Beranda / Rumah Tangga / Hati Wanita yang Tersakiti / Part 16; Pertengkaran Kecil

Share

Part 16; Pertengkaran Kecil

Penulis: Thearraaa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-19 17:10:38

“Masa laluku bukan urusanmu, Rave!”

Entah kekuatan dari mana yang Levana dapatkan malam itu hingga bisa melepaskan kuncian tangan Rave di lengannya. Matanya yang semula menyiratkan balasan amarah, perlahan mulai kembali tenang.

“Maafkan aku, tapi sungguh kau tak perlu tahu akan hal itu. Selamat malam,” bisik Levana yang kemudian pergi ke kamarnya dan meninggalkan Rave seorang diri di sana.

Saat hendak pergi bekerja keesokan harinya, Rave sudah tidak ada di rumah. Entah pukul berapa suaminya itu pergi bekerja, atau memang Rave pulang ke rumah utama tadi malam, Levana sama sekali tidak tahu.

Setelah sepuluh hari lebih dirinya tidak datang ke klinik, akhirnya Levana kembali bekerja. Kembalinya Levana membuat pelanggannya tiba-tiba membuat janji temu.

“Dokter, kudengar kau kecelakaan dan dirawat di rumah sakit. Sayang sekali aku tidak boleh menjengukmu,” ujar seorang wanita tua yang menjadi pelanggan tetap klinik Levana.

“Kau tidak perlu repot-repot datang menjengukku, Nyonya. Aku baik-ba
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 17; Pertarungan Ego

    “Kau akan tetap diam begitu saja tanpa memberitahuku apa tujuan Newall datang ke klinikmu?” tanya Rave saat keduanya tiba di rumah.“Tidak ada yang perlu kuberitahu padamu, Rave.” Levana berjalan begitu saja menghindari sang suami.“Jangan menghindar, Levana. Apa yang sebenarnya kalian bicarakan di klinik tadi? Bagaimana bisa kau membiarkannya datang menemuimu padahal kau sendiri sudah menikah!” teriak Rave yang membuat Levana membalikkan badannya.“Bukankah kau dengar sendiri jika dia datang karena ayahmu memberitahu klinikku padanya. Bagaimana bisa aku mengantisipasinya untuk tidak datang padahal aku sendiri saja tidak tahu dia akan datang menemuiku!” keluh Levana yang tidak bisa menahan emosinya.Levana bukan tipikal gadis yang mudah tersulut emosi, ia cukup sabar dalam menahan diri. Namun, entah kenapa jika berkaitan dengan Kieran Newall, terlebih saat Rave yang menuntut dirinya untuk bercerita tentang pria itu, Levana mendadak sering terbawa emosi. Dirinya benar-benar kesal sendi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 18; Penawaran Rahasia

    Jari-jarinya yang halus terlihat meremas satu sama lain ketika Levana mendengar pernyataan Francis barusan. Ada rasa kesal yang tentunya tidak bisa diungkapkannya mengingat pria itu orang yang cukup berjasa di hidupnya.“Melihat kedatanganmu ke sini pagi sekali itu artinya ada hal yang menyenangkan terjadi kemarin. Bukan begitu, Levana?” ejek Francis yang kini menyandarkan punggungnya di kursi yang ia duduki.“Kenapa Anda memberitahu klinikku dengan Kieran, Tuan?” tanya Levana yang berusaha tetap tenang.“Apa yang terjadi di klinikmu kemarin, Levana? Apa Rave mengamuk?” Francis berbalik tanya dengan seringai tipis terlihat di wajahnya.“Apa yang sebenarnya Anda inginkan, Tuan?” Sungguh, Levana tidak mengerti jalan pikiran ayah mertuanya itu.“Kecemburuan Rave tentu saja,” jawab Francis singkat yang semakin membuat Levana bertanya-tanya.“Apa maksudnya?”Francis terkekeh pelan dan bangkit berdiri dari kursinya. Terlihat pria itu memilih berjalan mendekati jendela yang berada di ruangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 19; Batas Kesepakatan

    “Apa sebenarnya yang kau butuhkan dari ayahku?” keluh Rave saat pria itu membawa Levana ke dalam ruang kerja pribadinya.“Kenapa kau membawaku ke sini? Aku harus segera pergi bekerja,” seru Levana yang mana hendak keluar, tetapi ditahan oleh Rave.Tatapan Rave kini menyiratkan amarah yang tertahan. “Jangan main-main denganku, Levana. Apa yang sebenarnya kau bicarakan dengan ayahku?”Levana terlihat mengembuskan napasnya mencoba menenangkan diri sendiri. “Seperti yang Tuan Maverick katakan sebelumnya, tidak semua hal perlu kau ketahui, Rave.”“Semua hal tentangmu kini menjadi urusanku, Levana, dan aku berhak tahu apa yang kau bicarakan dengan ayahku. Katakan apa yang kau bicarakan dengannya?” tuntut Rave yang tak juga membuat Levana bersuara.“Aku berhak punya rahasia, Rave.” Levana kini mengalihkan pandangannya ke arah langit-langit ruang kerja Rave. “Lagi pula kau tidak bisa membantu dengan masalah yang aku alami, untuk apa aku menceritakannya padamu.”Ucapan Levana barusan berhasil

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 20; Teman Baru

    Setelah pertengkaran antara Levana dan Rave tempo hari, Levana menjalankan kehidupannya sendiri. Rave tidak lagi datang ke rumah mereka di Richmond yang mana tidak dipedulikan oleh Levana sama sekali.Pernah suatu hari Levana membuka sosial media miliknya setelah lama sekali tidak pernah dibuka, unggahan milik Lilian entah kenapa tiba-tiba muncul di berandanya. Lilian dan Rave saat ini tengah berada di negara lain, tepatnya di Korea Selatan. Terlihat keduanya sedang berlibur bersama.“Betapa menyenangkannya menjadi orang kaya, bisa berlibur dengan bebas tanpa harus memikirkan bagaimana mereka hidup besok,” keluh Levana yang tiba-tiba merasa iri.Seumur hidupnya ia tidak pernah pergi berlibur ke luar negeri. Berbeda dengan kedua orang tuanya yang hampir setiap minggu pergi ke luar negeri untuk bekerja, Levana hanya bisa berkutat dengan pekerjaannya menjadi dokter hewan. Setidaknya pekerjaannya membuat dirinya bahagia, sehingga tidak ada kata jenuh saat tengah bekerja.“Aku masih bisa h

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 21; Ikatan Terpaksa

    Tubuh yang terasa sangat lemas diikuti rasa pusing yang tiba-tiba datang kembali membuat Levana perlahan membuka matanya. Silau lampu membuatnya berkali-kali mengerjap untuk menetralkan cahaya yang masuk ke matanya.“Kau sudah sadar, Levana?” tegur seseorang yang membuat Levana menoleh ke sisi kirinya.“Rave?” Rasa terkejut tiba-tiba mendatangi Levana ketika mendapati raut khawatir di wajah sang suami. “Kenapa kau di sini?”Mata Levana pun beralih memindai semua penjuru ruangan dan mengembuskan napasnya pelan. “Aku masuk rumah sakit lagi?” tanya Levana yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Rave.“Ya, Mom tadi menghubungi dan memintaku untuk segera datang,” jelas Rave dengan suara yang entah kenapa terdengar sangat lembut di telinga Levana saat ini.“Oh aku sampai lupa jika aku bertemu dengan ibumu,” gumam Levana. Ia hendak duduk dan tangan Rave dengan sigap membantunya. “Kau tidak menghubungi orang tuaku, kan?”Rave menggelengkan kepalanya cepat. “Tidak, begitu juga dengan Mom. K

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 22; Perebutan Hak

    Sepanjang malam Levana sama sekali tidak tidur, begitu juga dengan Rave yang terus duduk diam di samping ranjang rumah sakit, bahkan ponsel Rave yang berulang kali berbunyi diabaikannya. Keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.“Pulanglah, Rave. Aku tidak mau melihat kau di sini sepanjang hari,” usir Levana yang sudah mulai lelah melihat suaminya itu.“Kau terlalu gila untuk aku tinggal sendirian, Levana,” cetus Rave yang tidak mempedulikan Levana.Tak lama ketukan pintu di ruang rawat inap Levana terdengar. Baik Levana maupun Rave langsung tertuju pada pintu yang terbuka yang mana ternyata seorang perawat yang datang.“Kira-kira kapan aku bisa bertemu dengan dokter yang menanganiku?” tanya Levana yang mengajukan pertanyaan pada perawat yang tengah menggantikan infus Levana.“Kenapa kau ingin bertemu dengan dokter?” tegur Rave yang mendahului sang perawat untuk menjawab.“Aku perlu tahu kondisiku sendiri, Rave.” Levana berusaha tenang walau sebenarnya dirinya ingin marah pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25
  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 23; Putusan Bersama

    Kembali pulang ke Richmond membawa kebahagiaan tersendiri untuk Levana. Dirinya benar-benar merasa nyaman dan menganggap rumah di Richmond sebagai rumah tempatnya pulang. Namun, terkadang Levana harus sadar diri karena rumah di sana bukan miliknya dan sewaktu-waktu ia bisa ditendang begitu saja.“Sebaiknya kau istirahat dahulu, kita bisa bicara lagi di saat tubuhmu sudah pulih seutuhnya,” ujar Rave saat dirinya membantu Levana masuk ke dalam rumah.“Begitu juga sebaliknya, ada baiknya kau pulang ke rumahmu dan tinggalkan aku sendiri,” ucap Levana membalikkan ucapan Rave barusan.“Levana, tolonglah. Aku tidak mungkin meninggalkan kau sendirian di sini,” sahut Rave yang berusaha berdamai dengan Levana.Tubuh Levana kini berbalik menghadap suaminya itu. “Kau takut aku bertindak buruk hingga melukai kandunganku sendiri?” tanya Levana yang berhasil membuat Rave mengembuskan napas beratnya.“Istirahat, Levana. Kau butuh banyak beristirahat sekarang. Jika kau butuh sesuatu, aku ada di kamark

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 24; Pilihan Sulit

    “Kau tidak pulang juga?” tegur Levana saat dirinya mendapati Rave duduk di ruang makan sembari fokus pada laptop dan ponselnya.Kepala Rave mendongak sebentar ke arah Levana yang baru saja turun dari kamarnya. “Kau membutuhkan sesuatu?” tanya Rave yang mendapat gelengan kepala dari Levana.“Sudah dua hari kau di sini, sebaiknya kau pulang,” tegur Levana yang kini fokus pada lemari pendingin di hadapannya.“Aku tetap akan tinggal,” balas Rave singkat.“Tidakkah kau memikirkan perasaan Lilian saat ini? Aku baik-baik saja, jadi kau bisa pulang sekarang,” usir Levana yang kembali mengingatkan tentang Lilian.Rave yang semula sedang minum pun meletakkan gelas yang ia pegang dengan kuat di atas meja. Amarah tertahan seolah menjalar keluar dari tubuhnya.“Bukankah kita berdua sudah berjanji untuk tidak membahas hal ini? Aku lelah terus bertengkar denganmu,” seru Rave yang tidak dipedulikan oleh Levana.Yang dikatakan Rave benar, Levana sendiri sudah lelah terus bertengkar dengan suaminya itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27

Bab terbaru

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 137; Kehidupan Baru

    “Setelah mempertimbangkan seluruh bukti persidangan, Vincent Sullivan selaku Tergugat dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan pencemaran nama baik yang diajukan oleh Penggugat, Jacob Flynn. Informasi yang diberikan Tergugat kepada Francis Maverick merupakan fakta, yaitu adanya penggelapan dana, pemalsuan data, dan pelanggaran kontrak yang dilakukan oleh Penggugat. Oleh karena itu, gugatan Penggugat resmi ditolak dan pengadilan membebankan seluruh biaya dan ganti rugi kepada Penggugat. Putusan persidangan ini dinyatakan selesai.”Ketukan palu sebanyak tiga kali berturut-turut pun terdengar, menandakan jika sidang benar-benar dianggap telah selesai. Perasaan Levana sendiri begitu lega setelah mendengar sang ayah dinyatakan tidak bersalah, sedangkan sang ibu menangis haru dalam pelukan Yara Maverick.Levana langsung mendongak ke arah samping kanannya begitu ia merasakan tangannya digenggam seseorang. Dirinya mendapati Rave tengah tersenyum tulus menatap ke arahnya dan dibalas senyuman yan

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 136; Permintaan Kembali

    Pandangan Levana kini tak beralih sedikit pun dari pria di hadapannya. Ia dan Rave kini berada di dalam kamar Levana, duduk berhadapan dengan beberapa tumpuk berkas di hadapan mereka.“Jadi, bagaimana keputusanmu?” tegur Rave yang membuka pembicaraan lebih dulu.Embusan napas berat Levana kini terdengar dan mulai membuka salah satu berkas di hadapannya. Sebelumnya ia sempat berbicara langsung dengan ayahnya, menanyakan perihal kepergian kedua orang tuanya kemarin malam.“Semua perbuatanku di masa lalu itu memang benar, Levana. Walaupun semua informasi yang aku berikan pada Francis Maverick terkait Flynn Group benar adanya, pihak Flynn Group tetap saja bisa menjebloskanku ke dalam penjara dengan undang-undang pencemaran nama baik,” ujar sang ayah yang membuat Levana menggenggam erat ujung kemejanya.“Lalu, apa yang kau inginkan sekarang?” Suara Levana terdengar begitu dingin saat menanyakannya kepada sang ayah, membuat raut wajah sang ayah terlihat begitu sedih.Sebenarnya Levana meras

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 135; Pilihan Berat

    Seharian ini semua pekerjaan Levana mendadak terganggu karena ia terpikirkan dengan ucapan Rave sebelumnya. Ia tidak bisa bekerja dengan baik hingga rekan kerjanya sesama asisten lab menyarankan Levana untuk istirahat di ruangannya sebentar.“Berhenti memikirkannya, Levana. Hidupmu baik-baik saja sebelum dia datang kembali,” keluh Levana yang kini memejamkan matanya sembari bersandar di balik lemari.Sekuat apa pun Levana berusaha menepis pikirannya tentang Rave, ia tidak bisa melupakannya begitu saja. Pertemuannya kemarin malam seolah menghancurkan bentuk pertahanan Levana yang ia bangun sejauh ini.“Dari mana dia tahu jika aku sedang mengandung? Yang tahu tentang kehamilanku hanya mum dan dad saja,” gumam Levana yang mendadak bingung sendiri.“Mungkinkah ada orang lain yang mengetahuinya? Tapi siapa?”Keraguan mengenai kedua orang tuanya tiba-tiba mendatanginya. Ia penasaran dengan apa yang dilakukan kedua orang tuanya kemarin malam hingga membuatnya berada seorang diri di rumah.Ke

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 134; Salah Paham

    “Levana! Apa yang terjadi di rumah semalam? Kenapa bajumu berantakan di ruang keluarga? Dan baju siapa ini?” teriak sang ibu yang langsung membuka pintu kamar Levana tanpa permisi.Baik Levana maupun sang ibu sama-sama terkejut ketika pintu terbuka. Levana yang terbangun karena suara teriakan sang ibunya hanya bisa mematung saat menyadari posisinya saat ini. Begitu juga dengan sang ibu yang langsung membungkam mulutnya sendiri seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan.“Rave?” gumam sang ibu yang mana hanya gerakan bibir saja yang terlihat.Mata Levana refleks terpejam saat mengingat memorinya tadi malam. “Mum, ini tidak seperti yang kau bayangkan!” teriak Levana yang berhasil membangunkan pria di sampingnya.“Oh, Levana, jangan bergerak dan sebaiknya kau pakai bajumu dahulu,” sahut sang ibu yang langsung menutup pintu kamarnya. “Mum tunggu di bawah.”Tangan kanan Levana hanya bisa memijat keningnya saat menyadari apa yang terjadi tadi malam. Rave yang perlahan bangun pun

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 133; Kembali Pulang

    Tubuh Levana seketika membeku ketika dirinya membuka pintu dan mendapati Rave berdiri di hadapannya. Tubuhnya basah, wajahnya pucat, dan kulitnya mengkerut karena terkena hujan yang cukup deras.“Levana..” panggilnya pelan yang mana membuat Levana akhirnya tersadar dari lamunannya.“Rave? Apa yang kau lakukan di sini?Tangan Levana pun refleks menarik lengan Rave ketika dirinya tersadar dari lamunanya. Dengan kesadaran penuh dirinya mempersilakan suaminya itu masuk ke dalam rumah, khawatir akan kesehatan sang suami yang sudah basah kuyup seperti itu.“Sebenarnya apa yang kau lakukan di tengah hujan deras seperti ini? Kau benar-benar mencari penyakit,” tegur Levana yang kini sibuk sendiri membawakan handuk untuk Rave.Levana pun berlari kecil ke kamarnya, mengambilkan handuk untuk Rave. Sedangkan suaminya itu masih berdiri tepat di depan pintu rumahnya.Handuk yang Levana bawa pun langsung disampirkannya ke kepala dan tubuh Rave, mengusapkan di wajahnya hingga tidak lagi basah.“Lebih

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 132; Terseret Gosip

    Sidang perceraian Rave Maverick dan Lilian Flynn menjadi topik pencarian teratas. Tak hanya di sosial media, beberapa stasiun televisi swasta pun menayangkan siaran langsung sidang perceraian tersebut.Tak ingin terganggu dengan apa yang terjadi, Levana memilih untuk tetap pergi ke kampus. Dirinya tidak ingin hanya diam di rumah dan tidak berbuat apa pun, karena ujungnya ia pasti akan penasaran dan menonton tayangan sidang perceraian sang suami.“Kau baik-baik saja, Levana?” tegur asisten lab yang lain.Tangan Levana pun seketika berhenti dan menoleh ke arah rekan kerja. “Ya? Aku baik-baik saja. Apa aku membuat kesalahan?” tanya Levana yang kebingungan karena dirinya merasa tidak melakukan kesalahan.Kepala sang rekan kerja menggeleng cepat. “Kau … tidak terganggu dengan sidang perceraian Rave Maverick?” Kepala Levana langsung beralih kembali ke arah rekan kerja. “Oh, Levana, maafkan aku, tapi aku penasaran karena namamu terus dibawa oleh beberapa media.”Yang dikatakan oleh rekan ker

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 131; Kabar Mengejutkan

    Tiga hari setelah Freeya datang menemuinya, Levana merasakan kebahagiaan tersendiri. Dirinya seolah terlahir kembali dan semuanya berjalan dengan begitu lancarnya.Pagi ini dirinya hendak berangkat ke kampus, kebetulan ia memiliki jadwal untuk mendampingi para mahasiswa baru dalam meneliti hewan peliharaan. Namun, berita terhangat yang muncul di televisi membuat dirinya tidak bisa meninggalkan rumahnya barang sedikit pun, mengingat para wartawan kini memblokir jalanan menuju ke rumahnya.“Apa yang terjadi?”Tubuh Levana terasa begitu lemas ketika nama dirinya kembali terseret dalam berita terhangat pagi ini. Kedua orang tuanya langsung berusaha menenangkannya mengingat dirinya tengah hamil kembali.“Untuk beberapa hari ke depan, kau tidak boleh keluar dari rumah dahulu, Levana. Akan sangat berbahaya jika kau pergi keluar,” ujar sang ayah yang kini meminta ibunya mengantarkan Levana kembali ke kamar.“Dengar, Levana. Semua berita yang kau dengar pagi ini tidak ada hubungannya denganmu.

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 130; Melepas Rindu

    Sebuah pelukan hangat langsung didapatkan oleh Levana begitu dirinya bertemu kembali dengan Freeya. Bukannya sengaja menghindarinya, Levana memang tidak memiliki alasan untuk bertemu dan bicara dengan sang sahabat.“Tidakkah kau merindukanku?” sapa Freeya sembari memegang erat kedua tangan Levana.“Tentu saja aku merindukanmu! Asal kau tahu Freeya, aku sangat merindukanmu,” sahut Levana yang membuat Freeya membuang muka.“Jika kau merindukanku, seharusnya kau menghubungiku, Levana. Setelah aku memberi informasi yang seharusnya tidak kau ketahui, kau langsung menghilang begitu saja tanpa kabar,” ujar Freeya yang berhasil membuat Levana merasa bersalah.“Tunggu sebentar.”Levana pun beralih kecil ke arah parkiran di mana Marcel tengah menunggunya. Ia memberikan pesan kepada Marcel untuk pulang sendiri, tetapi ditolak oleh sang sopir.“Pergilah, Nyonya, tetapi jangan menyruhku untuk pulang. Aku bisa mengikutimu dari belakang, jadi nantinya kau tak perlu meminta temanmu mengantarkan pulan

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 129; Keseharian Hidup

    “Kau baik-baik saja, Ms. Sullivan?” tanya salah seorang mahasiswa yang sedang meneliti, menyadarkan Levana dari lamunannya.“Oh, ya, aku baik-baik saja. Jika kalian membutuhkan bantuanku, bisa panggil aku di dalam ruang kerjaku,” ujar Levana yang kini masuk ke dalam ruang pribadinya.Ia menyandarkan punggungnya di punggung kursi, sedangkan matanya fokus membaca berita yang tengah beredar. Saat ini namanya menjadi topik pencarian paling atas, membuat para dosen dan mahasiswa di kampus bertanya-tanya akan apa yang menimpa dirinya.[Selama setahun pernikahannya, Levana Sullivan mendapat ancaman dari kekasih gelap Lilian Flynn tanpa sepengetahuan Rave Maverick sama sekali.] Tawa pahit terlihat jelas di wajah Levana saat membaca berita yang lewat. Ia hanya menggelengkan kepalanya karena tidak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya itu.“Sebenarnya apa yang tengah kau rencanakan? Membawa serta namaku dan bersikap seolah tidak tahu jika Toby Duggan mengancamku selama ini?”Levana meringi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status