Home / Horor / Hamil Anak Genderuwo / Bab 92 Kepergian Bapak

Share

Bab 92 Kepergian Bapak

Author: Rainie
last update Last Updated: 2023-09-23 07:00:40

"To-tolong bapak, n-nak!" Suara Pak Bane terdengar berat, yang membuat Esmeralda semakin panik.

Wanita itu berusaha dengan keras melepaskan tangan Bu Aurora yang diduga kerasukan, dari leher bapak mertuanya itu. Tapi tangan yang terlihat kecil itu, memiliki kekuatan yang tidak lazim.

"Pak! Aku tidak bisa melepaskan tangan ibu dari leher bapak. Apa yang harus aku lakukan?" Esmeralda mulai merasa sedikit putus asa dengan apa yang terjadi. Terlebih lagi saat ia melihat wajah bapak mertuanya yang telah membiru.

Saat Esmeralda mulai ingin menyerah, pandangannya menemukan sebuah kotak tisu yang terbuat dari kayu, yang berada di dashboard mobilnya. Ia meraih benda itu, dan memukulkan kepala ibu mertuanya secara beberapa kali, hingga menyebabkan wanita tua itu pingsan.

Diliriknya bapak mertuanya yang sudah terlihat lemas.

Esmeralda gegas kembali menyalakan mesin mobilnya. Ia tancap gas menuju ke rumah sakit terdekat, tempat di mana bapaknya diraw
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 93 Ibu Mertua Sakit

    Sentuhan tangan lembut menyentuh bahu Esmeralda yang segera menoleh. Ia melihat wanita tua yang akrab ia sapa dengan panggilan "Ibu", entah sejak kapan telah berdiri di belakangnya dengan raut wajah yang penuh dengan kesedihan. Seolah ia tidak mampu lagi untuk menyembunyikan perasaan sedih itu, hingga airmatanya mengalir keluar membasahi pipinya."Bapak di mana, Bu?" tanya Esmeralda dengan penasaran. Ia menatap wajah ibunya yang segera mengusap lembut bulir airmata yang kembali akan mengalir."Bapakmu sudah dipindahkan ke ruang jenazah, nak," jawab wanita tua itu dengan lirih.Esmeralda tak mengucapkan sepatah kata pun lagi dari bibirnya. Ia gegas pergi dari hadapan wanita tua itu, menuju ke ruang jenazah, ruangan di mana ia bisa melihat bapaknya untuk kali terakhir.Esmeralda termangu selama beberapa saat di depan pintu ruang jenazah.Meskipun awalnya ia sempat ragu, pada akhirnya ia memutuskan untuk membuka pintu, dan masuk ke dalamnya.

    Last Updated : 2023-09-26
  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 94 Pengobatan Ibu Mertua

    "kkhh...." Esmeralda mencoba melepaskan tangan itu yang terlalu kuat mencengkramnya, hingga membuat ia tidak bisa bernafas.Beberapa suster yang melihat hal itu pun berupaya untuk membantu Esmeralda. Tapi tangan ibu mertuanya sangat kuat. Sehingga salah seorang suster di rumah sakit itu berinisiatif untuk memberikan obat penenang lewat suntikan, yang membuat cengkraman Bu Aurora melemah.Wanita tua itu pun kembali tertidur di atas ranjang rumah sakit."Bu, sepertinya pasien ini kerasukan. Dia harus ditangani dengan orang yang tepat," ujar salah seorang perawat yang baru saja menyelesaikan masalah yang serius.Esmeralda terdiam selama beberapa saat, menatap wajah ibu mertuanya yang telah tertidur dengan lelap, seperti sebelumnya tidak pernah terjadi apa-apa.Para suster yang berada di ruangan itu pun bergegas mengobati luka yang dialami ibu mertuanya. Beberapa perawat lain mengikat tubuh Bu Aurora dengan menggunakan kain. Mereka takut, wanita tua itu akan kembali berulah saat mengamuk.

    Last Updated : 2023-09-27
  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 95 Sosok Itu Menghantui Ibu

    Srasshhh!Suara shower air yang menyala, mengalirkan air hangat ke tubuh wanita yang telah menampakkan banyak kerutan itu.Dia terlihat sangat menikmati setiap pancuran air yang mengenai tubuh telanjangnya, terlebih lagi setelah ia merasakan lelah karena seharian berkutat di rumah, mengerjakan pekerjaan rumah tangga.Saat wanita tua itu hendak meraih sabun dengan kedua mata yang tertutup, tangannya tanpa sengaja menyentuh sesuatu yang berbulu. Ia pikir bahwa itu adalah handuknya. Jadi ia mengabaikan hal itu, dan kembali mencari sabun yang ia letakkan di tempat sabun yang tetempel di dinding kamar mandi.Wanita tua itu pun membersihkan seluruh tubuhnya dengan menggunakan sabun, lalu membilasnya sampai bersih.Selesai mandi, ia mematikan shower yang terus memancur, lalu melangkah keluar dari tabung kaca tempat ia mandi.Bu Melisa termenung selama beberapa saat lamanya memandangi handuk yang tergantung di dekat bathtub, yang jaraknya cukup jauh dari tempat ia mandi.Ia berpikir dengan se

    Last Updated : 2023-09-30
  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 96 Ibu Mulai Berhalusinasi

    "Bu? Ibu kenapa?" Raut wajah Esmeralda mulai berubah menjadi panik, yang membuat Franky mengerutkan kedua alisnya.Tak ada jawaban dari wanita tua yang berada di seberang telpon itu."Halo? Bu? Apa yang terjadi?" tanyanya sekali lagi hendak memastikan.Tut Tut TutTiba-tiba saja panggilan terputus. Esmeralda mematung selama beberapa saat memandangi layar ponselnya."Ada apa?" tanya Franky yang mulai tampak penasaran. Ia memandangi wajah Esmeralda seolah ia tidak sabar menunggu jawaban dari wanita itu."Aku nggak tahu, mas. Tapi sepertinya ibu dalam bahaya," ucapnya dengan nada yang penuh dengan perasaan khawatir."Kita ke sana saja. Pastikan bahwa ibu kamu tidak kenapa-kenapa, dek," sahut Franky yang segera beranjak dari tempat duduknya, dan disusul oleh Esmeralda dengan langkah yang bergegas.Setelah berjalan beberapa menit, keduanya telah tiba di halaman rumah Esmeralda yang memang jaraknya tidak terlalu jauh dari taman.Esmeralda gegas membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci. Pa

    Last Updated : 2023-10-05
  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 97 Membawa Ibu ke RSJ

    Franky berkeringat. Ia mulai kewalahan menahan tangan Bu Melisa."Dek, cepat lari dari sini!" Ucapan lelaki itu mulai terdengar berat.Esmeralda tidak bergerak sama sekali. Ia merintih menahan rasa sakit sambil memegangi perutnya."Aku nggak bisa bangun, mas. Perutku sakit banget," ucapnya dengan nada yang terdengar putus asa.Franky tidak menyahut. Ia sedang berjuang melawan Bu Melisa yang terlihat sangat ingin membunuh putrinya sendiri. Dengan segenap kekuatan yang telah dikumpulkan oleh Franky, lelaki itu pada akhirnya berhasil melumpuhkan Bu Melisa. Ia mengunci tangan wanita tua itu, hingga ia menjatuhkan pisaunya."Dek, kamu bisa bangun? Mas minta tolong ambilkan tali tambang itu," ucap lelaki itu sambil menunjuk menggunakan bibirnya, ke tempat di mana ia melihat seutas tali tergeletak di dekat dapur.Esmeralda tidak menyahut. Ia menatap ke arah yang telah ditunjuk oleh Franky. Dengan segenap kekuatannya yang tersisa, Esmeralda berusaha untuk bangkit, dan berjalan dengan langkah

    Last Updated : 2023-10-08
  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 98 Misteri Hilangnya Bapak Mertua

    "Jadi, saya harus bagaimana, pak?" tanya wanita itu dengan pancaran raut di wajahnya yang terlihat gelisah.Lelaki tua itu diam selama beberapa saat. Ia tampak berpikir sambil memegangi janggutnya yang sudah berwarna putih."Bawa saya menemui ibu mertuamu. Biar saya periksa ibu mertuamu secara langsung," ucapnya dengan penuh percaya diri.Esmeralda dan Franky saling menatap satu sama lain selama beberapa saat, seolah mereka memiliki pemikiran yang sama.Keduanya pun saling mengangguk, seperti mereka saling berbicara di dalam hati mereka."Baik, pak. Ikut kami," ucap Franky dengan nada bicara yang terdengar sangat lembut dan sopan. Ia memimpin jalan pada keduanya menuju ke mobil mereka yang terparkir tidak jauh dari rumah Pak Claude.Franky duduk di kursi kemudi, sementara Esmeralda duduk di kursi belakang, membiarkan Pak Tua itu duduk di sebelah Franky.Selama perjalanan menuju ke rumah Bu Aurora, tidak ada pembicaraan yang serius diantara mereka. Suasana senyap. Mereka seolah tenggel

    Last Updated : 2023-10-16
  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 99 Mencari Orang Pintar

    Esmeralda menggelengkan kepalanya sambil mengangkat sedikit bahunya, untuk memberitahukan pada Franky sebuah kode bahwa ia tidak tahu-menahu soal keberadaan bapak mertuanya.Di saat yang bersamaan, Pak Tua menghampiri ketiganya. Ia seolah mengetahui masalah yang sedang terjadi di antara mereka."Sepertinya suamimu dalam pengaruh jin jahat," ucap Pak Tua itu sambil meluruskan janggutnya yang berwarna putih.Ucapannya itu telah menyita perhatian dari ketiganya. Mereka menoleh, menatap lelaki tua itu yang tampak sedikit melengkungkan bibirnya, menunjukkan senyuman tipis di bibirnya yang tampak keriput dan pucat."Apa maksud bapak?" tanya Esmeralda hendak memastikan. Ia berjalan mendekat ke arah lelaki tua itu, yang balas menatap Esmeralda dengan tatapan yang serius."Kalian harus mencari orang pintar, untuk menemukan bapak mertuamu, sebelum semuanya terlambat," jawab lelaki tua itu memberikan peringatan dengan tegas."Apakah bapak tidak bisa membantu kami?" tanya Esmeralda lagi dengan ra

    Last Updated : 2023-10-17
  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 100 Ditemukannya Bapak Mertua

    Seorang laki-laki tua bertubuh kerdil dengan sebelah mata yang rata tertutup dengan kulit, keluar untuk menemui dua orang yang telah mengetuk pintu rumahnya.Esmeralda mengusap-usap lembut perutnya sambil berucap dalam hati, "amit-amit jabang bayi," sebanyak tiga kali.Entah mitos dari mana, ia sudah terlanjur percaya bahwa jika melihat sesuatu yang aneh harus mengucapkan kata itu, agar jabang bayi dalam kandungannya tidak lahir seperti apa yang dia lihat."Siapa kalian?" Suara lelaki kerdil itu bergetar, yang membuat dua orang itu tersentak."Mbah, saya Franky, dan ini teman saya Esmeralda," ucapnya memperkenalkan diri dengan suara yang sangat lembut dan sopan. Ia khawatir membuat lelaki kerdil itu tersinggung.Ia mendapatkan informasi dari temannya bahwa lelaki kerdil yang ia ketahui bernama Pak Dirot itu memiliki perawakan yang pemarah. Jika lelaki kerdil itu marah, ia bisa mengucapkan sumpah serapah yang sudah pasti akan benar-benar terjadi. Karena Pak Dirot, selain bisa meramal,

    Last Updated : 2023-10-23

Latest chapter

  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 125 Orangtua Asuh Xiena dan Xavier (Last)

    Melihat pemandangan di depannya, membuat Bu Layla berteriak dengan histeris. Wanita itu merangkak untuk menghampiri tubuh suaminya yang terlihat tidak berdaya. Pak Khaled batuk berdarah, yang membuat Bu Layla semakin panik. "Bu, cepat bawa Xiena dan Xavier keluar dari rumah ini. Ajak juga putri kita, " ucapnya dengan suara yang lirih. Lelaki tua itu tampak sekarat. "Tapi kami harus ke mana Pak? " tanya Bu Layla dengan panik. Belum sempat Pak Khaled menjawab pertanyaan istrinya, ia yang melihat Esmeralda berjalan maju ke arahnya, berusaha sekuat tenaga untuk kembali bangkit, melindungi anak dan istrinya. "Cepatlah pergi, bu! " ucapnya yang segera berdiri di hadapan Esmeralda. Sementara Pak Khaled mengalihkan perhatian hantu wanita itu, Bu Layla dan Camelia pergi meninggalkan kamar sambil membawa serta Xiena dan Xavier. Mereka berhasil keluar dari rumah itu. Sedangkan Pak Khaled mendapatkan serangan bertubi-tubi yang membuat lelaki tua itu semakin tidak berdaya. Pak Khaled yan

  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 124 Esmeralda Pulang

    "Bu, coba lihat siapa yang datang? " ucap Pak Khaled memberikan perintah. Bu Layla tidak menyahut. Ia segera beranjak dari tempat duduk nya menuju ke pintu depan. Saat ia membuka pintu dengan perlahan, ia membelalakkan kedua matanya karena terkejut. Ia hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Wanita yang berdiri di depan pintu dengan wajah yang pucat itu, benar-benar Esmeralda. Dia sudah pulang setelah hampir satu bulan menghilang tanpa jejak, dan juga tiada kabar. Bu Layla melongo. "Ini beneran kamu Esmeralda? " tanyanya hendak memastikan. Wanita itu diam. Bibirnya mengatup rapat. Pandangannya kosong. Ia tidak menyahut pertanyaan yang telah diajukan oleh Bu Layla. Tatapan matanya terlihat kosong. Ia berjalan masuk ke dalam, melewati Bu Layla yang masih terbengong memandangi punggung Esmeralda yang semakin jauh dari hadapannya. wanita itu menuju ke kamar si kembar. Bu Layla yang tersadar dari lamunannya, bergegas masuk ke dalam rumah. Pak Khaled yang semula terlihat f

  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 123 Jasad Esmeralda tidak ditemukan

    Tok tok tokSuara ketukan nyaring telah menyita perhatian Pak Khaled, Bu Layla dan Camelia yang sedang bermain dengan Xavier dan Xiena di ruang keluarga. Ketiganya saling menatap satu sama lain selama beberapa saat. "Siapa ya yang datang? " tanya Pak Khaled yang terlihat penasaran. Camelia hanya angkat bahu, lalu kembali mengalihkan pandangannya menatap wajah Xavier dan Xiena. Bu Layla yang menyadari bahwa dirinya yang harus membukakan pintu, segera beranjak dari tempat ia duduk. "Biar ibu saja yang buka, " ucapnya yang melenggang pergi menuju ke pintu depan. Raut wajah Bu Layla berubah saat ia melihat seseorang yang berada di balik pintu, yang telah mengetuk pintu rumahnya adalah Pak Clint. Sebuah senyuman tampak tercetak dengan jelas di bibirnya. "Pak Clint? Ada apa ya? Tumben sore-sore datang bertamu? " tanya Bu Layla hendak memastikan. Pak Clint terdiam selama beberapa saat. Wajahnya tampak memperlihatkan raut kebingungan dan gelisah, membuat Bu Layla menyadari bahwa ada

  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 122 Kecelakaan Esmeralda

    Seluruh bulu kuduk nya mendadak merinding. Esmeralda cepat-cepat masuk ke dalam mobilnya, dan kembali mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah sakit yang sebelumnya telah di beritahukan oleh Bi Masha lewat pesan singkat di aplikasi hijau. Setibanya di rumah sakit, Esmeralda segera turun dari mobil. Ia keluar dari halaman parkir menuju ke lobby rumah sakit. Ia menemui resepsionis yang berjaga di sana. "Permisi, mbak. Saya mau menjenguk pasien atas nama Bu Aurora yang katanya sedang kritis, " ucap Esmeralda dengan raut wajahnya yang terlihat serius. "Oh, Bu Aurora ya? dia sudah dipindahkan ke rumah sakit umum Daerah yang ada di seberang sana, Bu! Keadaannya semakin parah. kedua matanya terus mengeluarkan darah. "Mendengar penjelasan dari petugas rumah sakit yang berjaga, membuat Esmeralda termangu selama beberapa saat lamanya. Lamunan Esmeralda terberai saat ia mendengar suara dering ponsel yang berbunyi keras dari dalam tasnya. "Baik, mbak. Terimakasih infony

  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 121 Panggilan dari Ibu Mertua

    Esmeralda melangkah dengan perasaan kecewa yang mendalam. Ia merasa patah hati setelah melakukan ritual sesajen itu, tapi tidak membuahkan hasil sama sekali. Tidak ada petunjuk atau tanda-tanda keberadaan bayi perempuannya. Bu Layla yang menyadari diamnya wanita itu, mengusap-usap dengan lembut bahunya seolah memberikan isyarat agar wanita itu tetap kuat dan bersabar. Kedatangan Mereka segera disambut oleh Camelia yang menghampiri mereka dengan raut wajah yang terlihat sangat antusias. "Bagaimana? Apakah Xiena sudah ditemukan? " tanyanya menyambar. Bu layla dan Pak Khaled saling menatap satu sama lain selama beberapa saat, lalu menggelengkan kepalanya dengan perlahan. Sementara Esmeralda hanya tertunduk dengan raut wajah yang murung. "Di mana Xavier, Mel? " tanya Bu Layla hendak memastikan. Ia merasa heran kenapa putrinya tidak bersama dengan bayi laki-laki itu. "Sehabis ku mandikan dan kuberi susu, dia tidur di kamar, " sahut Camelia menjelaskan. "Nduk, kamu kembali ke kamar s

  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 120 Ritual Persembahan Sajen

    Esmeralda tidak langsung menjawab. Ia terdiam selama beberapa saat lamanya. Wajahnya ia tundukkan dalam-dalam. Ia menarik nafas panjang, kemudian ia menghembuskan kembali secara perlahan. "Saya.... Dulunya menikah dengan orang sini, " ucap Esmeralda yang memulai ceritanya. Sementara Bu Layla dan Camelia tampak menyimak penuturan wanita itu. "Saya sempat tinggal di sini bersama dengan mantan suami saya. Ibu mertua saya kurang menyukai saya karena saya belum memiliki keturunan. Lalu saya tiba-tiba hamil. Tapi mantan suami saya malah menceraikan saya. Katanya dia mandul, bagaimana mungkin saya bisa hamil? Dia menuding saya selingkuh." Airmata kembali mengalir perlahan membasahi pipi Esmeralda. "Ya, saya merasakan ada yang aneh dengan kehamilan saya. Hanya beberapa bulan saja, tiba-tiba perut saya membesar, dan saya merasakan kontraksi yang hebat hingga saya tidak sadarkan diri. Saat saya terbangun, ibu mertua saya bilang bahwa bayi saya tidak selamat.""Lalu, apa yang terjadi? " tanya

  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 119 Jangan ambil Xiena!

    *Special Part*Dokter wanita itu tertegun selama beberapa saat. Dia melirik wajah Esmeralda yang balas menatapnya, sebelum pandangannya kembali beralih menatap wajah sang perawat. "Ada apa dengan bayi lelaki itu?" tanyanya hendak memastikan. Dokter wanita itu menyerahkan bayi perempuan yang sejak tadi berada di tangannya, pada sang ibu yang segera menampungnya. Dokter itu berjalan perlahan menghampiri sang perawat yang kembali menatap bayi lelaki yang tidak bergerak sama sekali. "Dia tidak menangis, dan juga tidak bergerak, dok. Apakah dia sudah meninggal?" Perawat itu menatap wajah dokter yang berdiri di hadapannya dengan perasaan khawatir. Dokter itu kemudian menggendong bayi laki-laki itu. Dan benar, ia tidak merasakan nafas bayi itu. Dia memijat perlahan dada bayi itu, memberikan pertolongan. dia pikir, bayi itu tersedak air ketuban. Setelah beberapa menit ia berusaha, tapi hasilnya nihil. dokter mulai berputus asa. Dia menarik nafas panjang, dan menghelanya dengan kasar. D

  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 118 Kelahiran Bayi Kembar

    Angin berembus dengan semilir. Pintu terbuka semakin lebar, yang membuat kedua mata Camelia dan Esmeralda terbelalak dengan lebar. Tak seorang pun yang berdiri di sana untuk membuka pintu. Padahal mereka sudah sangat yakin bahwa pintu kamar sudah ditutup dengan benar. Tidak mungkin terbuka oleh angin.Camelia dan Esmeralda saling menatap satu sama lain. Keduanya saling menelan ludah."Siapa yang membuka pintu itu? " Camelia menatap wajah Esmeralda dengan tatapan tajam.Wanita itu menggelengkan kepalanya dengan perlahan. "Mungkin tadi saat Pak Kyai Khaled keluar, dia tidak menutup pintu dengan rapat, jadi terbuka sedikit oleh angin, " Sahut Esmeralda berusaha menenangkan dirinya dan juga putri Pak Kyai yang hanya menganggukkan kepalanya, setuju dengan apa yang baru saja dikatakan oleh wanita itu."Ya, masuk akal juga, " Ucapnya dengan intonasi yang datar. Ia tersenyum kaku, berusaha menyamarkan perasaan takut yang sedang menguasai dirinya.Esmeralda balas tersenyum. "Biar aku tutup pin

  • Hamil Anak Genderuwo    Bab 117 Jangan Ganggu!

    Mendengar teriakan Camelia, perhatian Pak Kyai Khaled dan Bu Layla, segera tersita. Keduanya saling menatap satu sama lain selama beberapa saat, sebelum keduanya beranjak dari tempat mereka menuju ke dapur untuk melihat apa yang telah terjadi pada putri mereka.Keduanya tercengang saat melihat Camelia tergeletak di lantai dapur, dengan pecahan gelas yang sedikit basah.Mereka melangkah dengan hati- hati agar tidak terkena pecahan kaca, mendekati putri mereka yang tidak sadarkan diri."Nduk? " Pak kyai mengusap lembut wajah Camelia. Wanita itu sama sekali tidak merespon."Pak, kita bawa dia ke kamar saja, " Ucap Bu Layla dengan raut wajah yang penuh kekhawatiran.Sementara Pak kyai Khaled membopong tubuh putrinya, membawanya ke kamar, Bu Layla membereskan pecahan gelas."Apa yang telah dilihat putri kita, pak? Sampai dia tidak sadarkan diri seperti itu, " Ucap Bu Layla menatap wajah Pak kyai, setelah wanita itu masuk ke dalam kamar putrinya, dan duduk di sebelah suaminya."Entahlah, Bu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status