Home / Romansa / Hasrat Liar Hot Duda / Penari Striptis

Share

Hasrat Liar Hot Duda
Hasrat Liar Hot Duda
Author: Rein Azahra

Penari Striptis

Author: Rein Azahra
last update Last Updated: 2025-01-24 12:32:24

"Pertunangan kita batal Amber, aku tidak sudi menikah dengan wanita miskin sepertimu," ucap Jeff dengan menyakitkan.

Pria tampan di depan Amber itu nyaris tanpa beban saat mengatakan hal itu. Wajahnya terlihat datar dan tak peduli pada Amber yang kini mendapat tatapan penuh cemooh dari orang-orang yang ada di pesta ulang tahun Jeff saat itu.

"Tapi Jeff..." Amber berusaha menahan jatuhnya air mata yang sudah bergelayut di pelupuk matanya.

"Tidak ada kata tapi, Amber. Keputusanku sudah aku pikirkan baik-baik dan keluargaku juga sudah setuju. Memangnya hal baik apa yang bisa kamu banggakan di depanku sekarang? Perusahaan keluargamu bangkrut dan kamu sudah tidak punya apa-apa lagi. Apa berniat memanfaatkanku untuk membayar semua hutang-hutang ayahmu, hah?" Jeff menatap kesal ke arah Amber.

Amber menggigit bibirnya. Jeff sudah keterlaluan. Keluarganya memang terlilit hutang tapi ia tidak pernah berpikir untuk memanfaatkan Jeff sama sekali.

"Satu juta dolar itu jumlah yang sangat banyak Amber. Sepertinya seumur hidup pun kamu tidak akan pernah bisa membayarnya." Jeff menyeringai tipis.

Semua orang yang ada di pesta tersebut menganga saat mendengar nominal hutang yang dimiliki oleh keluarga Amber. Padahal dulu Tuan Darke Pierce adalah salah satu konglomerat yang dihormati di kota London.

"Kecuali kamu mau menari striptis di depanku, aku bersedia membayar setengah dari utangmu itu." Jeff tersenyum nakal.

Amber tertegun. Menari striptis? Bukankah Jeff hanya ingin mempermalukannya? Tapi uang 500 ribu dolar tentu sangat banyak. Akan sangat membantu jika benar Jeff akan membayarnya dengan nominal segitu.

"Ayo Amber, menarilah untuk kami, buka bajumu sekarang juga!" Teriakan dari banyak tamu pria yang hadir di pesta itu membuat telinga Amber terasa panas.

"Ayolah Amber, puaskan dahaga kami." Jeff ikut bicara memprovokasi Amber yang terlihat bimbang.

"Buka... buka... buka...!" Teriakan itu makin riuh. Tubuh Amber bergetar mendengarnya. Haruskah ia kehilangan harga diri demi 500 ribu dolar?

Jeff mengeluarkan selembar cek dari saku bajunya bertuliskan angka lima ratus ribu dolar.

"Cek ini akan jadi milikmu jika kamu mau menari striptis di depan semua orang." Jeff melambai-lambaikan kertas itu di depan wajah Amber seolah ingin menggodanya.

Pendirian Amber mulai goyah. Ia sudah terlanjur kehilangan harga dirinya di kota ini. Banyak orang yang kini mencemoohnya gara-gara kehilangan prestise di kalangan yang dulunya sangat memuja-muja dirinya.

Ia baru sadar kalau uang adalah tolak ukur segalanya. Tanpa uang ia bukanlah siapa-siapa. Bahkan sekelas office boy saja berani melecehkannya.

"Ayo Amber kapan lagi kamu bisa mendapatkan uang sebanyak ini dengan cara mudah?" Jeff terus memanasi Amber dan berharap gadis itu mau melakukan apa yang dia inginkan.

Amber goyah. Ia yang sudah mulai putus asa dalam mencari uang agar ayahnya lolos dari jerat penjara. Gadis itu akhirnya nekad melakukan hal yang diinginkan Jeff. Biarlah ia malu seumur hidup yang penting ayahnya yang kini terserang stroke tidak dijebloskan ke dalam penjara.

Amber mulai membuka kancing bajunya. Semua orang bersorak girang melihat aksi gadis cantik bermanik coklat terang itu. Mereka sudah membayangkan melihat kemolekan tubuh gadis yang selama ini menjadi idaman kaum adam di kota London itu secara gratis malam ini.

Kancing baju Amber sudah terbuka seluruhnya, tinggal melepas bajunya saja. Beberapa pria bahkan menahan napasnya dengan wajah tegang.

Beberapa dari mereka juga mencibir Amber yang sudah kehilangan harga dirinya demi uang. Tapi justru mereka sangat menantikan aksi Amber selanjutnya.

Amber perlahan menurunkan bajunya, hingga bahu seputih porselennya terekspos dengan begitu indah. Membuat semua orang bersorak kegirangan dengan mata melotot menahan hasrat yang mulai bangkit.

Amber memejamkan matanya, masih berusaha menahan tangisnya agar tidak pecah di hadapan mereka.

Amber semakin menurunkan bajunya hingga hampir memperlihatkan sepasang aset berharganya yang selama ini tidak pernah ia umbar di depan siapapun.

BRUK.

Tiba-tiba saja sebuah jas berwarna hitam menutupi tubuh Amber yang hampir terbuka. Amber sontak terkejut. Ia menoleh ke belakang dimana berdiri seorang lelaki tampan bernama Dave Oliver. Lelaki berparas tampan yang terkenal dingin dan anti perempuan.

"Jangan melakukan hal bodoh yang akan membuatmu malu seumur hidup," bisik Dave dengan suara baritonnya. Tatapannya begitu teduh namun mematikan.

Amber membisu dengan wajah tegang. Semua orang menyorakinya dan berteriak menyampaikan rasa kecewanya. Namun Dave Oliver membuat semuanya terdiam seketika saat lelaki itu menebar tatapan mautnya pada semua orang yang ada di sana.

"Ikut aku!" Dave menarik tangan Amber untuk keluar dari area pesta.

"Amber mau kemana kamu?" Jeff berteriak dengan wajah penuh kekecewaan. Sebagai mantan tunangan Amber ia juga sangat penasaran dan ingin melihat lekuk tubuh Amber yang sama sekali belum pernah ia lihat sebelumnya.

Tapi Amber tidak menggubrisnya, ia terus berjalan mengikuti langkah Dave meski ia tidak tahu kemana pria itu akan mengajaknya.

Dave membawa Amber dengan mobil mewahnya menuju rumahnya.

"Masuklah!" Dave menyuruh Amber masuk ke dalam rumahnya.

Rumah besar dan megah yang baru pertama Amber masuki. Rumah pengusaha Dave Oliver pemilik perusahaan Alves Tech yang sangat terkenal itu.

Dave menyuruh Amber duduk di ruang tamu. Pria itu mengambil sebotol wine dengan dua gelas khusus untuk dirinya dan Amber, lalu menuangkan wine ke dalam gelas tersebut dan memberikan salah satunya pada Amber.

"Silakan diminum Nona Amber." Dave terlihat sopan namun tetap saja membuat Amber ketakutan.

Rumor yang beredar mengatakan kalau Dave Oliver adalah pria kasar yang tidak pernah suka dirinya disentuh oleh wanita manapun. Membuat semua orang berpikir Dave berubah haluan menjadi penyuka sesama jenis. Mungkin trauma pernikahan pertamanya yang gagal telah meninggalkan luka yang dalam di hatinya.

"Kenapa anda menolongku?" tanya Amber yang masih penasaran mengenai motif Dave mencegahnya melakukan tarian striptis di depan Jeff dan kawan-kawannya.

Dave tidak serta merta menjawab. Dia hanya menggoyang-goyangkan wine dalam gelas di tangannya. Lelaki itu duduk dengan santai dengan menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa yang ia duduki.

Amber semakin penasaran. Ia menatap lekat wajah tampan Dave yang penuh misteri.

"Alih-alih memperlihatkan tubuhmu pada semua lelaki itu, lebih baik kamu memperlihatkannya di depanku. Hanya di depanku." Dave menjawab tanpa melihat wajah Amber yang memerah.

Amber mencibir. Semua lelaki ternyata sama saja. Bahkan seorang Dave yang dikabarkan gay.

"Aku bisa memberimu sebanyak yang Jeff kasih. Asal kamu mau menari di depanku." Dave berkata tanpa ekspresi.

Amber terdiam sejenak. Setidaknya dibanding menari di depan orang banyak seperti tadi, menari di depan Dave jauh lebih baik.

Amber segera berdiri dan bersiap membuka bajunya di depan Dave. Lelaki itu masih duduk dengan santai di sofa. Ia memperhatikan gerak gerik Amber tanpa menunjukkan ekspresi tertarik sedikitpun. Bahkan ketika Amber telah membuka baju dan hanya menyisakan pakain dalamnya saja.

Amber merasa heran. Kenapa Dave sama sekali tidak menunjukkan rasa tertariknya padahal ia sudah hampir telanjang. Oh, ia lupa kalau Dave ini tidak suka perempuan.

"Pakai lagi bajumu!" Dave berteriak saat Amber bermaksud melepas bra yang ia pakai.

Amber terkejut. Ia melihat wajah Dave yang terlihat frustasi, memerah dan mulai terlihat gelisah.

Dengan cepat Amber memakai kembali bajunya. Ia duduk di depan Dave yang kini tengah memijat pelipisnya.

"Aku akan melunasi hutang keluargamu tapi dengan satu syarat." Dave berbicara dengan mata yang tertuju lurus pada Amber.

"Syarat apa itu?" Amber mulai penasaran.

"Jadi pelayan sekaligus kekasih gelapku."

Related chapters

  • Hasrat Liar Hot Duda   Pria Menyebalkan

    "Nona, cepatlah, jangan sampai Tuan Dave menunggu terlalu lama." Seorang lelaki yang menjemput Amber melayangkan tatapan dinginnya pada gadis yang masih memeluk tubuh ibunya itu. "Amber pergi dulu ya Bu, secepatnya akan Amber kasih kabar ke Ibu." Amber dengan terpaksa mengurai pelukannya dan menatap sendu wajah ibunya yang menyimpan kesedihan. "Selalu berhati-hati ya Nak. Semoga Tuhan melindungi dimanapun kamu berada." Sepasang tangan keriput itu membingkai wajah kecil Amber yang berurai air mata. Tak ada lagi kata yang keluar dari mulut Amber. Ia hanya bisa melambaikan tangannya ke arah ibunya yang masih bediri di teras rumah untuk menyaksikan mobil mewah itu membawanya pergi. Mobil yang membawa Amber tiba di sebuah rumah mewah bergaya Eropa yang semalam ia datangi. Ia memutuskan untuk menerima tawaran Dave untuk menjadi pelayan sekaligus kekasih gelapnya. "Silakan masuk Nona." Seorang pelayan menyambut kedatangannya. Dengan langkah sedikit ragu, Amber melangkahkan kaki m

    Last Updated : 2025-01-24
  • Hasrat Liar Hot Duda   Mendadak Nikah

    Amber melongo saat Dave mengajaknya pergi ke kantor catatan sipil. "Kita akan menikah." Begitu kata Dave saat Amber bertanya. Ini gila. Apa dia kira menikah adalah hal yang bisa dilakukan dadakan seperti ini? "Tidak Tuan Dave yang terhormat, perjanjian kita hanya sebatas menjadi menjadi kekasih pura-pura. Bukan untuk menikah seperti ini." Amber menghentikan laju langkahnya. Gadis itu memasang wajah marah. "Oh, ayolah Amber,. pernikahan inipun hanya pura-pura. Kalau bukan karena terpaksa akupun tidak ingin menikah denganmu." Dave memutar bola matanya. "Tapi Tuan..." Amber kehabisan kata-kata untuk membantah Dave. "Jangan membantah Amber aku sudah membayarmu dengan sangat mahal. Satu juta dolar sudah lebih dari cukup untuk melakukan sandiwara ini." Dave kini memutar badannya menatap Amber yang masih belum terima dengan permintaan Dave tersebut. Amber mengerutkan keningnya. Dave sudah gila. Seburuk apapun, dia tidak pernah berpikir untuk menjadikan pernikahan sebagai sebuah

    Last Updated : 2025-01-24
  • Hasrat Liar Hot Duda   Apa Kamu Ingin Menggodaku?

    Amber membuka matanya. Ia terlonjak kaget saat melihat sosok pria yang baru saja ia kutuk. Gadis itu mengatupkan bibirnya. Sesekali matanya mengerjap tertimpa air hujan. "Dave?!" Amber ketakutan. Beberapa detik kemudian tubuhnya terasa ringan melayang dan hangat. Saat ini ia berada dalam dekapan Dave yang menggendongnya masuk ke dalam rumah. Amber tak sanggup berkata apa-apa lagi saat Dave membawanya masuk ke dalam kamar. "Air hangatnya sudah siap, Tuan." Seorang pelayan menunggu di depan pintu kamar mandi. "Bagus, bantu Nona Amber membersihkan diri." Dave masuk ke dalam kamar mandi dan menurunkan tubuh Amber di tepi bathtub berisi air hangat. Amber masih terdiam. Ia masih syok dengan sikap berbeda seratus delapan puluh derajat yang ditunjukkan Dave setelah dia menindasnya sebelum ini. "Bersihkan dirimu setelah itu turun dan temani aku makan malam." Dave berkata sebelum pergi. Amber hanya mengangguk dan menatap kepergian Dave dengan bingung. Tadi adalah kali pertama meli

    Last Updated : 2025-01-24
  • Hasrat Liar Hot Duda   Apa Perlu Aku Bercinta di Depan Kalian?

    Suara kicau burung membangunkan Amber dari tidurnya yang nyenyak. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali menghalau silaunya matahari yang menerobos masuk melalui celah gordeng.Amber memijat kepalanya yang terasa pening. Ia heran kenapa ia bisa berada di tempat tidur. Padahal ingatan terakhir yang berada di otaknya adalah dia sedang berendam di dalam bathtub tadi malam."Kenapa aku bisa ada di sini? Dan siapa yang memakaikan pakaian tidur ini?" Amber meraba gaun tidur berwarna peach yang ia kenakan saat itu."Selamat Pagi Nona." Suara Alfred yang baru masuk mengejutkan Amber. "Pagi Alfred!" Amber bangun dan duduk di tepian tempat tidur. "Nana apa Anda sudah merasa lebih baik?" tanya Alfred membuat Amber mengerutkan keningnya. "Memangnya aku kenapa?""Anda pingsan Nona. Beruntung Tuan Dave segera mengeluarkan Nona dari bathtub. Dan semalaman Anda demam sampai Tuan Dave merawat Anda dengan telaten," jawab Alfred. "A—apa benar begitu?" Amber terbengong. Jadi Dave merawatnya? "Iya No

    Last Updated : 2025-01-24
  • Hasrat Liar Hot Duda   Aku Bukan Pelacur

    "Dave apa benar ka—kamu tidak suka perempuan?" Dengan sangat hati-hati Amber bertanya. "Itu lagi yang kamu tanyakan? Apa kamu masih meragukanku Amber?" Kemarahan makin terlihat di wajah tampan Dave. "Bu—bukan maksudku begitu." Tubuh Amber gemetar ketakutan saat Dave kembali mendekat. Cup. Satu kecupan kasar Amber rasakan di bibirnya. Dave menjarah bibirnya dengan rakus. Tak ada kelembutan di sana. Amber terpaku. Tak berani melawan. Hanya kedua tangannya yang berusaha menahan dada bidang Dave. Bibir Amber sudah terasa kebas dan bengkak saat akhirnya Dave melepaskan tautannya. Amber tertunduk. Dave begitu mengerikan. Apakah ia akan sanggup bertahan hidup dengan pria seperti dia? "Apa itu masih membuatmu ragu, Amber? Kalau memang kamu masih ragu, aku akan melakukan hal yang lebih gila lagi padamu." Dave menyeringai tipis tapi begitu mengerikan di mata Amber. "Tidak... tidak... aku percaya Dave." Amber menggeleng dengan cepat. Raut ketakutan masih tergambar jelas di ma

    Last Updated : 2025-01-30

Latest chapter

  • Hasrat Liar Hot Duda   Aku Bukan Pelacur

    "Dave apa benar ka—kamu tidak suka perempuan?" Dengan sangat hati-hati Amber bertanya. "Itu lagi yang kamu tanyakan? Apa kamu masih meragukanku Amber?" Kemarahan makin terlihat di wajah tampan Dave. "Bu—bukan maksudku begitu." Tubuh Amber gemetar ketakutan saat Dave kembali mendekat. Cup. Satu kecupan kasar Amber rasakan di bibirnya. Dave menjarah bibirnya dengan rakus. Tak ada kelembutan di sana. Amber terpaku. Tak berani melawan. Hanya kedua tangannya yang berusaha menahan dada bidang Dave. Bibir Amber sudah terasa kebas dan bengkak saat akhirnya Dave melepaskan tautannya. Amber tertunduk. Dave begitu mengerikan. Apakah ia akan sanggup bertahan hidup dengan pria seperti dia? "Apa itu masih membuatmu ragu, Amber? Kalau memang kamu masih ragu, aku akan melakukan hal yang lebih gila lagi padamu." Dave menyeringai tipis tapi begitu mengerikan di mata Amber. "Tidak... tidak... aku percaya Dave." Amber menggeleng dengan cepat. Raut ketakutan masih tergambar jelas di ma

  • Hasrat Liar Hot Duda   Apa Perlu Aku Bercinta di Depan Kalian?

    Suara kicau burung membangunkan Amber dari tidurnya yang nyenyak. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali menghalau silaunya matahari yang menerobos masuk melalui celah gordeng.Amber memijat kepalanya yang terasa pening. Ia heran kenapa ia bisa berada di tempat tidur. Padahal ingatan terakhir yang berada di otaknya adalah dia sedang berendam di dalam bathtub tadi malam."Kenapa aku bisa ada di sini? Dan siapa yang memakaikan pakaian tidur ini?" Amber meraba gaun tidur berwarna peach yang ia kenakan saat itu."Selamat Pagi Nona." Suara Alfred yang baru masuk mengejutkan Amber. "Pagi Alfred!" Amber bangun dan duduk di tepian tempat tidur. "Nana apa Anda sudah merasa lebih baik?" tanya Alfred membuat Amber mengerutkan keningnya. "Memangnya aku kenapa?""Anda pingsan Nona. Beruntung Tuan Dave segera mengeluarkan Nona dari bathtub. Dan semalaman Anda demam sampai Tuan Dave merawat Anda dengan telaten," jawab Alfred. "A—apa benar begitu?" Amber terbengong. Jadi Dave merawatnya? "Iya No

  • Hasrat Liar Hot Duda   Apa Kamu Ingin Menggodaku?

    Amber membuka matanya. Ia terlonjak kaget saat melihat sosok pria yang baru saja ia kutuk. Gadis itu mengatupkan bibirnya. Sesekali matanya mengerjap tertimpa air hujan. "Dave?!" Amber ketakutan. Beberapa detik kemudian tubuhnya terasa ringan melayang dan hangat. Saat ini ia berada dalam dekapan Dave yang menggendongnya masuk ke dalam rumah. Amber tak sanggup berkata apa-apa lagi saat Dave membawanya masuk ke dalam kamar. "Air hangatnya sudah siap, Tuan." Seorang pelayan menunggu di depan pintu kamar mandi. "Bagus, bantu Nona Amber membersihkan diri." Dave masuk ke dalam kamar mandi dan menurunkan tubuh Amber di tepi bathtub berisi air hangat. Amber masih terdiam. Ia masih syok dengan sikap berbeda seratus delapan puluh derajat yang ditunjukkan Dave setelah dia menindasnya sebelum ini. "Bersihkan dirimu setelah itu turun dan temani aku makan malam." Dave berkata sebelum pergi. Amber hanya mengangguk dan menatap kepergian Dave dengan bingung. Tadi adalah kali pertama meli

  • Hasrat Liar Hot Duda   Mendadak Nikah

    Amber melongo saat Dave mengajaknya pergi ke kantor catatan sipil. "Kita akan menikah." Begitu kata Dave saat Amber bertanya. Ini gila. Apa dia kira menikah adalah hal yang bisa dilakukan dadakan seperti ini? "Tidak Tuan Dave yang terhormat, perjanjian kita hanya sebatas menjadi menjadi kekasih pura-pura. Bukan untuk menikah seperti ini." Amber menghentikan laju langkahnya. Gadis itu memasang wajah marah. "Oh, ayolah Amber,. pernikahan inipun hanya pura-pura. Kalau bukan karena terpaksa akupun tidak ingin menikah denganmu." Dave memutar bola matanya. "Tapi Tuan..." Amber kehabisan kata-kata untuk membantah Dave. "Jangan membantah Amber aku sudah membayarmu dengan sangat mahal. Satu juta dolar sudah lebih dari cukup untuk melakukan sandiwara ini." Dave kini memutar badannya menatap Amber yang masih belum terima dengan permintaan Dave tersebut. Amber mengerutkan keningnya. Dave sudah gila. Seburuk apapun, dia tidak pernah berpikir untuk menjadikan pernikahan sebagai sebuah

  • Hasrat Liar Hot Duda   Pria Menyebalkan

    "Nona, cepatlah, jangan sampai Tuan Dave menunggu terlalu lama." Seorang lelaki yang menjemput Amber melayangkan tatapan dinginnya pada gadis yang masih memeluk tubuh ibunya itu. "Amber pergi dulu ya Bu, secepatnya akan Amber kasih kabar ke Ibu." Amber dengan terpaksa mengurai pelukannya dan menatap sendu wajah ibunya yang menyimpan kesedihan. "Selalu berhati-hati ya Nak. Semoga Tuhan melindungi dimanapun kamu berada." Sepasang tangan keriput itu membingkai wajah kecil Amber yang berurai air mata. Tak ada lagi kata yang keluar dari mulut Amber. Ia hanya bisa melambaikan tangannya ke arah ibunya yang masih bediri di teras rumah untuk menyaksikan mobil mewah itu membawanya pergi. Mobil yang membawa Amber tiba di sebuah rumah mewah bergaya Eropa yang semalam ia datangi. Ia memutuskan untuk menerima tawaran Dave untuk menjadi pelayan sekaligus kekasih gelapnya. "Silakan masuk Nona." Seorang pelayan menyambut kedatangannya. Dengan langkah sedikit ragu, Amber melangkahkan kaki m

  • Hasrat Liar Hot Duda   Penari Striptis

    "Pertunangan kita batal Amber, aku tidak sudi menikah dengan wanita miskin sepertimu," ucap Jeff dengan menyakitkan. Pria tampan di depan Amber itu nyaris tanpa beban saat mengatakan hal itu. Wajahnya terlihat datar dan tak peduli pada Amber yang kini mendapat tatapan penuh cemooh dari orang-orang yang ada di pesta ulang tahun Jeff saat itu. "Tapi Jeff..." Amber berusaha menahan jatuhnya air mata yang sudah bergelayut di pelupuk matanya. "Tidak ada kata tapi, Amber. Keputusanku sudah aku pikirkan baik-baik dan keluargaku juga sudah setuju. Memangnya hal baik apa yang bisa kamu banggakan di depanku sekarang? Perusahaan keluargamu bangkrut dan kamu sudah tidak punya apa-apa lagi. Apa berniat memanfaatkanku untuk membayar semua hutang-hutang ayahmu, hah?" Jeff menatap kesal ke arah Amber. Amber menggigit bibirnya. Jeff sudah keterlaluan. Keluarganya memang terlilit hutang tapi ia tidak pernah berpikir untuk memanfaatkan Jeff sama sekali. "Satu juta dolar itu jumlah yang sangat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status