Beranda / Romansa / I Know It's Not Easy / 1. Perayaan Pernikahan yang Gagal

Share

I Know It's Not Easy
I Know It's Not Easy
Penulis: MyLFmuniroh

1. Perayaan Pernikahan yang Gagal

Penulis: MyLFmuniroh
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hari ini adalah hari anniversary pernikahan Lee Kwon dan Naveah yang kedua. Sejak menikah mereka memang tidak tinggal di rumah yang sama. Lee Kwon sibuk dengan perusahaan IT nya sedangkan Naveah masih sibuk membantu TF Group milik Mr. Lee yang tidak lain adalah kakek Lee Kwon. Sebagai menantu yang baik Naveah sering menghabiskan waktu liburnya bersama keluarga Lee. 

Kim Solmi ibu dari Lee Kwon sangat menyayangi Naveah, Solmi sering kali mengunjungi apartemen menantunya dan membawakan makanan untuk Naveah. Lee Kwon dan Naveah sudah sepakat dalam pernikahannya untuk tidak saling mencampuri urusan pribadi masing-masing tapi kalau menyangkut keluarga mereka akan tetap saling bekerja sama. Sama seperti tahun sebelumnya hari anniversary pernikahan Lee Kwon dan Naveah dirayakan dengan makan malam bersama. Solmi sudah mengatur segalanya untuk Lee Kwon dan Naveah.

“Putri cantik ku Ibu sudah menyiapkan baju untuk acara Anniversary pernikahan kalian, hari ini Ibu berkunjung ke apartemen mu. Pakainnya sudah Ibu letakkan di atas tempat tidur mu” sebuah pesan kakao talk masuk ke hp Naveah yang dikirim oleh Solmi.

“Ibu baik sekali padaku, padahal aku hanyalah menantunya” Naveah tersenyum membaca pesan dari mertuanya.

“Baik ibu sayang, hari ini Naveah pasti memakai pakain yang sudah Ibu siapkan untuk Naveah. Maaf sekali hari ini Naveah belum bisa menemui ibu karena masih di kantor”Naveah mengirimkan pesan balasan ke Solmi.

Naveah masih duduk di ruang kerjanya sambil membaca laporan yang diberikan oleh asistennya yang bernama Anneth. Tiba-tiba pikiran perempuan itu terarahkan pada perayaan Anniversary pernikahannya dengan Lee Kwon. Makan malam mereka berdua kali ini masih diadakan di tempat yang sama yaitu di restoran waktu Anniversary pertama tahun lalu, jarak dari apartemen ke restoran sekitar 30 menit bila kondisi jalan lancar.

“Anneth aku hari ini pulang lebih awal, kamu juga bisa pulang lebih awal” Naveah mengirimkan pesan pada Anneth,perempuan itu mulai membereskan berkas di meja kerja nya dan mematikan laptopnya. 

 “Siap, semoga acaranya lancar dan menyenangkan hari ini” Anneth membalas pesan pada Naveah.

Sekitar jam enam sore Naveah sudah bersiap untuk pulang. Saat sedang di lift sebuah pesan masuk ke Hp nya, perempuan itu mengambil Hp di tas wanita berwarna hitam yang ia jinjing di tangan kanannya. Pesan masuk itu ternyata dikirim oleh Lee Kwon pria yang sudah dua tahun menjadi suaminya.

“Aku sudah ada di depan kantor, cepatlah turun ke bawah” tulis Lee Kwon. Perempuan itu sedikit terkejut mendapat pesan dari suaminya itu.

“Seingatku aku tidak minta dijemput kenapa malah dijemput segala sih” gumam Naveah dalam hati. Perempuan itu tidak membalas pesan suaminya dan segera memasukkan Hp nya kembali ke dalam tas setelah membaca pesan.

Pintu lift terbuka dan Naveah bergegas menuju depan kantor. Tok-tok Naveah mengetuk pintu jendela mobil Lee Kwon. Pria yang mempunyai wajah tampan, cerdas, tinggi dan cuek itu menurunkan kaca mobil jendelanya.

“Tumben sekali” Naveah membuka pintu mobil dan duduk bersebelahan dengan Lee Kwon di bangku penumpang.

“Hari ini asisten mu tidak ikut?” tanya Naveah pada Lee Kwon yang masih sibuk membuka laporan dari laptopnya. Pria itu menoleh sebentar pada Naveah dan melanjutkan membaca laporan dari laptopnya.

“Dia sedang mengurus pekerjaanku di luar negeri, besok aku akan menyusulnya, kau mau ikut?” Lee Kwon tampak berpikir serius saat menjawab pertanyaan Naveah.

“Haha, sejak kapan kamu jadi baik begini sampai mengajak aku segala ke luar negeri” Naveah tertawa mencoba mempercayai apa yang barusan ia dengar dari mulut suaminya itu. Perempuan itu responsif menepuk pundak Lee Kwon. 

Pria itu menyerngitkan dahi dan melihat wajah Naveah dengan serius.

“Aku tahu kita sama-sama sibuk, makanya itu aku berencana mengajakmu ikut dengan ku besok. Kamu bisa berlibur melepaskan kepenatan dari beban pekerjaan mu selama ini. Aku sudah minta izin kakek dan ibu barusan untuk membawa mu” Lee Kwon berbicara dengan nada serius.

“Kamu beneran serius kan? tanya Naveah yang masih tampak tidak percaya.

“Lihat aku sekarang, apakah aku terlihat bercanda” kata Lee Kwon sambil menatap Naveah. Perempuan itu terlihat tidak nyaman saat Lee Kwon menatapnya dengan tatapan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

“Ahh oke kalau begitu besok aku akan ikut” Naveah membalikkan wajahnya ke depan tanpa melihat Lee Kwon.

Tidak terasa mobil mereka berdua sudah melaju jauh dan akhirnya mobil berhenti di depan loby sebuah bangunan yang mempunyai 15 lantai. Bngunan ini diapit oleh beberapa bangunan tinggi yang juga masih berada dalam satu area.

 “Pak Kim terima kasih sudah mengantar kami berdua” kata Naveah pada supir pribadi Lee Kwon sambil membuka pintu mobil untuk turun.

“Sama-sama nyonya” kata pak Kim.

Lee Kwon dan Naveah berjalan ke arah lift menuju apartemen mereka masing-masing.  Awalnya Naveah duluan yang tinggal di apartemen ini tapi sejak delapan bulan yang lalu Lee Kwon juga membeli salah satu unit apartemen di sini. Apartemen Lee Kwon dan Naveah hanya berbeda satu lantai saja, Naveah tinggal di lantai 10 sedangkan Lee Kwon di lantai 11.

“Aku langsung naik ke atas ya, sepertinya aku agak tidak enak badan jadi aku mau istirahat satu jam sebelum kita berangkat ke restoran” keluh Lee Kwon sambil memegangi kepalanya.

“Setelah aku perhatikan memang wajah Lee Kwon terlihat tidak sehat hari ini “kata Naveah dalam hati.

Tanpa sengaja tangan Naveah reflek menyentuh kening Lee Kwon untuk mengecek suhu tubuh pria itu. Lee Kwon terlihat kaget dengan perlakuan Naveah padanya.

“Sepertinya kamu panas Lee Kwon, apakah sebaiknya kita tidak perlu pergi nanti?"Naveah memberi saran pada Lee Kwon.

“Tidak perlu khawatir kalau istirahat sebentar dan minum obat pasti panasnya bisa segera sembuh” Lee Kwon menurunkan tangan Naveah yang masih menyentuh keningnya.

Tidak terasa mereka sudah berada di lantai 10, ting suara pintu lift terbuka. Naveah melangkahkan kakinya meninggalkan lift dan juga Lee Kwon. Lee Kwon berada di aprtemennya dan berbaring di sofa ruang tamu setelah membuka jas, dan jam tangan.

Lee Kwon memejamkan matanya tapi pikirannya masih kemana-mana, apalagi setelah mendapat laporan dari asistennya kalau Nari sudah kembali ke Korea. Lee Kwon yang berusaha memejamkan mata tapi tidak bisa akhirnya bangun dari sofa dan berjalan menuju dapur untuk mengambil air dan mencari obat penurun panas di kotak obat. Lee Kwon membuka mulut untuk memasukkan obat penurun panas ke dalam mulutnya, setelah minum obat dan meminum air Lee Kwon menuju lantai dua apartemennya untuk tidur di kamarnya.

HP Lee kwon berdering berkali-kali, panggilan masuk dari Naveah tidak dijawab oleh Lee Kwon. “Apa mungkin dia masih tidur? tanya Naveah dalam hati.

Tanpa berpikir panjang Naveah meminta pasword apartemen Lee Kwon pada ibu mertuanya. Setelah naik lift akhirnya Naveah sampai di lantai 11 apartemen Lee Kwon. Naveah mulai memasukkan password yang diberikan Ibu Mertua untuk membuka pintu apartemen Lee Kwon. Tililit, pintu apartemen terbuka.  Naveah mulai masuk ke apartemen Lee Kwon, ini baru pertama kalinya Naveah masuk ke apartemen suaminya meskipun mereka tinggal di bangunan yang sama.

Setelah mencari dan memanggil nama Lee Kwon tidak ada sahutan, Naveah akhirnya memberanikan diri naik ke lantai atas. Di lantai atas terdapat 3 ruangan, karena bingung Naveah membuka satu persatu ruangan untuk mencari Lee Kwon. Setelah membuka dua ruangan dan tidak menemukan Lee Kwon, Naveah mengetok pintu ruangan paling ujung dari tiga ruangan yang ada di lantai atas. Benar seperti dugaan Naveah dia menemukan Lee Kwon yang masih tidur di tempat tidurnya, Naveah berjalan pelan menuju tempat tidur Lee Kwon dan menempelkan tangannya ke dahi Lee Kwon.

“Masih demam ternyata” gumam Naveah dalam hati. Naveah akhirnya turun dari tempat tidur dan tanpa sengaja dia melihat foto perempuan di atas meja kerja Lee Kwon.

“Mungkinkah ini yang namanya Nari? tanya Naveah dalam hati.

Tak mau berlama-lama di kamar Lee Kwon, Naveah turun ke bawah menuju dapur.

“Aku tidak bisa memasak bubur jadi aku buatkan dia makanan yang aku bisa masak saja” kata Naveah dalam hati.

Naveah mengambil telur, daun bawang dari kulkas. Setelah selesai mencuci semua bahan Naveah memotong daun bawang dan memasukkannya ke dalam mangkok. Kemudian mulai memecahkan tiga telur dan menambahkan garam ke dalam mangkok kemudian diaduk-aduk lalu digoreng.

Setelah selesai menggoreng telur dan menaruhnya ke dalam piring, Naveah menuju ke kamar Lee Kwon kembali.

“Tuan Muda, Tuan Muda” panggil Naveah sambil menggerakkan tubuh Lee Kwon. Lee Kwon perlahan mulai membuka mata dan melihat Naveah yang sudah ada di sampingnya.

“Ayo bangun dulu, kamu kan belum makan apapun tadi” Naveah membangunkan Lee Kwon yang terlihat menahan sakit.

“Jam berapa ini?” tanya Lee Kwon.

“Jam sembilan, tidak usah khawatir kita tidak perlu pergi ke restoran karena kamu sedang tidak enak badan” kata Naveah pada Lee Kwon.

“Imut sekali” Lee Kwon mencubit pipi Naveah yang duduk di atas tempat tidurnya, terang saja apa yang dikatakan Lee Kwon barusan membuat Naveah bingung dan juga kaget.

“Kamu ini kenapa sih? kayaknya aku perlu mengantar mu ke rumah sakit deh, dari tadi aku merasa kamu agak aneh Lee Kwon” Naveah memegangi pipinya yang dicubit Lee Kwon.

“Ayo bantu aku ke bawah” pinta Lee Kwon pada Naveah. Naveah pun membantu Lee Kwon dengan merangkul tubuh pria itu menuju lantai bawah.

Bab terkait

  • I Know It's Not Easy   2. Merawat Suami

    “Kamu duduk di sini tidak perlu ke dapur biar aku yang mengmbilkan makanan dan air minumnya” kata Naveah sambil membantu Lee Kwon duduk di sofa ruang tamu.Tidak berapa lama Naveah datang sambil membawa air minum dan juga terlur goreng yang sudah dia masak barusan.“Makan ini untuk memulihkan tenaga mu” Naveah memberikan piring berisi telur goreng pada Lee Kwon. Ekspresi pria itu tampak berubah melihat masakan yang diberikan Naveah pada nya. Pria itu tidak bisa menyembunyikan keinginannya untuk tertawa.“Haha, kamu ini memang lucu Naveah ini baru pertama kalinya dalam hidup ku dimasakin telur saat sakit padahal pada umumnya orang sakit dibuatkan bubur” Lee Kwon mengejek Naveah sambil memegangi piring berisikan telur goreng.“Kalau tidak mau jangan dimakan, tuan muda kalau saja saya tahu bagaimana memasak bubur pasti sudah saya lakukan” Naveah mencoba merebut piring berisi telur yang dipegang Lee Kwon.

  • I Know It's Not Easy   3. Dia Kembali

    Jam sepuluh siang Naveah dan Lee Kwon bersiap untuk berangkat menuju bandara. Hari ini rencananya mereka berdua akan di antar pak Kim. Naveah sudah berada di loby apartemen untuk menunggu Lee Kwon, tidak banyak yang dibawa Naveah untuk berlibur kali ini. Dia hanya membawa 1 koper kecil berisi empat baju, empat celana panjang, dan 2 set piyama. Perempuan itu sudah mengambil Hp beserta tasnya dari apartemen Lee Kwon sebelum turun ke Loby apartemen.“Ibu aku akan berangkat bersama Lee ke Kwon ke Thailand siang ini, maaf minggu ini belum sempat ke rumah Ibu” bunyi pesan Naveah ke Ibu mertuanya.“Oke sayang selamat bersenang-senang” bunyi pesan masuk dari Ibu mertuanya.Tidak terasa empat puluh lima menit Naveah menunggu Lee Kwon di loby karena terlalu lama akhirnya Naveah kembali naik ke lantai 11 menuju apartemen Lee Kwon. Pintu lift terbuka, saat Naveah akan melangkan kakinya ke apartemen Lee Kwon ia melihat Lee Kwon sedang berpelukan denga

  • I Know It's Not Easy   4. Liburan yang Tak Sesuai Rencana

    Siang nanti sekitar jam sembilan biro perjalanan wisata akan menjemput Naveah. Jadwal kunjungan ke berbagai tempat sudah Naveah ia terima dari Anneth sejak ia sampai di Thailand. Naveah benar-benar memanfaatkan waktu liburannya untuk menyenangkan diri dan menghilangkan penat kerja.“Ibu aku sudah sampai Thailand kemarin” tulis Naveah pada laman instagramnya sambil menandai instagram ibu mertuanya.Kalau sesuai jadwal Naveah baru sampai hotel lagi sekitar jam delapan malam, ia mempersiapkan perbekalan berupa power bank karena takutnya baterai Hp nya habis saat ia gunakan untuk mengabadikan foto dan video liburannya. Selesai sarapan Naveah menuju loby hotel tempatnya menginap, mobil biro wisata sudah stand by untuk mengantarnya jalan-jalan ke berbagai tempat hari ini.Tempat pertama yang akan Naveah kunjungi adalah Wat saket. Wat Saket sendiri merupakan sebuah kuil Budha yang dikenal dengan sebutan gunung emas, dari tempat ini Naveah bisa melihat keindahan sek

  • I Know It's Not Easy   5. Cinta Pertama Naveah

    Pukul enam sore pesawat yang ditumpangi Navaeah mendarat di Korea, dia langsung ke rumah mertuanya sesampainya di bandara dengan diantar oleh sopir pribadinya. Dua jam di rumah Ibu mertuanya Naveah pamit pulang karena Naveah perlu melakukan banyak persiapan untuk acara pertemuan besok dengan W Company."Ibu Naveah pulang dulu ya" Naveah pamit sambil memeluk Ibu mertuanya yang mengantar perempuan itu sampai depan pintu."Hati-hati sayang, sering-seringlah main ke sini" pesan Ibu mertua pada Naveah.Naveah masuk ke dalam mobil, melambaikan tangan pada Ibu mertuanya. Mobil mulai melaju meninggalkan rumah Ibu Lee Kwon. Jam sepuluh malam Naveah sampai di gedung apartemennya, dia turun dari mobil dan bersiap memasuki loby apartemen. Naveah tidak menyangka dia akan bertemu dengan Dongman, cinta pertamanya saat SMA.Dongman adalah kakak kelas Naveah yang terkenal cerdas, tampan dan punya perilaku yang baik sehingga banyak diidolakan oleh siswi-siswi di SMA nya du

  • I Know It's Not Easy   6. Kemauan Kakek

    "Baik kakek, kami akan segera ke sana" Lee Kwon mengakhiri telpon dari kakeknya.Setelah menerima telp Lee Kwon tidak masuk ke dalam apartemennya melainkan turun ke lantai 10 untuk bertemu dengan Naveah. Ting-tong, ting-tong suara bel berbunyi di apartemen Naveah, Naveah bergegas melihat siapa tamu yang berkunjung ke apartemennya melalui layar monitor di dekat pintu.“Kenapa lagi sih ini” Naveah menggerutu dalam hati. Naveah pun membukakan pintu untuk Lee Kwon.“Ada apa?, Kenapa tiba-tiba datang kes sini?" tanya Naveah pada Lee kwon dengan sewot.“Aku tidak ada waktu untuk menjelaskannya sekarang, ayo ikut aku” ajak Lee Kwon sambil menggandeng tangan Naveah.“Sebentar, jangan seperti ini jelaskan dulu kita mau kemana, kamu tidak lihat aku hanya memakai kaos dan celana ¾ seperti ini?"Naveah menghentikan langkah Lee Kwon.“Ah, maaf aku benar-benar buru-buru, kalau begitu kamu bisa berganti pakai

  • I Know It's Not Easy   7. Sarapan Bersama

    Jam menunjukan pukul sembilan pagi, Naveah masih tertidur pulas di kamarnya. Tirai jendela masih tertutup rapat sehingga cahaya yang biasanya masuk melewati kaca-kaca jendela tidak bisa masuk karena terhalang oleh tirai cendela. Sabtu pagi biasanya Naveah sudah produktif menjalankan aktivitas dengan olahraga seperti jogging di taman dekat apartemen ataupun belajar memasak tapi karena kesibukan rapat sampai malam membuat Naveah memilih untuk tidur.Kamar Naveah berada di lantai dua apartemen, di dalam kamarnya terdapat beberapa ruangan seperti ruang membaca, kamar mandi, dan juga ruang ganti. Ruang baca adalah tempat favorit Naveah setelah balkon. Naveah sering menghabiskan waktunya dengan membaca buku kisah orang-orang sukses, buku investasi, buku mengelola keuangan ataupun novel ringan yang tidak terlalu berat untuk dibaca saat libur. Paling tidak dalam satu tahun Naveah bisa membaca 12-15 judul buku.Terlahir dengan keterbatasan finansial membuat Na

  • I Know It's Not Easy   8. Belanja Bersama

    Selesai sarapan Naveah meminta izin Ibunya untuk mandi sebelum mereka pergi belanja. Naveah beranjak naik ke lantai dua menuju kamar nya. Saat mengecek Hp yang sedang di cash dia melihat ada panggilan masuk dari Dongman. Naveah pun menelpon Dongman balik, tut tut menunggu panggilan Naveah dijawab oleh Dongman. Tidak lama kemudian Dongman mengangkat telpon Naveh."Naveah, apa kamu masih tidur?" tanya Dongman."Tidak Hyung, aku barusan dari lantai bawah jadi tidak dengar kalau hp ku berbunyi" kata Naveah. Dongman sebenarnya ingin mengajak Naveah ke luar untuk makan dan bertemu dengan teman-teman sekolahnya nanti malam, Dongman sedikit ragu perempuan menerima ajakannya untuk pergi atau tidak."Ada yang bisa aku bantu hyung" kata Naveah memecah keheningan."Sebenarnya aku mau mengajak mu untuk pergi bersama nanti malam kalau tidak keberatan" ucap Dongman."Pergi kemana Hyung, berdua atau banyak orang?" tanya Naveah balik."Ki

  • I Know It's Not Easy   9. Menolong Kekasih Suami

    "Aku baru tahu ternyata perempuan itu adalah seorang penulis" gumam Naveah dalam hati.Solmi terlihat tidak senang melihat acara yang tengah berlangsung di lantai dua, apalagi kalau berjumpa dengan Nari.Biarpun mereka pernah dekat dulu tapi saat perempuan itu meninggalkan anaknya untuk menikah dengan pria lain ia begitu membencinya. Tapi dia bersyukur karena dia bisa memperoleh menantu sebaik Naveah sekarang."Sayang kita langsung saja ke toko buku yang ingin kamu kunjungi" Solmi mengajak Naveah agar tidak fokus pada pameran yang tengah berlangsung di tengah-tengah lantai dua.Solmi yakin kalau Naveah tahu hubungan antara Lee Kown dan putranya meskipun menantunya itu tidak pernah bertanya langsung pada nya."Baik Ibu" Naveah menggengam tangan Ibu nya ke toko buku yang ia maksud.Naveah tengah memilih buku yang berada di rak-rak buku di toko tersebut. Sedangkan Solmi menunggu putrinya itu sambil duduk membaca buku di tempat yang telah di

Bab terbaru

  • I Know It's Not Easy   27. Prediksi yang tidak salah

    "Naveah sudah lama kita tidak berbincang seperti ini" ucap Dongman yang tengah berada di ruang tamu di ruang kerja Naveah. "Benarkah?, mungkin karena Hyung terlalu banyak aktivitas di luar" ucap Naveah sembari meminum teh. "Aku ingat betul kita terakhir berbincang santai saat ulang tahun mu, berarti hampir satu bulan lebih kita tidak bertemu ya" Dongman mengingatkan Naveah. "Apakah ini benar-benar hyung yang aku kenal?, aku tidak menyangka hyung bisa mengingat dengan detail kapan terakhir kali kita bertemu" ucap Naveah heran. "Tidak ada hal yang aku lupakan kalau ada hubungannya dengan diri mu Naveah" ucapan Lee Kwon mengagetkan Naveah. "Sejak kapan orang di depan ku ini belajar menggombali aku seperti ini" gurau Naveah. "Aku tidak tahu, mungkin sejak kita sudah lama tidak bertemu" ucap Dongman santai sembari menatap Naveah yang duduk di depannya. "Haha, dasar!" Naveah tidak kuasa menahan tawa nya. "Habis aku liha

  • I Know It's Not Easy   26. Baru Permulaan dari Rencana Nari

    "Kau pikir aku akan diam saja, aku tidak membiarkan perempuan mana pun bisa menggantikan posisi ku di hati mu sayang" ucap Nari sembari menatap foto nya dengan Lee Kwon di layar hp nya. Sudah satu bulan setengah Nari meninggalkan Korea dan tinggal di Taiwan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perempuan itu tidak hanya fokus menyelesaikan pekerjaannya tapi juga tengah menyusun rencana untuk bisa memiliki Lee Kwon. "Aku yakin kemunculan berita ini di Korea akan mengangkat nama mu sebagai wartawan" ucap Nari melalui telpon pada teman sekolahnya dulu yang kini berprofesi sebagai seorang wartawan di salah satu stasiun tv ternama di Korea. "Haha, aku tidak percaya dengan siapa aku bicara sekarang, benarkah kamu Nari teman smp ku dulu" ucap Nana disambungan telpon. Nari terlihat memainkan rambut panjangnya dengan senyuman licik mendengar perkataan dari Nana. Perempuan itu tak mempedulikan opini teman lama nya tentang dirinya yang sekarang.

  • I Know It's Not Easy   25. Kecurigaan Nari

    Nari duduk termenung di kursi nya, perempuan itu mulai meneteskan air mata. Memejamkan matanya, dan mengepalkan tangannya di atas meja kerjanya. Dia menatap layar laptop yang ada di depannya, sebuah foto dari pria yang dicintainya."Kau bilang sibuk, lalu apa ini semua!" teriak Nari di ruang kerjanya. Perempuan itu mendapat laporan dari informannya kalau Lee Kwon menemani Naveah di pulau Jeju. Informannya mengirim foto-foto kebersamaan Naveah dan Lee Kwon."Aku tidak percaya kenapa semua laki-laki sama, tidak hanya mantan suami ku tapi kamu juga seperti itu Lee Kwon" Nari terisak menahan rasa sakit di hati nya. Perempuan itu merasa dipermainkan oleh pria yang ia sangka akan mencintainya dengan sepenuh hati.Suara teriakan dan isak tangis Nari tersengar oleh asisten pribadinya. Asisten pribadi nya yang bernama Young Ae terlihat khawatir dan mondar-mandir di depan ruang kerja Nari.Tok-tok, Young Ae memberanikan diri mengetok pintu ruang kerja Nari. Tidak a

  • I Know It's Not Easy   24. Kau tidak Marah?

    "Lee Kwon, kita ke tempat Ibu dan Kakek kapan?" tanya Naveah yang duduk bersender di tempat tidur sembari memainkan ponselnya."Terserah kamu saja" ucap Lee Kwon dengan suara mengantuk."Kalau begitu sekarang saja" ujar Naveah tiba-tiba.Lee Kwon tidak mengiyakan ide Naveah, pria itu malah mengganti posisi tidurnya membelakangi Naveah."Lee Kwon" panggil Naveah yang masih fokus melihat sesuatu di ponselnya.Pria itu tetap tidak menjawab dan melanjutkan tidurnya, "sia-sia aku mengajak orang ini pergi ke sini kalau hanya dihabiskan untuk tidur saja" ujar Naveah menggelengkan kepalanya melihat Lee Kwon masih tertidur.Naveah yang tidak tahu mau melakukan apa di dalam kamar akhirnya malah mengantuk dan kembali tidur di samping Lee Kwon."Perempuan ini, bisa-bisa nya dia tidur tanpa dosa seperti ini" Lee Kwon menatap Naveah yang tertidur dengan pulas di sampingnya.Pria itu membelai kepala Naveah, menyentuh pipi Naveah dan kemudian

  • I Know It's Not Easy   23. Tidur di Kamar yang Sama

    "Apa yang kamu katakan sepertinya ada benar nya, kadang aku juga berpikiran seperti itu untuk menenangkan pikiran ku tapi lagi, pikiran itu akan kembali hinggap di kepala ku di saat-saat tidak terduga, contohnya saat ini. Kenapa aku jadi emosional begini? maaf aku malah curhat dan membuat mu tidak bisa tidur" Naveah mengusap air matanya.Lee Kwon ikut menitihkan air mata mendengar cerita Naveah, pria itu tidak menyangka dibalik ketangguhan yang selalu diperlihatkan oleh Naveah di depan nya, ternyata ada bagian di mana istrinya begitu rapuh dan terluka. Hati Lee Kwon ikut sakit mendengar kehidupan masa lalu Naveah. Pria itu mengusap air mata di pelupuk mata nya tanpa Naveah tahu. Lee Kwon beruntung lampu di kamar sudah dimatikan kalau tidak dia akan malu."Ngomong-ngomong aku baru kali ini melihat mu menangis seperti ini, dan pertama kali juga mendengar kisah hidup mu yang tidak mudah. Lain kali ungkap kan dan ceritakan apa yang kamu alami pada ku. Aku akan setia

  • I Know It's Not Easy   22. Curahan Hati Naveah pada Lee Kwon

    "Dia yang selama ini kamu cari?" tanya pak Park pada Hyungshik sembari menyentuh pundak anak laki-laki nya itu. "Iya ayah" jawab Hyungshik sembari melihat Naveah yang ke luar dari ruangan. "Dia sudah menikah, ayah harap perasaan mu pada nya hanya sekedar rasa terima kasih dan tidak lebih dari itu" nasehat pak Park pada anak nya. "Iya aku tahu" ucap Hyungshik dengan nada tidak bersemangat. "Tenanglah, ayah akan mencarikan perempuan yang tidak kalah menarik dari dia untuk mu" pak Park menyemangati Hyungshik. "Tapi ayah, apakah hubungan dia dengan suaminya baik-baik saja" tanya Hyungshik penasaran. "Ayah tidak tahu pasti, dari informasi yang ayah dapatkan suaminya masih menjalin hubungan dengan mantan pacar nya" ucap pak Park. "Sayang sekali" Hyungshik menggelengkan kepala nya. "Dia anak muda yang luar biasa, ayah sangat suka dengan cara berpikir Naveah itulah kenapa ayah mau bekerjasama dengan TF Group" puji pak Park.

  • I Know It's Not Easy   21. Pria Misterius di Pesta

    "Kau yakin tidak ingin aku temani?" tanya Lee Kwon yang masih duduk di kursi di kamar Naveah."Tidak perlu, aku tidak akan lama di sana karena aku sendiri sedang tidak enak badan" jawab Naveah sembari berdandan di meja rias."Baiklah, aku akan ikuti kemauan mu" pria itu bangkit dari kursinya dan mendekat ke meja rias Naveah."Hei, apa yang kamu lakukan!" teriak Naveah kaget melihat Lee Kwon yang menyandarkan kepalanya di pundak Naveah."Kau lihat perempuan yang ada di cermin itu?, aku tidak suka pada nya karena terlihat cantik hari ini. Aku tidak senang dia tidak mengajak aku pergi bersama nya. Aku tidak suka memikirkan saat dia datang ke pesta nanti mata para pria terpesona melihat kecantikannya. Aku harus bagaimana?" Pipi Lee Kwon dan Naveah bersentuhan, gambar mereka berdua terlihat di cermin."Jujur saja melihat mu seperti ini, aku semakin yakin kalau dulu hidup mu pasti tidak jauh-jauh dari perempuan, sayangnya aku tidak seperti mereka" Naveah

  • I Know It's Not Easy   20. Naveah Malu pada Suaminya

    "Atas nama Korean air beserta kru yang bertugas, kami mengucapkan terima kasih kepada para penumpang yang telah ikut serta dalam penerbangan kali ini. Kami harap anda menikmati perjalanan ini dan sampai jumpa kembali di penerbangan kami selanjutnya" pengumuman yang terdengar di dalam pesawat yang dinaiki oleh Naveah dan Lee Kwon. Naveah dan Lee Kwon menaiki pesawat Korean Air KAL 1231 dari bandar udara Incheon menuju bandar udara internasional Jeju. Pesawat mereka mendarat di bandar udara internasional Jeju sekitar jam 13.50 waktu setempat. Waktu tempuh penerbangan dari Incheon ke Jeju sekitar satu jam sepuluh menit. "Akhirnya sampai juga di Jeju" ucap Naveah sambil menguap. Perempuan itu telah berada di dalam mobil bersama Lee Kwon. Mereka berdua dijemput oleh sopir dari keluarga Lee Kwon menuju ke Grand Hyatt Hotel. "Tutupi mulut mu saat menguap" omel Lee Kwon sambil melihat layar di ponselnya. "Kau ini suka sekali merusak suasana hati k

  • I Know It's Not Easy   19. Mulut Lee Kwon yang Tidak Bisa Dijaga

    Naveah dan Solmi tengah berbincang di ruang tamu yang ada di ruang kerja Naveah. Solmi belum lama sampai di perusahaan, dia berencana untuk makan siang dengan menantunya dan sudah menyiapkan makanan kesukaan Naveah. Meskipun akhirnya tahu kalau menantunya sudah makan siang di luar Solmi tidak merasa bersedih hati karena memang dia ke perusahaan tanpa memberi tahu menantunya."Ibu dengar Lee Kwon dan kamu sudah setuju untuk menjalankan kemauan kakek" ucap Solmi sambil mengupas apel untuk Naveah."Siapa yang bilang, Lee Kwon? laki-laki itu memang" ucap Naveah kaget mendengar mertuanya tahu soal rencana mereka berdua akan tinggal bersama."Tentu saja, masak Ibu tahu dari kakek mu" Solmi tersenyum pada Naveah."Rencana nya memang seperti itu bu, tapi aku tidak tahu karena kami berdua belum mendiskusikan lagi masalah ini" ucap Naveah tidak bersemangat."Apa lagi yang perlu didiskusikan?" tanya Solmi pada Naveah."Naveah hanya belum siap, banyak h

DMCA.com Protection Status