Pagi hari telah tiba, Brams terlihat sudah duluan bangun dan terlihat rapi. Dia duduk sembari menunggu Pak Hadi keluar dari kamar. Rasa kecewa tadi malam membuat Brams malas untuk masuk ke kamar Shahnaz. Dia tidak ingin pamit, karena dia merasa tidak akan ada jawaban yang didapat nantinya."Brams, kamu kelihatan sudah rapi. Kamu mau kemana, Brams?" Pak Hadi bertanya dengan penasaran sembari duduk disamping Brams.Tidak lama kemudian, Mama Jesselyn juga keluar dan ikut bergabung dengan mereka. Dia juga heran dengan pakaian Brams yang terlihat rapi seakan ingin pergi kesuatu tempat."Kamu mau kemana, Brams?" "Papa...Mama...pagi ini juga aku harus kembali ke Jakarta. Tadi malam, aku dapat telepon untuk hadir nanti jam satu siang. Aku tidak punya pikiran lain.Tanpa alasan apapun aku harus kembali ke Jakarta, Papa," ucap Brams dengan gaya berbohong pada kedua mertuanya. Keduanya saling berpandangan. Mereka bertanya tentang Jesselyn dan keadaannya."Tapi, Brams. Bagaimana nantinya dengan
Brams, seorang lelaki dengan tampang kekar, gagah dan tampan. pengusaha muda yang berhasil dan sukses di dunia bisnis.Dengan ketampanan dan kesuksesan yang milikinya, tidak jarang banyak wanita yang suka dan menaruh hati padanya.Demikian halnya, yang terjadi pada Shanaz, gadis cantik dengan mata hazel yang selalu menawan dan menarik hati banyak lelaki.Dia sangat menginginkan Brams untuk menjadi pendampingnya.Bahkan Ayah dan Ibunya sangat setuju dan mendukung penuh keinginan Shanaz. Siapa yang bisa menolak dan tidak menginginkan menjadi keluarga dari Brams, seorang kaya raya, tampan, dan seorang pembisnis handal.Bahkan Brams berasal dari keluarga berdarah biru."Tettttttt .."suara klakson mobil Shahnaz berbunyi. Satpam tersebut membuka pagar dan mempersilahkan Mobil Shahnaz untuk masuk.Shahnaz keluar dengan sepatu yang mengkilat dan terlihat cantik di kaki putihnya dan langsung memasu
Tidak berapa lama Shahnaz akhirnya sampai di restaurant yang dia maksud.Shahnaz turun dari dalam mobil kemudian masuk ke dalam Restaurant Jepang yang terlihat mewah dan banyak dikunjungi oleh orang-orang dari kalangan atas.Shahnaz melihat Brams sedang duduk di meja paling pojok."Nah.. itu dia yang aku cari," bathin Shahnaz.Brams terlihat sendiri dan duduk sambil menerima telepon dari seseorang.Dengan nada yang manis, Shahnaz menyapa Brams."Hai,bolehkah aku duduk disini ?"Brams melihat ke arah Shahnaz."Oh silahkan," jawab Brams dengan ramah."Oh iya, apakah kita boleh kenalan ?""Oh tentu boleh," jawab Brams."Kenalkan Namaku Shahnaz.""Kenalin juga Namaku Brams."Hati Shahnaz berbunga-bunga dan bergetar hebat mendengar jawaban Brams."Oh satu nama yang bagus," ucap Shahnaz."He he,terimaka
"Kringgg,"Bunyi telepon kantor terdengar."Hallo,""Iya Hallo, pak Brams !""Pak Brams aku mau tanya, apakah pak Brams jadi ikut ke pesta pak Hadi ?" Tanya Wanda."Oh, aku belum tahu pak Wanda.""Kemungkinan besar sih aku ikut, tapi nanti sore aku akan beri tahu kepastian nya." Ucap Brams."Oke.. oke, ditunggu informasinya ya pak !""Sippp, pak Wanda enggak usah khawatir."Brams pagi itu teringat dengan Shahnaz,Dia penasaran dengan cerita Shahnaz."Katanya dia kerja disini, Dimana ruang kerjanya ya ?" Bathin Brams.Dengan penasaran Brams keluar dari ruangannya dan bertanya pada personalia kantor tersebut."Pak Jamil, tegur Brams.""Eh iya pak," jawab Jamil."Pak, karyawan yang bernama Shahnaz kerja di ruangan mana ya ?"" Shahnaz ?"" Iya pak,dia baru juga sebulan bekerja disini."" Ohhh iya," Dia ada di bagian pembukuan.Ruangannya ada di lantai satu pa
Karena rasa kagum Brama pada Jesselyn, Brams melangkah maju mendekati Jesselyn."Hai, ucap Brams sambil tersenyum manis pada Jesselyn.""Hai, maaf ini dengan siapa ?""Sebelum kenalan ada baiknya kita duduk dulu yok ! Ajak Brams"Ayo kita duduk !"Jesselyn mau mengikuti ajakan Brams, keduanya sekarang duduk berdua di satu meja pesta."Oh iya, kenalkan namaku Brams.""Baiklah Brams, kenalin juga namaku Jesselyn.""Kamu darimana ?" Tanya Jesselyn. Sepertinya baru kali ini aku melihat kamu."Aku dari Jakarta," aku dan teman-teman yang lain adalah undangan rekan kerja dari Pak Hadi."Oh jadi kalian adalah rekan kerjanya papa?""Iya Jesselyn," jawab Brams."Kamu sendiri sekarang masih kuliah atau sudah kerja ? ""Ohhh aku kebetulan sudah kerja di perusahaan papa yang ada di Singapore ini.""Wahh, berarti kamu juga rekan kerja kami dong? ""Iya pak Brams. ""Kamu pangg
Pagi itu Shahnaz sengaja mengantar laporannya langsung ke ruangan Brams."Selamat siang pak Brams.""Selamat siang Shahnaz," jawab Brams."Ini pak,aku mengantarkan laporan keuangannya.""Ohhh silahkan masuk dan taruh di atas meja !"Shahnaz melangkah sopan dan senyum manis menatap Brams.Shahnaz mulai salah tingkah di depan Brams.Pena Brams sengaja disenggol oleh Shahnaz.Secara bersamaan keduanya sama-sama meraih pena tersebut.Tangan Brams memegang tangan Shahnaz secara tidak sengaja."Maaf Shahnaz,"ucap Brams."He he enggak apa-apa pak,"jawab Shahnaz."Aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini," bathin Brams."Brams menarik tangan Shahnaz,sekaligus merangkul pinggangnya."Muka Shahnaz saat itu juga berubah menjadi merah."Pak Brams?""Shahnaz,kamu tidak usah bohong.Kamu juga pasti suka kan?"Brams mengangkat dagu Shahnaz."Benarkan apa yang aku katakan?"
Brams merasa ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.Dia begitu risih bila harus berlama-lama di dalam rumah Jesselyn."Jesselyn,kita keluar aja yok!""Kemana Brams?" Tanya Jesselyn."Bagaimana kalau kita cari tempat yang aman dan cocok untuk kita berdua?"Tanpa menunggu jawaban dari Jesselyn,Brams langsung menarik tangan Jesselyn untuk keluar dari rumah tersebut."Ayo Jesselyn,"ucap Brams sambil membuka pintu mobil.Dalam perjalanan, Brams merasa ingin terlihat romantis pada Jesselyn. Dengan memarkirkan mobilnya di pinggir jalan,tangan Brams begitu cepat meraih jemari Jesselyn."Jesselyn, dari pertama kali berjumpa aku sudah merasa jatuh cinta dengan kamu."Apakah kamu mau jadi kekasihku?Jesselyn merasa jantungnya makin berdetak kencang.Dia tidak menyangka kalau Brams juga merasakan perasaan yang sama selama ini."Brams,aku mau jadi kekasih kamu.Bahkan aku juga mau kalau kamu jadikan aku sebagai istri k
Pesawat yang ditumpangi Brams telah mendarat di Bandara Sukarno Harta.Brams berjalan keluar dan menaiki taxi untuk pulang ke rumahnya."Kemana ya pak?"Tanya sopir taxi."Ke Jalan Suropati pak,"jawab Brams.Sopir taxi mengendalikan setir mobil dan melaju ke alamat rumah Brams.Sepanjang perjalanan,Brams bersandar di kursi mobil.Pikirannya masih tetap tertuju pada Jesselyn.."Darimana aku akan menata perjalanan untuk menikahi Jesselyn?"bathin Brams.Waktu terus berjalan seiring dengan lajunya taxi yang membawa Brams untuk pulang.Karena kepikiran pada Jesselyn,Brams tidak sadar kalau mereka telah sampai di depan rumahnya."Kita sudah sampai pak," kata sopir taxi."Saat itu juga Brams terkejut.Dia tidak yakin kalau dia sudah sampai dalam waktu yang begitu cepat."Sembari turun dari dalam mobil,Brams memberikan ongkos untuk sopir taxi."Ini pak,"kata Brams."Oh iya, terimakasih ya pak." Jawab sopir taxi kemudian berlalu meningg