Home / Romansa / Hasrat Liar Hot Duda / Apa Perlu Aku Bercinta di Depan Kalian?

Share

Apa Perlu Aku Bercinta di Depan Kalian?

Author: Rein Azahra
last update Last Updated: 2025-01-24 15:55:12

Suara kicau burung membangunkan Amber dari tidurnya yang nyenyak. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali menghalau silaunya matahari yang menerobos masuk melalui celah gordeng.

Amber memijat kepalanya yang terasa pening. Ia heran kenapa ia bisa berada di tempat tidur. Padahal ingatan terakhir yang berada di otaknya adalah dia sedang berendam di dalam bathtub tadi malam.

"Kenapa aku bisa ada di sini? Dan siapa yang memakaikan pakaian tidur ini?" Amber meraba  gaun tidur berwarna peach yang ia kenakan saat itu.

"Selamat Pagi Nona." Suara Alfred yang baru masuk mengejutkan Amber.

"Pagi Alfred!" Amber bangun dan duduk di tepian tempat tidur.

"Nana apa Anda sudah merasa lebih baik?" tanya Alfred membuat Amber mengerutkan keningnya.

"Memangnya aku kenapa?"

"Anda pingsan Nona. Beruntung Tuan Dave segera mengeluarkan Nona dari bathtub. Dan semalaman Anda demam sampai Tuan Dave merawat Anda dengan telaten," jawab Alfred.

"A—apa benar begitu?" Amber terbengong. Jadi Dave merawatnya?

"Iya Nona. Tuan Dave meminta saya untuk melihat keadaan Nona."

"Aku sudah sembuh," jawab Amber dengan cepat.

"Syukurlah kalau begitu. Sekarang lebih baik Anda bersiap. Tuan Dave menunggu Anda di bawah."

"Baik, aku akan segera ke bawah." Amber mengangguk.

Amber bangun dari tidurnya, setelah mandi, ia keluar dari kamar dan bergegas turun ke lantai bawah. Namun di bawah ia mendengar suara ribut-ribut. Rupanya ada tamu yang datang sepagi ini.

Amber menuruni anak tangga dengan cepat. Ia terkejut saat melihat tamu yang datang ke rumah Dave pagi itu.

"Amberlyn Pierce? Kenapa kamu ada di rumah Dave?" Nyonya Eliza, ibunya Dave terkejut melihat kehadiran Amber di rumah anak lelakinya itu.

"Nyonya, aku—" Lidah Amber kelu, ia tidak menyangka kalau teman ibunya itu adalah ibu kandung Dave.

Dulu sewaktu keluarga Amber masih berjaya, ibunya pernah membawa Amber bertemu dengan Nyonya Eliza dan mereka sempat berbicara akrab waktu itu. Dan kini mereka bertemu lagi saat keluarga Amber sudah bangkrut. Hal itu membuat Amber sedikit tidak percaya diri.

"Dia adalah istriku Mom, jadi wajar kalau dia tinggal di sini." Dave menjawab dengan santai.

"What? Kalian telah menikah? Kapan? Kenapa kalian tidak memberitahu Mommy sebelumnya?" Tentu saja Nyonya Eliza kaget mendengar pengakuan putranya itu.

"Aku sudah dewasa Mom, dan ini pun pernikahan keduaku, jadi aku rasa tidak perlu dibesar-besarkan seperti ini."

"Tapi Dave, biarpun kamu sudah dewasa  tetap saja kamu adalah baby-nya Mommy yang paling tampan." Nyonya Eliza menatap lembut ke arah Dave.

"Stop menganggapku anak kecil Mom!" Dave paling tidak suka dengan perlakuan mamanya yang seperti ini.

Amber menahan tawanya. Melihat Dave diperlakukan seperti seorang anak kecil yang lucu membuat Amber geli. Karena selama ini Dave selalu menanamkan kesan dingin dan tegas di hadapannya.

Ia menghampiri Nyonya Eliza yang datang bersama Tuan Martin Oliver suaminya.

"Selamat pagi semuanya." Amber menyapa kedua orang yang kini resmi menjadi mertuanya dengan sopan.

"Just call me Mom, like Dave." Pinta Nyonya Eliza. Amber hanya mengangguk pelan. Ia masih harus beradaptasi dengan situasi baru ini.

"Benarkah kalian sudah menikah?" Tuan Martin seakan tak percaya dengan perkataan Dave, ia memicingkan kedua matanya.

Dave tidak menjawab, ia menarik tangan Amber yang berdiri di sampingnya lalu dengan cepat menyambar bibir gadis itu, melumatnya dengan lembut tanpa malu di hadapan kedua orang tuanya serta beberapa pelayan yang ada di sana.

Amber yang tidak menyangka akan dicium secara tiba-tiba oleh Dave hanya bisa membelalakan matanya lebar-lebar. Namun ia membiarkan Dave melakukan itu tanpa perlawanan.

Dave melepaskan tautan bibir mereka dan berpaling pada kedua orang tuanya yang juga terkejut melihat kelakuan Dave.

"Apa perlu kami bercinta di hadapan kalian agar kalian percaya kalau kami sudah menikah?" Kedua rahang Dave mengeras. Ia kesal karena kedua orang tuanya pun tidak percaya kalau ia adalah lelaki normal.

Tuan Martin mengulum senyum. Ia menepuk bahu putranya pelan. "Tidak tahu malu, masa kamu mau bercinta dengan istrimu di depan kami. Aku percaya kalau kalian sudah menikah. Congrats Dave, kamu sudah kembali." Martin memeluk tubuh putranya.

Namun Dave menolak pelukan itu. "Mommy dan Daddy sama saja dengan orang-orang itu." Dave naik ke lantai atas meninggalkan semua orang yang masih terbengong.

"Sayang, cepat tenangkan suamimu, jangan sampai dia marah." Nyonya Eliza terlihat khawatir.

"Kamu sih kenapa bicara seperti itu?" Nyonya Eliza menyikut lengan suaminya.

"Memangnya apa yang salah dengan kata-kataku?" Tuan Martin Oliver mengangkat bahunya.

"Jelas salah Sayang. Itu artinya kamu meragukan anakmu sendiri, sama seperti orang-orang di luaran sana." Nyonya Eliza mengerling gemas.

Tuan Oliver menghembuskan napasnya ke udara. Ada penyesalan di sorot matanya.

"Amber, sana bujuk suamimu agar tidak marah lagi." Nyonya Eliza melirik ke arah Amber yang masih terpaku.

"Baik." Amber dengan wajah bingung segera menyusul Dave ke atas.

Sebenarnya ia tidak tahu harus bicara apa pada Dave. Terlihat lelaki itu masuk ke dalam kamarnya dan membanting semua bantal di atas kasur.

Amber hanya bisa melihat kelakuan Dave dari luar kamar, ia tidak berani masuk karena takut akan semakin membuat pria itu marah.

"Apa yang kamu lihat?" Dave mendelik kesal pada Amber yang berdiri di ambang pintu. Lelaki itu melangkah dengan cepat menghampiri Amber yang mundur ke belakang.

Dave menarik lengan Amber dan mendorongnya ke dinding. Tubuh gadis itu terpojok dan tak bisa bergerak karena tekanan tubuh Dave mengungkungnya.

"Apa kamu juga sama seperti mereka menganggapku pria tidak normal?" Suara bariton Dave terdengar bergetar menahan marah.

Dengan cepat Amber menggeleng. Ia tak ingin membuat Dave makin marah padanya.

"Tidak Dave, aku tahu kamu pria normal." Amber berusaha meredakan amarah Dave.

"Kamu tidak bohong?" tatapan tajam Dave membuat lutut Amber bergetar.

"Ti—tidak Dave, mana mungkin aku berani bohong." Amber menggeleng takut.

Dave terdiam, ia menatap wajah cantik Amber dengan tatapan yang sulit terbaca.

"Bagus, jangan sampai kamu berpikir kalau aku gay!" Dave perlahan melepaskan pegangan tangannya pada lengan Amber.

Amber menarik napas lega saat terlepas dari tangan Dave. Benar-benar mengerikan. Ketampanan Dave seolah terkubur oleh sikap mengerikan lelaki itu.

Tapi baru saja Amber menghela napasnya, Dave kembali menatapnya dengan tajam.

"Tapi aku tidak suka tatapan matamu Amber. Aku tidak suka saat kamu menggigit bibirmu, aku tidak suka saat kamu memelas ketakutan... aaargghh... aku tidak suka semuanya... " Dave mengacak rambutnya sendiri dengan wajah frustasi.

"A—apa maksudmu Dave?" Amber tertegun. Apa benar Dave tidak suka sama sekali padanya?

Related chapters

  • Hasrat Liar Hot Duda   Aku Bukan Pelacur

    "Dave apa benar ka—kamu tidak suka perempuan?" Dengan sangat hati-hati Amber bertanya. "Itu lagi yang kamu tanyakan? Apa kamu masih meragukanku Amber?" Kemarahan makin terlihat di wajah tampan Dave. "Bu—bukan maksudku begitu." Tubuh Amber gemetar ketakutan saat Dave kembali mendekat. Cup. Satu kecupan kasar Amber rasakan di bibirnya. Dave menjarah bibirnya dengan rakus. Tak ada kelembutan di sana. Amber terpaku. Tak berani melawan. Hanya kedua tangannya yang berusaha menahan dada bidang Dave. Bibir Amber sudah terasa kebas dan bengkak saat akhirnya Dave melepaskan tautannya. Amber tertunduk. Dave begitu mengerikan. Apakah ia akan sanggup bertahan hidup dengan pria seperti dia? "Apa itu masih membuatmu ragu, Amber? Kalau memang kamu masih ragu, aku akan melakukan hal yang lebih gila lagi padamu." Dave menyeringai tipis tapi begitu mengerikan di mata Amber. "Tidak... tidak... aku percaya Dave." Amber menggeleng dengan cepat. Raut ketakutan masih tergambar jelas di ma

    Last Updated : 2025-01-30
  • Hasrat Liar Hot Duda   Penari Striptis

    "Pertunangan kita batal Amber, aku tidak sudi menikah dengan wanita miskin sepertimu," ucap Jeff dengan menyakitkan. Pria tampan di depan Amber itu nyaris tanpa beban saat mengatakan hal itu. Wajahnya terlihat datar dan tak peduli pada Amber yang kini mendapat tatapan penuh cemooh dari orang-orang yang ada di pesta ulang tahun Jeff saat itu. "Tapi Jeff..." Amber berusaha menahan jatuhnya air mata yang sudah bergelayut di pelupuk matanya. "Tidak ada kata tapi, Amber. Keputusanku sudah aku pikirkan baik-baik dan keluargaku juga sudah setuju. Memangnya hal baik apa yang bisa kamu banggakan di depanku sekarang? Perusahaan keluargamu bangkrut dan kamu sudah tidak punya apa-apa lagi. Apa berniat memanfaatkanku untuk membayar semua hutang-hutang ayahmu, hah?" Jeff menatap kesal ke arah Amber. Amber menggigit bibirnya. Jeff sudah keterlaluan. Keluarganya memang terlilit hutang tapi ia tidak pernah berpikir untuk memanfaatkan Jeff sama sekali. "Satu juta dolar itu jumlah yang sangat

    Last Updated : 2025-01-24
  • Hasrat Liar Hot Duda   Pria Menyebalkan

    "Nona, cepatlah, jangan sampai Tuan Dave menunggu terlalu lama." Seorang lelaki yang menjemput Amber melayangkan tatapan dinginnya pada gadis yang masih memeluk tubuh ibunya itu. "Amber pergi dulu ya Bu, secepatnya akan Amber kasih kabar ke Ibu." Amber dengan terpaksa mengurai pelukannya dan menatap sendu wajah ibunya yang menyimpan kesedihan. "Selalu berhati-hati ya Nak. Semoga Tuhan melindungi dimanapun kamu berada." Sepasang tangan keriput itu membingkai wajah kecil Amber yang berurai air mata. Tak ada lagi kata yang keluar dari mulut Amber. Ia hanya bisa melambaikan tangannya ke arah ibunya yang masih bediri di teras rumah untuk menyaksikan mobil mewah itu membawanya pergi. Mobil yang membawa Amber tiba di sebuah rumah mewah bergaya Eropa yang semalam ia datangi. Ia memutuskan untuk menerima tawaran Dave untuk menjadi pelayan sekaligus kekasih gelapnya. "Silakan masuk Nona." Seorang pelayan menyambut kedatangannya. Dengan langkah sedikit ragu, Amber melangkahkan kaki m

    Last Updated : 2025-01-24
  • Hasrat Liar Hot Duda   Mendadak Nikah

    Amber melongo saat Dave mengajaknya pergi ke kantor catatan sipil. "Kita akan menikah." Begitu kata Dave saat Amber bertanya. Ini gila. Apa dia kira menikah adalah hal yang bisa dilakukan dadakan seperti ini? "Tidak Tuan Dave yang terhormat, perjanjian kita hanya sebatas menjadi menjadi kekasih pura-pura. Bukan untuk menikah seperti ini." Amber menghentikan laju langkahnya. Gadis itu memasang wajah marah. "Oh, ayolah Amber,. pernikahan inipun hanya pura-pura. Kalau bukan karena terpaksa akupun tidak ingin menikah denganmu." Dave memutar bola matanya. "Tapi Tuan..." Amber kehabisan kata-kata untuk membantah Dave. "Jangan membantah Amber aku sudah membayarmu dengan sangat mahal. Satu juta dolar sudah lebih dari cukup untuk melakukan sandiwara ini." Dave kini memutar badannya menatap Amber yang masih belum terima dengan permintaan Dave tersebut. Amber mengerutkan keningnya. Dave sudah gila. Seburuk apapun, dia tidak pernah berpikir untuk menjadikan pernikahan sebagai sebuah

    Last Updated : 2025-01-24
  • Hasrat Liar Hot Duda   Apa Kamu Ingin Menggodaku?

    Amber membuka matanya. Ia terlonjak kaget saat melihat sosok pria yang baru saja ia kutuk. Gadis itu mengatupkan bibirnya. Sesekali matanya mengerjap tertimpa air hujan. "Dave?!" Amber ketakutan. Beberapa detik kemudian tubuhnya terasa ringan melayang dan hangat. Saat ini ia berada dalam dekapan Dave yang menggendongnya masuk ke dalam rumah. Amber tak sanggup berkata apa-apa lagi saat Dave membawanya masuk ke dalam kamar. "Air hangatnya sudah siap, Tuan." Seorang pelayan menunggu di depan pintu kamar mandi. "Bagus, bantu Nona Amber membersihkan diri." Dave masuk ke dalam kamar mandi dan menurunkan tubuh Amber di tepi bathtub berisi air hangat. Amber masih terdiam. Ia masih syok dengan sikap berbeda seratus delapan puluh derajat yang ditunjukkan Dave setelah dia menindasnya sebelum ini. "Bersihkan dirimu setelah itu turun dan temani aku makan malam." Dave berkata sebelum pergi. Amber hanya mengangguk dan menatap kepergian Dave dengan bingung. Tadi adalah kali pertama meli

    Last Updated : 2025-01-24

Latest chapter

  • Hasrat Liar Hot Duda   Aku Bukan Pelacur

    "Dave apa benar ka—kamu tidak suka perempuan?" Dengan sangat hati-hati Amber bertanya. "Itu lagi yang kamu tanyakan? Apa kamu masih meragukanku Amber?" Kemarahan makin terlihat di wajah tampan Dave. "Bu—bukan maksudku begitu." Tubuh Amber gemetar ketakutan saat Dave kembali mendekat. Cup. Satu kecupan kasar Amber rasakan di bibirnya. Dave menjarah bibirnya dengan rakus. Tak ada kelembutan di sana. Amber terpaku. Tak berani melawan. Hanya kedua tangannya yang berusaha menahan dada bidang Dave. Bibir Amber sudah terasa kebas dan bengkak saat akhirnya Dave melepaskan tautannya. Amber tertunduk. Dave begitu mengerikan. Apakah ia akan sanggup bertahan hidup dengan pria seperti dia? "Apa itu masih membuatmu ragu, Amber? Kalau memang kamu masih ragu, aku akan melakukan hal yang lebih gila lagi padamu." Dave menyeringai tipis tapi begitu mengerikan di mata Amber. "Tidak... tidak... aku percaya Dave." Amber menggeleng dengan cepat. Raut ketakutan masih tergambar jelas di ma

  • Hasrat Liar Hot Duda   Apa Perlu Aku Bercinta di Depan Kalian?

    Suara kicau burung membangunkan Amber dari tidurnya yang nyenyak. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali menghalau silaunya matahari yang menerobos masuk melalui celah gordeng.Amber memijat kepalanya yang terasa pening. Ia heran kenapa ia bisa berada di tempat tidur. Padahal ingatan terakhir yang berada di otaknya adalah dia sedang berendam di dalam bathtub tadi malam."Kenapa aku bisa ada di sini? Dan siapa yang memakaikan pakaian tidur ini?" Amber meraba gaun tidur berwarna peach yang ia kenakan saat itu."Selamat Pagi Nona." Suara Alfred yang baru masuk mengejutkan Amber. "Pagi Alfred!" Amber bangun dan duduk di tepian tempat tidur. "Nana apa Anda sudah merasa lebih baik?" tanya Alfred membuat Amber mengerutkan keningnya. "Memangnya aku kenapa?""Anda pingsan Nona. Beruntung Tuan Dave segera mengeluarkan Nona dari bathtub. Dan semalaman Anda demam sampai Tuan Dave merawat Anda dengan telaten," jawab Alfred. "A—apa benar begitu?" Amber terbengong. Jadi Dave merawatnya? "Iya No

  • Hasrat Liar Hot Duda   Apa Kamu Ingin Menggodaku?

    Amber membuka matanya. Ia terlonjak kaget saat melihat sosok pria yang baru saja ia kutuk. Gadis itu mengatupkan bibirnya. Sesekali matanya mengerjap tertimpa air hujan. "Dave?!" Amber ketakutan. Beberapa detik kemudian tubuhnya terasa ringan melayang dan hangat. Saat ini ia berada dalam dekapan Dave yang menggendongnya masuk ke dalam rumah. Amber tak sanggup berkata apa-apa lagi saat Dave membawanya masuk ke dalam kamar. "Air hangatnya sudah siap, Tuan." Seorang pelayan menunggu di depan pintu kamar mandi. "Bagus, bantu Nona Amber membersihkan diri." Dave masuk ke dalam kamar mandi dan menurunkan tubuh Amber di tepi bathtub berisi air hangat. Amber masih terdiam. Ia masih syok dengan sikap berbeda seratus delapan puluh derajat yang ditunjukkan Dave setelah dia menindasnya sebelum ini. "Bersihkan dirimu setelah itu turun dan temani aku makan malam." Dave berkata sebelum pergi. Amber hanya mengangguk dan menatap kepergian Dave dengan bingung. Tadi adalah kali pertama meli

  • Hasrat Liar Hot Duda   Mendadak Nikah

    Amber melongo saat Dave mengajaknya pergi ke kantor catatan sipil. "Kita akan menikah." Begitu kata Dave saat Amber bertanya. Ini gila. Apa dia kira menikah adalah hal yang bisa dilakukan dadakan seperti ini? "Tidak Tuan Dave yang terhormat, perjanjian kita hanya sebatas menjadi menjadi kekasih pura-pura. Bukan untuk menikah seperti ini." Amber menghentikan laju langkahnya. Gadis itu memasang wajah marah. "Oh, ayolah Amber,. pernikahan inipun hanya pura-pura. Kalau bukan karena terpaksa akupun tidak ingin menikah denganmu." Dave memutar bola matanya. "Tapi Tuan..." Amber kehabisan kata-kata untuk membantah Dave. "Jangan membantah Amber aku sudah membayarmu dengan sangat mahal. Satu juta dolar sudah lebih dari cukup untuk melakukan sandiwara ini." Dave kini memutar badannya menatap Amber yang masih belum terima dengan permintaan Dave tersebut. Amber mengerutkan keningnya. Dave sudah gila. Seburuk apapun, dia tidak pernah berpikir untuk menjadikan pernikahan sebagai sebuah

  • Hasrat Liar Hot Duda   Pria Menyebalkan

    "Nona, cepatlah, jangan sampai Tuan Dave menunggu terlalu lama." Seorang lelaki yang menjemput Amber melayangkan tatapan dinginnya pada gadis yang masih memeluk tubuh ibunya itu. "Amber pergi dulu ya Bu, secepatnya akan Amber kasih kabar ke Ibu." Amber dengan terpaksa mengurai pelukannya dan menatap sendu wajah ibunya yang menyimpan kesedihan. "Selalu berhati-hati ya Nak. Semoga Tuhan melindungi dimanapun kamu berada." Sepasang tangan keriput itu membingkai wajah kecil Amber yang berurai air mata. Tak ada lagi kata yang keluar dari mulut Amber. Ia hanya bisa melambaikan tangannya ke arah ibunya yang masih bediri di teras rumah untuk menyaksikan mobil mewah itu membawanya pergi. Mobil yang membawa Amber tiba di sebuah rumah mewah bergaya Eropa yang semalam ia datangi. Ia memutuskan untuk menerima tawaran Dave untuk menjadi pelayan sekaligus kekasih gelapnya. "Silakan masuk Nona." Seorang pelayan menyambut kedatangannya. Dengan langkah sedikit ragu, Amber melangkahkan kaki m

  • Hasrat Liar Hot Duda   Penari Striptis

    "Pertunangan kita batal Amber, aku tidak sudi menikah dengan wanita miskin sepertimu," ucap Jeff dengan menyakitkan. Pria tampan di depan Amber itu nyaris tanpa beban saat mengatakan hal itu. Wajahnya terlihat datar dan tak peduli pada Amber yang kini mendapat tatapan penuh cemooh dari orang-orang yang ada di pesta ulang tahun Jeff saat itu. "Tapi Jeff..." Amber berusaha menahan jatuhnya air mata yang sudah bergelayut di pelupuk matanya. "Tidak ada kata tapi, Amber. Keputusanku sudah aku pikirkan baik-baik dan keluargaku juga sudah setuju. Memangnya hal baik apa yang bisa kamu banggakan di depanku sekarang? Perusahaan keluargamu bangkrut dan kamu sudah tidak punya apa-apa lagi. Apa berniat memanfaatkanku untuk membayar semua hutang-hutang ayahmu, hah?" Jeff menatap kesal ke arah Amber. Amber menggigit bibirnya. Jeff sudah keterlaluan. Keluarganya memang terlilit hutang tapi ia tidak pernah berpikir untuk memanfaatkan Jeff sama sekali. "Satu juta dolar itu jumlah yang sangat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status