Share

Part. 32

Ketika mobil yang dikendarai Brian berhenti di depan pelataran, kulihat Tuan Stevan sudah berdiri dengan berpangku tangan sembari menyandarkan tubuh di depan pintu.

Alas kaki berbulu yang dikenakannya tampak bergoyang-goyang sesuai ketukan. Kegiatan yang biasa dia lakukan bila sudah menunggu terlalu lama.

"Kamu duluan!" Kuberi Brian isyarat dengan dagu agar ia keluar lebih dulu.

"Kamu aja yang duluan. Dia, kan suamimu kenapa harus takut?" protesnya.

"Lah, pan dia juga abangmu kenapa mesti kikuk?" balasku tak mau kalah.

Brian mengacak rambutnya yang memang sudah berantakan dengan kesal. Lalu kembali menatapku.

"Ya sudah, kita turun barengan."

Kuhela napas sejenak, kemudian mengangguk setuju.

"Oke."

Akhirnya kami turun bersamaan, kuapit tangan Brian dengan kepala menunduk guna menghindari tatapan laser Tuan Stevan yang mungkin bisa saja membunuh tanpa menyentuh. Udah kayak santet.

"Tangan!" cetusnya tiba-tiba saat kami melintas di hadapannya.

Sadar akan hal itu, bergegas kulepask
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
ALi Nda
aah lawaknya milah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status