“Masa laluku bukan urusanmu, Rave!”Entah kekuatan dari mana yang Levana dapatkan malam itu hingga bisa melepaskan kuncian tangan Rave di lengannya. Matanya yang semula menyiratkan balasan amarah, perlahan mulai kembali tenang.“Maafkan aku, tapi sungguh kau tak perlu tahu akan hal itu. Selamat malam,” bisik Levana yang kemudian pergi ke kamarnya dan meninggalkan Rave seorang diri di sana.Saat hendak pergi bekerja keesokan harinya, Rave sudah tidak ada di rumah. Entah pukul berapa suaminya itu pergi bekerja, atau memang Rave pulang ke rumah utama tadi malam, Levana sama sekali tidak tahu.Setelah sepuluh hari lebih dirinya tidak datang ke klinik, akhirnya Levana kembali bekerja. Kembalinya Levana membuat pelanggannya tiba-tiba membuat janji temu.“Dokter, kudengar kau kecelakaan dan dirawat di rumah sakit. Sayang sekali aku tidak boleh menjengukmu,” ujar seorang wanita tua yang menjadi pelanggan tetap klinik Levana.“Kau tidak perlu repot-repot datang menjengukku, Nyonya. Aku baik-ba
“Kau akan tetap diam begitu saja tanpa memberitahuku apa tujuan Newall datang ke klinikmu?” tanya Rave saat keduanya tiba di rumah.“Tidak ada yang perlu kuberitahu padamu, Rave.” Levana berjalan begitu saja menghindari sang suami.“Jangan menghindar, Levana. Apa yang sebenarnya kalian bicarakan di klinik tadi? Bagaimana bisa kau membiarkannya datang menemuimu padahal kau sendiri sudah menikah!” teriak Rave yang membuat Levana membalikkan badannya.“Bukankah kau dengar sendiri jika dia datang karena ayahmu memberitahu klinikku padanya. Bagaimana bisa aku mengantisipasinya untuk tidak datang padahal aku sendiri saja tidak tahu dia akan datang menemuiku!” keluh Levana yang tidak bisa menahan emosinya.Levana bukan tipikal gadis yang mudah tersulut emosi, ia cukup sabar dalam menahan diri. Namun, entah kenapa jika berkaitan dengan Kieran Newall, terlebih saat Rave yang menuntut dirinya untuk bercerita tentang pria itu, Levana mendadak sering terbawa emosi. Dirinya benar-benar kesal sendi
Jari-jarinya yang halus terlihat meremas satu sama lain ketika Levana mendengar pernyataan Francis barusan. Ada rasa kesal yang tentunya tidak bisa diungkapkannya mengingat pria itu orang yang cukup berjasa di hidupnya.“Melihat kedatanganmu ke sini pagi sekali itu artinya ada hal yang menyenangkan terjadi kemarin. Bukan begitu, Levana?” ejek Francis yang kini menyandarkan punggungnya di kursi yang ia duduki.“Kenapa Anda memberitahu klinikku dengan Kieran, Tuan?” tanya Levana yang berusaha tetap tenang.“Apa yang terjadi di klinikmu kemarin, Levana? Apa Rave mengamuk?” Francis berbalik tanya dengan seringai tipis terlihat di wajahnya.“Apa yang sebenarnya Anda inginkan, Tuan?” Sungguh, Levana tidak mengerti jalan pikiran ayah mertuanya itu.“Kecemburuan Rave tentu saja,” jawab Francis singkat yang semakin membuat Levana bertanya-tanya.“Apa maksudnya?”Francis terkekeh pelan dan bangkit berdiri dari kursinya. Terlihat pria itu memilih berjalan mendekati jendela yang berada di ruangan
“Apa sebenarnya yang kau butuhkan dari ayahku?” keluh Rave saat pria itu membawa Levana ke dalam ruang kerja pribadinya.“Kenapa kau membawaku ke sini? Aku harus segera pergi bekerja,” seru Levana yang mana hendak keluar, tetapi ditahan oleh Rave.Tatapan Rave kini menyiratkan amarah yang tertahan. “Jangan main-main denganku, Levana. Apa yang sebenarnya kau bicarakan dengan ayahku?”Levana terlihat mengembuskan napasnya mencoba menenangkan diri sendiri. “Seperti yang Tuan Maverick katakan sebelumnya, tidak semua hal perlu kau ketahui, Rave.”“Semua hal tentangmu kini menjadi urusanku, Levana, dan aku berhak tahu apa yang kau bicarakan dengan ayahku. Katakan apa yang kau bicarakan dengannya?” tuntut Rave yang tak juga membuat Levana bersuara.“Aku berhak punya rahasia, Rave.” Levana kini mengalihkan pandangannya ke arah langit-langit ruang kerja Rave. “Lagi pula kau tidak bisa membantu dengan masalah yang aku alami, untuk apa aku menceritakannya padamu.”Ucapan Levana barusan berhasil
Setelah pertengkaran antara Levana dan Rave tempo hari, Levana menjalankan kehidupannya sendiri. Rave tidak lagi datang ke rumah mereka di Richmond yang mana tidak dipedulikan oleh Levana sama sekali.Pernah suatu hari Levana membuka sosial media miliknya setelah lama sekali tidak pernah dibuka, unggahan milik Lilian entah kenapa tiba-tiba muncul di berandanya. Lilian dan Rave saat ini tengah berada di negara lain, tepatnya di Korea Selatan. Terlihat keduanya sedang berlibur bersama.“Betapa menyenangkannya menjadi orang kaya, bisa berlibur dengan bebas tanpa harus memikirkan bagaimana mereka hidup besok,” keluh Levana yang tiba-tiba merasa iri.Seumur hidupnya ia tidak pernah pergi berlibur ke luar negeri. Berbeda dengan kedua orang tuanya yang hampir setiap minggu pergi ke luar negeri untuk bekerja, Levana hanya bisa berkutat dengan pekerjaannya menjadi dokter hewan. Setidaknya pekerjaannya membuat dirinya bahagia, sehingga tidak ada kata jenuh saat tengah bekerja.“Aku masih bisa h
Tubuh yang terasa sangat lemas diikuti rasa pusing yang tiba-tiba datang kembali membuat Levana perlahan membuka matanya. Silau lampu membuatnya berkali-kali mengerjap untuk menetralkan cahaya yang masuk ke matanya.“Kau sudah sadar, Levana?” tegur seseorang yang membuat Levana menoleh ke sisi kirinya.“Rave?” Rasa terkejut tiba-tiba mendatangi Levana ketika mendapati raut khawatir di wajah sang suami. “Kenapa kau di sini?”Mata Levana pun beralih memindai semua penjuru ruangan dan mengembuskan napasnya pelan. “Aku masuk rumah sakit lagi?” tanya Levana yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Rave.“Ya, Mom tadi menghubungi dan memintaku untuk segera datang,” jelas Rave dengan suara yang entah kenapa terdengar sangat lembut di telinga Levana saat ini.“Oh aku sampai lupa jika aku bertemu dengan ibumu,” gumam Levana. Ia hendak duduk dan tangan Rave dengan sigap membantunya. “Kau tidak menghubungi orang tuaku, kan?”Rave menggelengkan kepalanya cepat. “Tidak, begitu juga dengan Mom. K
Sepanjang malam Levana sama sekali tidak tidur, begitu juga dengan Rave yang terus duduk diam di samping ranjang rumah sakit, bahkan ponsel Rave yang berulang kali berbunyi diabaikannya. Keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.“Pulanglah, Rave. Aku tidak mau melihat kau di sini sepanjang hari,” usir Levana yang sudah mulai lelah melihat suaminya itu.“Kau terlalu gila untuk aku tinggal sendirian, Levana,” cetus Rave yang tidak mempedulikan Levana.Tak lama ketukan pintu di ruang rawat inap Levana terdengar. Baik Levana maupun Rave langsung tertuju pada pintu yang terbuka yang mana ternyata seorang perawat yang datang.“Kira-kira kapan aku bisa bertemu dengan dokter yang menanganiku?” tanya Levana yang mengajukan pertanyaan pada perawat yang tengah menggantikan infus Levana.“Kenapa kau ingin bertemu dengan dokter?” tegur Rave yang mendahului sang perawat untuk menjawab.“Aku perlu tahu kondisiku sendiri, Rave.” Levana berusaha tenang walau sebenarnya dirinya ingin marah pa
Kembali pulang ke Richmond membawa kebahagiaan tersendiri untuk Levana. Dirinya benar-benar merasa nyaman dan menganggap rumah di Richmond sebagai rumah tempatnya pulang. Namun, terkadang Levana harus sadar diri karena rumah di sana bukan miliknya dan sewaktu-waktu ia bisa ditendang begitu saja.“Sebaiknya kau istirahat dahulu, kita bisa bicara lagi di saat tubuhmu sudah pulih seutuhnya,” ujar Rave saat dirinya membantu Levana masuk ke dalam rumah.“Begitu juga sebaliknya, ada baiknya kau pulang ke rumahmu dan tinggalkan aku sendiri,” ucap Levana membalikkan ucapan Rave barusan.“Levana, tolonglah. Aku tidak mungkin meninggalkan kau sendirian di sini,” sahut Rave yang berusaha berdamai dengan Levana.Tubuh Levana kini berbalik menghadap suaminya itu. “Kau takut aku bertindak buruk hingga melukai kandunganku sendiri?” tanya Levana yang berhasil membuat Rave mengembuskan napas beratnya.“Istirahat, Levana. Kau butuh banyak beristirahat sekarang. Jika kau butuh sesuatu, aku ada di kamark
Sidang perceraian Rave Maverick dan Lilian Flynn menjadi topik pencarian teratas. Tak hanya di sosial media, beberapa stasiun televisi swasta pun menayangkan siaran langsung sidang perceraian tersebut.Tak ingin terganggu dengan apa yang terjadi, Levana memilih untuk tetap pergi ke kampus. Dirinya tidak ingin hanya diam di rumah dan tidak berbuat apa pun, karena ujungnya ia pasti akan penasaran dan menonton tayangan sidang perceraian sang suami.“Kau baik-baik saja, Levana?” tegur asisten lab yang lain.Tangan Levana pun seketika berhenti dan menoleh ke arah rekan kerja. “Ya? Aku baik-baik saja. Apa aku membuat kesalahan?” tanya Levana yang kebingungan karena dirinya merasa tidak melakukan kesalahan.Kepala sang rekan kerja menggeleng cepat. “Kau … tidak terganggu dengan sidang perceraian Rave Maverick?” Kepala Levana langsung beralih kembali ke arah rekan kerja. “Oh, Levana, maafkan aku, tapi aku penasaran karena namamu terus dibawa oleh beberapa media.”Yang dikatakan oleh rekan ker
Tiga hari setelah Freeya datang menemuinya, Levana merasakan kebahagiaan tersendiri. Dirinya seolah terlahir kembali dan semuanya berjalan dengan begitu lancarnya.Pagi ini dirinya hendak berangkat ke kampus, kebetulan ia memiliki jadwal untuk mendampingi para mahasiswa baru dalam meneliti hewan peliharaan. Namun, berita terhangat yang muncul di televisi membuat dirinya tidak bisa meninggalkan rumahnya barang sedikit pun, mengingat para wartawan kini memblokir jalanan menuju ke rumahnya.“Apa yang terjadi?”Tubuh Levana terasa begitu lemas ketika nama dirinya kembali terseret dalam berita terhangat pagi ini. Kedua orang tuanya langsung berusaha menenangkannya mengingat dirinya tengah hamil kembali.“Untuk beberapa hari ke depan, kau tidak boleh keluar dari rumah dahulu, Levana. Akan sangat berbahaya jika kau pergi keluar,” ujar sang ayah yang kini meminta ibunya mengantarkan Levana kembali ke kamar.“Dengar, Levana. Semua berita yang kau dengar pagi ini tidak ada hubungannya denganmu.
Sebuah pelukan hangat langsung didapatkan oleh Levana begitu dirinya bertemu kembali dengan Freeya. Bukannya sengaja menghindarinya, Levana memang tidak memiliki alasan untuk bertemu dan bicara dengan sang sahabat.“Tidakkah kau merindukanku?” sapa Freeya sembari memegang erat kedua tangan Levana.“Tentu saja aku merindukanmu! Asal kau tahu Freeya, aku sangat merindukanmu,” sahut Levana yang membuat Freeya membuang muka.“Jika kau merindukanku, seharusnya kau menghubungiku, Levana. Setelah aku memberi informasi yang seharusnya tidak kau ketahui, kau langsung menghilang begitu saja tanpa kabar,” ujar Freeya yang berhasil membuat Levana merasa bersalah.“Tunggu sebentar.”Levana pun beralih kecil ke arah parkiran di mana Marcel tengah menunggunya. Ia memberikan pesan kepada Marcel untuk pulang sendiri, tetapi ditolak oleh sang sopir.“Pergilah, Nyonya, tetapi jangan menyruhku untuk pulang. Aku bisa mengikutimu dari belakang, jadi nantinya kau tak perlu meminta temanmu mengantarkan pulan
“Kau baik-baik saja, Ms. Sullivan?” tanya salah seorang mahasiswa yang sedang meneliti, menyadarkan Levana dari lamunannya.“Oh, ya, aku baik-baik saja. Jika kalian membutuhkan bantuanku, bisa panggil aku di dalam ruang kerjaku,” ujar Levana yang kini masuk ke dalam ruang pribadinya.Ia menyandarkan punggungnya di punggung kursi, sedangkan matanya fokus membaca berita yang tengah beredar. Saat ini namanya menjadi topik pencarian paling atas, membuat para dosen dan mahasiswa di kampus bertanya-tanya akan apa yang menimpa dirinya.[Selama setahun pernikahannya, Levana Sullivan mendapat ancaman dari kekasih gelap Lilian Flynn tanpa sepengetahuan Rave Maverick sama sekali.] Tawa pahit terlihat jelas di wajah Levana saat membaca berita yang lewat. Ia hanya menggelengkan kepalanya karena tidak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya itu.“Sebenarnya apa yang tengah kau rencanakan? Membawa serta namaku dan bersikap seolah tidak tahu jika Toby Duggan mengancamku selama ini?”Levana meringi
Seminggu telah berlalu dan Levana tidak pernah merasa tenang saat malam datang. Dirinya selalu merasa gelisah entah apa yang membuat malamnya selalu tidak nyaman.Hubungan Levana dan sang ayah perlahan juga mulai membaik ketika dirinya memaksa untuk bicara empat mata dengan sang ayah. Dirinya baru menyadari jika ayahnya itu juga menyimpan rahasia besar seorang diri.“Maafkan ayahmu ini, Levana. Aku tidak pernah terpikirkan jika pengkhianatan Flynn Group juga berdampak besar untuk hidup kita,” ujar sang ayah saat Levana memaksa untuk bicara.“Kumohon jelaskan semuanya dengan perlahan karena aku tidak paham apa maksud ucapanmu itu, Dad.” Levana memprotes ayahnya sendiri.Terdengar embusan napas kasar keluar dari mulut sang ayah. Matanya terpejam sejenak dan saat terbuka, sang ayah menatapnya dengan tatapan sedih dan merasa bersalah.“Sebagai mantan reporter, aku memiliki banyak kenalan yang menjual berita para orang kaya, Levana. Aku bekerja sama dengan seorang paparazzi yang mana tidak
“Oh, Levana! Mum tidak tahu jika kau sudah pulang,” sahut sang ibu yang kini melangkah mendekat ke arahnya.“Aku tidak ada hubungannya dengan mereka, Dad. Sungguh!” ucap Levana yang mengabaikan sang ibu dan mendekati ayahnya sendiri.Sang ayah terlihat frustasi sendiri saat ini dan memilih untuk duduk membelakangi Levana. “Ya, aku tahu itu. Aku tahu jika kau tidak ada hubungannya dengan masalah ini, Levana. Aku hanya marah, marah pada semuanya yang selalu mengaitkanmu dan marah pada diriku sendiri.”Sejujurnya Levana tidak tahu apa yang tengah ayahnya bicarakan, tetapi jika ia mengaitkan dengan berita yang beredar, dirinya bisa paham dan mengerti apa yang membuat sang ayah terlihat begitu marah.Ibu Levana pun melangkah mendekati sang suami dan memeluknya erat dari belakang. “Sama seperti sebelumnya, kita juga bisa melewati ini semua bersama-sama.”Yang bisa Levana lakukan hanya diam saja di tempatnya berdiri. Rasa lelah yang semula menghampirinya kini seakan lenyap begitu saja.“Tuan
Merasa bodoh dan kesal pada dirinya sendiri, Levana memilih bangkit dan berendam di dalam bath tub. Ia mencoba menghilangkan pikirannya tentang Rave dengan sebegitu kerasnya.“Bodoh. Lagi pula bisa-bisanya kau memikirkan pria yang tidak mungkin memikirkanmu?” keluh Levana yang kini memejamkan matanya.Dirinya berjanji akan memulai hidupnya yang baru dan melupakan semua masalah yang pernah menghampirinya. Ia akan hidup kembali menjadi Levana Sullivan, toh dari awal namanya tidak pernah berubah karena negara tidak pernah memberi restu pada pernikahannya.Keesokan harinya, Levana sudah mulai bekerja di laboratorium salah satu universitas di daerahnya. Saat itu proses belajar mengajar sudah selesai, tetapi para mahasiswa yang melakukan penelitian tetap meneliti di dalam lab, dan sudah menjadi tugas Levana untuk membantu mereka.“Ms. Sullivan, aku dengar Anda pernah bekerja di konservasi hewan milik Newall Group. Apa benar begitu?” tanya seorang mahasiswa yang sedang meneliti di dalam lab.
Terakhir kali saat Levana bertemu dengan ayah mertuanya—Francis Maverick, dirinya sudah menekankan jika ia tidak ingin diganggu oleh Rave. Levana juga meminta jika Francis membantunya agar Rave mau menceraikan dirinya.Sebenarnya pernikahan Levana dan Rave tidak terikat hukum apa pun, pernikahan keduanya dianggap tidak sah di mata hukum karena memang peraturan negara yang tidak diperbolehkan memiliki lebih dari satu pasangan di saat yang bersamaan. Perceraian yang diinginkan Levana tidak lain hanya agar Rave melepaskan dirinya. Terkait masalah urusan di media, ia tidak peduli.“Anda bisa langsung bekerja mulai besok, Nona,” ujar seorang wanita yang kini mengantar Levana berkeliling.Pandangan Levana mulai memandangi area sekitar laboratorium yang mana tampak asri dan nyaman. Dirinya berharap dengan pekerjaan barunya ini, ia bisa memulai hidupnya kembali dan melupakan semua masa lalunya yang buruk.“Ngomong-ngomong, Nona, kenapa Anda berhenti bekerja dengan Newall Group? Bagi para lulu
Tidak ada pembicaraan di antara Levana dan Rave hingga keesokan paginya. Levana hanya meminta Rave memeluknya erat di pagi hari sebelum mereka terbang ke London.Begitu tiba di bandar udara Kota London, Levana dan Rave bagaikan orang yang tidak saling mengenal. Levana sudah meminta jika dirinya akan pulang sendiri dijemput oleh sopir pribadi ayahnya.Tidak ada kecurigaan apa pun di pikiran Rave tentang Levana, pria itu justru sibuk sendiri karena begitu melihat berita, dirinya pertama kali menemukan gosip tentangnya dan juga Levana. Berita lain yang membuatnya terkejut adalah kabar tentang Toby Duggan yang sudah dilaporkan dengan berbagai tindak pidana, salah satunya kasus suap yang dilakukan agar dirinya bisa menjadi model internasional.“Terima kasih untuk waktunya, aku harap kau sehat selalu,” bisik Levana sebelum kedua berpisah.“Aku akan menghubungimu nanti,” pesan Rave yang langsung masuk ke mobil lain bersama dengan Max.“Kita pulang sekarang, Nyonya?” tegur sopir pribadi kelua