Share

Bab 143

Jovita menengadahkan kepalanya sambil menangis, lalu berkata dengan sedih, "Pamela, aku sangat baik padamu! Aku berniat baik membiarkanmu menjadi asistenku, bahkan duluan membayar gaji 20 juta untukmu. Kalau kamu jadi asisten orang lain, mana ada gaji setinggi ini! Tapi kenapa kamu mau mencelakaiku? Huhuhu ...."

Wulan segera membujuk putrinya, "Jovita, jangan nangis lagi! Ayahmu dan aku tahu kamu sedih! Aduh, adikmu hanya iri padamu, jadi merusak kariermu. Tapi kita adalah sekeluarga, kamu anggap saja dia ceroboh, jangan keberatan padanya lagi!"

Perkataan itu membuat Darius makin sakit hati, bahkan melihat Pamela dengan tatapan marah dan kecewa. "Lihatlah! Lihatlah, betapa baiknya Tante Wulan padamu, masalah sudah begini, tapi dia masih membujuk kakakmu untuk jangan keberatan denganmu! Bagaimana denganmu?"

Pamela mencibir. "Hmm ...."

Darius mengangkat tinggi sapunya, lalu ingin memukulnya, tapi seolah-olah teringat sesuatu yang dicemaskan, jadi dia tidak berani memukulnya. Hanya bisa m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Just Rara
licik sekali wulan dan jovita
goodnovel comment avatar
Baroroh
ceritanya mbulet gak selesai selesai
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status