Share

Part. 28

"Kak, apa nggak coba aja kepala Intan di-rontgen? Siapa tahu ada saraf yang kejepit," celetuk Tuan Brian tiba-tiba saat kami tengah menikmati pizza di ruang keluarga.

Sembarangan saraf kejepit. Pola pikir situ aja yang sempit.

Lagian kalau beneran di-rontgen, aku malah prihatin sama mesinnya. Entar tiba-tiba error karena isi kepalaku kotor semua.

Jujur, ya. Baru kali ini aku udah malu-maluin diri, tapi rasanya malah nggak malu-malu banget.

Melihat ekspresi Tuan Brian tadi entah kenapa justru malah jadi kepuasan tersendiri. Sementara ekspresi Tuan Stevan-- sungguh aku tak peduli. Yang penting Betrand cekikikan sampai berkali-kali. Buktinya kurang dari dua jam nih bocah udah nemplok aja di pangkuan macam anak Kangguru.

"Nggak perlu. Setidaknya dengan bertindak gila begitu, dia terlihat lebih hidup."

Mon, maaf, Tuan. Itu pujian atau hinaan? Kok, berasa nggak ada bedanya.

Dipikir Nyonya Intan mayat berjalan?

Tapi, bener juga, sih. Sebelas dua belaslah. Hobi ngelamun, jarang ngomong, l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status