Hidup di panti asuhan sejak kecil membuat Naveah belajar hidup mandiri dan semangat dalam meraih cita-cita. Berkat dukungan salah satu konglomerat ternama bernama Mr Lee (pemilik perusahaan TF Group), Naveah mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Sejak lulus dari pendidikannya di luar negeri Naveah direkrut menjadi asisten pribadi Mr.Lee. Naveah sudah dianggap sebagai cucu oleh Mr Lee hingga suatu hari Mr.Lee menjodohkan Naveah dengan cucu laki-lakinya yang bernama Lee Kwon. Pengusaha muda, kaya, tampan yang amat menyayangi Ibunya. Perbedaan usia mereka hanya terpaut tiga tahun, meskipun Lee Kwon awalnya tidak menyetujui rencana perjodohan yang dibuat oleh kakeknya tapi akhirnya perjodohan tersebut tetap terjadi. Bagaimana kisah hidup mereka berdua, akankah menyenangkan atau menyedihkan?. Penasaran?, ayo teman-teman dukung dan baca novelnya ya!. terima kasih
Узнайте большеHari ini adalah hari anniversary pernikahan Lee Kwon dan Naveah yang kedua. Sejak menikah mereka memang tidak tinggal di rumah yang sama. Lee Kwon sibuk dengan perusahaan IT nya sedangkan Naveah masih sibuk membantu TF Group milik Mr. Lee yang tidak lain adalah kakek Lee Kwon. Sebagai menantu yang baik Naveah sering menghabiskan waktu liburnya bersama keluarga Lee.
Kim Solmi ibu dari Lee Kwon sangat menyayangi Naveah, Solmi sering kali mengunjungi apartemen menantunya dan membawakan makanan untuk Naveah. Lee Kwon dan Naveah sudah sepakat dalam pernikahannya untuk tidak saling mencampuri urusan pribadi masing-masing tapi kalau menyangkut keluarga mereka akan tetap saling bekerja sama. Sama seperti tahun sebelumnya hari anniversary pernikahan Lee Kwon dan Naveah dirayakan dengan makan malam bersama. Solmi sudah mengatur segalanya untuk Lee Kwon dan Naveah.
“Putri cantik ku Ibu sudah menyiapkan baju untuk acara Anniversary pernikahan kalian, hari ini Ibu berkunjung ke apartemen mu. Pakainnya sudah Ibu letakkan di atas tempat tidur mu” sebuah pesan kakao talk masuk ke hp Naveah yang dikirim oleh Solmi.
“Ibu baik sekali padaku, padahal aku hanyalah menantunya” Naveah tersenyum membaca pesan dari mertuanya.
“Baik ibu sayang, hari ini Naveah pasti memakai pakain yang sudah Ibu siapkan untuk Naveah. Maaf sekali hari ini Naveah belum bisa menemui ibu karena masih di kantor”Naveah mengirimkan pesan balasan ke Solmi.
Naveah masih duduk di ruang kerjanya sambil membaca laporan yang diberikan oleh asistennya yang bernama Anneth. Tiba-tiba pikiran perempuan itu terarahkan pada perayaan Anniversary pernikahannya dengan Lee Kwon. Makan malam mereka berdua kali ini masih diadakan di tempat yang sama yaitu di restoran waktu Anniversary pertama tahun lalu, jarak dari apartemen ke restoran sekitar 30 menit bila kondisi jalan lancar.
“Anneth aku hari ini pulang lebih awal, kamu juga bisa pulang lebih awal” Naveah mengirimkan pesan pada Anneth,perempuan itu mulai membereskan berkas di meja kerja nya dan mematikan laptopnya.
“Siap, semoga acaranya lancar dan menyenangkan hari ini” Anneth membalas pesan pada Naveah.
Sekitar jam enam sore Naveah sudah bersiap untuk pulang. Saat sedang di lift sebuah pesan masuk ke Hp nya, perempuan itu mengambil Hp di tas wanita berwarna hitam yang ia jinjing di tangan kanannya. Pesan masuk itu ternyata dikirim oleh Lee Kwon pria yang sudah dua tahun menjadi suaminya.
“Aku sudah ada di depan kantor, cepatlah turun ke bawah” tulis Lee Kwon. Perempuan itu sedikit terkejut mendapat pesan dari suaminya itu.
“Seingatku aku tidak minta dijemput kenapa malah dijemput segala sih” gumam Naveah dalam hati. Perempuan itu tidak membalas pesan suaminya dan segera memasukkan Hp nya kembali ke dalam tas setelah membaca pesan.
Pintu lift terbuka dan Naveah bergegas menuju depan kantor. Tok-tok Naveah mengetuk pintu jendela mobil Lee Kwon. Pria yang mempunyai wajah tampan, cerdas, tinggi dan cuek itu menurunkan kaca mobil jendelanya.
“Tumben sekali” Naveah membuka pintu mobil dan duduk bersebelahan dengan Lee Kwon di bangku penumpang.
“Hari ini asisten mu tidak ikut?” tanya Naveah pada Lee Kwon yang masih sibuk membuka laporan dari laptopnya. Pria itu menoleh sebentar pada Naveah dan melanjutkan membaca laporan dari laptopnya.
“Dia sedang mengurus pekerjaanku di luar negeri, besok aku akan menyusulnya, kau mau ikut?” Lee Kwon tampak berpikir serius saat menjawab pertanyaan Naveah.
“Haha, sejak kapan kamu jadi baik begini sampai mengajak aku segala ke luar negeri” Naveah tertawa mencoba mempercayai apa yang barusan ia dengar dari mulut suaminya itu. Perempuan itu responsif menepuk pundak Lee Kwon.
Pria itu menyerngitkan dahi dan melihat wajah Naveah dengan serius.
“Aku tahu kita sama-sama sibuk, makanya itu aku berencana mengajakmu ikut dengan ku besok. Kamu bisa berlibur melepaskan kepenatan dari beban pekerjaan mu selama ini. Aku sudah minta izin kakek dan ibu barusan untuk membawa mu” Lee Kwon berbicara dengan nada serius.
“Kamu beneran serius kan? tanya Naveah yang masih tampak tidak percaya.
“Lihat aku sekarang, apakah aku terlihat bercanda” kata Lee Kwon sambil menatap Naveah. Perempuan itu terlihat tidak nyaman saat Lee Kwon menatapnya dengan tatapan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
“Ahh oke kalau begitu besok aku akan ikut” Naveah membalikkan wajahnya ke depan tanpa melihat Lee Kwon.
Tidak terasa mobil mereka berdua sudah melaju jauh dan akhirnya mobil berhenti di depan loby sebuah bangunan yang mempunyai 15 lantai. Bngunan ini diapit oleh beberapa bangunan tinggi yang juga masih berada dalam satu area.
“Pak Kim terima kasih sudah mengantar kami berdua” kata Naveah pada supir pribadi Lee Kwon sambil membuka pintu mobil untuk turun.
“Sama-sama nyonya” kata pak Kim.
Lee Kwon dan Naveah berjalan ke arah lift menuju apartemen mereka masing-masing. Awalnya Naveah duluan yang tinggal di apartemen ini tapi sejak delapan bulan yang lalu Lee Kwon juga membeli salah satu unit apartemen di sini. Apartemen Lee Kwon dan Naveah hanya berbeda satu lantai saja, Naveah tinggal di lantai 10 sedangkan Lee Kwon di lantai 11.
“Aku langsung naik ke atas ya, sepertinya aku agak tidak enak badan jadi aku mau istirahat satu jam sebelum kita berangkat ke restoran” keluh Lee Kwon sambil memegangi kepalanya.
“Setelah aku perhatikan memang wajah Lee Kwon terlihat tidak sehat hari ini “kata Naveah dalam hati.
Tanpa sengaja tangan Naveah reflek menyentuh kening Lee Kwon untuk mengecek suhu tubuh pria itu. Lee Kwon terlihat kaget dengan perlakuan Naveah padanya.
“Sepertinya kamu panas Lee Kwon, apakah sebaiknya kita tidak perlu pergi nanti?"Naveah memberi saran pada Lee Kwon.
“Tidak perlu khawatir kalau istirahat sebentar dan minum obat pasti panasnya bisa segera sembuh” Lee Kwon menurunkan tangan Naveah yang masih menyentuh keningnya.
Tidak terasa mereka sudah berada di lantai 10, ting suara pintu lift terbuka. Naveah melangkahkan kakinya meninggalkan lift dan juga Lee Kwon. Lee Kwon berada di aprtemennya dan berbaring di sofa ruang tamu setelah membuka jas, dan jam tangan.
Lee Kwon memejamkan matanya tapi pikirannya masih kemana-mana, apalagi setelah mendapat laporan dari asistennya kalau Nari sudah kembali ke Korea. Lee Kwon yang berusaha memejamkan mata tapi tidak bisa akhirnya bangun dari sofa dan berjalan menuju dapur untuk mengambil air dan mencari obat penurun panas di kotak obat. Lee Kwon membuka mulut untuk memasukkan obat penurun panas ke dalam mulutnya, setelah minum obat dan meminum air Lee Kwon menuju lantai dua apartemennya untuk tidur di kamarnya.
HP Lee kwon berdering berkali-kali, panggilan masuk dari Naveah tidak dijawab oleh Lee Kwon. “Apa mungkin dia masih tidur? tanya Naveah dalam hati.
Tanpa berpikir panjang Naveah meminta pasword apartemen Lee Kwon pada ibu mertuanya. Setelah naik lift akhirnya Naveah sampai di lantai 11 apartemen Lee Kwon. Naveah mulai memasukkan password yang diberikan Ibu Mertua untuk membuka pintu apartemen Lee Kwon. Tililit, pintu apartemen terbuka. Naveah mulai masuk ke apartemen Lee Kwon, ini baru pertama kalinya Naveah masuk ke apartemen suaminya meskipun mereka tinggal di bangunan yang sama.
Setelah mencari dan memanggil nama Lee Kwon tidak ada sahutan, Naveah akhirnya memberanikan diri naik ke lantai atas. Di lantai atas terdapat 3 ruangan, karena bingung Naveah membuka satu persatu ruangan untuk mencari Lee Kwon. Setelah membuka dua ruangan dan tidak menemukan Lee Kwon, Naveah mengetok pintu ruangan paling ujung dari tiga ruangan yang ada di lantai atas. Benar seperti dugaan Naveah dia menemukan Lee Kwon yang masih tidur di tempat tidurnya, Naveah berjalan pelan menuju tempat tidur Lee Kwon dan menempelkan tangannya ke dahi Lee Kwon.
“Masih demam ternyata” gumam Naveah dalam hati. Naveah akhirnya turun dari tempat tidur dan tanpa sengaja dia melihat foto perempuan di atas meja kerja Lee Kwon.
“Mungkinkah ini yang namanya Nari? tanya Naveah dalam hati.
Tak mau berlama-lama di kamar Lee Kwon, Naveah turun ke bawah menuju dapur.
“Aku tidak bisa memasak bubur jadi aku buatkan dia makanan yang aku bisa masak saja” kata Naveah dalam hati.
Naveah mengambil telur, daun bawang dari kulkas. Setelah selesai mencuci semua bahan Naveah memotong daun bawang dan memasukkannya ke dalam mangkok. Kemudian mulai memecahkan tiga telur dan menambahkan garam ke dalam mangkok kemudian diaduk-aduk lalu digoreng.
Setelah selesai menggoreng telur dan menaruhnya ke dalam piring, Naveah menuju ke kamar Lee Kwon kembali.
“Tuan Muda, Tuan Muda” panggil Naveah sambil menggerakkan tubuh Lee Kwon. Lee Kwon perlahan mulai membuka mata dan melihat Naveah yang sudah ada di sampingnya.
“Ayo bangun dulu, kamu kan belum makan apapun tadi” Naveah membangunkan Lee Kwon yang terlihat menahan sakit.
“Jam berapa ini?” tanya Lee Kwon.
“Jam sembilan, tidak usah khawatir kita tidak perlu pergi ke restoran karena kamu sedang tidak enak badan” kata Naveah pada Lee Kwon.
“Imut sekali” Lee Kwon mencubit pipi Naveah yang duduk di atas tempat tidurnya, terang saja apa yang dikatakan Lee Kwon barusan membuat Naveah bingung dan juga kaget.
“Kamu ini kenapa sih? kayaknya aku perlu mengantar mu ke rumah sakit deh, dari tadi aku merasa kamu agak aneh Lee Kwon” Naveah memegangi pipinya yang dicubit Lee Kwon.
“Ayo bantu aku ke bawah” pinta Lee Kwon pada Naveah. Naveah pun membantu Lee Kwon dengan merangkul tubuh pria itu menuju lantai bawah.
"Naveah sudah lama kita tidak berbincang seperti ini" ucap Dongman yang tengah berada di ruang tamu di ruang kerja Naveah. "Benarkah?, mungkin karena Hyung terlalu banyak aktivitas di luar" ucap Naveah sembari meminum teh. "Aku ingat betul kita terakhir berbincang santai saat ulang tahun mu, berarti hampir satu bulan lebih kita tidak bertemu ya" Dongman mengingatkan Naveah. "Apakah ini benar-benar hyung yang aku kenal?, aku tidak menyangka hyung bisa mengingat dengan detail kapan terakhir kali kita bertemu" ucap Naveah heran. "Tidak ada hal yang aku lupakan kalau ada hubungannya dengan diri mu Naveah" ucapan Lee Kwon mengagetkan Naveah. "Sejak kapan orang di depan ku ini belajar menggombali aku seperti ini" gurau Naveah. "Aku tidak tahu, mungkin sejak kita sudah lama tidak bertemu" ucap Dongman santai sembari menatap Naveah yang duduk di depannya. "Haha, dasar!" Naveah tidak kuasa menahan tawa nya. "Habis aku liha
"Kau pikir aku akan diam saja, aku tidak membiarkan perempuan mana pun bisa menggantikan posisi ku di hati mu sayang" ucap Nari sembari menatap foto nya dengan Lee Kwon di layar hp nya. Sudah satu bulan setengah Nari meninggalkan Korea dan tinggal di Taiwan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perempuan itu tidak hanya fokus menyelesaikan pekerjaannya tapi juga tengah menyusun rencana untuk bisa memiliki Lee Kwon. "Aku yakin kemunculan berita ini di Korea akan mengangkat nama mu sebagai wartawan" ucap Nari melalui telpon pada teman sekolahnya dulu yang kini berprofesi sebagai seorang wartawan di salah satu stasiun tv ternama di Korea. "Haha, aku tidak percaya dengan siapa aku bicara sekarang, benarkah kamu Nari teman smp ku dulu" ucap Nana disambungan telpon. Nari terlihat memainkan rambut panjangnya dengan senyuman licik mendengar perkataan dari Nana. Perempuan itu tak mempedulikan opini teman lama nya tentang dirinya yang sekarang.
Nari duduk termenung di kursi nya, perempuan itu mulai meneteskan air mata. Memejamkan matanya, dan mengepalkan tangannya di atas meja kerjanya. Dia menatap layar laptop yang ada di depannya, sebuah foto dari pria yang dicintainya."Kau bilang sibuk, lalu apa ini semua!" teriak Nari di ruang kerjanya. Perempuan itu mendapat laporan dari informannya kalau Lee Kwon menemani Naveah di pulau Jeju. Informannya mengirim foto-foto kebersamaan Naveah dan Lee Kwon."Aku tidak percaya kenapa semua laki-laki sama, tidak hanya mantan suami ku tapi kamu juga seperti itu Lee Kwon" Nari terisak menahan rasa sakit di hati nya. Perempuan itu merasa dipermainkan oleh pria yang ia sangka akan mencintainya dengan sepenuh hati.Suara teriakan dan isak tangis Nari tersengar oleh asisten pribadinya. Asisten pribadi nya yang bernama Young Ae terlihat khawatir dan mondar-mandir di depan ruang kerja Nari.Tok-tok, Young Ae memberanikan diri mengetok pintu ruang kerja Nari. Tidak a
"Lee Kwon, kita ke tempat Ibu dan Kakek kapan?" tanya Naveah yang duduk bersender di tempat tidur sembari memainkan ponselnya."Terserah kamu saja" ucap Lee Kwon dengan suara mengantuk."Kalau begitu sekarang saja" ujar Naveah tiba-tiba.Lee Kwon tidak mengiyakan ide Naveah, pria itu malah mengganti posisi tidurnya membelakangi Naveah."Lee Kwon" panggil Naveah yang masih fokus melihat sesuatu di ponselnya.Pria itu tetap tidak menjawab dan melanjutkan tidurnya, "sia-sia aku mengajak orang ini pergi ke sini kalau hanya dihabiskan untuk tidur saja" ujar Naveah menggelengkan kepalanya melihat Lee Kwon masih tertidur.Naveah yang tidak tahu mau melakukan apa di dalam kamar akhirnya malah mengantuk dan kembali tidur di samping Lee Kwon."Perempuan ini, bisa-bisa nya dia tidur tanpa dosa seperti ini" Lee Kwon menatap Naveah yang tertidur dengan pulas di sampingnya.Pria itu membelai kepala Naveah, menyentuh pipi Naveah dan kemudian
"Apa yang kamu katakan sepertinya ada benar nya, kadang aku juga berpikiran seperti itu untuk menenangkan pikiran ku tapi lagi, pikiran itu akan kembali hinggap di kepala ku di saat-saat tidak terduga, contohnya saat ini. Kenapa aku jadi emosional begini? maaf aku malah curhat dan membuat mu tidak bisa tidur" Naveah mengusap air matanya.Lee Kwon ikut menitihkan air mata mendengar cerita Naveah, pria itu tidak menyangka dibalik ketangguhan yang selalu diperlihatkan oleh Naveah di depan nya, ternyata ada bagian di mana istrinya begitu rapuh dan terluka. Hati Lee Kwon ikut sakit mendengar kehidupan masa lalu Naveah. Pria itu mengusap air mata di pelupuk mata nya tanpa Naveah tahu. Lee Kwon beruntung lampu di kamar sudah dimatikan kalau tidak dia akan malu."Ngomong-ngomong aku baru kali ini melihat mu menangis seperti ini, dan pertama kali juga mendengar kisah hidup mu yang tidak mudah. Lain kali ungkap kan dan ceritakan apa yang kamu alami pada ku. Aku akan setia
"Dia yang selama ini kamu cari?" tanya pak Park pada Hyungshik sembari menyentuh pundak anak laki-laki nya itu. "Iya ayah" jawab Hyungshik sembari melihat Naveah yang ke luar dari ruangan. "Dia sudah menikah, ayah harap perasaan mu pada nya hanya sekedar rasa terima kasih dan tidak lebih dari itu" nasehat pak Park pada anak nya. "Iya aku tahu" ucap Hyungshik dengan nada tidak bersemangat. "Tenanglah, ayah akan mencarikan perempuan yang tidak kalah menarik dari dia untuk mu" pak Park menyemangati Hyungshik. "Tapi ayah, apakah hubungan dia dengan suaminya baik-baik saja" tanya Hyungshik penasaran. "Ayah tidak tahu pasti, dari informasi yang ayah dapatkan suaminya masih menjalin hubungan dengan mantan pacar nya" ucap pak Park. "Sayang sekali" Hyungshik menggelengkan kepala nya. "Dia anak muda yang luar biasa, ayah sangat suka dengan cara berpikir Naveah itulah kenapa ayah mau bekerjasama dengan TF Group" puji pak Park.
"Kau yakin tidak ingin aku temani?" tanya Lee Kwon yang masih duduk di kursi di kamar Naveah."Tidak perlu, aku tidak akan lama di sana karena aku sendiri sedang tidak enak badan" jawab Naveah sembari berdandan di meja rias."Baiklah, aku akan ikuti kemauan mu" pria itu bangkit dari kursinya dan mendekat ke meja rias Naveah."Hei, apa yang kamu lakukan!" teriak Naveah kaget melihat Lee Kwon yang menyandarkan kepalanya di pundak Naveah."Kau lihat perempuan yang ada di cermin itu?, aku tidak suka pada nya karena terlihat cantik hari ini. Aku tidak senang dia tidak mengajak aku pergi bersama nya. Aku tidak suka memikirkan saat dia datang ke pesta nanti mata para pria terpesona melihat kecantikannya. Aku harus bagaimana?" Pipi Lee Kwon dan Naveah bersentuhan, gambar mereka berdua terlihat di cermin."Jujur saja melihat mu seperti ini, aku semakin yakin kalau dulu hidup mu pasti tidak jauh-jauh dari perempuan, sayangnya aku tidak seperti mereka" Naveah
"Atas nama Korean air beserta kru yang bertugas, kami mengucapkan terima kasih kepada para penumpang yang telah ikut serta dalam penerbangan kali ini. Kami harap anda menikmati perjalanan ini dan sampai jumpa kembali di penerbangan kami selanjutnya" pengumuman yang terdengar di dalam pesawat yang dinaiki oleh Naveah dan Lee Kwon. Naveah dan Lee Kwon menaiki pesawat Korean Air KAL 1231 dari bandar udara Incheon menuju bandar udara internasional Jeju. Pesawat mereka mendarat di bandar udara internasional Jeju sekitar jam 13.50 waktu setempat. Waktu tempuh penerbangan dari Incheon ke Jeju sekitar satu jam sepuluh menit. "Akhirnya sampai juga di Jeju" ucap Naveah sambil menguap. Perempuan itu telah berada di dalam mobil bersama Lee Kwon. Mereka berdua dijemput oleh sopir dari keluarga Lee Kwon menuju ke Grand Hyatt Hotel. "Tutupi mulut mu saat menguap" omel Lee Kwon sambil melihat layar di ponselnya. "Kau ini suka sekali merusak suasana hati k
Naveah dan Solmi tengah berbincang di ruang tamu yang ada di ruang kerja Naveah. Solmi belum lama sampai di perusahaan, dia berencana untuk makan siang dengan menantunya dan sudah menyiapkan makanan kesukaan Naveah. Meskipun akhirnya tahu kalau menantunya sudah makan siang di luar Solmi tidak merasa bersedih hati karena memang dia ke perusahaan tanpa memberi tahu menantunya."Ibu dengar Lee Kwon dan kamu sudah setuju untuk menjalankan kemauan kakek" ucap Solmi sambil mengupas apel untuk Naveah."Siapa yang bilang, Lee Kwon? laki-laki itu memang" ucap Naveah kaget mendengar mertuanya tahu soal rencana mereka berdua akan tinggal bersama."Tentu saja, masak Ibu tahu dari kakek mu" Solmi tersenyum pada Naveah."Rencana nya memang seperti itu bu, tapi aku tidak tahu karena kami berdua belum mendiskusikan lagi masalah ini" ucap Naveah tidak bersemangat."Apa lagi yang perlu didiskusikan?" tanya Solmi pada Naveah."Naveah hanya belum siap, banyak h
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Комментарии