Share

Part. 33

Kurang dari dua belas jam sejak adegan sosor menyosor kemarin malam, aku dapati diri terbangun dalam keadaan linglung.

Aneh, tapi nyata. Seperti mimpi, tapi ini beneran terjadi. Mencoba pasrah, tapi rasanya seperti menghianati diri sendiri.

Dahlah Milah. Lupain, lupain, lupain. Anak perawan nggak boleh banyak pikiran. Anggap aja itu terjadi diluar kuasamu.

"Kak, Betrand mau tinggal di sini bareng Kak Intan, boleh, ya?"

Suara celotehan Betrand di depan pintu ruang pakaian Tuan Stevan, seketika menarikku dari lamunan tentang kejadian kemarin malam. Lelaki yang tampak sudah berpakaian rapi dengan celana katun hitam dan kemeja biru itu berjongkok untuk menyejajarkan tubuh dengan adiknya.

Aku yang sejak tadi berdiri di ambang pintu kamar sembari menggenggam sebuah kotak makan pun, mulai melangkah menghampiri keduanya dan berhenti di belakang Betrand.

Tatapanku dan Tuan Stevan bersirobok. Aku tanya ada sorot tanya yang tersirat di sana.

Dengan mantap, kuanggukan kepala sebagai t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status