Home / Romansa / Hasrat Liar Hot Duda / Apa Kamu Ingin Menggodaku?

Share

Apa Kamu Ingin Menggodaku?

Author: Rein Azahra
last update Last Updated: 2025-01-24 15:06:18

Di sana ada sebuah taman dengan rumput Jepang yang menghampar hijau. Sungguh pemandangan yang asri dan menyegarkan mata. Tapi tidak untuk saat ini karena Amber harus berlutut di sana.

"Sebenarnya apa yang Nona lakukan hingga Tuan Dave marah seperti itu?" tanya Alfred yang ikut ketakutan.

"Aku... aku hanya bertanya tentang siapa pacar pria Dave?" jawab Amber dengan wajah cemas.

"Astaga Nona, kenapa kamu tanyakan hal itu?" Alfred berdecak.

"Apa aku salah. Aku hanya penasaran apakah Dave benar-benar gay atau bukan?"

"Jangan tanyakan hal itu lagi kalau kamu ingin selamat Nona." Alfred menggeleng.

"Alfred, bolehkah aku bertanya?" tanya Amber sebelum berlutut.

"Kenapa Nona?"

"Kenapa Dave hobi sekali marah-marah, apa dia terus seperti ini bila dia marah?"

"Nona emosi Tuan Dave memang tidak stabil, maka dari itu Nona jangan sampai membuat dia marah lagi."

"Cepatlah berlutut Nona, lihat Tuan Dave sedang memperhatikan kita." Alfred terlihat ketakutan saat melihat Dave sedang melihat ke arah mereka.

Amber menghela napasnya,ia melirik sekilas ke arah Dave. Gawat, rupanya lelaki itu akan tetap menunggunya sampai ia berlutut di atas rumput ini. Benar-benar menjengkelkan.

Dengan terpaksa Amber berlutut di atas rerumputan itu. Meski tidak langsung menyentuh tanah, tetapi tetap saja lutut gadis itu terasa sakit dan ngilu.

"Nona, saya tinggal dulu. Berlututlah sampai Tuan Dave memaafkanmu." Alfred mewanti-wanti.

Amber hanya bisa mengangguk. Jika bukan karena terpaksa ia pasti sudah hengkang dari rumah yang lebih mirip neraka ini.

Alfred kembali menemui Dave, pria itu sangat menghormati Dave dan terlihat begitu takjim.

"Apalagi yang harus saya lakukan Tuan?"

"Tetap awasi dia, jangan sampai ada satu orang pun yang membiarkan dia berdiri ataupun menolongnya." Dave begitu kejam, sampai tak ada rasa belas kasihan sedikit pun pada Amber.

Alfred menelan salivanya. Sebenarnya ia tidak tega melihat Amber diperlakukan seperti itu oleh Dave, tapi apa boleh buat, ia juga terlalu takut untuk menentang majikannya itu.

Satu jam berlalu. Rasanya kedua kaki Amber mati rasa. Peluh bercucuran di pelipis gadis itu. Matahari sudah tenggelam menuju peraduannya sedari tadi. Amber masih berlutut di taman belakang. Ia tidak tahu kapan penderitanya ini akan berakhir.

"Bajingan sialan! Dasar manusia terkutuk!" Amber tak henti merutuk dalam hati meluapkan kekesalannya pada Dave.

Sementara lelaki yang ia umpat sedang mengawasinya dari balik jendela kamarnya. Seulas senyum tipis tersemat di bibirnya. Ia senang karena gadis itu terlihat sangat menderita. Salah siapa percaya pada rumor menyebalkan itu.

DUAARRR...!!!

Tiba-tiba saja petir menyambar dan hujan turun seketika tanpa memberi jeda. Dave terkejut. Saat ini memang memasuki musim penghujan tapi tidak biasanya hujan deras tiba-tiba turun tanpa menunjukkan tanda sebelumnya.

Di bawah sana, tubuh Amber menggigil kedinginan. Rasa sakit dan dingin telah membuat tubuhnya benar-benar mati rasa.

"Dave sialan! Sampai kapan aku harus berlutut di sini?" Amber berteriak dalam hujan. Tidak mungkin terdengar karena suaranya tersamarkan oleh bunyi angin dan derasnya hujan.

Dari kejauhan Alfred menatap iba pada Amber. Jika tidak takut pada Dave, ia mungkin sudah berlari dan membawa gadis itu masuk ke dalam rumah.

"Pria kejam, tidak punya hati! Pergilah kau ke neraka!" teriak Amber dengan keras, lagi-lagi mengutuk Dave. Ia mendongak sambil memejamkan matanya menahan derasnya tetesan air hujan yang terasa perih menghantam wajahnya.

"Siapa yang kamu suruh pergi ke neraka?" Suara bariton itu terdengar jelas. Mengalahkan suara derasnya hujan.

"Dave?!" Amber membuka matanya. Ia terlonjak kaget saat melihat sosok pria yang baru saja ia kutuk. Gadis itu mengatupkan bibirnya. Sesekali matanya mengerjap tertimpa air hujan.

"Dave?!" Amber ketakutan. Beberapa detik kemudian tubuhnya terasa ringan melayang dan hangat. Saat ini ia berada dalam dekapan Dave yang menggendongnya masuk ke dalam rumah.

Amber tak sanggup berkata apa-apa lagi saat Dave membawanya masuk ke dalam kamar.

"Air hangatnya sudah siap, Tuan." Seorang pelayan menunggu di depan pintu kamar mandi.

"Bagus, bantu Nona Amber membersihkan diri." Dave masuk ke dalam kamar mandi dan menurunkan tubuh Amber di tepi bathtub berisi air hangat.

Amber masih terdiam. Ia masih syok dengan sikap berbeda seratus delapan puluh derajat yang ditunjukkan Dave setelah dia menindasnya sebelum ini.

"Bersihkan dirimu setelah itu turun dan temani aku makan malam." Dave berkata sebelum pergi.

Amber hanya mengangguk dan menatap kepergian Dave dengan bingung. Tadi adalah kali pertama melihat wajah Dave yang begitu tenang tanpa emosi. Berbeda dengan ekspresi dingin yang selalu ia tunjukkan. Apakah Dave mempunyai kepribadian ganda?

"Nona, mari saya bantu melepaskan pakaian Nona." Suara pelayan yang menemani Amber mandi membuyarkan lamunan gadis itu.

Amber mengalihkan pandangannya pada sang pelayan yang mengulurkan tangan hendak melucuti pakaiannya.

"Tidak usah, aku bisa mandi sendiri. Tolong tunggu saja di luar." Amber menolak. Ia merasa risih kalau harus dibantu orang lain yang baru ia kenal.

"Baiklah Nona. Saya akan menunggu di luar kamar. Panggil saja saya jika Nona membutuhkan sesuatu." Pelayan itu undur diri dari hadapan Amber.

Amber mengerutkan dahinya. Sikap Dave benar-benar membuatnya bingung. Sebentar sadis dan sesaat kemudian berubah jadi hangat. Malah memperlakukannya seperti seorang ratu.

Amber menahan gejolak di dalam hatinya. Ia masih menduga-duga sebenarnya pria seperti apa Dave sebenarnya? Apa benar dia seorang penyuka sesama jenis seperti rumor yang beredar, atau itu hanya sebatas rumor belaka. Apapun itu Amber tak bisa lagi mengelak kalau sekarang dia adalah istri sah dari Dave Oliver.

"Benar-benar tidak bisa dipercaya. Sebenarnya pria seperti apa yang aku nikahi ini?" gumam Amber lirih.

Amber masuk ke dalam bathtub dan merasakan sensasi hangat yang perlahan menggantikan rasa dingin di tubuhnya.

Amber menghela napas dan mulai memejamkan matanya menikmati kenyamaan ini.

*

*

Sudah satu jam Amber belum juga turun, Dave sudah tidak sabar. Raut wajah yang nampak kesal membuat Dave mengepalkan tangannya.

Alfred tahu apa yang dipikirkan oleh majikannya. Dia segera menyuruh pelayan lain naik dan memanggil Amber.

"Panggil Nona Amber sekarang juga!"

"Tidak usah, biar aku sendiri yang memanggilnya." Dave melarang dan langsung berdiri dari duduknya.

Dave berjalan menaiki tangga. Langkah kaki panjangnya melewati dua anak tangga sekaligus menandakan kalau ia sangat terburu-buru.

"Nona Amber masih berada di kamar mandi Tuan." Pelayan membungkuk hormat saat Dave memasuki kamar dan langsung menuju kamar mandi.

"Amber, buka pintunya!" Dave berteriak dan berusaha membuka pintu yang terkunci dari dalam.

Dave mengetuk pintu dengan keras. Tapi tidak ada jawaban dari dalam.

"Shit, Amber kenapa kamu menguncinya?" Dave berdecak. Di wajahnya kini tersirat kekhawatirannya. Dave terus mengetuk dengan keras berulang kali.

"Amber, buka pintunya aku bilang!" Dave berteriak lagi.

Namun tak ada sahutan sedikitpun dari dalam sana. Dave semakin khawatir. Di mengambil jarak beberapa langkah ke belakang sebelum berhambur untuk mendobrak pintu kamar mandi tersebut.

BRAK!

Pintu akhirnya terbuka. Pandangan Dave langsung tertuju pada tubuh Amber yang berendam di dalam bathtub.

Kepalanya terkulai lemas dengan wajah pucat dan bibir membiru.

"Amber... Amber bangun!" Dave menepuk pipi gadis itu. Terlihat sekali kekhawatiran di wajah Dave.

Pria itu mengangkat tubuh telanjang Amber dari dalam air.

"Keluar semuanya!" Dave memberi perintah sebelum ia melangkah membawa Amber keluar dari kamar mandi.

Semua pelayan pun keluar dengan cepat. Kamar telah kosong dan Dave segera membaringkan tubuh polos Amber di atas tempat tidur.

Tubuh polos Amber terpampang nyata di depannya. Membuat darah pria itu berdesir. Naluri kelelakiannya terbangun dari tidur panjangnya selama ini.

"Amber apa kamu sengaja ingin menggodaku?" Dave menyugar rambutnya dengan gelisah.

Related chapters

  • Hasrat Liar Hot Duda   Apa Perlu Aku Bercinta di Depan Kalian?

    Suara kicau burung membangunkan Amber dari tidurnya yang nyenyak. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali menghalau silaunya matahari yang menerobos masuk melalui celah gordeng.Amber memijat kepalanya yang terasa pening. Ia heran kenapa ia bisa berada di tempat tidur. Padahal ingatan terakhir yang berada di otaknya adalah dia sedang berendam di dalam bathtub tadi malam."Kenapa aku bisa ada di sini? Dan siapa yang memakaikan pakaian tidur ini?" Amber meraba gaun tidur berwarna peach yang ia kenakan saat itu."Selamat Pagi Nona." Suara Alfred yang baru masuk mengejutkan Amber. "Pagi Alfred!" Amber bangun dan duduk di tepian tempat tidur. "Nana apa Anda sudah merasa lebih baik?" tanya Alfred membuat Amber mengerutkan keningnya. "Memangnya aku kenapa?""Anda pingsan Nona. Beruntung Tuan Dave segera mengeluarkan Nona dari bathtub. Dan semalaman Anda demam sampai Tuan Dave merawat Anda dengan telaten," jawab Alfred. "A—apa benar begitu?" Amber terbengong. Jadi Dave merawatnya? "Iya No

    Last Updated : 2025-01-24
  • Hasrat Liar Hot Duda   Aku Bukan Pelacur

    "Dave apa benar ka—kamu tidak suka perempuan?" Dengan sangat hati-hati Amber bertanya. "Itu lagi yang kamu tanyakan? Apa kamu masih meragukanku Amber?" Kemarahan makin terlihat di wajah tampan Dave. "Bu—bukan maksudku begitu." Tubuh Amber gemetar ketakutan saat Dave kembali mendekat. Cup. Satu kecupan kasar Amber rasakan di bibirnya. Dave menjarah bibirnya dengan rakus. Tak ada kelembutan di sana. Amber terpaku. Tak berani melawan. Hanya kedua tangannya yang berusaha menahan dada bidang Dave. Bibir Amber sudah terasa kebas dan bengkak saat akhirnya Dave melepaskan tautannya. Amber tertunduk. Dave begitu mengerikan. Apakah ia akan sanggup bertahan hidup dengan pria seperti dia? "Apa itu masih membuatmu ragu, Amber? Kalau memang kamu masih ragu, aku akan melakukan hal yang lebih gila lagi padamu." Dave menyeringai tipis tapi begitu mengerikan di mata Amber. "Tidak... tidak... aku percaya Dave." Amber menggeleng dengan cepat. Raut ketakutan masih tergambar jelas di ma

    Last Updated : 2025-01-30
  • Hasrat Liar Hot Duda   Terkurung dalam Sangkar Emas

    Amber terbelalak saat mendengar ancaman dari Dave. Lagi-lagi pria itu mengancamnya dengan alasan uang yang membuat Amber tidak bisa berkutik lagi. Amber menghela napas berat. Tak pernah terbayangkan sebelumnya jika ia harus menikah dengan pria seperti Dave yang dingin dan penuh misteri. Mobil mewah itu berjalan menuju rumah megah Dave. Setibanya di sana, seperti biasa para pelayan akan menyambut kedatangan mereka. "Masuk ke dalam kamarmu Amber dan jangan pernah berani untuk keluar lagi tanpa seizin dariku, " titah Dave dengan tegas. Amber hanya mengangguk. Ia segera naik ke lantai atas menuju kamarnya. "Alfred!" Pandangan Dave beralih pada kepala pelayannya. "Ya Tuan." Alfred maju selangkah. "Mulai sekarang, awasi perempuan itu, jangan sampai dia keluyuran tidak jelas." "Baik Tuan." Alfred mengangguk. Sejujurnya, dia merasa kasihan pada Amber yang pastinya akan sangat merasa tertekan dengan sikap aneh Dave ini. Tapi mau bagaimana lagi, perintah Dave memang tidak

    Last Updated : 2025-02-01
  • Hasrat Liar Hot Duda   Sikap misterius Dave

    "Bella!" Sebuah panggilan mengejutkan Amber saat itu. Ada seseorang yang memanggilnya dengan sebutan nama wanita lain. Amber sontak menoleh ke arah belakang, terlihat Dave sedang berdiri di ambang pintu. Pria itu terlihat kaget saat melihat kalau ternyata yang memakai gaun tersebut adalah Amber. Raut wajah Dave seketika menampakan kemarahannya. Membuat Amber menggigil ketakutan. "Siapa yang menyuruhmu memakai gaun itu?!" teriakan menggelegar menciptakan atmosfer mencekam di tempat itu. Amber menyadari kalau dirinya telah melakukan kesalahan besar dengan memakai gaun ini. Dave melangkah menghampiri Amber. Dia meraih pergelangan tangan gadis itu menariknya dengan kasar menuju kamar. Lalu melemparkan tubuh gadis itu ke atas tempat tidur. Semuanya terjadi begitu cepat, hingga Amber tidak bisa lagi berpikir. Ia hanya menerima semua perlakuan kasar Dave tanpa perlawanan. Ia begitu ketakutan saat melihat kemarahan yang begitu di dalam sorot mata Dave. "Dave aku mohon maafkan aku." Amb

    Last Updated : 2025-02-01
  • Hasrat Liar Hot Duda   Apa Kamu Mulai Mencintaiku?

    "Pakai ini!" Dave memberikan sebuah paper bag berisi gaun lengkap dengan sepatu yang harus Amber kenakan untuk menghadiri pesta malam ini.Amber tertegun. Ia yang sedang duduk di tepi ranjang pun memeriksa isi paper bag itu dan mendapati sebuah dress cantik berwarna abu terang yang mewah. "Kita akan pergi kemana?" tanya Amber dengan bingung."Temani aku ke pesta malam ini." Dave berdiri di depan Amber dengan kedua tangan yang bersemayam di dalam saku celananya.Gadis cantik itu mendongak. "Apa ini tugas pertamaku?""Anggap saja begitu." Dave menjawab singkat.Amber manggut-manggut."Aku tunggu di bawah. Tiga puluh menit lagi kamu harus siap." Dave membalikkan tubuhnya dan berjalan keluar dari kamar Amber.Amber mengeluarkan dress dan sepatu dari dalam paper bag. Ia segera mengganti bajunya dengan gaun tersebut.Busana yang kini melekat di tubuhnya itu menampakkan bentuk tubuhnya yang seksi seperti gitar Spanyol. Amber menatap puas bayangan dirinya di cermin. Ternyata pilihan Dave san

    Last Updated : 2025-02-02
  • Hasrat Liar Hot Duda   Jangan Sentuh Wanitaku

    "Jangan mimpi Amber. Bangun sekarang juga kalau kamu masih bermimpi." Dave berkata dengan wajah kesal. Sudah Amber duga kalau jawaban Dave pasti akan membuatnya sakit hati. Amber tersenyum getir. ini adalah kesalahannya yang terlalu percaya diri kalau Dave sudah mulai mencintainya. Dave mendengkus dingin. Ia menatap Amber dengan tatapan mencemooh. Namun tiba-tiba tangannya menarik pinggang ramping Amber dan mengangkat dagu gadis itu dengan tatapan tajam. "Jangan terlalu percaya diri Amber. Mana mungkin aku menyukai wanita sepertimu. Lihat dirimu Amber, kamu begitu menyedihkan." Dave memindai tubuh Amber, tentu saja dengan tatapan yang membuat hati Amber mencelos. Kata-kata Dave memang selalu pedas bahkan pedasnya melebihi cabe terpedas di dunia. Namun Amber tidak ingin menunjukkan sisi lemahnya di depan Dave. Amber menyunggingkan senyum tipisnya. "Bagus kalau kamu tidak menyukaiku. Karena aku juga tidak akan pernah menyukai pria menyebalkan sepertimu." "Apa katamu?" Dave

    Last Updated : 2025-02-03
  • Hasrat Liar Hot Duda   Lepaskan Aku Dave

    Tangan Amber terasa sakit saat harus mengikuti langkah Dave yang tergesa. Entah apa yang akan dilakukannya, yang jelas gadis bermanik cokelat terang itu sangat ketakutan melihat raut wajah Dave yang menyeramkan itu. "Dave, lepaskan aku! Kamu menyakitiku Dave!" Amber berusaha melepaskan tangan lelaki itu. Namun tenaga Dave bukan tandingannya. Pria tampan yang merasa harga dirinya dihancurkan oleh Amber terus berjalan menuju kamarnya. Dia menyeret tubuh Amber dan melemparkannya ke atas kasur. BRUGH! Meski tidak sakit tapi Amber dibuat cukup terkejut oleh sikap kalap Dave. Lelaki itu terlihat sangat marah. Ia kesal karena Amber pun masih saja menuduhnya sebagai lelaki tidak normal seperti orang lain di luar sana. "Dengar Amber, aku menyewamu bukan untuk menghakimiku atau meragukan kejantananku. Tapi kenapa sekarang kamu malah sama seperti orang-orang itu, hah?" Dave mencengkram leher Amber hingga gadis itu merasakan kesulitan untuk bernapas. "Dave, kamu bisa membunuhku kalau

    Last Updated : 2025-02-03
  • Hasrat Liar Hot Duda   Godaan Amber

    Dave menelan ludah. Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Ia seharusnya langsung menutup laptopnya, tapi, untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasakan sesuatu yang sulit ia kendalikan, keinginan untuk lebih dekat, untuk menyentuh, untuk memiliki Amber seutuhnya. "Sial!" Ia menggenggam erat ponselnya, berusaha mengendalikan diri. Amber hanya istri bohongannya, dan hubungan mereka tidak seharusnya melibatkan perasaan. Tapi mengapa sekarang ia merasa seperti ini? Dengan gerakan cepat Dave menutup laptopnya. Ia memilih pergi sebelum pikirannya semakin jauh tenggelam dalam godaan yang berbahaya ini. *** Di sebuah bar eksklusif di pusat kota Kensington, suasana malam terasa ramai dengan suara dentingan gelas dan percakapan para pengunjung. Namun, bagi Dave Oliver, dunia terasa lebih sempit dari biasanya. Ia duduk di sudut ruangan dengan ekspresi kusut, mengaduk whiskey di gelasnya tanpa benar-benar berminat meminumnya. Di seberangnya, Julian menyesap minuman

    Last Updated : 2025-02-04

Latest chapter

  • Hasrat Liar Hot Duda   Rencana Bella

    Bella menatap tajam ke arah Amber yang tampak ceria berbelanja di toko seberang jalan. Rasa cemburu dan kesal menguasai pikirannya. Ia tak mampu menerima kenyataan bahwa hubungan Dave dan Amber semakin erat.Bella lantas menyeruput kopinya perlahan, seakan mencari cara untuk menenangkan diri."Apa yang kau pikirkan, Bella?" tanya Eva, temannya yang duduk di seberang meja.Wanita berkulit sedikit gelap dari Bella itu menatap ke arah Bella. Dia meletakkan cangkir tehnya dan ikut melirik ke arah tempat yang menjadi fokus Bella dari tadi. Kini Eva tahu kalau Bella sedang memperhatikan Amber."Bukankah itu Amber?" Eva mengerutkan alisnya."Iya benar, dia Amber istri baru Dave," jawab Bella dengan raut wajah murung."Dave sudah menikah dengannya? Kapan?" Eva terlihat kaget."Aku juga tidak tahu kapan tepatnya mereka menikah.""Jangan-jangan mereka bohong padamu Bella.""Tidak. Mereka mempunyai surat nikah yang sah. Ah, pokoknya aku benci dengan wanita itu." Bella mengepalkan tangannya denga

  • Hasrat Liar Hot Duda   Apa Kau Mencintaiku?

    "Apa kau benar-benar akan menikahi Bella lagi?" tanya Amber setelah mereka menyelesaikan sesi percintaan mereka malam itu.Dave mengalihkan pandangannya pada wajah Amber yang tersipu malu."Amber, apa kau mencintaiku?" tanya Dave mengalihkan pertanyaan Amber saat itu.Amber terdiam. Dave mengangkat dagunya hingga tatapan mereka berdua bertemu."Katakan Amber, bagaimana perasaanmu padaku agar aku bisa menentukan keputusanku." Dave menatap dalam manik coklat terang milik Amber."Dave aku—" Amber terpaku. Sejujurnya benih cinta itu telah tumbuh subur saat merenggut kesuciannya malam itu. Amber baru menyadari kalau hatinya telah menerima Dave sepenuhnya."Katakan Amber, bagaimana perasanmu yang sesungguhnya padaku?" Dave tidak sabar menunggu jawaban dari Amber."Sejujurnya aku tidak rela jika kau kembali pada Bella. Tetapi semua keputusan ada padamu Dave, aku tidak akan menghalangi karena aku sadar posisiku sebagai apa di hatimu Dave." Amber kembali tertunduk."Dasar bodoh, aku pikir kau

  • Hasrat Liar Hot Duda   Malam Panas

    Dave merasakan tubuhnya yang memanas. Bahkan bajunya terasa sudah basah oleh keringat. Wajah lelaki itu tampak gelisah. Beberapa kali ia mengusap wajah kasar. Ia yakin kalau Bella telah memasukkan sesuatu ke dalam minumannya tadi. "Kurang ajar, apa yang wanita sialan itu masukkan ke dalam minumanku barusan?" kesal Dave. Ia berjalan terhuyung berpegangan pada dinding yang dingin. Ia harus segera sampai ke kamarnya dan menemui Amber. Gairah di dalam dirinya tiba-tiba tersulut dan terbakar akibat pengaruh obat yang di berikan oleh Bella. "AAAARRRGGGHHH... sialan!" Lagi-lagi Dave mengumpat, ia tidak tahan lagi. Ia butuh kehangatan seorang wanita. Yang pasti ia tidak sudi jika Bella yang menemaninya malam ini. Tapi bukankah Amber saat ini sedang marah padanya? Dave tak bisa lagi berpikir jernih. Ia mempercepat langkahnya menuju kamar dan mendapati Amber telah tertidur lelap. "Dave?!" Amber seketika terbangun saat Dave memeluk tubuhnya. Ia mengerutkan dahinya ketika melihat wa

  • Hasrat Liar Hot Duda   Patah Hati

    "Aku akan mengadakan pesta," ucap Bella sore itu. "Pesta untuk apa?" Dave menanggapi dingin. "Besok adalah hari ulang tahun Steven yang kedua. Aku ingin merayakannya. Bukankah ini adalah momen yang bagus?" tanya Bella tersenyum. Dave terdiam. Dia baru tahu kalau besok adalah hari ulang tahun Steven. Banyak yang belum ia ketahui tentang anaknya sendiri. "Oh my God Dave, kau harus mengenal anakmu lebih dalam." Bella berdecak. Ia melipat tangan di depan dadanya dengan tatapan tertuju pada Dave. "Lakukan saja apa yang kau mau." Dave menghela napasnya. Ia tidak begitu peduli dengan apa yang ingin dilakukan oleh Bella. "Aku ingin kau mengundang semua kolegamu sekalian kau umumkan rencana pernikahan kita kembali." Bella menatap Dave dengan tajam. Dave tersentak. Ia menaruh gelas berisi minumannya kembali ke atas meja. Raut wajahnya berubah tegang dengan kedua rahang yang mengeras. "Aku tidak mau." Dave menggeleng tegas. "Kenapa? Apa ada yang salah? Kau akan menikahiku kan?

  • Hasrat Liar Hot Duda   Wanita Sinting

    "Siapa yang bilang kalau aku akan menikahimu?" Dave membelalak. "Tapi Dave, Steven butuh kita, butuh aku dan kau sebagai ayah dan ibunya. Tolong kau pertimbangkan psikologis Steven. Jangan egois Dave." Bella mencoba membujuk Dave. "Kau yang egois Bella, ini tidak akan terjadi kalau kau tidak pergi meninggalkan aku!" Dave berdiri dan menatap Bella dengan terlihat sangat kesal. Bella terdiam. Kalau tahu ia hamil anaknya Dave, ia pun tidak akan pergi meninggalkan pria itu. "Maafkan aku Dave... tapi yang lalu biarlah berlalu, lupakan saja, sekarang saatnya kita pikirkan Stevan. Dia butuh kita Dave... " "Lupakan? Semudah itu kau menyuruhku melupakan semuanya? Apa kau sudah gila? Kau pikir memaafkan perbuatanmu itu semudah membalikkan telapak tangan? Tidak semudah itu Bella!" Dave mendengkus kesal. Bella menelan salivanya. Ia tidak menyangka kalau Dave akan semarah itu padanya padahal selama ini Dave selalu bersikap lembut padanya. "Dave aku sudah aku minta maaf. Tapi terl

  • Hasrat Liar Hot Duda   Perlawanan Amber

    "Perempuan jalang, sebaiknya kau tinggalkan Dave sebelum aku tendang kau dari rumah ini." Tiba-tiba Bella berkata seperti itu saat Amber keluar dari kamarnya. Amber mengerutkan keningnya. Ia membalas tatapan nyalang dengan berani. "Apa hakmu berkata seperti itu padaku. Bukankah sebaiknya kau yang pergi dari rumah ini?" Amber tersenyum tipis. "Jangan terlalu percaya diri Amber. Dave tidak benar-benar mencintaimu. Akulah wanita yang sejak dulu Dave cintai," ujar Bella begitu percaya diri. Amber mengepalkan kedua tangannya menahan emosi yang hampir meledak. Namun ia tahu melawan Bella tidak akan berguna sama sekali. "Dave yang mengundangku ke sini. Dan hanya dia yang bisa mengusirku dari rumah ini, " tegas Amber dengan wajah ketus. Dia berjalan menuruni anak tangga menuju meja makan untuk makan siang. Alfred sudah memberitahu kalau makan siang sudah siap tadi. "Siapa yang mengizinkanmu untuk makan siang di sini, hah?" Bella ingin merengkuh baju yang dikenakan oleh Amber te

  • Hasrat Liar Hot Duda   Cemburu

    "Amber!" Dave mencoba memanggil Amber yang keluar dengan tergesa-gesa dari ruangan kerjanya saat itu. Ia ingin bangun tetapi Bella menekan bahunya dan kembali mencium bibirnya dengan buas. Sementara itu Amber masuk ke dalam kamarnya dengan wajah sedih. Ia berdiri di depan jendela kamar dan memegangi dadanya yang terasa sangat sesak. Seperti ada batu besar yang menimpanya. "Kenapa rasanya sakit sekali?" Amber memejamkan matanya sembari sesekali memukul pelan dadanya, berharap rasa sesak itu berkurang. Terbayang kembali adegan dimana Bella mencium Dave dengan begitu bergairah tadi. Rasanya ada ketidak relaan dalam dirinya. Ia tidak mau Dave melakukan hal seperti itu dengan perempuan lain. Amber terisak. Ia tersiksa dengan perasaannya sendiri. Ia cemburu pada Dave dan Bella. Ia juga tidak tahu sejak kapan ia mulai memiliki perasaan ini terhadap Dave. "Mungkin benar Dave dan Bella mau kembali bersatu. Sadar Amber kau hanyalah orang baru dalam hidup Dave. Sementara Bella, dia sudah

  • Hasrat Liar Hot Duda   Apakah Dia Anakku?

    "Lihat, dia sangat mirip denganmu Dave... " ujar Bella dengan senyuman yang mengembang di bibirnya. Dave menatap anak kecil di pelukannya dengan ekspresi sulit ditebak. Stevan, dengan abu tajam dan rambut gelapnya, mengingatkan Dave pada dirinya sendiri di masa kecil. Anak itu tertawa kecil, jemarinya yang mungil menyentuh wajah Dave dengan polosnya. Amber yang duduk di seberang meja menggigit bibirnya. Dadanya terasa sesak melihat bagaimana Dave tampak terpikat oleh anak itu. Bella tersenyum puas. “Dia menyukaimu, Dave,” katanya dengan nada lembut. “Sepertinya dia tahu kalau kau adalah ayah kandungnya." Dave mengalihkan pandangannya pada Bella, suaranya lebih tenang dari yang dia rasakan. "Apa Stevan benar-benar anakku?" Bella menatap Dave dalam-dalam sebelum tersenyum samar. “Kenapa kau bertanya, Dave? Apa kau tidak percaya padaku?" Amber merasakan jantungnya mencelos. Tatapan Bella begitu licik, penuh dengan kesengajaan. Dave menatap Stevan lagi, lalu menarik napas

  • Hasrat Liar Hot Duda   Penolakan Dave

    Bella baru saja keluar dari dalam kamarnya. Hari sudah beranjak siang saat itu. Kebetulan sekarang adalah weekend dan mungkin Dave masih tertidur di dalam kamarnya. Bella pun melangkahkan kakinya ke arah kamar Dave. Ia rindu sekali dengan pria itu. Kriet! Pintu kamar dibuka perlahan. Kepala Bella melongok ke dalam kamar. Sesaat ia melihat situasi di dalam sana. Tampak Dave masih tertidur lelap dengan menampakkan dadanya yang telanjang. Bibir Bella tersenyum melihatnya. Ia sudah lama tidak menyentuh dada bidang Dave dan mungkin akan sangat mengasyikkan jika ia melakukannya saat ini. Tidak ada Amber di sana. Mungkin perempuan itu sudah bangun lebih dulu. "Ini kesempatanku." Bella menyeringai tipis. Bella pun melangkah dengan perlahan menuju tempat tidur. Lalu ia berbaring di samping Dave dengan gerakan yang pelan agar tidak membangunkan pria itu. Bella merasa senang karena ia bisa tidur lagi di dekat pria itu. Ia menatap wajah Dave yang sekarang terlihat lebih tampan dan ma

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status