya akan marah kalau tau dia mabuk.""Tapi... aku ada acara makan malam dengan Jason."Ya, tentu saja Noah tahu tentang itu. Maka
Ivana terus berusaha untuk menghubungi Maxim, tapi ponsel anaknya itu tidak dapat dihubungi."Sebenarnya ke mana anak itu sekarang?" gumam Ivana gusar. Ia takut apa yang dia bayangkan sedang terjadi."Kamu sedang apa?" tanya Felix yang baru saja keluar dari kamar mandi."Maxim tidak ada di kamarnya. Dia belum pulang ke rumah"Kenapa kamu begitu cemas? Mungkin saja dia sedang bersama dengan teman-temannya. Dia sudah besar, umurnya sudah 27 tahun, jangan perlakukan seperti anak kecil, Ivana.""Bukan itu masalahnya. Kalau Isadora tidak pulang dari luar negeri. Mungkin aku akan tenang. Tapi Isadora... ""Mana mungkin dia bersama dengan Isadora," Felix terkekeh. "Isadora kan sudah bertunangan."Ivana benar-benar tidak suka ketika Felix berkata demikian. Ucapannya seperti tidak peduli dengan anaknya."Ivana!" panggil nyonya tua dari balik pintu kamarnya.Ivana buru-buru keluar dari kamar untuk menemui ibunya.
"Nona Valerie, kita sudah sampai," kata seorang lelaki yang duduk di sebelah Valerie. Dia membuka pintu untuk Valerie yang baru saja terbangun dari tidur singkatnya. Valerie membuka matanya, dia meregangkan tubuhnya yang sedikit kaku dan melihat ke arah luar dari kursinya. "Apa banyak tamu yang datang?" tanya Valerie. "Tentu saja, ini adalah hari pertunangan Anda. Tuan pasti sudah berusaha keras untuk mengundang semua tamu penting agar datang ke pesta Anda." Valerie tersenyum puas. Dia turun dan melihat hotel megah di depannya menyambutnya. Noah berdiri di belakang Valerie, menjaganya dari serangan tak terduga yang mencoba untuk menyakiti Valerie. Ketika masuk ke dalam ballroom hotel. Valerie langsung menghampiri seorang lelaki yang sebentar lagi akan resmi menjadi tunangannya. "Damian!" panggil Valerie, dia berjalan dengan langkah cepat untuk menghampiri kekasihnya. "Hati hati Nona Valerie, Anda bisa terjatuh." Tangan Noah menangkap lengan Valerie yang hampir saja dahinya menc
Valerie tak peduli dengan orang-orang yang mulai membicarakannya. Dia hanya ingin pergi dari tempat itu secepatnya dan melupakan apa yang dilihatnya tadi. "Anda mau ke mana, Putri Valerie?" tanya Noah saat Valerie masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi. "Aku mau pergi yang jauh." "Saya akan mengantarnya." "Tanpa supir. Hanya berdua," kata Valerie. Noah mengangguk mengerti, dia mengambil alih kemudi kemudian membawa Valerie segera pergi dari hotel. Tugasnya jelas untuk melindungi Valerie dari orang-orang yang ingin mencelakainya, bukan untuk kabur dari masalah keluarga. Hanya saja Noah tak mungkin membiarkan Valerie pergi seorang diri dengan hati yang kalut seperti itu. Masih menangis di dalam mobil, Valerie masih tak menyangka jika Damian akan begitu tega kepadanya. Diam-diam berhubungan dengan Ruth yang jelas-jelas sudah membuangnya. "Apa aku kurang cantik, Noah?" tanya Valerie. "Tidak. Anda cantik." "Kenapa Damian begitu? Maksudku... dia sudah putus dengan kakakku.
"Jadi yang dikatakan oleh Valerie itu benar?" tanya Fredison dengan kemarahan yang sudah menggelegak di dalam hatinya. Dia tiba-tiba mendapatkan pesan dari nomor tak dikenal sebuah rekaman video CCTV di hotel yang menunjukkan jika Damian dan Ruth memang sedang berciuman di depan kamar hotel kemudian masuk ke dalam kamar tersebut. Ruth dengan wajah pucat dan tegangnya melihat rekaman video tersebut. "Ayah... ayah tahu video itu dari mana?" tanya Ruth dengan gugup. "Apa itu penting sekarang? Bagaimana kalau sampai video ini tersebar. Kamu mau dicap sebagai wanita yang sudah merusak pertunangan adikmu!" "Tapi Damian kan dulunya kekasih Ruth." Anne masuk ke ruang kerja suaminya untuk membela anaknya. "Kamu lihat dulu situasinya. Mereka sudah lama putus dan Damian setuju untuk bertunangan dengan Valerie. Kalau sampai media tahu pasti saham kita turun karena tingkah Ruth!" "Lalu mau bagaimana lagi? Toh pertunangan sudah batal. Kamu bisa menyogok pada orang yang sudah mengirimkan video