Share

Mendadak Nikah

Penulis: Rein Azahra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-24 14:48:15

Amber melongo saat Dave mengajaknya pergi ke kantor catatan sipil.

"Kita akan menikah." Begitu kata Dave saat Amber bertanya.

Ini gila. Apa dia kira menikah adalah hal yang bisa dilakukan dadakan seperti ini?

"Tidak Tuan Dave yang terhormat, perjanjian kita hanya sebatas menjadi menjadi kekasih pura-pura. Bukan untuk menikah seperti ini." Amber menghentikan laju langkahnya. Gadis itu memasang wajah marah.

"Oh, ayolah Amber,. pernikahan inipun hanya pura-pura. Kalau bukan karena terpaksa akupun tidak ingin menikah denganmu." Dave memutar bola matanya.

"Tapi Tuan..." Amber kehabisan kata-kata untuk membantah Dave.

"Jangan membantah Amber aku sudah membayarmu dengan sangat mahal. Satu juta dolar sudah lebih dari cukup untuk melakukan sandiwara ini." Dave kini memutar badannya menatap Amber yang masih belum terima dengan permintaan Dave tersebut.

Amber mengerutkan keningnya. Dave sudah gila. Seburuk apapun, dia tidak pernah berpikir untuk menjadikan pernikahan sebagai sebuah permainan. Bagi Amber pernikahan adalah hal yang sakral dan sebuah janji suci di hadapan Tuhan.

"Dave, aku tetap tidak mau. Aku mau pulang." Amber membalik badannya, ia tak ingin melanjutkan permainan ini.

"AMBER!!! Selangkah lagi kamu pergi, aku minta semua uang yang sudah aku berikan, kamu kembalikan padaku!" teriak Dave yang langsung membuat langkah Amber terhenti.

Dave sialan! Lelaki itu memang benar-benar menyebalkan. Semua uang itu sudah Amber pakai untuk membayar hutang keluarganya. Tidak tersisa. satu sen pun.

Amber mundur kembali menatap Dave dengan jengah.

"Kamu menindasku Dave!" Amber berdecak.

"Terserah apapun penilaianmu Amber. Aku tidak peduli." Dave menjawab dengan santai.

Lelaki dengan penampilan mature itu berjalan lebih dulu memasuki kantor catatan sipil. Dan Amber, lagi-lagi karena uang ia harus rela kehilangan harga dirinya. Gadis itu akhirnya mengikuti Dave dari belakang.

Acara pernikahan yang sangat sederhana untuk ukuran pria sekelas Dave. Namun Dave tampaknya tidak terlalu memikirkan hal itu. Setelah melakukan sesi foto untuk dicantumkan dibuku nikah, mereka pun akhirnya resmi menjadi pasangan suami istri.

Amber masih tidak percaya kalau sekarang dirinya adalah istri dari Dave Oliver, pria terkaya di kawasan elite Kensington, Inggris.

"Dave, tunggu!" Amber mengejar langkah Dave yang berjalan menuju mobilnya.

Dave tidak menjawab dan hanya melirik sekilas ke arah Amber.

"Apa pernikahan ini sengaja kamu lakukan untuk menutupi kekuranganmu? Apa kamu bahagia dengan mengelabui semua orang? Siapa sebenarnya pacarmu Dave?" Rentetan pertanyaan itu keluar dari mulut Amber tanpa jeda.

"Pacar?" tanya Dave dengan sebelah alis terangkat.

"Maksudku, pacar laki-lakimu." Amber menatap ragu.

"Jangan kurang ajar Amber!" Tiba-tiba marah dan mencengkram rahang Amber dengan kencang.

"Tidak... maksudku...." Amber menggigit bibirnya. Dia telah salah bicara dan membuat pria itu marah.

"Masuk ke dalam mobil!" Titahnya tanpa ampun.

Amber yang ketakutan dengan cepat masuk ke dalam mobil Dave. Lelaki itu menampakkan wajah marah dan hanya terdiam sampai mereka tiba di rumah.

*

*

"Selamat datang kembali Tuan." Seluruh pelayan berkumpul seperti biasa untuk menyambut kedatangan Dave. Namun Dave tidak menggubris sapaan mereka. Wajah murungnya tertuju pada Amber yang memucat.

"Sudah kubilang kalau aku tidak suka kamu menuduhku seperti itu Amber!" bentak Dave yang membuat seluruh penghuni rumah itu terdiam.

Amber mengigit bibirnya lagi. Mati, dia telah membuat kesalahan lagi yang membuat Dave kalap.

"Alfred!" Dave memanggil kepala pelayannya.

"Iya Tuan." Alfred langsung maju menghampiri Dave dengan wajah tegang. Keringat membasahi kening pria itu. Tak ada yang bisa mengendalikan jika Dave sudah marah.

"Bawa dia ke taman belakang dan pastikan untuk berlutut. Perempuan ini harus dihukum!" Perintah Dave membuat lutut Amber bergetar.

Otak Dave benar-benar gila. Sudah tidak waras lagi dan celakanya pria gila itu kini sudah menjadi suaminya.

"Baik Tuan." Alfred mengangguk hormat.

"Dave, maafkan aku. Aku janji tidak akan menanyakan hal itu lagi." Amber berteriak histeris saat dua pelayan membawanya secara paksa ke taman belakang.

Di sana ada sebuah taman dengan rumput Jepang yang menghampar hijau. Sungguh pemandangan yang asri dan menyegarkan mata. Tapi tidak untuk saat ini karena Amber harus berlutut di sana.

"Sebenarnya apa yang Nona lakukan hingga Tuan Dave marah seperti itu?" tanya Alfred yang ikut ketakutan.

"Aku... aku hanya bertanya tentang siapa pacar pria Dave?" jawab Amber dengan wajah cemas.

"Astaga Nona, kenapa kamu tanyakan hal itu?" Alfred berdecak.

"Apa aku salah. Aku hanya penasaran apakah Dave benar-benar gay atau bukan?"

"Jangan tanyakan hal itu lagi kalau kamu ingin selamat Nona." Alfred menggeleng.

"Alfred, bolehkah aku bertanya?" tanya Amber sebelum berlutut.

"Kenapa Nona?"

"Kenapa Dave hobi sekali marah-marah, apa dia terus seperti ini bila dia marah?"

"Nona emosi Tuan Dave memang tidak stabil, maka dari itu Nona jangan sampai membuat dia marah lagi."

"Cepatlah berlutut Nona, lihat Tuan Dave sedang memperhatikan kita." Alfred terlihat ketakutan saat melihat Dave sedang melihat ke arah mereka.

Amber menghela napasnya,ia melirik sekilas ke arah Dave. Gawat, rupanya lelaki itu akan tetap menunggunya sampai ia berlutut di atas rumput ini. Benar-benar menjengkelkan.

Dengan terpaksa Amber berlutut di atas rerumputan itu. Meski tidak langsung menyentuh tanah, tetapi tetap saja lutut gadis itu terasa sakit dan ngilu.

"Nona, saya tinggal dulu. Berlututlah sampai Tuan Dave memaafkanmu." Alfred mewanti-wanti.

Amber hanya bisa mengangguk. Jika bukan karena terpaksa ia pasti sudah hengkang dari rumah yang lebih mirip neraka ini.

Alfred kembali menemui Dave, pria itu sangat menghormati Dave dan terlihat begitu takjim.

"Apalagi yang harus saya lakukan Tuan?"

"Tetap awasi dia, jangan sampai ada satu orang pun yang membiarkan dia berdiri ataupun menolongnya." Dave begitu kejam, sampai tak ada rasa belas kasihan sedikit pun pada Amber.

Alfred menelan salivanya. Sebenarnya ia tidak tega melihat Amber diperlakukan seperti itu oleh Dave, tapi apa boleh buat, ia juga terlalu takut untuk menentang majikannya itu.

Satu jam berlalu. Rasanya kedua kaki Amber mati rasa. Peluh bercucuran di pelipis gadis itu. Matahari sudah tenggelam menuju peraduannya sedari tadi. Amber masih berlutut di taman belakang. Ia tidak tahu kapan penderitanya ini akan berakhir.

"Bajingan sialan! Dasar manusia terkutuk!" Amber tak henti merutuk dalam hati meluapkan kekesalannya pada Dave.

Sementara lelaki yang ia umpat sedang mengawasinya dari balik jendela kamarnya. Seulas senyum tipis tersemat di bibirnya. Ia senang karena gadis itu terlihat sangat menderita. Salah siapa percaya pada rumor menyebalkan itu.

DUAARRR...!!!

Tiba-tiba saja petir menyambar dan hujan turun seketika tanpa memberi jeda. Dave terkejut. Saat ini memang memasuki musim penghujan tapi tidak biasanya hujan deras tiba-tiba turun tanpa menunjukkan tanda sebelumnya.

Di bawah sana, tubuh Amber menggigil kedinginan. Rasa sakit dan dingin telah membuat tubuhnya benar-benar mati rasa.

"Dave sialan! Sampai kapan aku harus berlutut di sini?" Amber berteriak dalam hujan. Tidak mungkin terdengar karena suaranya tersamarkan oleh bunyi angin dan derasnya hujan.

Dari kejauhan Alfred menatap iba pada Amber. Jika tidak takut pada Dave, ia mungkin sudah berlari dan membawa gadis itu masuk ke dalam rumah.

"Pria kejam, tidak punya hati! Pergilah kau ke neraka!" teriak Amber dengan keras, lagi-lagi mengutuk Dave. Ia mendongak sambil memejamkan matanya menahan derasnya tetesan air hujan yang terasa perih menghantam wajahnya.

"Siapa yang kamu suruh pergi ke neraka?" Suara bariton itu terdengar jelas. Mengalahkan suara derasnya hujan.

"Dave?!"

Bab terkait

  • Hasrat Liar Hot Duda   Apa Kamu Ingin Menggodaku?

    Amber membuka matanya. Ia terlonjak kaget saat melihat sosok pria yang baru saja ia kutuk. Gadis itu mengatupkan bibirnya. Sesekali matanya mengerjap tertimpa air hujan. "Dave?!" Amber ketakutan. Beberapa detik kemudian tubuhnya terasa ringan melayang dan hangat. Saat ini ia berada dalam dekapan Dave yang menggendongnya masuk ke dalam rumah. Amber tak sanggup berkata apa-apa lagi saat Dave membawanya masuk ke dalam kamar. "Air hangatnya sudah siap, Tuan." Seorang pelayan menunggu di depan pintu kamar mandi. "Bagus, bantu Nona Amber membersihkan diri." Dave masuk ke dalam kamar mandi dan menurunkan tubuh Amber di tepi bathtub berisi air hangat. Amber masih terdiam. Ia masih syok dengan sikap berbeda seratus delapan puluh derajat yang ditunjukkan Dave setelah dia menindasnya sebelum ini. "Bersihkan dirimu setelah itu turun dan temani aku makan malam." Dave berkata sebelum pergi. Amber hanya mengangguk dan menatap kepergian Dave dengan bingung. Tadi adalah kali pertama meli

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Hasrat Liar Hot Duda   Apa Perlu Aku Bercinta di Depan Kalian?

    Suara kicau burung membangunkan Amber dari tidurnya yang nyenyak. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali menghalau silaunya matahari yang menerobos masuk melalui celah gordeng.Amber memijat kepalanya yang terasa pening. Ia heran kenapa ia bisa berada di tempat tidur. Padahal ingatan terakhir yang berada di otaknya adalah dia sedang berendam di dalam bathtub tadi malam."Kenapa aku bisa ada di sini? Dan siapa yang memakaikan pakaian tidur ini?" Amber meraba gaun tidur berwarna peach yang ia kenakan saat itu."Selamat Pagi Nona." Suara Alfred yang baru masuk mengejutkan Amber. "Pagi Alfred!" Amber bangun dan duduk di tepian tempat tidur. "Nana apa Anda sudah merasa lebih baik?" tanya Alfred membuat Amber mengerutkan keningnya. "Memangnya aku kenapa?""Anda pingsan Nona. Beruntung Tuan Dave segera mengeluarkan Nona dari bathtub. Dan semalaman Anda demam sampai Tuan Dave merawat Anda dengan telaten," jawab Alfred. "A—apa benar begitu?" Amber terbengong. Jadi Dave merawatnya? "Iya No

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Hasrat Liar Hot Duda   Aku Bukan Pelacur

    "Dave apa benar ka—kamu tidak suka perempuan?" Dengan sangat hati-hati Amber bertanya. "Itu lagi yang kamu tanyakan? Apa kamu masih meragukanku Amber?" Kemarahan makin terlihat di wajah tampan Dave. "Bu—bukan maksudku begitu." Tubuh Amber gemetar ketakutan saat Dave kembali mendekat. Cup. Satu kecupan kasar Amber rasakan di bibirnya. Dave menjarah bibirnya dengan rakus. Tak ada kelembutan di sana. Amber terpaku. Tak berani melawan. Hanya kedua tangannya yang berusaha menahan dada bidang Dave. Bibir Amber sudah terasa kebas dan bengkak saat akhirnya Dave melepaskan tautannya. Amber tertunduk. Dave begitu mengerikan. Apakah ia akan sanggup bertahan hidup dengan pria seperti dia? "Apa itu masih membuatmu ragu, Amber? Kalau memang kamu masih ragu, aku akan melakukan hal yang lebih gila lagi padamu." Dave menyeringai tipis tapi begitu mengerikan di mata Amber. "Tidak... tidak... aku percaya Dave." Amber menggeleng dengan cepat. Raut ketakutan masih tergambar jelas di ma

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Hasrat Liar Hot Duda   Penari Striptis

    "Pertunangan kita batal Amber, aku tidak sudi menikah dengan wanita miskin sepertimu," ucap Jeff dengan menyakitkan. Pria tampan di depan Amber itu nyaris tanpa beban saat mengatakan hal itu. Wajahnya terlihat datar dan tak peduli pada Amber yang kini mendapat tatapan penuh cemooh dari orang-orang yang ada di pesta ulang tahun Jeff saat itu. "Tapi Jeff..." Amber berusaha menahan jatuhnya air mata yang sudah bergelayut di pelupuk matanya. "Tidak ada kata tapi, Amber. Keputusanku sudah aku pikirkan baik-baik dan keluargaku juga sudah setuju. Memangnya hal baik apa yang bisa kamu banggakan di depanku sekarang? Perusahaan keluargamu bangkrut dan kamu sudah tidak punya apa-apa lagi. Apa berniat memanfaatkanku untuk membayar semua hutang-hutang ayahmu, hah?" Jeff menatap kesal ke arah Amber. Amber menggigit bibirnya. Jeff sudah keterlaluan. Keluarganya memang terlilit hutang tapi ia tidak pernah berpikir untuk memanfaatkan Jeff sama sekali. "Satu juta dolar itu jumlah yang sangat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Hasrat Liar Hot Duda   Pria Menyebalkan

    "Nona, cepatlah, jangan sampai Tuan Dave menunggu terlalu lama." Seorang lelaki yang menjemput Amber melayangkan tatapan dinginnya pada gadis yang masih memeluk tubuh ibunya itu. "Amber pergi dulu ya Bu, secepatnya akan Amber kasih kabar ke Ibu." Amber dengan terpaksa mengurai pelukannya dan menatap sendu wajah ibunya yang menyimpan kesedihan. "Selalu berhati-hati ya Nak. Semoga Tuhan melindungi dimanapun kamu berada." Sepasang tangan keriput itu membingkai wajah kecil Amber yang berurai air mata. Tak ada lagi kata yang keluar dari mulut Amber. Ia hanya bisa melambaikan tangannya ke arah ibunya yang masih bediri di teras rumah untuk menyaksikan mobil mewah itu membawanya pergi. Mobil yang membawa Amber tiba di sebuah rumah mewah bergaya Eropa yang semalam ia datangi. Ia memutuskan untuk menerima tawaran Dave untuk menjadi pelayan sekaligus kekasih gelapnya. "Silakan masuk Nona." Seorang pelayan menyambut kedatangannya. Dengan langkah sedikit ragu, Amber melangkahkan kaki m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24

Bab terbaru

  • Hasrat Liar Hot Duda   Aku Bukan Pelacur

    "Dave apa benar ka—kamu tidak suka perempuan?" Dengan sangat hati-hati Amber bertanya. "Itu lagi yang kamu tanyakan? Apa kamu masih meragukanku Amber?" Kemarahan makin terlihat di wajah tampan Dave. "Bu—bukan maksudku begitu." Tubuh Amber gemetar ketakutan saat Dave kembali mendekat. Cup. Satu kecupan kasar Amber rasakan di bibirnya. Dave menjarah bibirnya dengan rakus. Tak ada kelembutan di sana. Amber terpaku. Tak berani melawan. Hanya kedua tangannya yang berusaha menahan dada bidang Dave. Bibir Amber sudah terasa kebas dan bengkak saat akhirnya Dave melepaskan tautannya. Amber tertunduk. Dave begitu mengerikan. Apakah ia akan sanggup bertahan hidup dengan pria seperti dia? "Apa itu masih membuatmu ragu, Amber? Kalau memang kamu masih ragu, aku akan melakukan hal yang lebih gila lagi padamu." Dave menyeringai tipis tapi begitu mengerikan di mata Amber. "Tidak... tidak... aku percaya Dave." Amber menggeleng dengan cepat. Raut ketakutan masih tergambar jelas di ma

  • Hasrat Liar Hot Duda   Apa Perlu Aku Bercinta di Depan Kalian?

    Suara kicau burung membangunkan Amber dari tidurnya yang nyenyak. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali menghalau silaunya matahari yang menerobos masuk melalui celah gordeng.Amber memijat kepalanya yang terasa pening. Ia heran kenapa ia bisa berada di tempat tidur. Padahal ingatan terakhir yang berada di otaknya adalah dia sedang berendam di dalam bathtub tadi malam."Kenapa aku bisa ada di sini? Dan siapa yang memakaikan pakaian tidur ini?" Amber meraba gaun tidur berwarna peach yang ia kenakan saat itu."Selamat Pagi Nona." Suara Alfred yang baru masuk mengejutkan Amber. "Pagi Alfred!" Amber bangun dan duduk di tepian tempat tidur. "Nana apa Anda sudah merasa lebih baik?" tanya Alfred membuat Amber mengerutkan keningnya. "Memangnya aku kenapa?""Anda pingsan Nona. Beruntung Tuan Dave segera mengeluarkan Nona dari bathtub. Dan semalaman Anda demam sampai Tuan Dave merawat Anda dengan telaten," jawab Alfred. "A—apa benar begitu?" Amber terbengong. Jadi Dave merawatnya? "Iya No

  • Hasrat Liar Hot Duda   Apa Kamu Ingin Menggodaku?

    Amber membuka matanya. Ia terlonjak kaget saat melihat sosok pria yang baru saja ia kutuk. Gadis itu mengatupkan bibirnya. Sesekali matanya mengerjap tertimpa air hujan. "Dave?!" Amber ketakutan. Beberapa detik kemudian tubuhnya terasa ringan melayang dan hangat. Saat ini ia berada dalam dekapan Dave yang menggendongnya masuk ke dalam rumah. Amber tak sanggup berkata apa-apa lagi saat Dave membawanya masuk ke dalam kamar. "Air hangatnya sudah siap, Tuan." Seorang pelayan menunggu di depan pintu kamar mandi. "Bagus, bantu Nona Amber membersihkan diri." Dave masuk ke dalam kamar mandi dan menurunkan tubuh Amber di tepi bathtub berisi air hangat. Amber masih terdiam. Ia masih syok dengan sikap berbeda seratus delapan puluh derajat yang ditunjukkan Dave setelah dia menindasnya sebelum ini. "Bersihkan dirimu setelah itu turun dan temani aku makan malam." Dave berkata sebelum pergi. Amber hanya mengangguk dan menatap kepergian Dave dengan bingung. Tadi adalah kali pertama meli

  • Hasrat Liar Hot Duda   Mendadak Nikah

    Amber melongo saat Dave mengajaknya pergi ke kantor catatan sipil. "Kita akan menikah." Begitu kata Dave saat Amber bertanya. Ini gila. Apa dia kira menikah adalah hal yang bisa dilakukan dadakan seperti ini? "Tidak Tuan Dave yang terhormat, perjanjian kita hanya sebatas menjadi menjadi kekasih pura-pura. Bukan untuk menikah seperti ini." Amber menghentikan laju langkahnya. Gadis itu memasang wajah marah. "Oh, ayolah Amber,. pernikahan inipun hanya pura-pura. Kalau bukan karena terpaksa akupun tidak ingin menikah denganmu." Dave memutar bola matanya. "Tapi Tuan..." Amber kehabisan kata-kata untuk membantah Dave. "Jangan membantah Amber aku sudah membayarmu dengan sangat mahal. Satu juta dolar sudah lebih dari cukup untuk melakukan sandiwara ini." Dave kini memutar badannya menatap Amber yang masih belum terima dengan permintaan Dave tersebut. Amber mengerutkan keningnya. Dave sudah gila. Seburuk apapun, dia tidak pernah berpikir untuk menjadikan pernikahan sebagai sebuah

  • Hasrat Liar Hot Duda   Pria Menyebalkan

    "Nona, cepatlah, jangan sampai Tuan Dave menunggu terlalu lama." Seorang lelaki yang menjemput Amber melayangkan tatapan dinginnya pada gadis yang masih memeluk tubuh ibunya itu. "Amber pergi dulu ya Bu, secepatnya akan Amber kasih kabar ke Ibu." Amber dengan terpaksa mengurai pelukannya dan menatap sendu wajah ibunya yang menyimpan kesedihan. "Selalu berhati-hati ya Nak. Semoga Tuhan melindungi dimanapun kamu berada." Sepasang tangan keriput itu membingkai wajah kecil Amber yang berurai air mata. Tak ada lagi kata yang keluar dari mulut Amber. Ia hanya bisa melambaikan tangannya ke arah ibunya yang masih bediri di teras rumah untuk menyaksikan mobil mewah itu membawanya pergi. Mobil yang membawa Amber tiba di sebuah rumah mewah bergaya Eropa yang semalam ia datangi. Ia memutuskan untuk menerima tawaran Dave untuk menjadi pelayan sekaligus kekasih gelapnya. "Silakan masuk Nona." Seorang pelayan menyambut kedatangannya. Dengan langkah sedikit ragu, Amber melangkahkan kaki m

  • Hasrat Liar Hot Duda   Penari Striptis

    "Pertunangan kita batal Amber, aku tidak sudi menikah dengan wanita miskin sepertimu," ucap Jeff dengan menyakitkan. Pria tampan di depan Amber itu nyaris tanpa beban saat mengatakan hal itu. Wajahnya terlihat datar dan tak peduli pada Amber yang kini mendapat tatapan penuh cemooh dari orang-orang yang ada di pesta ulang tahun Jeff saat itu. "Tapi Jeff..." Amber berusaha menahan jatuhnya air mata yang sudah bergelayut di pelupuk matanya. "Tidak ada kata tapi, Amber. Keputusanku sudah aku pikirkan baik-baik dan keluargaku juga sudah setuju. Memangnya hal baik apa yang bisa kamu banggakan di depanku sekarang? Perusahaan keluargamu bangkrut dan kamu sudah tidak punya apa-apa lagi. Apa berniat memanfaatkanku untuk membayar semua hutang-hutang ayahmu, hah?" Jeff menatap kesal ke arah Amber. Amber menggigit bibirnya. Jeff sudah keterlaluan. Keluarganya memang terlilit hutang tapi ia tidak pernah berpikir untuk memanfaatkan Jeff sama sekali. "Satu juta dolar itu jumlah yang sangat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status