Begitu Justin melihat anting-anting itu, amarahnya seketika mereda. Dia menatap Stevi dengan tatapan tidak berdaya dan berkata, "Kak Stevi, ternyata kamu sendiri yang nggak sengaja menjatuhkan anting-antingmu ke dalam sepatumu. Lain kali, kamu harus berhati-hati!"Stevi melihat anting-anting di tangan dokter itu dan menggeleng dengan sedih sambil berkata, "Bukan! Anting-anting itu bukan milikku. Aku nggak pernah memakai anting-anting seperti itu ....""Kak Stevi, anting-anting ini bukan milikmu?" Justin tiba-tiba menjadi waspada. "Jangan-jangan ada orang yang sengaja memasukkan anting-anting ini di sepatumu? Di sini, ada orang yang mau mencelakaimu!"Ucapan ini membuat semua orang di tempat menjadi lebih tersadar.Mereka sudah berteman sejak kecil, keluarga mereka juga berhubungan dekat. Siapa yang akan menyakiti teman sendiri dengan cara seperti ini?Ucapan Justin membuat Stevi tercengang. Kemudian, dia seperti menyadari sesuatu. Dengan ekspresi tidak percaya, dia langsung menatap ke
Ucapan Stevi jelas-jelas sedang menyuruh Agam untuk memilih satu pihak.Derry dan yang lainnya juga menatap ke arah Agam, tidak tahu bagaimana dia akan menyelesaikan pertentangan antara istri dan temannya ....Tidak ada emosi yang terlihat dari wajah Agam. Dia berkata dengan suara rendah, "Ya, aku tahu, kamu nggak akan menuduh orang lain tanpa alasan."Arti ucapan ini sangat jelas, artinya dia memihak pada Stevi.Mendengar ucapan Agam, Pamela merasa agak kecewa. Dia diam-diam menurunkan tatapannya sambil tersenyum dengan sinis.Di tempat ini, tidak ada satu pun orang yang memihak padanya. Jadi, wajar saja jika semua orang tidak memercayai ucapannya.Namun, selama masa kerja sama antara dia dengan Agam, mereka juga termasuk sudah mengalami banyak hal bersama, mereka bahkan sudah bermalaman bersama ....Pada saat ini, pria yang dia selamatkan dengan mengorbankan dirinya sendiri langsung memihak pada orang lain tanpa berpikir sama sekali, sungguh mengecewakan.Kepercayaan adalah hal yang
Pamela terkejut. Dia mengedipkan kedua matanya dan menatap Agam dengan matanya yang cerah ....Agam memercayainya?Stevi mengernyit. Dia benar-benar tidak mengerti. "Agam, bukankah tadi kamu bilang kamu percaya aku nggak akan menuduh dia tanpa alasan? Kenapa sekarang ucapanmu berubah?" tanya Stevi.Dengan ekspresi datar, Agam berkata, "Aku percaya kamu nggak akan menuduh dia tanpa alasan, jadi aku meminta agar kamu menjelaskan alasan apa yang menyebabkan kamu sengaja merancang hal ini untuk menuduh istriku seperti ini."Ternyata, ucapan Agam tadi tidak bermaksud untuk memihak pada Stevi, melainkan memiliki arti seperti ini!Selain itu, Agam berkata bahwa Stevi merancang hal ini untuk menuduh Pamela, artinya Agam menyalahkan Stevi!Pada saat ini, Stevi merasa panik. Dia mulai memanfaatkan faktor pertemanan mereka. "Agam, kita sudah kenal begitu lama. Kamu masih belum mengerti sifatku? Kenapa kamu bisa mencurigaiku seperti ini?"Namun, Agam tidak goyah, dia berkata, "Waktu bukanlah stand
Agam langsung menjawab, "Dia nggak perlu membuktikan apa pun padamu."Dengan ekspresi tidak percaya, Stevi berkata, "Agam, kenapa kamu menjadi seperti ini? Sebelumnya, kamu nggak begini! Baru berapa lama, tapi kamu sudah dibutakan oleh seorang wanita hingga kamu nggak bisa membedakan benar dari salah lagi?"Agam tidak lagi menghiraukan Stevi, dia terus berjalan keluar sambil menggenggam tangan Pamela ....Namun, Pamela malah tiba-tiba melepaskan pegangan tangan Agam. Dia berbalik dan berkata, "Nona Stevi, kalau aku bisa membuktikan bahwa anting-anting itu bukan milikku, bagaimana kamu akan mengakui kesalahanmu dan meminta maaf padaku?"Stevi tercengang sesaat, lalu berkata dengan sangat yakin, "Asalkan kamu bisa membuktikan bahwa anting-anting ini bukan milikmu, aku akan meminta maaf padamu."Dengan alis terangkat, Pamela berkata, "Nggak cukup. Kalau aku berhasil membuktikannya, Nona Stevi harus bayar tagihan traktiranku hari ini! Bagaimanapun, kita nggak boleh asal menuduh orang lain,
Oleh karena itu, Stevi hanya bisa tersenyum dengan lembut dan berkata, "Pamela, maaf, ya. Ternyata aku salah paham! Kenapa kamu nggak bilang dari awal kalau kamu alergi? Kalau kamu dari tadi sudah bilang, aku juga nggak akan salah paham!"Dengan alis terangkat, Pamela berkata, "Kesalahpahaman yang Nona Stevi ucapkan dengan gampang hampir membuatku menjadi pelaku yang dikritik semua orang. Sekarang, kamu malah menyalahkanku karena aku nggak membuktikan kebenaranku sejak awal?"Senyuman Stevi menjadi kaku. "Emm ... Pamela, maksudku bukan begitu ...."Pamela tersenyum dan berkata, "Nona Stevi, aku nggak peduli apa maksudmu. Tapi, jangan lupa, kamu harus membayar semua tagihan hari ini!"Sekesal apa pun Stevi, dia juga hanya bisa menganggukkan kepalanya dan berkata, "Ya. Pamela, tenang saja, aku yang salah, aku akan menerima hukumanku. Hari ini, biar aku yang traktir, anggap saja sebagai permintaan maafku padamu."Pamela masih ingin mengucapkan sesuatu, tetapi tubuhnya tiba-tiba ditarik ol
Justin memberi tahu Stevi tentang waktu itu Pamela menolong dirinya di Manor Sinar Rembulan.Stevi masih tidak mengerti. "Jadi, hanya karena Pamela membantumu memenangkan game saja, kamu mau mengkhianati kakak kandungmu?"Justin menggelengkan kepalanya. "Bukan begitu, aku nggak akan mengkhianatimu! Aku hanya merasa Pamela bukanlah orang jahat ....""Justin, kamu sungguh membuatku kecewa!" Stevi berdiri, lalu berjalan keluar dengan tertatih-tatih ....Justin berdiri di tempat untuk berpikir sangat lama sambil mengerutkan kening....Di bawah payung.Pamela duduk di pangkuan Agam, sedangkan Agam sedang mengoleskan obat pada Pamela secara paksa.Dokter di arena pacuan kuda berdiri di samping sambil memegang obat dan menunjukkan ekspresi takut.Tangan pria yang besar itu memegang cotton bud medis, lalu mencelupkan ke dalam obat, baru mengoleskannya ke belakang telinga Pamela yang sudah biruan. Kemudian, meraih tangannya untuk mengoles obat di telapak tangannya yang ada ruam.Pamela merasa
Adsila menganggukkan kepalanya dengan senyum. "Sudah, kok! Paman, kamu nggak usah urus aku, aku sudah makan, kok!"Agam menyipitkan matanya dengan tidak senang. "Jadi, ngapain kamu masih di sini?"Adsila terdiam sejenak, lalu tertawa. "Paman, aku sudah mengerti, aku nggak akan jadi nyamuk lagi! Aku pergi dulu, aku mau lihat kudaku sudah besar belum!"Pamela, "..."Setelah melihat Adsila pergi, Agam baru menyuapi Pamela lagi.Pamela menundukkan kepalanya untuk melihat bubur itu, lalu melihat Agam sambil mengerutkan alis. "Paman, apa kita perlu akting begitu mesra di depan Adsila?"Pamela mengira dirinya sedang akting?Tatapan Agam menjadi dingin, bahkan rasa lembut yang jarang ditunjukkan pun hilang. "Makan buburmu!"Pamela yang tiba-tiba dimarahi terpaksa memakan bubur, juga diam-diam memarahi Agam terlalu aneh, karena memiliki emosinya yang tak stabil!Ketika sedang memakan bubur, Pamela mendengar suara Agam memanggil namanya dengan serius."Pamela.""Ya?" Pamela melihatnya untuk menu
Pamela tercengang, lalu melipat tangannya dengan santai sambil menatap Justin dengan tatapan menghina. "Em? Tuan Muda Justin, apa yang mau kamu lakukan?"Wajah Justin menjadi merah, seperti sedang mengatakan sesuatu yang sulit dirinya katakan. Di antara alisnya menunjukkan impulsif seorang pemuda. Setelah diam setengah menit, dia baru berkata, "Pamela, aku mau mengejarmu!"Pamela terlihat sangat tenang, dia hanya mengangkat alisnya sambil menatap Justin dari atas ke bawah. "Apa kamu sudah dewasa?"Justin mengangkat dagunya dengan bangga. "Enam bulan lagi, aku sudah berusia 18 tahun."Pamela menguap dengan malas. "Tunggu kamu sudah dewasa, baru mencariku!"Selesai berbicara, Pamela hendak pergi, tampaknya dia tidak tertarik untuk membicarakan topik ini lagi ....Justin malah mengadangnya dengan tangan agar Pamela tidak bisa keluar!Justin berkata dengan ekspresi serius, "Pamela, kamu jangan suka pada Kak Agam, kembalikan dia pada kakakku! Kalau kamu suka pria kaya, kamu bisa bersamaku.